[Paula]
Sudah 2 hari aku merasa tidak enak badan dan meminta ijin kepada majikanku untuk beristirahat di kamar saja. Cuaca yang kurang bersahabat dan hujan yang terus menerus memuat daya tahan tubuhku berkurang. Aku cuma bisa berbaring di kamar dengan selimut tebal yang menyelimutiku. Sesekali, Ayu datang untuk melihat keadaanku dan mengantarkan makanan. Kedua majikanku terpaksa mengemudikan kendaraan sendiri untuk berangkat atau pulang syuting.
Malam itu hujan turun dengan derasnya. Ku lirik jam dinding di atas pintu kamarku sudah menunjukkan jam 01:45 pagi. Aku sendiri terjaga dari tidurku mungkin karena terlalu banyak istirahat. Jam segini Neng Ayu pasti sudah tidur lelap, pikirku.
Aku beranjak dari tempat tidur dan mengambil sebungkus rokok Djarum yang ada di mejaku. Kunyalakan sebatang rokok sambil melangkah ke pintu kamar. Ku buka pintu perlahan karena takut membangunkan Neng Ayu yang ada di sebelah kamarku. Aku pun duduk di kursi santai yang ada di depan kamar sambil menikmati rokok kesukaanku.
10 menit berlalu, sayup-sayup kudengar suara gerbang di depan rumah digeser.
Hmmm, majikanku baru pulang ternyata. Tapi aku tetap enggan beranjak ke depan. Ku lihat semua lampu di ruang utama dan dapur tidak menyala. Majikanku pasti tidak bisa melihat aku di sini.
Perlahan ku dengar pintu garasi dibuka dan suara Toyota Alphard masuk ke dalam dan berhenti. Tidak lama kemudian, kudengar lagi rolling door tertutup saat menyentuh lantai. Di rumah majikanku ini, pintu gerbang dan pintu garasi menggunakan sistem auto door yang bisa menutup sendiri setelah beberapa menit.
Saat itu hujan masih turun dengan derasnya. Aku pun sedikit menggigil karena dingin dan memang saat itu aku tidak mengenakan jaket. Kulihat rokok di jariku masih habis setengahnya. Ah sungguh sangat tanggung jika kubuang sekarang, pikirku. Dan kuhisap lagi dalam-dalam. Hmmm...nikmat sekali merokok di cuaca yang dingin seperti ini.
Hampir beberapa menit, akhirnya api di rokokku sudah hampir mendekati filternya. Kumatikan rokokku di asbak dan aku pun beranjak dari kursi untuk kembali ke kamarku. Saat ku pegang gagang pintu kamar, aku pun tersadar. Kog aku tidak mendengar kedua majikanku masuk ke dalam rumah? Aku membuka telingaku berusaha untuk mendengar suara atau langkah orang di dalam rumah. Walaupun saat itu hujan turun dengan sangat deras, pastilah aku masih bisa mendengar suara langkah kaki Nyonya yang selalu menggunakan high heels. Sepi sekali...,pikirku. Dimana mereka..? Aku pun penasaran. Kututup lagi pintu kamarku perlahan dan aku melangkah ke arah dapur. Ku lihat ke arah ruang utama, tidak ku lihat ada siapa-siapa di sana. Dapur di rumah majikanku ini didesign terhubung ke garasi. Aku pun berjalan perlahan ke arah pintu garasi itu. Mirip seorang detektif aku pun mengintip ke dalam garasi. Gelap sekali, ternyata lampu garasi tidak menyala. Tapi masih bisa ku lihat dari jauh mobil Alphard terpakir di baris ketiga setelah Toyota Harrier dan Honda CRV. Tapi kedua majikan ku tidak ada di garasi. Kemana perginya mereka. Seharusnya aku masih bisa melihat mereka melintas dari tempat aku merokok tadi.
Ku julurkan lagi kepalaku untuk melihat ke dalam garasi dan kupicingkan mataku dalam-dalam ke arah Toyota Alphard. Walaupun mataku sudah tua dan saat itu kondisi ruangan cukup gelap, tapi aku melihat sepertinya mobil itu bergoyang. Kukucek kucek mataku dan melihat lagi ke arah mobil itu, OMG...apakah seperti yang kubayangkan?? Mobil itu ternyata benar-benar bergoyang. Jantungku berdegup kencang seperti habis dikejar setan. Entah kenapa tiba-tiba otak mesum ku seperti terpancing. Mungkinkah....kedua majikanku sedang bercumbu di sana?...
Jujur saja, walaupun selama ini aku berusaha untuk mengalihkan pikiran negatifku pada Nyonya, tetap saja kelakilakian ku selalu bergolak setiap melihat Nyonya menggunakan legging ketat atau hot pants saat berada di rumah. Kakinya yang jenjang, pahanya yang berisi dan bokongnya yang padat selalu menjadi mimpi-mimpi kotorku. Kapan aku bisa melihat langsung paha Nyonya tanpa penutup sama sekali?? Ohhh..nikmat sekali rasanya seandainya bisa walaupun hanya melihat saja.
Mungkin ini adalah kesempatan yang diberikan oleh setan-setan yang selama ini mengerti pikiran yang ada di dalam kepalaku.
Ku beranikan diri berjalan jongkok mendekati mobil tersebut. Perlahan lahan aku mengendap-endap sampai di belakang mobil Toyota Harrier yang ada di depan mobil Alphard.
Kujulurkan kepala ku sedikit sambil melihat ke arah kursi yang paling depan. Tidak ada siapa-siapa di sana. Sayup-sayup kudengar suara wanita mendesah..Ohhh..ohh...hmmm...suara itu sangat ku kenal. Iya...itu suara Nyonya. Mendengar suara itu, kemaluanku di dalam celana pendek rombeng yang kupakai mulai mengeras. Ku keluarkan HP dari dalam saku celana ku. Ku tekan mode camera video dan ON kamera mulai di posisi record. Aku sangat ingin menemukan moment saat majikanku bercinta dan menjadikannya bahan pemuas nafsuku setiap hari. Sudah lama aku ingin mendapatkan kesempatan ini. Akhirnya setan pun mengabulkan permintaan ku, "pikirku.
Aku mulai merangkak perlahan lahan ke samping mobil Alphard. Sangat perlahan...karna aku tau resikonya apabila ketahuan oleh kedua majikanku. Pesangon pasti menanti. Tapi saat itu, keberanianku timbul. Aku seolah tak perduli apabila nanti aku dipecat atau diusir dari rumah ini. Yang penting aku bisa melihat "milik Nyonya" secara langsung walaupun sekali saja. Tidak mungkin ada kesempatan kedua.
Aku pun sudah berada persis di sebelah mobil Alphard. Dari tempat ku jongkok, aku bisa mendengar suara desahan Nyonya dengan sangat jelas. Ohhh...Mas Baim...hmm..oohh...
Ku arahkan kamera HP ku di sela-sela kaca samping dan aku mulai beranjak mengintip ke dalam mobil. Karna kondisi yang gelap, aku sedikit yakin kalau kedua majikanku tidak bisa melihat dengan jelas ke arah luar.
Pandangan di depan mataku membuat aku ternganga. Saat itu Nyonya hanya menggunakan kemeja putih dan celana dalam saja. Kedua kakinya terbuka lebar. Kepalanya menengadah ke atas seperti sangat menikmati permainan Baim Wong yang saat itu sedang menjilat payudaranya. Jemari tangan kanan Baim juga sedang mempermainkan kemaluannya di balik celana dalam.
Mas Baimmm...oowghhh enak banget Mas.
Sambil mendesah kulihat tangan kiri Paula mengocok-ngocok batang kemaluan Baim Wong yang sudah tegang. Kulihat milik Baim Wong mungkin hanya separuh besarnya dari kepunyaanku. Aku pun tersenyum sinis melihat kemaluan Juraganku ternyata hanya sekecil itu.
Tangan kiri Paula mengocok-ngocok kemaluan Baim dengan ganasnya. Kudengar Baim pun melenguh...Ohhh..Paula...pelan-pelan sayang.
Baim pun mencumbu leher putih Paula. Dijilatinya leher itu sampai ke telinga kanan. Saat bibir mereka bertemu, Paula langsung mengeluarkan lidahnya dan lidah Baim pun menyambut dengan rakusnya. Dengan sedikit kasar, Paula membalikan tubuh Baim untuk bersandar ke kursi dan ia pun duduk di atas pangkuan Baim.
Saat bibir meraka terlepas, Paula berkata; mau aku isep sayang?hmmpp...kedua tangannya tetap mengocok batang kemaluan Baim.
Baim pun tersenyum dan hanya menganggukan kepalanya.
Paula mulai menurunkan ciumannya ke dada dan perut Baim Wong. Ketika wajahnya tepat berada di depan kepala kemaluan itu, ditekannya tangan yang menggengam kemaluan itu dengan keras dan langsung ditelannya kemaluan itu masuk ke dalam mulutnya.
Baim pun tersentak...Oughhhhhh!! Pelan-pelan sayang...ouhhhh...
Paula menjilat dan menyedot kemaluan Baim dengan ganasnya. Ia seperti harimau yang sudah lama tidak diberi makan. Dilakukannya teknik deep throat seperti di film-film blue yang pernah ditontonnya.
Baim Wong tersentak sentak oleh apa yang dilakukan Paula. Damn...Paula...your mouth is really good...awesome. Baim Wong meracau sejadi-jadinya.
Aku pun terkesan dengan apa yang dilakukan Paula. Tak bisa kubanyangkan seandainya kemaluanku yang diperlakukan seperti itu. Tangan kananku yang memegang HP sampai gemetar. Keringat dingin mulai membasahi tubuhku. Berapa banyak orang-orang yang ingin memiliki atau melihat adegan seperti yang kulihat saat ini. Pastinya video yang sedang kubuat saat ini akan sangat laku di pasaran. Memang rejeki nomplok tidak akan kemana," ujarku dalam hati.
5 menit berlalu...Baim Wong berseru...Stop Paula...please hold on. Sambil kedua tangan Baim seperti menahan gerakan kepala Paula.
Tapi Paula tidak mau berhenti. Mulutnya tetap menyedot-nyedot batang kemaluan Baim.
Stop...stoppp...Paulaa.. gue nggak tahan ...ohhhhh...stopp..
Paula seperti harimau kelaparan. Ia tidak mau melepaskan kemaluan Baim dari mulutnya. Disedotnya dengan rakus sambil dikocok-kocokan barang kejantanan Baim.
Paulaaaaa.....ohhhhh...shittttt......crooot...croot..
croottt...Baim pun ejakulasi di dalam mulut Paula.
Fuckk...ohhhh.....Baim pun bersandar lemas. Ia tak menyangka bisa keluar secepat itu.
Paula melepaskan kemaluan Baim dari dalam mulutnya. Ditelannya sampai habis sperma yang ada di dalam mulutnya.
Bangsatt!! Kog elu udah keluar sih?? Wajah Paula berubah merah...
Gue dah bilang tahaan duluu...Lu nggak denger.."jawab Baim.
Terusss....sekarang gimana?? tanya Paula lagi.
Baim cuma tertunduk diam..
Paula membalikan posisi Baim dengan sedikit kasar. Sekarang dia bersandar ke kursi dan Baim berjongkok tepat di hadapanya.
Pokoknya gue nggak mau tahu...!! Elu mesti puasin gue sekarang. Gue nggak mau tanggung begini..!! kata Paula sedikit membentak.
Baim pun masih tertunduk lesu..
Paula pun melepaskan G-String putih yang dikenakannya dan melemparnya ke kursi depan. Ditariknya rambut Baim dengan kedua tanggannya untuk mendekatkan wajahnya ke kemaluannya.
Baim pun berusaha menarik kembali kepalanya ke belakang. Ia menolak untuk mengoral vagina Paula. Seumur-umur dia belum pernah melakukan hal itu. Ia sangat jijik dengan adegan oral vagina yang pernah dilihatnya di video porno.
Paula menarik rambut Baim Wong kembali. Dikalungkannya kedua kakinya ke kepala Baim. Dengan kasar ditekannya kepala Baim kembali.
Aku yang melihat kejadian itu sangat tidak menyangka jika Nyonya yang selama ini aku kenal lembut dan sopan bisa berlaku seperti itu. Tapi entah kenapa, aku semakin terangsang melihat sikap Paula. Mungkin karna kami memiliki kesamaan. Aku pun suka bermain kasar saat bercinta dengan istriku di kampung. Dan istriku juga sangat menikmati saat ku perlakukan kasar seperti menampar pantatnya, meremas payudaranya dengan kasar atau menggigitnya. Dan biasanya istriku akan lebih cepat klimaks apabila kuperlakukan seperti itu.
Apakah Paula juga sama seperti itu?? Hmmm...
Saat itu kulihat Baim Wong menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha untuk melepaskan diri dari jeratan kaki Paula.
Paula sendiri masih dengan kasar berusaha menempelkan bibir Baim ke kemaluannya.
Jilatiinn...Jilatinnn memek gue Baiimmm!!!
Ohhhh...fuck...gue nggak tahan...jilatin memek gue anjing!! Tiba-tiba Paula berkata sangat kasar..
Baimmm...please jilatin memek guee...rengek Paula... tapi Baim tetap menolak. Dia benar-benar tidak sudi untuk melakukan itu.
Bangsat..!!! Anjing Lu!! Gue udah isep kontol elu!! Kenapa Lu nggak mau jilatin punya gue anjing!! "bentak Paula..
Paula pun melepas ikatan kakinya di kepala Baim dan kemudian ditendangnya dada suaminya itu.
Fuck..!! Siall..!! Dasar egois Lu Anjing !!
Paula benar-benar meradang. Dia betul-betul emosi karena nafsu syahwatnya tidak tersalurkan. Dia pun bersandar kesal sambil melihat wajah bodoh suami di depannya.
Berusaha menahan deru nafas yang menggebu-gebu sambil menahan emosi. Diraihnya G-string yang ada di sampingnya dan dipakainya kembali. Dibetulkannya lagi kancing-kancing kemeja putihnya.
Saat itu, aku yang kembali sadar bahwa adegan sudah selesai langsung berjongkok dan menekan tombol stop kamera di HP ku.
Sambil merayap perlahan kutinggalkan mobil dan merunduk perlahan ke arah dapur.
Sesampai di dapur, ku tarik nafas lega. Hhmmmm...untung tidak ketahuan,"pikirku. Aku pun berjalan agak cepat dan masuk ke dalam kamarku. Ku tutup pintu perlahan dan ku kunci dari dalam.
TBC