sibho
Semprot Baru
- Daftar
- 6 Aug 2016
- Post
- 48
- Like diterima
- 619
Mohon maaf bila banyak salah kata dalam cerita pertama nubie ini..
Semoga cerita ini dapat dinikmati dan berkenan dihati..
Saran dan kritik sangat dinanti..
Tambahan:
#Cerita ini merupakan 50% kisah nyata yang ditulis oleh saya selaku sahabat dari tokoh utama..
#Cerita ini tidak menggunakan nama sebenarnya, namun lokasi yang didalamnya benar adanya..
#Cerita ini kadang dibesar-besarkan dibeberapa bagian, bermaksud sebagai pemanis dan pelengkap saja..
#Cerita ini memiliki waktu update yang tidak pasti..
Page Satu :
CH.1
CH.2
CH.3
CH.4
CH.5
Page Dua :
CH.6
CH.7
CH.8
CH.9
Page Tiga :
CH.1/210
Intermezzo
CH.10
Page Empat :
CH.11
CH1. SATU
"Panas banget sih ni ari, biasanya juga nggak ampe kek gini ya jo.."
*Ucapku ke paijo, salah satu teman sesama karyawan ditempatku bekerja..*
"Iyo mas, wis ngelih ko ngene panas'e ngentang-ngentang..
Nerokone bocor alus paling.."
(iya mas, udah laper kek gini panasnya gila-gilaan.. Nerakanya bocor halus mungkin..)
*Jawab paijo sekenanya, temanku satu ini memang asli jawa..
Yogyakarta tepatnya, dengan wajah, bahasa, serta logat yang jawa bangetlah pokoknya..*
"Mas tyok meh mangan opo..? Penyetan ko winginane, po nasi padang wae..?"
(Mas tyok mau makan apa..?
Penyetan kek kemaren, atau nasi padang aja..?)
*Sambung paijo..*
"Nggak ah jo, jauh..
Panas-panas gini, yang deket aja deh tuh warteg depan.."
*Ucapku, sambil memberi isyarat supaya paijo mengikutiku..*
Oiya sampai lupa, perkenalkan namaku sulistyo umur 22 tahun..
Aku asli sunda, kecil dikanada, meski begitu sekarang orang tuaku menetap dikota L sebagai transmigran..
Saat ini aku bekerja di sebuah toko elektronik dikota T, dekat ibukota Indonesia tercinta..
Sebenarnya ini kali keduaku mencari sesuap nasi disini, yah namanya juga lulusan SD kerja serabutan dan berpindah-pindah udah biasalah ya..
Menurutku sendiri aku orangnya biasa aja, wajah biasa, body biasa, bahkan rejeki juga biasa..
Cuma terkadang aku heran, banyak juga cewek yang mendekatiku..
Apa parfumku bau duit ya, padahal klo soal duit..
Aduh, buka dompet ja serasa pingin langsung melambai kearah kamera..
Ternyata kata orang sih aku humoris plus pendengar yang baik, jadinya cewek nyaman dan betah klo deket-deket ma aku..
Apalagi katanya cewek kan butuhnya perhatian, pas jamanku sih katanya gitu..
#Tahun'09
*Sebelum melangkah masuk kedalam warteg, paijo menepuk pundakku..
Akupun menoleh dan menatap wajahnya yang mendadak berubah..*
"Kenapa lu jo..?"
*Tanyaku..*
"Mas, tak tinggal sik yo..
Wetengku mules, panggilan alam ki.."
(Mas, tak tinggal dulu ya..
Perutku sakit, panggilan alam nih..)
*Paijopun berlari tanpa menunggu jawabanku, kembali kedalam toko..*
"Mungkin dia makan sampah semalem.. haha.."
*Bisikku dalam hati..*
Sesampainya didalam warteg, aku tertegun melihat seonggok manusia yang memang belum pernah kulihat selama disini..
Dan entah kenapa setelah sekian lama baru kali ini jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya, apakah cinta pada pandangan pertama itu benar adanya..?
*Akupun duduk dan memanggilnya..*
"Mbak, pesen dong.."
"Iya, pesan apa mas.."
*Jawabnya, dengan logat khas jawa..*
"Es teh aja mbak.."
"Tidak makan mas..?"
"Ntar ja mbak, masih nunggu temen..
Oiya, mbak baru kerja disini ya, kok baru kali ini saya liat.."
"Iya mas, baru dua hari disini.."
"Oo pantes, namanya siapa mbak..?
Aku sulistyo, panggil ja tyok..
Klo kenal kan, jd enak manggilnya..
*sambil menyodorkan tangan dengan segenap jiwa raga..*
"Lastri mas, ya udah saya bikin pesanan masnya dulu ya.."
*Sambil menjabat tanganku..*
"Eh last, tehnya gulanya 3 sendok ya.."
"Suka yang manis ya mas.."
"Iya saya suka yang manis, apalagi setia..
Kayak kamu.."
"Preek mas..:3"
*Tiba-tiba hening..*
Semoga cerita ini dapat dinikmati dan berkenan dihati..
Saran dan kritik sangat dinanti..
Tambahan:
#Cerita ini merupakan 50% kisah nyata yang ditulis oleh saya selaku sahabat dari tokoh utama..
#Cerita ini tidak menggunakan nama sebenarnya, namun lokasi yang didalamnya benar adanya..
#Cerita ini kadang dibesar-besarkan dibeberapa bagian, bermaksud sebagai pemanis dan pelengkap saja..
#Cerita ini memiliki waktu update yang tidak pasti..
Page Satu :
CH.1
CH.2
CH.3
CH.4
CH.5
Page Dua :
CH.6
CH.7
CH.8
CH.9
Page Tiga :
CH.1/210
Intermezzo
CH.10
Page Empat :
CH.11
CH1. SATU
"Panas banget sih ni ari, biasanya juga nggak ampe kek gini ya jo.."
*Ucapku ke paijo, salah satu teman sesama karyawan ditempatku bekerja..*
"Iyo mas, wis ngelih ko ngene panas'e ngentang-ngentang..
Nerokone bocor alus paling.."
(iya mas, udah laper kek gini panasnya gila-gilaan.. Nerakanya bocor halus mungkin..)
*Jawab paijo sekenanya, temanku satu ini memang asli jawa..
Yogyakarta tepatnya, dengan wajah, bahasa, serta logat yang jawa bangetlah pokoknya..*
"Mas tyok meh mangan opo..? Penyetan ko winginane, po nasi padang wae..?"
(Mas tyok mau makan apa..?
Penyetan kek kemaren, atau nasi padang aja..?)
*Sambung paijo..*
"Nggak ah jo, jauh..
Panas-panas gini, yang deket aja deh tuh warteg depan.."
*Ucapku, sambil memberi isyarat supaya paijo mengikutiku..*
Oiya sampai lupa, perkenalkan namaku sulistyo umur 22 tahun..
Aku asli sunda, kecil dikanada, meski begitu sekarang orang tuaku menetap dikota L sebagai transmigran..
Saat ini aku bekerja di sebuah toko elektronik dikota T, dekat ibukota Indonesia tercinta..
Sebenarnya ini kali keduaku mencari sesuap nasi disini, yah namanya juga lulusan SD kerja serabutan dan berpindah-pindah udah biasalah ya..
Menurutku sendiri aku orangnya biasa aja, wajah biasa, body biasa, bahkan rejeki juga biasa..
Cuma terkadang aku heran, banyak juga cewek yang mendekatiku..
Apa parfumku bau duit ya, padahal klo soal duit..
Aduh, buka dompet ja serasa pingin langsung melambai kearah kamera..
Ternyata kata orang sih aku humoris plus pendengar yang baik, jadinya cewek nyaman dan betah klo deket-deket ma aku..
Apalagi katanya cewek kan butuhnya perhatian, pas jamanku sih katanya gitu..
#Tahun'09
*Sebelum melangkah masuk kedalam warteg, paijo menepuk pundakku..
Akupun menoleh dan menatap wajahnya yang mendadak berubah..*
"Kenapa lu jo..?"
*Tanyaku..*
"Mas, tak tinggal sik yo..
Wetengku mules, panggilan alam ki.."
(Mas, tak tinggal dulu ya..
Perutku sakit, panggilan alam nih..)
*Paijopun berlari tanpa menunggu jawabanku, kembali kedalam toko..*
"Mungkin dia makan sampah semalem.. haha.."
*Bisikku dalam hati..*
Sesampainya didalam warteg, aku tertegun melihat seonggok manusia yang memang belum pernah kulihat selama disini..
Dan entah kenapa setelah sekian lama baru kali ini jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya, apakah cinta pada pandangan pertama itu benar adanya..?
*Akupun duduk dan memanggilnya..*
"Mbak, pesen dong.."
"Iya, pesan apa mas.."
*Jawabnya, dengan logat khas jawa..*
"Es teh aja mbak.."
"Tidak makan mas..?"
"Ntar ja mbak, masih nunggu temen..
Oiya, mbak baru kerja disini ya, kok baru kali ini saya liat.."
"Iya mas, baru dua hari disini.."
"Oo pantes, namanya siapa mbak..?
Aku sulistyo, panggil ja tyok..
Klo kenal kan, jd enak manggilnya..
*sambil menyodorkan tangan dengan segenap jiwa raga..*
"Lastri mas, ya udah saya bikin pesanan masnya dulu ya.."
*Sambil menjabat tanganku..*
"Eh last, tehnya gulanya 3 sendok ya.."
"Suka yang manis ya mas.."
"Iya saya suka yang manis, apalagi setia..
Kayak kamu.."
"Preek mas..:3"
*Tiba-tiba hening..*
Terakhir diubah: