Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Keluarga Tabu

Part 5 Sumber Kebahagiaan Lain

Darwis pemilik toko di beberapa Mall dan investor menengah sedang di dalam mobil. Seperti hari sebelumnya, ia berangkat bersama anak angkatnya menuju ke gerai laptop miliknya di Terra Mall, berdekatan dengan sekolah SMAN 21 Batam. Keluar dengan suara rendah, kini mobil itu-beserta pemiliknya- akan pergi meninggalkan rumah lantai dua. Seorang pembantu perempuan berusia tiga puluhan membukakan gerbang untuk majikannya seperti biasa. Tersenyum ramah menyapa majikannya yang ada di dalam mobil bersama anak gadisnya. Lalu menutup gerbang itu melihat kepergian kedua orang itu.

"Papa udah? Ga ada yang ketinggalan kan?" Nazwa melirik kearah papa yang sibuk mengatur kemudi mobil, menerobos palang pintu masuk perumahan, menuju perjalanan ke gerai miliknya.

Nazwa menyilangkan kakinya,mengatur nafas, menepuk pipinya dengan lembut sambil melihat cermin. Pekerjaan yang sudah biasa dia lakukan untuk Papa sebagai balas budi dan bukti kasih sayang pada Papanya. Ia ingat betapa senangnya ia keluar dari panti asuhan jorok itu.

"Kurasa hmm… apa ya.. ngga ada lagi kayaknya…" Darwis membalas dengan datar, mengatur posisi kacamatanya, mencoba mengingat sesuatu tapi samar.

Darwis cukup berumur.tapi karena hobi nya yang berbeda dari bapak normal aura tubuh darinya terasa muda dan enerjik.

Nazwa mematung, berusaha membantu papanya dengan mengingat sesuatu. Mungkin saja dia bisa meringankan beban pikiran Papa.

Darwis melirik, "Kamu liat apa Nazwa? Udahlah, gà usah dipikir serius lagi. Papa juga ga inget, paling yang ketinggalan barang yang ga penting." Ia berkata setelah kasihan melihat Nazwa bengong

Nazwa hanya diam. Ia tersenyum pahit. Mungkin benar kata Papanya.

Setelah memakirkan mobilnya, Darwis keluar dengan Nazwa memimpin berjalan didepan. Darwis melihat parkiran basement mall masih sepi. Mungkin terlalu pagi ia datang.

Jarak parkiran mobil dengan pintu masuk Mall cukup jauh. Meski begitu ia tetap senang dengan pemandangan yang ia lihat sekarang. Darwis melihat anak gadis yang telah dia pungut tumbuh sesuai keinginannya. Darwis paham soal etika berbusana dalam agama islamnya, juga beberapa pakaian yang dilarang digunakan. Tetapi ketika melihat anaknya sendiri berpakaian ketat dan berjilbab, penisnya memberontak keras. Crop top putih berlengan panjang tipis menerawang, Nazwa memang sengaja memperlihatkan bh nya.

Payudaranya menyembul keluar. Legging ketat putihnya juga terasa nyaman dilihat oleh mata Darwis. Tubuh tegap dengan pantat kenyalnya seolah mengundang kaum àdam untuk segera menyetubuhinya.

Dan juga jilbab kilat ungunya memperjelas bahwa meski tampilannya agak vulgar, dia masih mempunyai batasan tertentu.

"Contoh anak yang baik" Gumam Darwis

Nazwa sampai duluan di depan gerai toko yang masih terkunci. Lokasi itu berada di lantai dua bangunan mall, berada paling ujung sebelah utara bangunan. Meskipun lokasinya cukup sulit di cari, dekat dengan toilet mall cukup memberi Darwis alasan untuk menyewa gerai itu. Walaupun sebenarnya, dia hanya meneruskan pekerjaan almarhum bapaknya. Pengusaha kecil dengan tabungan yang cukup untuk berlibur sekeluarga tanpa bekerja selama 4 tahun.

Nazwa menggoda Papanya dengan menggoyangkan pantatnya manja ketika membuka kunci pintu gerai toko. Bersenandung pelan seolah sedang bernyanyi, sengaja melambatkan proses.

Lorong lantai dua masih cukup gelap. Memang biasanya begitu. Atau mungkin mereka terlalu cepat datang. Menyisakan momentum mereka berdua. Darwin tak mau ketinggalan kesempatan…

"Hmm.. Papa?" Nazwa menoleh kebelakang, memeriksa papanya dengan rasa penasaran.

Nazwa sadar Papa telah menepuk pantatnya, mencubit kulitnya sedikit tanpa bilang apa-apa.

Merasa canggung Nazwa bergegas membuka pintu dorong gerai sedikit, ia masuk melaui celah kecil yang ia buat. Papa nya menyusul memasuki gerai laptop miliknya tanpa bicara. Nazwa lalu menutup pintu gerai dan menguncinya dari dalam.

Nazwa pergi ke dalam gerai menuju ruangan kecil dengan pembatas kain gorden tipis di samping meja penuh dengan tumpukan monitor siap jual.

Ia masuk, ia duduk di sofa merah panjang, melemaskan ototnya karena berjalan dari parkiran, ia memijat pelan bagian pangkal paha dan area betis sambil bersandar.

"Uh… Papa?" Darwis masuk keruangan itu tanpa celana longgarnya. Ia mendorong tubuh Nazwa menyentuh tembok. Nazwa terhimpit, deru nafas Darwis terdengar acak di ruangan kecil itu.

Sambil menatap mata yang memburu Nazwa Darwis mulai menunjukkan sikap aslinya. Darwis membenamkan wajahnya di dada Nazwa, mengacak-acak pakaiannya dengan gerakan kepala horizontal. Mengendus bau badan anaknya sendiri.

"Uhmm… " Nazwa tak menanggapi kelakuan Papanya. Malah ia melemahkan pertahanan tubuhnya.

Jari tangan kanan Darwis membelai kulit luar vagina anaknya, sementara telapak tangan kirinyà meremas lembut pantat Nazwa yang kenyal.

Lima menit hanya diam dengan kelakuan yang abnormal.

"Ahhmm.. Papa sange banget ya? Kelihatan dari wajah Papa hehe… Tapi Mama semalam udah kasih jatah ke Papa kan?" Tanya Nazwa lirih menikmati gerakan tubuh papanya.

"Semalam Papa belum puas. Mama udah crot dua kali waktu itu cuman karena lidah Papa, padahal kontol Papa belum di servis sama Mama"

"Kasian ya Papa… yaudah kayak biasanya kan Pa?, Nazwa siap jadi pengganti Mama. Uhmm . Ahh…" Nazwa tersenyum sambil menahan erangan.

Darwis menarik legging Nazwa ke bawah, Mencopotnya. Merenggangkan bibir vagina Nazwa dengan jarinya…

"Makanya Nazwa harus sayang sama Papa. Kalo ga Papa bakal balikin lagi ke panti asuhan dulu." Darwis berkata dengan nada ancaman, tetapi lembut.

Darwis lalu memasukkan kontolnya ke vagina anaknya. Ia melihat Nazwa meringis sedikit dengan mulut menganga merasakan kontol Papanya merasuki tubuhnya. Dengan sigap tubuh nya telah menyesuaikan gerakan kontol Papa…

"Uhhhmm.. uhmm.. uhh… ahkhhh.. yeees.. Aku ga yakin papa bakal balikin aku ke tempat kotor itu kalo Papa ga bisa nahan nafsu papa kayak gini. Hampir tiap hari loh papa…?" Nazwa mengucap, "Terus sama Ilsa udah berapa kali?Jangan kasar mainnya ya Pa… dia masih kecil. " Nazwa menambahkan, tubuh Nazwa melekat di dekapan Papanya.

Mata Nazwa dan Darwis bertemu. Mereka melakukan seks berhadapan wajah. Kedua lengan Nazwa memeluk pinggang Papa. Sedàngan Papa menghimpit tubuh Nazwa ke arah tembok supaya tidak bergerak. Tak lama Darwis menggendong tubuh Nazwa hingga telapak kakinya berada diatas masing masing bahu Darwis. Kedua lutut Nazwa diatas bahunya. Darwis bertumpu pada tembok yang ada di belakang Nazwa sambil terus menggenjot anaknya

Dorongan kontol keluar masuk lubang memek Nazwa sudah cukup membuatnya patuh. Pakaian Nazwa juga terlihat lembab dan basah. Lampu ruangan yang berada di sebelah pojok lima senti diatas mereka berdua membuat suhu ruangan menjadi panas.

Darwis tersenyum, "Kamu ngomong apa sayang? Yang suka colmek di kamar papa siapa? Yang suka pinjam hape papa buat nonton bokep siapa? Jangan menyalahkan papa sepenuhnya… Papa yakin Nazwa juga ga ga bakalan mau lepas dari kasih sayang papa… " , "Dan ingat… Waktu kamu colmek di gudang rumah, kamu mendesah sambil manggil 'Papa.. ohh yess.. daddy.. umhh' . Siapa sekarang yang udah ketagihan nafsu seks. Coba pikir"

Pipi Nazwa memerah karena malu dan terangsang saat dia menyadari keinginan rahasianya telah terungkap. Matanya melirik ke sekeliling ruangan, mencari pelarian dari tatapan tajam ayahnya yang sedang menyetubuhinya.

Namun terlepas dari ketidaknyamanannya, dia tidak dapat menyangkal kenikmatan yang mengalir di sekujur tubuhnya dari sentuhan mesum Papanya.

Saat mereka terus melakukan tindakan terlarang, napas mereka menjadi lebih sesak dan erangan mereka saling terkait. Jelas sekali bahwa hubungan tabu ini telah menguasai mereka berdua - mengikat mereka bersama dalam jaringan nafsu dan rasa malu. Tubuh mereka yang basah kuyup bergerak dalam harmoni yang sempurna, setiap gerakan memperkuat sensasi satu sama lain. Dan setiap saat, Nazwa mendapati dirinya semakin terjerumus ke dalam jurang kenikmatan tanpa ada jalan keluar.

"Heh. Jadi anak gadis papa juga ga kuat nahan libidonya. Tapi gapapa asalkan Papa bisa menikmati tubuhmu Papa ga masalah" Darwis tersenyum, tusukan kontolnya jadi lebih cepat.

"Uhmhmm yeahh.. papah.. ukh.. Papa belum jawab pertanyaan Nazwa soal Ilsa… " Nazwa mengucap lirih menahan desakan kontol Papanya. Mencoba mengabaikan ucapan dari Papanya.

Otot vagina Nazwa mengetat seiring berjalannya waktu. Menggiring Mereka berdua jauh diatas kenikmatan apapun. Mencengkram dorongan kontol papanya. Melayani kontol papanya dengan kehangatan dari dalam tubuhnya.

"Dia masih kecil, Papa cuma suruh dia ngga usah pake baju kalo dirumah, terus ada waktu kayak Papa lagi sange berat, Papa minjemin hp Papa ke Ilsa lalu papa Ngocok di depannya. Sambil dengerin Ilsa cerita. " Darwis menjawab pertanyaan Nazwa dengan payah. Kesadarannya hampir mencapai batasnya.

Nazwa sadar gerakan pinggul Papanya meningkat, Nafasnya semakin memburu…”Papa mau uhmm… ahhkkmm.. crott di-dii mana? Akhhh..”

Darwis baru teringat, ”Ahh… Papa lupa bawa kondom. pantesan tadi Papa ngerasa ada yang belum Papa pake.”

Nazwa melongo, menatap bola mata Papanya seolah tidak percaya.

“Yah… gapapa deh. Papa keluarin di memek Nazwa aja. Hari ini hari aman aku kok.”

“Bener ya? jangan bilang Mama.”

“Beneran kok Pa. Kalo Mama tahu, dia cuman menghela nafas doang kayaknya.” Nazwa Menjawab.

Darwis tersenyum. Anak pungutnya memang gampang diajak kerja sama. “Siap ya! Papa udah ga kuat lagi.”

Darwis melumat bibir Nazwa dengan liar. Genjotan Darwis juga semakin kuat. Dia menyeringai melihat apa yang dilakukan anaknya sekarang. Tubuh Nazwa tanpa ragu diserahkan kepadanya. Siap digunakan untuk melampiaskan nafsu Darwis kapanpun dia mau.

“Ohh yeahh.. Ehehmm.. Ahh.. keluarin aja papah.. MMmmm.” Nazwa membalas ucapan, sambil menikmati lumatan bibir Papa.

Darwis semakin membenamkan kontolnya dengan kasar di dalam memek anaknya. Mereka berdua mengerang kuat. Keringat tubuh mereka bertemu di antara selangkangan mereka, menciptakan bunyi decakan indah yang erotis.

Setelah lima belas menit berlalu Darwis mengeluarkan segenap benihnya ke dalam rahim anaknya. Mengerang panjang, menyebut nama anaknya dengan lembut, mengosongkan sperma yang telah diproduksi oleh tubuhnya. Membanjiri rahim suci anak angkatnya dengan benih nya. Rasa cinta yang layak dipupuk di antara orang tua dan anak.

“Nazwa.. ahmm.. Papa bakal bikin kamu hamil..” Darwis berkata sambil merasakan getaran pelepasan spermanya. Lalu mengambil gelas sloki segera, mengarahkannya pada lubang memek Nazwa, menampung spermanya yang siap tumpah setelah mencabut kontolnya dari rahim suci anaknya.

Tubuh Nazwa merespon menggelinjang, bergetar kenikmatan. Papanya telah menafkahi tubuhnya dengan baik.

“Coba aja Papa bikin aku hamil kalo bisa.” Nazwa membalas,”Tapi kalo dihamilin papa.. Ehmm.. ga masalah sih. Tinggal bilang ke Mama aja, kalo Papa udah kelewatan. Hehehe.”

“Kamu belum siap sayang. Tunggu waktunya tiba. Papa akan membuat keluarga kita jadi lebih bahagia.” Darwis mengelus pipi anaknya.

Darwis menggendong tubuh Nazwa ke sofa. Ia membiarkan Nazwa terlentang dengan pakaian setengah telanjang. Keringat mereka bercucuran karena suhu panas ruangan. Mereka berdua masih merasakan sisa ketegangan di area intim mereka. Lalu mencoba mengatur nafas masing-masing.

“Mama pasti marah sayang… tapi tidak sampai menceraikan Papa. Kalo Papa ngasih pengertian sedikit pasti Mama bakal setuju. Mama kamu itu baik hatinya. Walaupun dia Mama tiri kamu. Jangan bikin dia sedih. Mengerti…” Darwis mengecup dahi Nazwa, mengatur kerudung anaknya yang compang camping.

“Makasih banyak yah…. Papa udah sayang sama aku selama ini. ”

Saat Nazwa berbicara, suaranya sedikit bergetar, menunjukkan ketakutan dan ketidakpastian yang masih ada di balik ikatan kuat mereka. Namun, ada juga rasa syukur dan kasih sayang yang tak terbantahkan dalam ekspresinya saat menatap Darwis. Matanya cerah dengan rasa senang dan penuh kerelaan, mencerminkan campuran emosi kompleks yang mengalir dalam dirinya. Bibirnya sedikit terbuka, memperlihatkan sedikit getaran di bibir bawahnya. Tidak ada keraguan bahwa dia sangat mencintainya – bahkan mungkin secara obsesif – tetapi konsekuensinya dia harus sanggup membagi kenikmatan itu dengan saudaranya dan Mama tirinya.

Darwis menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Nazwa, Ia bersyukur. Melihat ekspresi kelegaan dari wajah anaknya membuat Darwis paham betapa bahagianya kondisi keluarganya sekarang. Kebiasaan baru yang akan terus dia lakukan di dalam keluarga kecilnya yang baru. Rasa pengertian yang selalu Darwis cari telah dia dapatkan dari anak angkat nya. Anak yang baru dia ambil dari panti asuhan dua tahun lalu menerima semua kebiasaan Darwis tanpa rasa menolak.

“Duduk dulu sayang. Kita minum sebentar.”

Darwis menyodorkan gelas sloki berisi cairan sperma yang menetes dari rahim Nazwa. Nazwa menelan ludah, bau khas Papanya telah membuatnya lapar. gelas sloki itu telah berada tepat di depan mulutnya.

Ia meminum sperma itu setengah gelas. Darwis yang menuangkan cairan itu untuk Nazwa. Anaknya tersenyum setelah merasakan, mengonsumsi cairan Papanya yang lezat. Ia menjilati sisa air mani bercampur cairan vaginanya yang tumpah sedikit di bibir bawahnya dengan lidahnya. Mengecapnya lebih kuat agar rasanya keluar. Nazwa tersenyum puas.

“Sekarang giliranmu Pah…. Ehe.” Nazwa antusias melihat Papanya yang mesum meminum sperma nya yan bercampur cairan Nazwa. Cairan di dalam gelas sloki itu habis. Darwis menelannya dengan rasa bangga sambil menatap wajah lucu anaknya.

Darwis pun menyeringai senyum, “Rasa sperma Papa enak setelah bercampur dengan cairan mani memekmu Nazwa.” Darwis menggoda anaknya sekali lagi.

Belum habis Darwis merasakan sisa rasa sperma yang mengambang di dalam rongga mulutnya, Nazwa nyosor masuk membenamkan bibirnya ke mulut Papa. Lidahnya menjulur masuk mengacaukan rongga mulut Papa. Dengan rasa puas, Darwis juga menyambut bibir anaknya
dengan memainkan lidahnya. Nafas mereka beradu intens sekali lagi hingga mereka lupa waktu akan gerai toko yang dibuka sebentar lagi…

..,...
Kasih pendapat ya hu. Biar rajinn uplod🙏😅🥵🥵🥵
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd