Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU ( NO SARA )

Status
Please reply by conversation.
Lanjut ya....









Bunda : " Stop... Kamu jangan masuk dulu ya sayang... Tunggu bunda panggil dulu baru kamu boleh masuk ". Perintah ibuku.

Saat itu aku menunggu cukup lama. Tapi tiba-tiba Kak Nissa keluar dari kamar dan menoleh kearahku dengan tajam. Aku yang saat itu panik langsung saja menyapa Kak Nissa dengan suara yang cukup keras supaya ibuku tidak keluar dan tetap didalam kamarnya.

Aku : " Ehh... Kak.... ". Kataku.

Kak Nissa : " Dek.... Ngapain di depan kamar bunda? Terus gimana dapat tidak mie instannya? Kakak laper banget ini ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Tidak kak.... Tapi aku dapat bakso kak ". Jawabku.

Kak Nissa : " Lah... Yaudah tidak apa-apa.... Kakak laper dek.... Yuk temenin kakak makan ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Iya aku temenin saja ya kak soalnya aku sudah makan tadi ". Kataku.

Kak Nissa : " Ihhh... Kok gitu... Kenapa tidak bangunin kakak... Jahat banget sih ". Kata Kak Nissa.

Setelah itu aku menemani Kak Nissa makan dengan lahap.

Aku : " Kak... Jangan makan bakso banyak-banyak yaa ". Kataku.

Kak Nissa : " Henafa ? ". Tanya Kak Nissa sambil makan.

Aku : " Heheheh.... Nanti gendutan lho ". Jawabku.

Tanpa sadar aku dilempar tisu 1 box yang ada di sampingnya.

Kak Nissa : " Nyebelin banget sih ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Ahahahaha.... ". Tawaku.

Bunda : " Azam jangan ganngu orang lagi makan.... Nanti kalau kesedak gimana ". Omel ibuku.

Tentu saja aku dan Kak Nissa terkejut oleh kehadiran bunda yang tanpa aba-aba itu.

Kak Nissa : " Tau tu bunda.... Ngeselin aja ". Kata Kak Nissa sambil membereskan mangkok baksonya yang sudah habis dan mencucinya.

Bunda : " Ehh... Tapi beneran loh Niss.... Kamu sekarang agak gendutan loh... Emmm.... Jadi lebih berisi badannya ". Kata ibuku sambil duduk lesehan disampingku.

Aku melihat ibuku memakai gamis ungu polos tanpa khimar.

Aku : " Nahh bener kan jadi tidak cuma aku aja kan yang liat kakak kalau kakak sekarang gendutan, ahahahahah ". Kataku.

Kak Nissa : " Iihhhh nyebelin banget sih... ". Kata Kak Nissa sambil cemberut.

Bunda : " Tapi kamu terlihat lebih bagus begini lho Niss... Pas sama tinggi badanmu yang mungil, hihihihi ". Kata ibuku.

Kak Nissa : " Iihhh... Bunda... ". Kata Kak Nissa sambil duduk didepanku.

Aku : " Oiya bunda laper juga? ". Tanyaku berakting.

Bunda : " Tidak sayang bunda masih kenyang kok, bunda cuma kebangun aja ". Jawab ibuku sambil tersenyum.

Setelah itu kami mengobrol hingga larut malam dan Kak Nissa pun memutuskan untuk kembali ke kamarnya untuk melanjutkan tidurnya. Tinggal aku dan ibuku saja kini yang berada di dapur.

Bunda : " Untung kamu langsung kode ke bunda.... Kalau tidak bisa panjang urusannya walaupun dari kejadian kemarin kakakmu sudah tidak mempermasalahkannya lagi tapi bunda tetap saja masih takut ". Kata ibuku.

Aku : " Aku saja kaget bunda tiba-tiba kakak keluar kamar jadi ya reflek saja ". Kataku.

Bunda : " Yasudah kamu tidur lagi nak... Besok kerja kan ". Perintah ibuku.

Aku : " Ehhh... Tapi bunda.... ". Jawabku terpotong oleh ibuku.

Bunda : " Lain kali saja yaa... Bunda juga sudah ngantuk banget ini... Hoaammm... Bunda tinggal ya sayang... ". Kata ibuku.

Setelah kulihat ibuku masuk ke kamar dan aku yang sendirian didapur lama-lama mengantuk juga. Aku putuskan untuk kembali ke kamar untuk tidur.

Hari-hari selanjutnya pun tidak terjadi apa-apa. Jikalau aku membaca cerita-cerita setelah terjadi sesuatu yang enak-enak pasti hampir setiap hari melakukannya tapi tidak denganku. Aku menjalani kehidupanku yang biasanya tanpa adanya sesuatu yang enak-enak. Aktifitas pun juga sama seperti biasanya.

Setelah sekitar 1 bulan, saat aku hendak pulang bekerja tiba-tiba Abi memberi tahuku kalau Abi mau berangkat ke luar kota selama 3 hari karena ada keperluan yang sangat penting. Dan Abi juga menyuruhku untuk menjaga rumahnya yang tidak jauh dari toko. Aku pun menyanggupinya mengingat ibuku sudah ada Kak Nissa jadi tidak tinggal di rumah sendirian. Maka aku langsung menelpon ibuku untuk memberitahukan perkara ini dan ibuku pun mengijinkan.

" Hah... Alamat 3 hari sendirian ini, yasudahlah... ". Umpatku.

Lalu aku mulai membereskan peralatan kerjaku karena ditoko ada pakaianku yang sengaja aku bawa kalau ada hal yang mendadak jadi akupun mengemasinya. Lalu Abi menyerahkan kunci rumahnya karena langsung berangkat dan sudah ditunggu rombongannya. Akupun juga bersiap untuk pulang kerumah Abi.

Sudah lama aku tidak berkunjung ke rumah Abi jadi sedikit lupa jalannya. Setelah berputar- putar di jalan akhirnya sampai juga di rumah Abi. Rumah Abi Ikhsan tidak terlalu besar halaman nya pun juga dan ada gerbang besi yang ditutupi oleh mika jadi kalau dari depan gerbang tidak akan nampak rumahnya dan itu setinggi 2 meter begitu juga kalau dari dalam tidak bisa melihat keluar. Tapi ada cctv nya jadi bisa melihat siapa saja yang berkunjung atau didepan rumah. Duhh ribet pokoknya.

Setelah sampai aku membuka pintu pagar rumah Abi dan memasukkan motorku. Kulihat tidak jauh berbeda saat terakhir kali aku kesini. Oiya rumah abi ini tingkat 3 jadi lantai bawah untuk ruang tamu dan ruang keluarga beserta kamar tamu lalu lantai 2 terdapat 6 kamar untuk Abi dan istrinya begitu juga dengan anak-anaknya walaupun anaknya hanya ada 3 dan semuanya di pesantren jadi yang tinggal disini hanya Abi dan Ummi saja. Lalu lantai atas itu untuk jemuran dan untuk keperluan lainnya. Cukup unik kalau dilantai atas karena di tengah bangunan itu tidak ada atapnya jadi bisa melihat langit nah itu yang untuk jemuran.

Baru saja aku ingin masuk rumah tapi pintu rumah terbuka dan kulihat Ummi berdiri dipintu. Saat itu Ummi memakai pakaian serba hitamnya dari gamis khimar sampai cadar.

Aku : " Ehhh... Assalamualaikum Ummi ". Salamku.

Ummi : " Waalaikum salam sini cepat masuk... ". Jawab Ummi menyuruhku masuk.

Aku mengira bakalan sendirian disini tapi malah ada Ummi. Apa Ummi tidak ikut ya, pikirku.

Aku masuk kedalam rumah Abi yang kulihat semuanya terlihat rapi dan harum aroma terapi lavender. Lantas aku duduk di kursi sofa. Hmm.... Nyamannya, batinku.

Ummi : " Mau minum apa nak? ". Tanya Ummi.

Aku : " Tidak usah mi... Nanti Azam ambil sendiri saja ". Jawabku.

Ummi pun langsung ikut duduk di sofa.

Ummi : " Azam, nanti kamu tidur di kamar paling pojok kanan ya... Ummi sudah siapin.... Nanti soal pakaian bisa pakai punya Abi... Kayaknya ada yang sudah tidak dipakai sama Abi karena kekecilan dan kayaknya pas buat kamu nak ". Jelas Ummi.

Aku : " Hmm... Oke Ummi tapi Azam bawa pakaian ganti kok yang dari toko sengaja Azam bawa kalau pas lagi darurat ". Kataku.

Ummi : " Oh begitu... Baiklah... Makan dulu sana... Ummi sudah siapin semua kok... Tenang saja, hihihi". Kata Ummi.

Aku : " Heheheh tau aja kalau Azam laper.... Alhamdulillah... Tapi Azam mau mandi dulu mi... Gerah soalnya ". Kataku sambil beranjak.

Ummi : " Yasudah... Pakai air panas saja nak.... Handuknya di lemari ya di dalam kamar mandi.... Ummi mau selesaikan kerjaan Ummi dulu ". Kata Ummi.

Memang Ummi Rani ini sebenarnya seorang arsitek tentu saja dibantu sama Abi karena Abi juga seorang arsitek disamping itu Ummi juga seorang Ustadzah. Biasanya arsitek itu laki-laki tapi tidak bagi Ummi. Banyak proyek yang sudah Ummi urus dari partai kecil sampai partai besar. Mungkin suhu-suhu ini ada yang tau... Kalau ada yang tau diam saja ya, hehehehe......

Aku : " Baik Ummi ". Kataku sambil melangkah ke kamar mandi.

Setelah mandi air hangat badanku serasa segar kembali, seperti beban dipundakku serasa hilang. Setelah itu aku kedapur untuk makan. Ternyata menu nya sangat menggugah selera yaitu sambal goreng krecek dan tempe. Ini menu favoritku. Aku makan dengan lahap sampai nambah lagi.

" Alhamdulillah... ". Ucapku setelah makan.

Setelah itu aku pergi ke lantai dua. Tentu saja sesudah mencuci semua alat makanku. Setelah itu aku menuju ke kamar yang Ummi katakan tadi. Setelah sampai didepan pintu kamar aku segera membuka pintu kamar tersebut dan kulihat sebuah kamar yang lumayan luas dan sangat rapi. Kasur spring bet ukuran king size jadi sangat besar untukku yang biasanya hanya kasur busa kecil. Aku mencoba berbaring di kasur tersebut dan rasanya sangat nyaman dan empuk. Lalu aku segera membereskan bawaanku tadi dan kutaruh di lemari. Setelah selesai aku melihat lagi kamar ini. Ternyata ada kamar mandi dalamnya. Lalu ada jendela yang langsung bisa melihat depan rumah.

Setelah lama aku beristirahat maka aku cari Ummi dan kutemukan Ummi sedang di sebuah kamar yang terbuat dari kaca hitam dan ada tulisan pada pintu masuknya "kantor". Apa ini ya ruangan kerja Abi dan Ummi? Pikirku.

Maka aku ketuk pintu tersebut. Kulihat Ummi menguruhku masuk dengan lambaian tangannya. Setelah masuk aku melihat ruang kerjanya sangat rapi dan wangi. Semuanya tertata rapi sedangkan Ummi sedang duduk di depan komputernya. Kulihat Ummi sedang menggambar sesuatu yang aku sendiri tidak mengerti. Lalu aku mendekat ke Ummi.

Aku : " Ummi itu gambar apa? Kenapa sangat rumit dan penuh dengan angka? ". Tanyaku polos.

Ummi : " Hihihi.... Mana ngerti kamu nak, inilah kerjaan Ummi sama Abi. Jadi kalau Abi ditoko itu cuma sampingan saja.... Ini semua harus ada rincian dan ukurannya nak ". Kata Ummi.

Aku : " Duhh Ummi... Azam tidak ngerti jadi percuma juga dijelasin begitu, hehehe". Kataku.

Ummi : " Hihihi... Bener kan.... Yaudah istirahat dulu sana nak ". Kata Ummi.

Aku : " Hehehehe.... Iya Ummi tapi Azam pengen nemenin Ummi dulu... Oiya sebentar, Azam buatkan minuman dulu... Ummi mau minum apa? ". Tanyaku.

Ummi : " Hmm.... Kopi item saja nak tapi tanpa gula ya ". Jawab Ummi.

Tanpa berlama-lama aku segera ke dapur untuk membuatkan kopi untuk Ummi. Setelah selesai aku kembali ke kantor Ummi dan menyerahkan kopi tersebut.

Aku : " Ini Ummi kopinya ". Kataku sambil menyerahkan cangkir berisi kopi.

Ummi : " Makasih nak... Lah kamu tidak buat sekalian? ". Tanya Ummi.

Aku : " Tidak Ummi... Soalnya Azam tidak suka kopi ". Jawabku

Saat itu memang aku tidak suka kopi tapi sekarang bisa dikatakan penggemar kopi, heheheh.

Ummi : " Hihihi... Aneh biasanya laki-laki suka kopi tapi kamu tidak... ". Kata Ummi.

Aku : " Hehehe.... Yasudah Ummi Azam ke kamar dulu ya ". Kataku.

Ummi : " Umm.... Iya nak... Ummi juga sebentar lagi kok ". Kata Ummi.

Lalu aku segera beranjak dan berjalan ke kamar. Aku membaringkan tubuhku ke kasur dan kulihat hapeku. Kulihat ada chat dari Kak Nissa dan aku membalasnya. Tanpa diduga aku tertidur dengan cepat karena ngantuk lelah dan nyaman.

Aku terbangun pukul 02.04 WIB karena kepelet pipis. Setelah selesai aku teringat ummi. Lalu aku menengok Ummi di ruang kerjanya. Saat kulihat ternyata Ummi masih mengerjakan tugasnya. Aku pun masuk ke ruangan tersebut.

Aku : " Masya Allah ummi, udah hampir pagi loh ini ". Kataku.

Ummi : " Ehhh.... Iya nak... Ini juga ummi mau udahan... ". Kata ummi.

Aku : " Iya Ummi... Ummi juga harus istirahat nanti kalau sakit gimana? ". Tanyaku.

Ummi : " Iyaa nak... Nah sudah... Yasudah yuk tidur nak ". Jawab ummi.

Kami pun berjalan ke kamar masing-masing dan aku juga melanjutkan tidurku.

Aku terbangun saat adzan subuh berkumandang. Dan aku langsung saja mengambil air wudhu dan melakukan ibadah sholat subuh di kamar. Setelah selesai aku mendengar suara ketukan di pintu kamarku. Lalu membukanya. Kulihat ummi yang masih menggunakan mukenanya dan cadarnya.

Ummi : " Sudah sholat nak? ". Tanya Ummi.

Aku : " Alhamdulillah sudah Ummi ". Jawabku.

Ummi : " Yasudah kalau begitu... Ummi juga ". Kata ummi.

Lalu Ummi pun berlalu. Aku yang masih memakai pakaian ibadahku pun segera berganti menggunakan pakaian biasa. Setelah itu turun ke lantai bawah. Aku melihat Ummi sedang memasak.

Aku : " Ummi mau masak apa ". Tanyaku.

Ummi : " Tidak masak nak cuma manasin sayur ini saja kok kan sayang masih banyak soalnya ". Jawab Ummi.

Kulihat ummi sudah berhanti pakaian serba hitamnya.

Ummi : " Mau sarapan nak? ". Tanya Ummi.

Aku : " Ahh... Tidak Ummi Azam masih kenyang kok ". Jawabku.

Ummi : " Okelah kalau begitu.... Oiya nanti berangkat jam berapa nak? ". Tanya Ummi.

Aku : " Hmm... Sekitar jam 8 Ummi ". Jawabku.

Ummi : " Hmm... Jangan lupa sarapan lho ya ". Kata Ummi.

Aku : " Iya Ummi ". Jawabku.

Lalu aku beranjak menuju kamarku lagi. Karena masih jam 5 pagi maka aku putuskan untuk bersantai dulu dikamar. Karena waktu itu tiba-tiba mengantuk jadi aku tertidur lagi. Saat itu aku terbangun karena mendengar suara orang sedang berbicara. Kulihat jam ternyata masih jam 6 pagi. Lalu aku beranjak dan melihat siapa yang sedang berbicara. Ternyata Ummi yang sedang berbicara di telpon dengan abi. Setelah selesai Ummi memanggilku untuk sarapan.

Ummi : " Azaaaamm.... Turun naak... Ayo sarapan dulu.... ". Teriak Ummi.

Aku : " Baik Ummi ". Jawabku.

Tanpa menunggu lama aku segera turun dan mendapati Ummi sedang duduk di meja makan dan telah siap semua.

Ummi : " Astaghfirullah.... Kamu tidur lagi nak? ". Tanya Ummi.

Aku : " Hehehe ketiduran Ummi.... Habisnya kasurnya nyaman banget ". Jawabku.

Ummi : " Besok lagi jangan tidur lagi ya nak... Tidak baik soalnya.... ". Tegur Ummi.

Aku : " Iya Ummi... Maaf". Jawabku.

Lalu aku mulai sarapan dengan menu seadanya. Jujur masakan Ummi itu enak walaupun masih enakan masakan ibuku tapi ini juga enak. Setelah selesai sarapan aku membereskan alat makanku.

Ummi : " Sudah nak taruh disitu saja nanti Ummi yang bereskan ". Kata Ummi.

Aku : " Tidak Ummi... Kan ini bekas makan Azam jadi Azam harus membersihkannya sendiri.... Tenang saja Ummi Azam sudah terbiasa kok ". Kataku.

Ummi : " Yasudah.... Oiya nak... Tadi Abi telpon kalau kamu tidak usah berangkat tidak apa-apa karena sudah ada mas Dul yang urus kan ". Kata Ummi.

Jadi mas Dul ini orang kepercayaan Abi dan aku untuk mengelola semuanya. Tapi walaupun begitu aku terkadang tidak enak juga sama mas Dul ini disamping beliau orang yang baik, orang yang jujur dan tegas. Makanya beliau selalu bisa diandalkan.

Aku : " Tapi Ummi aku tidak enak sama mas Dul ". Kataku.

Ummi : " Tidak apa-apa nak lagipula tadi abi juga bilang selama kamu disini kamu tidak usah berangkat... Abi juga sudah kasih tau mas Dul kok... Sepertinya abi sudah wattip kamu deh ". Kata Ummi.

Aku : " Hmm... Baiklah kalau begitu Ummi... Kalau gitu Azam mandi dulu ya Ummi ". Kataku yang dijawab anggukan kepala oleh Ummi.

Siang harinya karena bosan aku pergi ke lantai 3 untuk sekedar bersantai. Duduk lesehan sambil bermain game di hape.

Ummi : " Duhh.... Santainyaa.... Hihihi ". Kata Ummi.

Aku terkejut waktu itu karena tiba-tiba saja Ummi duduk disampingku.

Aku : " Ehh... Astaghfirullah Ummi.... Ngagetin aja ". Kataku.

Ummi : " Hihihi... Abisnya kamu serius banget main game nya sampai Ummi kesini dan duduk pun kamu fokus sama game ". Kata Ummi.

Aku : " Hehehe.... Maaf Ummi ". Kataku.

Saat itu aku menggunakan sarung dan kaos saja tanpa celana dalam dan Ummi memakai gamis berwarna pink khimar hitam begitu juga dengan cadar bandananya. Aku sendiri pun sudah lupa bagaimana wajah Ummi karena sudah lama sekali aku tidak melihatnya.

Kami saling diam karena entah kenapa aku malah teringat dengan kejadian malam itu. Padahal sebenarnya aku sudah lupa. Ingat betapa binalnya Ummi, betapa liarnya Ummi, betapa sempitnya kemaluan Ummi dan itu secara berlahan membuat kemaluanku mulai bangkit. Aku langsung merubah posisi dudukku. Entah Ummi sadar atau tidak yang penting sekarang sudah tidak terlihat lagi, pikirku.

Sialnya Ummi menyadari itu.

Ummi : " Hihihi... Kenapa nak? Hayoo.... Pasti teringat kejadian malam itu ya.... Hihihi ". Tanya Ummi.

Aku : " Ehh.... Umm... Maaf Ummi... ". Jawabku salah tingkah.

Ummi : " Hihihi.... Tidak apa-apa nak... Ummi sebenarnya juga kok dari semalam malah tapi Ummi tahan saja karena Ummi pengen kamu ingat sendiri tanpa ummi yang bilang... Hihihi". Kata Ummi.

Aku : " Hehehe... Iya Ummi... Padahal Azam udah lupa tentang itu tapi malah keinget lagi ". Kataku polos.

Ummi : " Iihhhh.... Jahat banget sih.... Pahadal kamu lho yang buat Ummi keluar 2 kali malam itu... Kamu ini yaa... ". Kata Ummi.

Dengan gemas Ummi mengacak acak rambutku. Setelah itu memelukku. Kepalaku ditaruh di dadanya yang otomatis aku bisa merasakan kenyalnya susu Ummi.

Aku : " Aduh miii... Aku tidak bisa nafas ini ". Kataku.

Ummi : " Ehhh... Maaf yaa sayang ". Kata Ummi.

Lalu Ummi melepaskan kepalaku. Kulihat mata Ummi sayu dan melihat ke arah tenda di sarungku. Maka aku godain saja Ummi.

Aku bangkit dari dudukku dan otomatis kemaluanku yang sudah bangun berada di depan muka Ummi. Lalu aku sengaja menoel wajah Ummi dengan kemaluanku yang sudah keras lalu aku berjalan ke kamarku. Aku ingin tau bagaimana reaksi Ummi. Saat itu Ummi hanya diam saja dan menarik nafas panjang saat melihatku berjalan meninggalkannya.

Saat sudah sampai di kamar aku merebahkan tubuhku di kasur. Tidak lama setelah itu Ummi datang dan langsung masuk ke kamarku. Lalu menutup pintu kamar dan menguncinya. Aku tersenyum melihat tingkah Ummi.

Ummi : " Nakal ya sekarang.... ". Kata Ummi.

Aku : " Hmm... Ummi... Kok dikunci? ". Tanyaku.

Ummi berjalan kearahku. Setelah sampai di depanku kira-kira dua langkah didepanku.

Ummi : " Sekarang Ummi ingin kasih sesuatu buat kamu... Apa kamu ingat saat kita ke mall? ". Tanya Ummi.

Aku : " Hmm.... Jangan bilang kalau ummi beli sesuatu di toko itu...? ". Jawabku.

Ummi hanya membalas dengan senyuman. Lalu ummi membuka cadarnya. Baru aku lihat wajah ummi yang selama ini tertutup oleh cadarnya. Aku sama sekali belum pernah melihat wajah Ummi selama ini. Sungguh cantik, dengan wajah yang keibuan, hidung yang mancung bibir yang tipis dan ternyata ada lesung pipitnya. Saat Ummi tersenyum terlihat sedikit gigi putih yang rapi dengan janggut yang membelah. Tanpa menunggu lama kemaluanku telah siap untuk digunakan.

Lalu Ummi membuka khimarnya maka terlihatlah rambut panjang Ummi yang ternyata di cat warna coklat kemerahan. Ummi pun tersenyum lagi sambil menurunkan resleting gamisnya kebawah sampai ke pusarnya lalu Ummi membuka gamis tersebut. Dengan senyuman yang menggoda ummi melepas gamisnya. Terlihatlah sudah tubuh putih mulus ummi. Bra model tali yang digantungkan dileher berwarna hitam dan saat kulihat kebawah ternyata celana dalam ummi yaitu G-string hitam yang sepertinya satu set dengan bra yang digunakan Ummi. Setelah aku terbengong beberapa saat maka Ummi mendekatkan diri kepadaku sampai tepat di depanku. Karena posisiku duduk di pinggir kasur maka wajahku tepat didepan susu Ummi yang ukurannya 36D kalau tidak salah.

Ummi : " Sekarang giliranmu sayang... Buka pakaian kamu ". Kata Ummi.

Tanpa berlama lama aku langsung membuka semua pakaianku sampai telanjang. Lalu ummi melihat ke arah kemaluanku dan ummi langsung berlutut diddepanku.

Tergenggam lah sudah kemaluanku di tangan ummi. Lalu ummi seperti menghirup bau kemaluanku dalam-dalam.

Ummi : " Kamu tau... Aku selalu merindukanmu... Apa lagi mulutku yang selalu rindu untuk mengulummu... Dan mulut bawahku yang selalu mengeluarkan liur nya saat merindukanmu.... Kamu mau kan memasuki semua mulutku? Dan memuaskannya? Tanya Ummi pada kemaluanku.

Edan pikirku. Seorang ustadzah yang sangat dikagumi dan digemari oleh orang-orang ternyata mempunyai sisi liar dan sangat binal kalau urusan perlendiran.

Aku : " Ahhh... Ummi... Puaskan dahaga birahi ummi... Kontolku selalu siap untuk ummi.... ". Kataku sambil mengelus rambut Ummi.

Tanpa menunggu lama ummi langsung saja mengulum kemaluanku dengan pelan dan penuh penghayatan. Dikulum sampai mentok ke pangkal kemaluanku lalu dikeluarkan lagi. Dijilat-jilat batang kemaluanku sampai kepala kemaluanku. Aku yang merasakan kuluman dan jilatan ummi benar-benar merem melek dibuatnya. Setelah itu ummi menjilati lubang kemaluanku dengan pelan seakan akan itu adalah sebuah permen. Lalu dikulumnya lagi kemaluanku sampai mentok pangkal kemaluanku.

Setelah beberapa menit aku yang gemas dengan ummi pun berdiri dan menyuruh ummi untuk berdiri juga. Lalu aku lumat habis bibirnya, sedangkan Ummi langsung menyambut dan membalas lumatanku.

Kami saling melumat dengan panas. Lalu tanganku membuka kaitan bra Ummi. Setelah terlepas ummi semakin menempelkan tubuhnya ke tubuhku. Aku juga berusaha melepas G-string milik Ummi dengan menarik kaitan tali yang berada di sisi kanan maka terlepas sudah dan kami sama-sama telanjang.

Karena aku sangat gemas pada ummi maka aku dorong tubuh ummi ke kasur sampai ummi pun terjatuh di kasur dengan telentang. Maka terlihatlah tubuh polos ummi yang tanpa cacat itu.

Aku : " Hmm.... Sangatlah indah tubuh ummi.... ". Kataku.

Ummi : " Uhhh... Sayang... Jangan dilihat terus seperti itu... Ummi malu ". Kata ummi malu-malu.

Maka aku pun merangkak diatas tubuh ummi kutatap kedua bola matanya sambil tersenyum. Dan ummi pun juga membalas dengan senyuman.

Ummi : " Sayang... Selama kamu disini tubuh ummi milikmu... ". Kata Ummi.

Aku : " Apa selama disini saja ummi? Kalau Azam sudah tidak disini berarti sudah tidak milik Azam lagi dong ". Kataku sambil tersenyum dan megelus pipi kiri ummi menggunakan tangan kiriku.

Ummi : " Uhhh... Sayang... Tidak sayang walaupun kamu tidak disini juga tubuhku tetap milikmu.... ". Kata ummi.

Aku : " Lalu bagaimana dengan abi... Hmm...? ". Kataku menggoda ummi.

Ummi : " Ahh... Iya sayang... Tubuhku juga milik abi.... Tubuhku milikmu dan abi... ". Kata ummi.

Aku : " Hmm... Berarti kalau gitu ummi itu... ". Kataku menggantung.

Ummi : " Iyaah sayang.... Ummi itu pelacur... Ummi itu lonte... Ummi itu wadah kontol buat kamu dan abi ". Kata ummi tersenyum.

Aku : " Apa ummi tidak ingat... Kalau ummi itu ustadzah... ". Kataku lagi.

Ummi : " Iya sayang... Ummi ustadzah binal... Haus kontol... Pelacur... Lonte... Wadah kontol buat kamu dan abi ". Kata ummi memejamkan matanya.

Aku : " Kalau begitu.... ". Kataku terpotong karena ummi menarik kepalaku dan langsung melumat bibirku.

" Umm... Ssslllppp... Sssspppp... Ahhhh... Ummm... Hmmm.... Ssshhhh... Ahhhh.... ". Suara lumatan bibir kami.

Setelah beberapa menit kami saling melumat aku menciumi semua wajah ummi dan menjilatinya. Lalu jilatanku turun ke lehernya. Aku cium dan jolat leher putih ummi dengan penuh penghayatan.

Ummi : " Aaahhh.... Iyaa... Iyaaa.... Ahhhh.... Oohhhh... Gelii.... Ahhhh.... En.... Aaakkkk.... Ohhh... Ssshhhhh... ". Erang ummi.

Lama aku menjilati leher ummi yang mulus aku menurunkan jilatanku sampai dadanya. Aku jilat aku cium dada atas ummi.

" Sslllppp.... Ssssppppp.... Hhhlllllllmmmm.... ". Suara jilatanku.

Sampai pada susu ummi pun sama. Aku sengaja melewatkan bagian puting ummi yang kecoklatan itu untuk nanti.

Ummi : " Ahhh sayang... Oohhh.... Ssshhh... Enak sayang.... Ssshhhh... Kenapa.... Kamu.... Tidak.... Ahhhhh.... Hhmmmm ". Racau ummi.

Aku tidak menghiraukan erangan ummi. Yang jelas aku ingin menikmati momen ini dengan slow dan indah.

Setelah lama lidahku bermain disusu ummi kecuali puting aku turun lagi jilatanku pada pusar ummi. Semakin dalam aku menjilati pusar ummi semakin keras pula erangan ummi.

Ummi : " Aahhhh sayang... Jangan... Ahhhh... Disitu... Ohhh.... Ssshhh..... Ummi... Ummmi.... Aaaaahhhhhhh.... Azzzzaaaaaaaaammmmm... ". Erang ummii.


Tubuh ummi mengejang dan menggigil. Lalu tiba-tiba dadaku seperti disemprot air hangat yang ternyata ummi sampai pada puncaknya tanpa aku menyentuh kemaluannya.

Ummi : " Aahhhh.... Haaahhh... Kamu tega sekali sayang.... Itu daerah sensitif ummi... Malah kamuu.... Aaahhhhh.... Jangan lagi... Ooohhhh.... Sshhhh... Ummi... Bisa.... Kel..... Aaaahhhh.... Ummi... Ummiiii.... Aaaaahhhhhh.... Zaaaaaaaammmmmmmm ". Erang ummi lagi saat aku jilat pusarnya lagi sampai dalam.

Aku heran belum ada 1 menit keluar ummi sudah keluar lagi sampai squirt seperti ini. Wahhh menarik ini, batinku.

Aku lalu menurunkan lagi jilatanku sampai pada atas kemaluannya. Ternyata kemaluan ummi juga tidak ada bulunya. Sangaaat mulus dan wangi.

Ummi yang masih tergeletak lemas aku kangkangin kakinya lalu dengan pelan aku cium bibir kemaluan ummi. Saat itu aku tidak peduli dengan banjirnya kemaluan ummi. Setelah puas aku buka kemaluan ummi. Terlihatlah sudah pintu lobang surga milik ummi yang berwarna merah jambu itu. Dan aku melihat seperti ada yang keluar diatas lubang surga milik ummi. Karena baru pertama kali aku melihat yang namanya kemaluan wanita maka aku juga penasaran bagaimana kalau aku cium dan jilat daging yang keluar itu. Tanpa menunggu lama aku langsung mencium daging itu dengan pelan lalu aku jilatin daging kecil itu.

Ummi : " Oohhh... Sayang.... Itu.... Aahhhh.... Ssshhhh.... Jang... Aannn.... Siksa.... Ummmi.... Ohhhhh.... Ssshhhhh.... Enak.... Enak... Oohhhh ". Erang ummi yang mulai bangkit lagi setelah multi orgasme nya.

Aku terus memainkan kemaluan ummi sangat pelan. Setelah lama aku memainkan kemaluan ummi tiba-tiba tubuh ummi mengejang lagi.

Ummi : " Oohhhh.... Sayang... Kamu.... Pintar... Sekali... Oohhhhhh.... Ssshhhh.... Aaaaahhhhh... Ummi... Ummi..... Oooohhh.... Aaaakkkhhhhh......... Aaaaaahhhhhhhh..... ". Erang ummi.

Wajahku basah karena semprotan squirt ummi. Lalu aku berhenti memainkan kemaluan ummi dan mengambil tissu di meja samping kanan kasurku. Setelah bersih aku tiduran disamping ummi. Untuk memberikan waktu istirahat. Karena ummi sudah 3 kali keluar bahkan sampai squirt.

Aku : " Gimana ummi... Enak? ". Tanyaku.

Ummi : " Bukan enak lagi sayang tapi ummi bener-bener puas... Padahal belum masuk loh tapi ummi sudah 3 kali bagai mana kalau sudah masuk.... Bisa pingsan ummi ". Jawab ummi sambil mengatur nafasnya.

Aku melihat ummi yang tergeletak lemas malah membuatku kasihan. Lalu aku mencium kening ummi dengan penuh kasih sayang.

Ummi : " Kamu belum ya sayang.... Hah... Sebentar yaa.... Ummi masih lemas sekali... ". Kata ummi.

Aku : " Melihat ummi puas saja membuatku ikut merasakan puas ummi... Jadi jangan dipaksakan ". Kataku.

Ummi : " Sayang.... Kamu terlalu baik.... Bahkan kamu tidak egois.... Ummi sangat senang... Makanya dulu ummi punya fantasi denganmu karena sifat-sifatmu... Sampai ummi rela menyerahkan tubuh ummi sama kamu pun ummi tidak menyesal atau sedih justru ummi bahagia ". Kata ummi.

Aku langsung mencium kening ummi setelah mendengar ummi berkata seperti itu.

Setelah beberapa menit kami istirahat dan kemaluanku pun tidak mau tidur, ummi pun bangkit dan merangkak diatas tubuhku.

Ummi : " Sekarang giliran ummi yang bikin lemas kamu sayang... ". Kata ummi.

Aku : " Kalau ummi bisa ". Kataku menantang ummi sambil tersenyum.

Ummi yang merasa tertantang langsung melumat bibirku. Kami saling melumat dengan penuh perasaan. Tidak tergesa-gesa dan kami melakukannya dengan pelan tapi pasti.

Setelah merasa puas dengan lumatan di bibir kami, ummi melanjutkan dengan menjilati telingaku dan leherku. Aahhhh rasanya sungguh geli tapi nikmat. Puas dengan itu ummi turun lagi menghisap putingku. Aahhhh rasanya sungguh membuatku merinding. Dengan telaten ummi menjilati putingku. Setelah beberapa menit ummi menjilati putingku ummi menurunkan jilatannya. Dan sampai pada kemaluanku, ummi mengatakan sesuatu lagi pada kemaluanku.

Ummi : " Kamu sudah siap kan buat ngontolin memekku... Hihihi.... Kamu suka kan sama memek ustadzah ini? Hmmm.... Memek ustadzah pengen banget lho dikontolin kamu lagi... Hihihi ". Kata ummi.

Saat itu aku bingung dengan ummi. Kenapa ummi suka sekali ngajakin bicara kemaluanku dan bahasa ummi benar-benar membuatku merinding. Sungguh binal sekali ummi Rani ini.

Lalu ummi mulai bangkit dan mulai berjongkok. Tepat saat kemaluanku menyentuh kemaluan ummi tangan kanan ummi memegang kemaluanku dan diarahkan ke lobang surganya. Setelah dirasa sudah tepat maka ummi langsung memasukan kemaluanku pada lobang surga miliknya.

" Ahhhh " Kata aku dan ummi berbarengan.

Kemaluanku yang amblas sempurna termakan oleh mulut merah merekah milik Ummi.

Ummi : " Uhhhh... Sssshhhh.... Dalem banget sayang.... Kontol kamu tebel panjang besar sampai mentok ke rahim ummi... Uuhhh.... Ssshhhh ". Kata ummi mulai menggoyangkan pinggulnya maju-mundur.

Memang benar ujung kemaluanku seperti menyentuh sesuatu yang kenyal dan empuk. Apalagi kemaluan Ummi yang sempit membuat kemaluanku seperti diremas-remas.

Aku : " Ahhh.... Iya Ummi.... Memek Ummi sangat enak.... Ohhhh... Ssshhh ". Kataku.

Aku yang gemas melihat susu Ummi bergoyang goyang maka aku langsung meremas remas susu ummi dengan pelan.

Ummi : " Oohhh.... Sssshhh... Iyaa..... Gitu.... Oohhhhh... Enaknyaa kontol kamu sayang..... Ooohh ". Erang Ummi.

Aku yang mendengar Ummi mengerang keenakan seperti itu membuat jiwa laki-laki ku tertantang. Maka aku langsung membalikkan tubuh Ummi. Sekarang posisiku diatas Ummi. Aku menggerakan pinggulku maju-mundur secara berlahan. Setelah kurasa cukup aku mengggerakan pinggulku semakin cepat dan cepat. Sampai-sampai keringatku menetes ke tubuh sexy ummi.

Ummi : " Oohhhh... Oohhhh... Azam.... Zammmm.... Zaa.... Jangan.... Ohhhhh.... Kenceng.... Ken.... Aaahhhh..... Ummii..... Ummmiiii.... Aaaazzzaaaaammmm ". Erang Ummi yang mencapai orgasme nya yang ke 4.

Tubuh Ummi langsung menegang dan kejang. Mata Ummi menjadi putih semua. Dan kemaluan Ummi seperti menghisap kemaluanku. Tapi aku yang penuh dengan semangat terus saja aku genjot kemaluan Ummi.

Ummi : " Ohhh... Oohhhh... Azam.... Aaahhhh... Berhenti... Dul.... Aaahhhg.... Memek.... Ummi... Ngilu.... Aaahhhh.... Azaa..... Mmmmm.... ". Erang Ummi.

Aku : " Tidak... Ahhhh... Ummi.... Azam.. Tidak... Mau ber... Henti.... Aaahhhh.... Sebelum... Memek.... Ustadzah.... Rani..... Menyerah... Oohhhh.... Enaknya... Memek.... Ustadzah.... Aaahhhh". Kataku terus menggenjot memek Ummi dengan tempo cepat.

Karena aku tidak merokok dan selalu bangun pagi jadi nafasku tidak terlalu terengah engah. Lagi pula aku dari dulu minum vitamin ya walaupun hanya vitamin biasa tapi itu cukup membantu untuk tubuhku.

Setelah aku bosan dengan posisi itu aku balikkan tubuh ummi menjadi posisi DS. Oiya aku mengenal istilah posisi berhubungan badan karena aku sering membaca cerita-cerita dari para suhu disini, hehehehe.

Setelah ummi nungging baru aku masukan lagi kemaluanku ke lubang surga milik Ummi. Aku langsung genjot lagi dengan kencang dan aku tampar-tampar pantat ummi yang bulat itu.

Ummi : " Ohhh... Oohhhh.... Sayang.... Oohhhh... Ini.... Enak... Banget.... Uhhh... Sssshhhh... Terus..... Yang kenceng.... Oohhhhh..... Ssshhhhh..... Oohhhh.... ". Erang Ummi keenakan.

Aku : " Gimana Ummi.... Ahhhhh.... Enakkan memek umi..... Ahhhh... Dikontolin kontol.... Azam.... Aahhhhh..... ". Tanyaku sambil terus menggenjot lubang surganya.

Ummi : " Oohhhh.... Iya... Iyaaa.... Enak... Banget.... Ooohhhh..... ". Erang Ummi.

Aku : " Ummi... Mau... Aku... Kontolin... Kayak... Gini lagi?.... Ohhhh ". Tanyaku lagi.


Ummi : " Iyaa.... Ahhhh... Sssshhhh..... Kontolin.... Ummi... Azam... Aaahhhh.... ". Erang Ummi.

Aku : " Hah.... Aaaahhh.... Kenapa... Ummi... Mau dikontolin Azam kayak gini ". Tanyaku lagi.

Aku sengaja bertanya terus kepada Ummi karena aku ingin melihat sejauh mana kebinalan Ummi. Jahat banget ya aku, hehehehe.

Ummi : " Aaahhhh... Enak.... Enak.... Oohhhh.... Kontol... Azam... Enak.... Ohhhh... Ssshhhhh ". Erangnya.

Aku : " Ahhh... Tapi... Ummi itu ustadzah loh... Masa pengen dikontolin keponakanya sendiri sih... ". Tanyaku.

Ummi : " Ohhhh.... Ummi... Ustadzah... Nakal.... Binal... Oohhhh.... Wadah... Kontol ponakan Ummi.... Aaahhhh.... Ummi... Pelacur.... Ahhhh... Lonte.... Perek.... Pecun.... Ustadzah..... Haus.... Kontollllll.... Aaaaaahhhhhhh...... Azaaaaaammmmm... Ummi.... Umm..... Aaaaaaaaahhhhhhhhh ". Erang ummi.

Tubuh ummi menegang lagi dan kejang. Semua tubuhnya menggigil. Aku yang tidak tega melihat ummi saat itu, aku lepaskan kemaluanku di lubang surga milik ummi dan tiduran disamping kiri ummi. Sedangkan ummi langsung jatuh tengkurap. Nafasnya terengah-engah.

Lama aku menunggu ummi beristirahat. Setelah itu aku coba untuk memeluk ummi tapi sama sekali tidak bergerak. Aku sangat ingat waktu itu aku sangat panik dan bingung. Lalu aku membalikkan tubuh ummi menjadi telentang dan aku melihat dengan teliti. Masih ada nafas detak jantung masih ada begitu juga nadi.

Saat itu entah perasaan apa yang muncul karena melihat Ummi pingsan karena mencapai puncak orgasme nya yang ke 5. Aku tersenyum saat melihat ummi pingsan gara-gara itu. Tapi aku juga heran kenapa aku tidak merasakan tanda-tanda akan keluar seperti waktu ibuku mengocok kemaluanku. Aneh, pikirku.

Karena lama menunggu ummi sadar aku pun beranjak dari kasurku dan memakai sarungku saja. Lalu keluar kamar dan turun ke lantai dasar untuk pergi ke dapur. Perutku terasa sangat lapar setelah beradu kelaminku dan Ummi.

Setelah sampai dapur aku melihat ternyata Ummi memasak banyak masakan. Ayam goreng, semur ati ampela, ikan nila, telur ceplok dan masih banyak lagi. Begitu juga dengan sayurnya. Aku yang bingung untuk memilih makanan apa yang mau aku makan akhirnya aku memilih semur ati ampela sayurnya daun singkong lalu aku mengambil sambal hijau dan nasi. Aku makan dengan lahap karena peraduan tadi menjadikan perut keroncongan.

Setelah makan aku ke ruang keluarga. Disana terdapat sebuah tv besar lengkap dengan spiker sambo besar pula yang tertata di samping kanan kiri tv tersebut. Aku juga melihat ada sebuah Play Station 3 lengkap dengan stick nya. Sebenarnya aku ingin main Play Station tersebut tapi aku tidak bisa memainkannya. Memang aku dikampung tidak mengenal mainan seperti itu. Akhirnya aku hanya menonton tv saja waktu itu.

Sudah lama aku menonton tv dan aku melihat jam yang saat itu pukul 16.12 WIB. Tidak terasa sudah 2 jam aku menonton tv yang acaranya saat itu aku lupa judulnya yang jelas itu seperti movie comedy indonesia. Akhirnya aku bangkit dari dudukku dan naik ke lantai 2 untuk mengecek Ummi Rani dikamarku. Saat sudah sampai dikamar ternyata Ummi sudah sadar dan duduk di kasurku.

Aku : " Ummi sudah sadar? ". Tanyaku.

Ummi : " Duhh... Maaf yaa sayang ummi tadi pingsan.... Ummi tidak kuat sayang... Badan ummi lemas sekali ". Jawab Ummi sambil mencoba untuk bangkit tapi masih belum bisa.

Aku : " Sudah Ummi tiduran saja... Badan Ummi masih lemes kan.... ". Tanyaku yang dijawab oleh Ummi dengan anggukan kepala saja.

Aku yang melihat tubuh Ummi yang masih telanjang membuat libidoku naik kembali tapi aku sangat kasihan dengan Ummi jadi aku putuskan untuk mengambil gamis Ummi yang terjatuh dilantai kamarku. Aku juga memakaikan gamis itu ke tubuh ummi tapi tidak untuk bra dan cd nya karena ribet.

Aku : " Kalau sudah pakai pakaian begini kan aman Ummi ". Kataku.

Ummi : " Makasih ya sayang.... Emang aman kenapa? ". Tanya Ummi.

Aku : " Aman dari ular kasur ". Jawabku berbisik di telinga kanan Ummi.

Ummi hanya tersenyum saat itu dan mengelus pipi kananku dengan tangan kanannya.

Ummi : " Makasih ya sayang... Tapi Ummi belum bisa membuat kamu keluar sayang... Emmm.... Maaf ya ". Kata Ummi.

Aku : " Hehehe.... Tidak apa-apa Ummi.... Kan masih banyak waktu jadi tidak usah dipaksakan.... Azam ambilkan makan dan minum dulu ya... Laper pasti kan... Tuh perut Ummi sampai bunyi ". Kataku sambil mendengar suara perut Ummi yang lapar.

Ummi : " Iya sayang.... Maaf yaa ngrepotin kamu ". Kata Ummi yang kujawab dengan senyuman.

Aku langsung mengambil makan dan minum di lantai dasar untuk ummi. Aku mengambil ayam goreng sayur lodeh dan nasi untuk minumannya aku mengambilkan teh hangat dan air putih. Setelah aku taruh semua di nampan aku segera naik ke lantai 2 untuk menyerahkan makanan dan minuman ini.

Sesampainya dikamar Ummi tersenyum melihatku. Aku yang saat itu merasa kasihan maka aku menyuapi Ummi. Awalnya Ummi menolak tapi aku paksa untuk mau dan akhirnya mau juga aku suapin. Selama aku menyiapi Ummi aku tidak berbicara sama sekali begitu juga dengan Ummi. Hanya mata kami saja yang berbicara.

Setelah makanan Ummi habis aku langsung membereskan peralatan makan ke dapur dan mencucinya sekalian. Aku yang terbiasa dengan rumah yang bersih melihat rumah Ummi yang menurutku kurang enak dipandang maka aku langsung saja membersihkan dan menata yang memang harus ditata.

Tidak terasa adzan maghrib berkumandang. Aku bergegas untuk mandi. Setelah mandi aku naik ke lantai 2 untuk berganti pakaian. Saat aku masuk ke dalam kamar kulihat tidak ada siapapun dikamar. Aku hanya mendengar suara keran air di kamar mandi kamarku. Bikin kaget saja, pikirku. Karena aku sangat takut kalau Ummi kenapa-kenapa.

Setelah kami selesai mandi kami kembali ke dapur untuk makan malam. Ummi juga sudah memakai pakaian seperti biasanya. Gamis, khimar dan cadar berwarna ungu. Kami juga makan malam dengan tenang. Tidak ada pembahasan yang telah terjadi seolah olah tidak terjadi apa-apa. Setelah makan malam pun sama. Aku menonton tv dan ummi kembali ke ruang kerja nya. Siapa yang bilang setelah melakukan perkelahian diatas ranjang kami akan melakukannya secara terus menerus. Apalagi setelah melihat ummi pingsan tadi siang aku merasa kasihan. Mungkin kalau ummi sedikit lebih muda tidak akan pingsan tapi mengingat umur ummi yang menginjak usia 40an kurasa itu juga menjadi pemicu. Tapi semua kembali kepada individu setiap orang karena setiap orang memiliki porsi yang berbeda beda.

Aku melihat jam diatas tv kulihat sudah pukul 22.22 WIB. Aku mematikan tv dan melihat ummi di ruang kerjanya. Saat kulihat ternyata ummi ketiduran dikursi. Niatku untuk membangunkan ummi untuk pindah di kamarnya tapi aku urungkan niatku itu. Dengan sigap aku gendong tubuh ummi yang tidak terlalu berat itu ke kamarnya. Setelah itu aku baringkan tubuh ummi di kasurnya serta tidak lupa untuk menyelimutinya dengan selimutnya. Aku juga menyetel ac dikamar ummi dengan suhu sedang. Setelah itu aku keluar kamar ummi tidak lupa dengan menutup pintu kamarnya.

Aku juga kembali ke kamarku untuk tidur. Tapi lama aku mencoba untuk tidur tidak kunjung tidur juga. Entah kenapa aku malah kefikiran dengan Evi. Akhwat bercadar yang membeli kitab ditokoku yang ternyata teman sekolah Kak Nissa. Ingin aku minta no wattipnya melalui Kak Nissa tapi pasti Kak Nissa tanya-tanya yang merepotkan.

Yang aku rasakan saat itu adalah ingin sekali bertemu dengannya lagi. Aku juga entah kenapa merasa khawatir dengannya. Entahlah yang jelas saat itu aku merasa perasaanku tidak enak kepadanya. Rasanya ingin sekali untuk bertemu dan mengobrol dengannya walaupun menggunakan bahasa isyarat tapi itu tidak jadi masalah. Lama aku memikirkannya dan tanpa sadar aku tidur juga.

Pagi hari setelah aku melaksanakan sholat subuh entah kenapa rasa khawatir itu muncul lagi. Dan semakin bertambah. Sampai-sampai Ummi menegurku karena aku yang terus melamun.

Ummi : " Azam.... Kamu kenapa nak? Apa kamu merasa tidak enak badan? ". Tanya Ummi.

Aku : " Ahhh.... Maaf Ummi.... Tapi aku baik-baik saja... Hanya saja entah kenapa perasaanku tidak enak Ummi... Seperti ada rasa kekhawatiran yang berlebihan ". Jawabku.

Lalu ummi mendekat kepadaku dan memelukku. Aku merasa nyaman dipeluk oleh ummi. Walau bagaimana pun keluarga ummi itu sudah seperti keluarga sendiri yahh walaupun aku sudah merasakan betapa liarnya ummi kalau urusan ranjang tapi saat itu aku tidak ada nafsu dengan siapapun karena rasa yang aku rasakan.

Ummi : " Nak... Istighfar nak... Mungkin itu hanya perasaanmu saja ". Kata Ummi yang masih memelukku.

Lantas aku beristighfar sebanyak mungkin.

Ummi : " Ummi buatkan teh hangat ya supaya lebih tenang ". Kata ummi sambil berjalan ke dapur.

" Ada apa ini.... Kenapa aku merasa sangat khawatir... Baru kali ini aku merasakan hal seperti ini... Semoga tidak terjadi apa-apa dengannya ". Kataku lirih.

Aku melihat ummi berjalan dari dapur kearahku sambil membawa nampan yang berisi 2 cangkir teh. Lalu memberikan teh hangat kepadaku. Aku pun langsung meminumnya. Setelah aku meminum teh buatan ummi aku merasa lebih enakan walaupun rasa itu masih ada.

Ummi : " Gimana nak.... Udah enakan? ". Tanya ummi.

Aku : " Alhamdulillah ummi ". Jawabku.






Sudah sudah masukin lagi burungnya biar bobok lagi....

Oiya mungkin untuk beberapa hari ini belum bisa update ya.... Banyak kerjaan juga soalnya.... Maaf yaa suhu.....


Salam.....
Ini Abi tau gak kalo istrinya berbuat enak²an sama Azzam? Jangan² ini emang sudah diskenario sama si Ummi
Waktu enak²an sama suaminya, suaminya menganggap itu hanyalah sebuah fantasy dan berfikir masak istrinya yang ustadzah bla bla bla begitu
Gak mungkin lah

Tapi sensasinya sungguh luar biasa, si ummi mengaku sama seorang pelacur sama Azzam.
Ayo Zam garap Ummimu waktu pake gamis di dekat Abimu

Buat suhu, makasih updatenya
:mantap::ampun::mantap::ampun:
Nunggu Si Bunda juga menyerahkan 2 mulutnya
Terus ada ustadzah² yang lain
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd