Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU ( NO SARA )

Status
Please reply by conversation.
Lanjut....





Setelah sampai kost karena hanya belakang tempatku bekerja jadi aku tidak perlu kendaraan untuk bekerja. Lagipula kost tempatku ngekost itu bebas jadi tidak masalah kalau aku membawa Kak Nissa bahkan teman-teman kost ada juga yang membawa pacarnya bahkan tinggal bersama dalam 1 kost.

Setelah aku dan Kak Nissa masuk ke dalam Kamar kost kami masih saja saling diam. Lalu aku terkejut saat Kak Nissa tiba-tiba memelukku dari belakang.

Kak Nissa : " Dek.... Kakak.... Kakak... ". Kata Kak Nissa sambil memelukku dan menangis.

Aku : " Huft.... Lanjutkan dulu nangisnya sampai puas.... Aku mau mandi dulu... Gerah soalnya... ". Kataku sambil melepas pelukan Kak Nissa.

Lalu aku mengambil handukku dan masuk kedalam kamar mandi. Karena kostku itu kamar mandi dalam jadi lebih praktis dan nyaman tanpa harus antri untuk menggunakan kamar mandi dengan penghuni kost yang lain.

Didalam kamar mandi aku segera menyalakan kran air dan saat itu juga aku menangis sesenggukan.

Cukup lama aku menangis didalam kamar mandi bahkan aku membuang banyak air karena luber diember tempatku menampung air untuk mandi. Sadar akan hal itu maka aku segera mandi. Setelah selesai disaat aku memakai handuk aku teringat kalau aku lupa membawa pakaian ganti.

" Astaghfirullah..... Kenapa aku jadi pikun gini.... Sial... ". Pikirku.

Mau tidak mau aku keluar dengan hanya memakai handuk untuk menutupi pusaka tunggal eka milikku.

Begitu aku keluar dari dalam kamar mandi aku melihat Kak Nissa tertidur dikasurku. Aku yang melihat itu menjadi kasihan dengannya. Jauh-jauh datang kemari untuk bertemu denganku pasti sangat lelah. Maka aku membiarkan Kak Nissa untuk tidur sedangkan aku segera memakai sarung berwarna hitam polos tanpa celana dalam dan kaos lengan pendek berwarna hitam polos juga.

Saat itu jam 10 malam aku yang tidak bisa tidur memutuskan untuk olah raga malam berupa push up saja. Sampai pada push up yang ke 20 aku mendengar bahwa Kak Nissa memanggilku dan bangun dari tidurnya.

Kak Nissa : " Dek.... ". Kata Kak Nissa.

Aku yang mendengar itu langsung menghentikan kegiatanku dan menoleh kepada Kak Nissa.

Aku : " Iya kak... Sudah bangun kak... Sebentar aku pesenin makan ya pasti kakak laper dan lelah.... Sekalian aku juga kak.... Sebentar ya... ". Kataku.

Tapi aku melihat Kak Nissa menggelengkan kepalanya.

Kak Nissa : " Tidak dek.... Dek.... Kakak... Kakak.... ". Kata Kak Nissa.

Aku melihat mata Kak Nissa berkaca-kaca dan menjatuhkan air mata maka aku langsung memeluk Kak Nissa yang posisi Kak Nissa sedang duduk dan aku memeluk Kak Nissa pada bagian perutnya. Aku juga saat itu menangis dan meminta maaf kepadanya.

Aku : " Kak.... Aku minta maaf kak.... Aku minta maaf.... Aku salah kak.... Aku salah... Kak.... Aku... Aku... Huaaaa..... ". Isakku.

Aku memeluk perut Kak Nissa sangat erat saat itu.

Kak Nissa : " Hiks.... Dek... Kakak.... Kakak sudah memaafkan adek... Sudah dek.... Sudah... Jangan nangis kayak gini lagi.... Hiks... Hiks.... ". Kata Kak Nissa sambil menangis dan mengelus elus kepalaku.

Setelah aku merasa tenang aku melepaskan pelukanku dan duduk didepan Kak Nissa.

Kak Nissa : " Dek.... Sebenarnya kakak percaya sama kamu.... Jadi jelaskan sama kakak kenapa kamu ingin dengan Hera waktu itu.... Jawab jujur dek.... ". Tanya Kak Nissa.

Aku saat itu memutuskan untuk jujur pada Kak Nissa dan pada diriku sendiri.

Aku : " Kak... Sebenarnya aku susah mencapai puncak kak... Bahkan aku lupa bagaimana rasanya.... Emmm... Itu kak... Ummm... ". Kataku gugup.

Kak Nissa : " Orgasme maksudmu dek...? ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Ehh... Iii... Iyaa kak... Jujur kak saat aku pertama kali or... Orgasme dengan bantuan bunda aku ingin merasakan lagi kak... Tapi setelah kecelakaan itu yang membuatku kehilangan kedua testisku, aku jadi susah untuk mencapai itu kak.... ". Kataku jujur.

Kak Nissa : " Hmm... Apa sudah ke dokter dek...? ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Sudah kak dan kata dokter ada suatu keanehan kak... Biasanya laki-laki yang kehilangan kedua testisnya akan merasakan susah untuk terangsang dan jikalau terangsang maka tidak semaksimal sebelum kehilangan kedua testisnya tapi pada kasusku berbeda kak... Aku malah sebaliknya membuat mudah terangsang dan sangat keras kak tapi malah efeknya susah untuk mencapai orgasme dan setelah dicek oleh dokter dan lap ada suatu keanehan yang bahkan dokter sendiri belum mengetahui secara pasti tapi kata dokter kemungkinan ada syaraf sensitif pada batang kemaluanku yang sudah tidak peka atau urat sensitifnya tidak berfungsi lagi.... Aku juga tidak tau... ". Jawabku jujur.

Saat itu aku merasa lega karena aku sudah mengeluarkan unek-unekku yang selama ini aku simpan rapat-rapat walaupun itu aku bicara pada Kak Nissa selaku Kakak kandungku sendiri.

Kak Nissa : " Lalu kata dokter gimana dek setelah itu.... ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Hmm.... Kata dokter terapi kak tapi aku sudah melakukannya tapi hasilnya nihil.... Dokter pun sudah mencoba berbagai cara tapi nihil juga makanya dokter bilang untuk tetap tabah dan sabar... Dengan kata lain angkat tangan... ". Kataku.

Kak Nissa : " Maka dari itu kamu melakukan semua itu bahkan dengan bunda juga nihil...? ". Tanya Kak Nissa.

Aku hanya mengangguk saja dan menunduk.

Kak Nissa : " Masya Allah dek... Ok... Kakak akui kakak bukan ahlinya untuk masalah itu tapi dek... Jangan pernah melakukan hal seperti dulu lagi... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Umm... Iya kak... ". Kataku.

Setelah itu suasana menjadi hening. Kami kembali pada pikiran kami masing-masing.

Kak Nissa : " Dek.... Kakak laper... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Ehh... Hahahaha.... Maaf kak... Sebentar aku pesenin aja ya kak... ". Kataku.

Kak Nissa menggelengkan kepalanya.

Kak Nissa : " Tidak mau.... Dek kakak tau daerah sini... Asal kamu tau kost kakak dulu disamping kost kamu ini.... Hihihi.... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Elah... Yang bener kak.... Tapi kak aku penasaran kenapa kakak bisa tau aku disini.... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Hihihi.... Asal kamu tau owner resto tempat kamu kerja itu teman kuliah kakak.... Hihihi ". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Ehh.... Yang bener kak... Tapi kenapa bisa.... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Panjang ceritanya.... Intinya beberapa hari yang lalu owner resto tempat adek kerja itu upload foto di IG kan... Nah kakak terkejut melihat itu dan kakak coba cek lagi dan ternyata bener kalau itu kamu dek... Setelah kakak coba melihat foto-foto di IG nya apalagi ada foto kamu pas lagi sendiri dek saat adek baru membawa nampan yang isinya penuh dengan makanan dan adek lagi senyum... ". Jelas Kak Nissa.

Aku : " Ohhh... Iya... Iya... Aku ingat kak foto itu.... ". Kataku..

Kak Nissa : " Nah seketika itu kakak langsung DM ownernya dan langsung dibalas olehnya dan semua pertanyaan kakak dijawab olehnya karena dia teman kakak.... Makanya setelah 3 hari kakak berangkat kesini.... ". Jelas Kak Nissa.

Aku terkejut saat Kak Nissa menjelaskan semuanya. Aku baru tau kalau Mbak Azizah selaku owner resto tempatku bekerja itu teman kuliah Kakak.

Aku : " Jangan bilang kakak kesini naik bus... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Dihh... Enak aja... Kakak naik pesawat dek... Tadi jam 3 sore kakak sampai dikota Y dan kakak langsung kesini naik taksi.... Hihihi.... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Hmm... Lalu bunda gimana kak... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Alhamdulillah dek bunda baik-baik saja.... ". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Alhamdulillah... Oiya kak.... Kenapa kakak bisa tau kalau aku mau ke tempat Kak Hera....? ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Nih coba lihat kakak belum hapus semuanya kok.... ". Kata Kak Nissa sambil menyerahkan hape nya kepadaku.

Aku melihat banyak sekali chat dan....

Ya ampun ternyata semua chat yang aku kirim ke siapa saja masuk ke wattip Kak Nissa termasuk chatku dengan Evi dan Kak Hera. Ini namanya pembajakan.....

Aku : " Kak ini.... ". Kataku terkejut.

Kak Hera : " Maaf ya dek kalau wattip adek kakak bajak.... ". Kata Kak Nissa.

Kulihat Kak Nissa setelah mengatakan itu Kak Nissa menunduk seperti merasa bersalah.

Aku : " Tapi kenapa kak.... Sampai bajak wattip aku... Ini... Ini... ". Kataku kesal.

Sementara itu Kak Nissa hanya menunduk saja.

Aku : " Kak.... Jangan diam saja Kak.... Aku butuh penjelasan kak.... Ini.... Argh... ". Kataku frustasi.

Saat itu memang benar aku marah sama Kak Nissa. Kesal, jengkel, ilfil, bingung, entahlah....

Hanya suara isak tangis Kak Nissa saja yang terdengar saat itu.

Dengan perasaan yang tidak karuan akhirnya aku keluar dari dalam kamar kost ku dan meninggalkan Kak Nissa didalam.

Aku berjalan keluar dari area kost untuk sekedar menenangkan diri.

" Tidak... Kalau aku seperti ini aku sama saja dengan Kak Nissa yang terbawa suasana murkanya.... Aku harus tenang dan harus bisa berfikir secara dewasa.... Aku harus ikhkaskan saja dan mungkin saja Kak Nissa melakukan itu karena kasih sayangnya agar aku tidak terjerumus lebih dalam... Agar Kak Nissa juga bisa mengontrolku... ". Pikirku.

Setelah aku merasa tenang aku langsung berjalan ke warung lesehan depan resto tempatku bekerja karena disana ada warung lesehan yang enak dan murah tentunya, hehehehe.

Setelah sampai di warung lesehan aku langsung memesan makanan dan aku menunggu sebentar. Aku membeli bebek goreng 2 porsi 2 nasi putih dan teh hangat untuk Kak Nissa dan esteh untukku.

Cukup lama aku menunggu karena lumayan ramai juga akhirnya pesananku sudah siap, maka aku lekas membayar dan lekas untuk pulang karena Kak Nissa juga lapar.

Akhirnya sampai juga dan aku langsung membuka pintu kamarku. Kulihat Kak Nissa sedang meringkuk diatas kasur. Setelah aku mendekat yang semula aku kira tertidur ternyata Kak Nissa masih menangis sampai-sampai cadar bandana yang Kak Nissa pakai basah bahkan sampai bantalku.

Aku : " Kak... Makan dulu yuk... Tadi katanya lapar... Nih aku belikan kakak bebek goreng... Kan kakak suka sama daging bebek... Kaaakk.... ". Kataku sambil menepuk tangan kanan Kak Nissa.

Kak Nissa : " Dek... Kakak... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Kaaakkk... Sudahlah itu masa lalu kita.... Biarkan saja... Sekarang makan dulu yuk lagipula aku sudah mengikhlaskan semuanya... Yang penting sekarang bagaimana caranya untuk maju melangkah kedepan.... Aku juga salah kok.... Kaaaakkk.... Sudah yaa.... ". Kataku.

Saat itu Kak Nissa langsung duduk didepanku dan langsung memelukku erat.

Kak Nissa : " Makasih dek.... Makasih... ". Kata Kak Nissa.

Aku juga langsung memeluk Kak Nissa dengan erat serta tersenyum.


Cukup lama aku memeluk Kak Nissa. Lalu aku melepaskan pelukanku kepada Kak Nissa.

Aku : " Kaaakk.... Makan dulu yuk... Tadi katanya lapar... ". Kataku.

Kak Nissa hanya mengangguk saja saat itu. Aku langsung menyiapkan semuanya.

Aku : " Kak... Apa kakak masih mau pakai cadar kakak sedangkan cadar kakak basah begitu... Apa tidak ganti saja... ". Kataku.

Kak Nissa berfikir sejenak dan langsung mencopot cadarnya. Aku melihat wajah yang sudah lama tidak aku lihat. Begitu manis dan sangat natural tanpa adanya make up yang melapisi kulit wajah Kak Nissa. Aku sangat rindu melihat wajah itu.

" Kak... Kau sangat sempurna... ". Batinku.

Kak Nissa : " Dek... Kenapa bengong begitu... ". Kata Kak Nissa.

Saat itu aku langsung tersadar.

Aku : " Eh... Umm... Tidak kak... Hanya saja aku kangen lihat wajah kakak.... ". Kataku.

Aku : " Aneh kamu ini... ". Kata Kak Nissa.

Setelah itu kami makan bersama. Tidak ada obrolan saat kami sedang makan.

Setelah selesai makan malam aku segera membereskan semuanya dan aku duduk bersandar di tembok samping lemari bajuku.

Aku : " Kak.... Tidak pakai cadar lagi...? ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Umm... Tidak dek... Kan cuma sama kamu aja disini lagian pintu juga kamu tutup kan... ". Kata Kak Nissa sambil memainkan hapenya.

Aku : " Iya sih... ". Kataku.

Kak Nissa : " Dek.... Bobok yuk... Kakak ngantuk... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Iya Kak... Yasudah kakak tidur saja dikasur nanti aku tidur dilantai... ". Kataku.

Kak Nissa : " Dek apa kamu malu...? Apa kamu tidak kangen sama kakak...? ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Kak... Bukan seperti itu... Aku kangen sama kakak... Tapi.... ". Kataku terpotong oleh Kak Nissa.

Kak Nissa : " Udah deh dek.... Jangan ngeyel... ". Kata Kak Nissa sembari menatapku tajam.

" Duh... Repot ini kalau tidak diturutin... ". Batinku.

Aku : " Hah.... Iya iya.... ". Kataku pasrah.

Lalu aku segera ke kasurku dan tidur terlentang di samping kanan Kak Nissa yang posisinya mepet tembok.

Karena gerah segera aku nyalakan kipas angin lalu kembali keposisiku semula.

Kak Nissa : " Sumuk po dek.... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Ehh... Kak... Kakak bisa bahasa jawa...? ". Kataku terkejut.

Kak Nissa mengangguk dan tersenyum.

" Duh... Manisnya.... ". Batinku.

Kak Nissa : " Udah dek bobok... Ngantuk... Capek.... ". Kata Kak Nissa.

Aku hanya mengangguk saja saat itu dan aku mencoba untuk tidur.

Aku terbangun saat Kak Nissa membangunkanku dan terdengar suara adzan subuh. Maka aku juga dengan segera bangun dan segera berwudhu setelah itu lanjut sholat subuh dengan Kak Nissa.

Kak Nissa : " Dek hari ini shift siang atau malam...? ". Tanya Kak Nissa sambil membuka mukenanya.

Aku yang saat itu langsung berbalik menghadap Kak Nissa tapi setelah aku berbalik dan melihat Kak Nissa aku hanya terbengong cukup lama.

Kak Nissa : " Astaghfirullah adek... Iihhh... Malah bengong... ". Kata Kak Nissa sambil tangannya dikipas kipaskan didepan mukaku.

Aku langsung tersadar saat itu juga.

Aku : " Ehh... Astaghfirullah... Iya kak.... Kenapa... ". Tanyaku balik.

Kak Nissa : kakak tanya hari ini shift siang atau malam... ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " O... Off.... Kak.... ". Kataku gugup.

Kak Nissa : " Kok gugup gitu sih dek... Kenapa... ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Eh.... Ti.... Tidak... Kok.... Kak ". Kataku menunduk.

Kak Nissa : " Hihihi.... Adek baru kali ini ya liat kakak pakai pakaian kayak gini... ". Tanya Kak Nissa.

Sungguh aku terpesona. Aku yang terbiasa melihat Kak Nissa memakai gamis, khimar dan cadar dan selalu tertutup walaupun itu didalam rumah tapi kini aku melihat sesuatu yang tidak biasa bahkan baru kali ini aku melihat Kak Nissa menggunakan pakaian seperti ini.

Baju tidur berwarna ungu polos dengan lengan pendek serta celana panjang yang serupa warnanya dengan baju atasannya. Tanpa khimar dan juga cadar. Aku juga baru pertama kali melihat rambut Kak Nissa yang ternyata panjang dengan warna yang hitam legam dan juga lurus. Yang saat itu aku melihat Kak Nissa sedang menggelung rambutnya menggunakan seperti sumpit berwarna hitam juga. Sangat kontras dengan warna kulit Kak Nissa yang kuning langsat dan terlihat halus. Ditambah bulu-bulu tipis pendek yang tumbuh dikedua tangannya dan lehernya.

Melihat Kak Nissa menggunakan pakaian seperti itu membuat lekuk tubuhnya menjadi terlihat. Kulihat susu Kak Nissa yang membusung bulat besar nan indah dan pantat yang terlihat sedikit nonggeng bulat besar pula serta ceplakan celana dalamnya.

Tanpa sadar kemaluanku bangkit dari tidur panjangnya. Sedangkan aku masih memakai jubahku hanya sarung saja dibalik jubah yang aku kenakan.

" Duh gawat kalau Kak Nissa tahu kalau kemaluanku bangun... ". Batinku.

Aku langsung menunduk dan berbalik badan. Lalu dengan sedikit gugup aku mencopot jubahku. Setelah jubahku terlepas maka terlihatlah tubuhku yang hanya memakai sarung putih polos. Aku melihat kebawah dan terlihat sebuah tenda pada sarungku. Dan tiba-tiba Kak Nissa memelukku dari belakang, maka punggungku tertempel susu milik Kak Nissa. Sungguh sangat empuk, kenyal dan sangat nyaman kurasakan.

Gugup, deg-degan, kaku, keringat dingin. Itu yang aku rasakan saat dipeluk Kak Nissa.

Aku : " Kak... Aku.. ". Kataku kaku.

Kak Nissa : " Hmm... Dek... Cuma sama kamu kakak berani berpakaian seperti ini dan... Dan... Kakak........ Umm.... Dek.... Jangan tinggalin kakak lagi ya... Jangan pergi lagi... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Kak... Aku tidak akan pergi lagi tapi apa harus seperti ini.... Maksudku dengan kakak berpakaian seperti ini... Kaaakk... Aku sudah ceritakan semuanya sama kakak... Tapi bukan seperti ini yang aku harapkan... Tetaplah jadi Kak Nissa yang biasanya... ". Kataku.

Setelah aku mengatakan itu aku melepas pelukan Kak Nissa dan berbalik badan menghadap Kak Nissa.

Kak Nissa : " Dek... Maafkan kakak.... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Kak cari sarapan yuk... Laper... ". Kataku mengalihkan pembicaraan.

Kak Nissa malah seperti orang bingung melihatku berkata seperti itu yang mengajak Kak Nissa untuk mencari sarapan. Secara saat itu sudah jam 5 pagi jadi sudah banyak yang jualan sarapan pagi.

Melihat Kak Nissa yang seperti itu aku malah geli sendiri. Terkadang Kak Nissa itu galak, judes, dingin tapi kadang juga sangat manja, kalem dan polos.

" Haduh... Ini orang sudah sarjana kok polosnya seperti ini sih.... Mana psikolog pula.... Aneh ini orang... Tapi kalau lihat ekspresinya benar-benar membuatku tidak tahan... Ingin aku tubruk.... Duh.... ". Pikirku.

Aku : " Astaghfirullah.... Kkkkaaaaakkkk.... Hayok... Malah bengong....Cepat ganti baju.... Apa kakak mau pakai baju seperti itu..... ". Teriakku.

Kak Nissa : " Ehhh... Iya dek... Iyaa.... Astaghfirullah... ". Kata Kak Nissa.

Setelah itu aku ganti baju biasa begitu juga dengan Kak Nissa memakai gamis khimar dan cadar bandana yang semua serba hitam.

Lalu kami pun berjalan kaki untuk cari sarapan yang sudah buka.

Sesudah kami menemukan warung sarapan pagi kami langsung membeli makanan untuk kami sarapan. Yang tidak jauh dari kost yang aku tinggali.

Setelah sarapan dan perut kami kenyang aku dan Kak Nissa tidak langsung kembali ke kost melainkan jalan-jalan dulu. Kali ini jalan-jalan beneran tanpa kendaraan, hehehhee.

Kak Nissa juga menceritakan pengalamannya didaerah kost. Kami mengobrol saat perjalanan. Kami berhenti mengobrol saat kami bertemu dengan Mbak Azizah selaku owner tempat aku bekerja dan teman kuliah Kak Nissa yang sedang jalan-jalan juga.

Mbah Azizah : " Loh Azam... Jalan-jalan juga dan ini siapa....? Cie cie.... Pacar atau istri.... Hihihi.... ". Kata Mbak Azizah.

Mendengar Mbak Azizah berkata seperti itu membuatku tertawa dan Kak Nissa langsung bicara...

Kak Nissa : " Zizah..... Dari dulu kamu ini yaa.... Tidak berubah selalu ceplas-ceplos kalau bicara.... ". Kata Kak Nissa.

Mbak Azizah : " Ehh... Tunggu... Suara ini... ". Kata Mbak Azizah sambil menatap mata Kak Nissa.

Mbak Azizah : " Masya Allah Nissaaaaa...... ". Teriak Mbak Azizah dan langsung memeluk Kak Nissa.

Aku melihat Kak Nissa dan bosku berpelukkan seperti itu membuatku senang.

Setelah itu mereka mengobrol berdua sedangkan aku jadi obat nyamuk saja dibelakang mereka.

Tidak banyak hal terjadi saat kami berjalan jalan saat itu. Dan kami berpisah dengan Mbak Azizah dipersimpangan jalan kampung. Aku dan Kak Nissa memutuskan untuk pulang ke kost mengingat melihat matahari sudah naik dan melihat jam dihapeku sudah jam 6.30 pagi.





Lanjut kalau senggang lagi ya hu...

Salam...
 
Lanjut....





Setelah sampai kost karena hanya belakang tempatku bekerja jadi aku tidak perlu kendaraan untuk bekerja. Lagipula kost tempatku ngekost itu bebas jadi tidak masalah kalau aku membawa Kak Nissa bahkan teman-teman kost ada juga yang membawa pacarnya bahkan tinggal bersama dalam 1 kost.

Setelah aku dan Kak Nissa masuk ke dalam Kamar kost kami masih saja saling diam. Lalu aku terkejut saat Kak Nissa tiba-tiba memelukku dari belakang.

Kak Nissa : " Dek.... Kakak.... Kakak... ". Kata Kak Nissa sambil memelukku dan menangis.

Aku : " Huft.... Lanjutkan dulu nangisnya sampai puas.... Aku mau mandi dulu... Gerah soalnya... ". Kataku sambil melepas pelukan Kak Nissa.

Lalu aku mengambil handukku dan masuk kedalam kamar mandi. Karena kostku itu kamar mandi dalam jadi lebih praktis dan nyaman tanpa harus antri untuk menggunakan kamar mandi dengan penghuni kost yang lain.

Didalam kamar mandi aku segera menyalakan kran air dan saat itu juga aku menangis sesenggukan.

Cukup lama aku menangis didalam kamar mandi bahkan aku membuang banyak air karena luber diember tempatku menampung air untuk mandi. Sadar akan hal itu maka aku segera mandi. Setelah selesai disaat aku memakai handuk aku teringat kalau aku lupa membawa pakaian ganti.

" Astaghfirullah..... Kenapa aku jadi pikun gini.... Sial... ". Pikirku.

Mau tidak mau aku keluar dengan hanya memakai handuk untuk menutupi pusaka tunggal eka milikku.

Begitu aku keluar dari dalam kamar mandi aku melihat Kak Nissa tertidur dikasurku. Aku yang melihat itu menjadi kasihan dengannya. Jauh-jauh datang kemari untuk bertemu denganku pasti sangat lelah. Maka aku membiarkan Kak Nissa untuk tidur sedangkan aku segera memakai sarung berwarna hitam polos tanpa celana dalam dan kaos lengan pendek berwarna hitam polos juga.

Saat itu jam 10 malam aku yang tidak bisa tidur memutuskan untuk olah raga malam berupa push up saja. Sampai pada push up yang ke 20 aku mendengar bahwa Kak Nissa memanggilku dan bangun dari tidurnya.

Kak Nissa : " Dek.... ". Kata Kak Nissa.

Aku yang mendengar itu langsung menghentikan kegiatanku dan menoleh kepada Kak Nissa.

Aku : " Iya kak... Sudah bangun kak... Sebentar aku pesenin makan ya pasti kakak laper dan lelah.... Sekalian aku juga kak.... Sebentar ya... ". Kataku.

Tapi aku melihat Kak Nissa menggelengkan kepalanya.

Kak Nissa : " Tidak dek.... Dek.... Kakak... Kakak.... ". Kata Kak Nissa.

Aku melihat mata Kak Nissa berkaca-kaca dan menjatuhkan air mata maka aku langsung memeluk Kak Nissa yang posisi Kak Nissa sedang duduk dan aku memeluk Kak Nissa pada bagian perutnya. Aku juga saat itu menangis dan meminta maaf kepadanya.

Aku : " Kak.... Aku minta maaf kak.... Aku minta maaf.... Aku salah kak.... Aku salah... Kak.... Aku... Aku... Huaaaa..... ". Isakku.

Aku memeluk perut Kak Nissa sangat erat saat itu.

Kak Nissa : " Hiks.... Dek... Kakak.... Kakak sudah memaafkan adek... Sudah dek.... Sudah... Jangan nangis kayak gini lagi.... Hiks... Hiks.... ". Kata Kak Nissa sambil menangis dan mengelus elus kepalaku.

Setelah aku merasa tenang aku melepaskan pelukanku dan duduk didepan Kak Nissa.

Kak Nissa : " Dek.... Sebenarnya kakak percaya sama kamu.... Jadi jelaskan sama kakak kenapa kamu ingin dengan Hera waktu itu.... Jawab jujur dek.... ". Tanya Kak Nissa.

Aku saat itu memutuskan untuk jujur pada Kak Nissa dan pada diriku sendiri.

Aku : " Kak... Sebenarnya aku susah mencapai puncak kak... Bahkan aku lupa bagaimana rasanya.... Emmm... Itu kak... Ummm... ". Kataku gugup.

Kak Nissa : " Orgasme maksudmu dek...? ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Ehh... Iii... Iyaa kak... Jujur kak saat aku pertama kali or... Orgasme dengan bantuan bunda aku ingin merasakan lagi kak... Tapi setelah kecelakaan itu yang membuatku kehilangan kedua testisku, aku jadi susah untuk mencapai itu kak.... ". Kataku jujur.

Kak Nissa : " Hmm... Apa sudah ke dokter dek...? ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Sudah kak dan kata dokter ada suatu keanehan kak... Biasanya laki-laki yang kehilangan kedua testisnya akan merasakan susah untuk terangsang dan jikalau terangsang maka tidak semaksimal sebelum kehilangan kedua testisnya tapi pada kasusku berbeda kak... Aku malah sebaliknya membuat mudah terangsang dan sangat keras kak tapi malah efeknya susah untuk mencapai orgasme dan setelah dicek oleh dokter dan lap ada suatu keanehan yang bahkan dokter sendiri belum mengetahui secara pasti tapi kata dokter kemungkinan ada syaraf sensitif pada batang kemaluanku yang sudah tidak peka atau urat sensitifnya tidak berfungsi lagi.... Aku juga tidak tau... ". Jawabku jujur.

Saat itu aku merasa lega karena aku sudah mengeluarkan unek-unekku yang selama ini aku simpan rapat-rapat walaupun itu aku bicara pada Kak Nissa selaku Kakak kandungku sendiri.

Kak Nissa : " Lalu kata dokter gimana dek setelah itu.... ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Hmm.... Kata dokter terapi kak tapi aku sudah melakukannya tapi hasilnya nihil.... Dokter pun sudah mencoba berbagai cara tapi nihil juga makanya dokter bilang untuk tetap tabah dan sabar... Dengan kata lain angkat tangan... ". Kataku.

Kak Nissa : " Maka dari itu kamu melakukan semua itu bahkan dengan bunda juga nihil...? ". Tanya Kak Nissa.

Aku hanya mengangguk saja dan menunduk.

Kak Nissa : " Masya Allah dek... Ok... Kakak akui kakak bukan ahlinya untuk masalah itu tapi dek... Jangan pernah melakukan hal seperti dulu lagi... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Umm... Iya kak... ". Kataku.

Setelah itu suasana menjadi hening. Kami kembali pada pikiran kami masing-masing.

Kak Nissa : " Dek.... Kakak laper... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Ehh... Hahahaha.... Maaf kak... Sebentar aku pesenin aja ya kak... ". Kataku.

Kak Nissa menggelengkan kepalanya.

Kak Nissa : " Tidak mau.... Dek kakak tau daerah sini... Asal kamu tau kost kakak dulu disamping kost kamu ini.... Hihihi.... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Elah... Yang bener kak.... Tapi kak aku penasaran kenapa kakak bisa tau aku disini.... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Hihihi.... Asal kamu tau owner resto tempat kamu kerja itu teman kuliah kakak.... Hihihi ". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Ehh.... Yang bener kak... Tapi kenapa bisa.... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Panjang ceritanya.... Intinya beberapa hari yang lalu owner resto tempat adek kerja itu upload foto di IG kan... Nah kakak terkejut melihat itu dan kakak coba cek lagi dan ternyata bener kalau itu kamu dek... Setelah kakak coba melihat foto-foto di IG nya apalagi ada foto kamu pas lagi sendiri dek saat adek baru membawa nampan yang isinya penuh dengan makanan dan adek lagi senyum... ". Jelas Kak Nissa.

Aku : " Ohhh... Iya... Iya... Aku ingat kak foto itu.... ". Kataku..

Kak Nissa : " Nah seketika itu kakak langsung DM ownernya dan langsung dibalas olehnya dan semua pertanyaan kakak dijawab olehnya karena dia teman kakak.... Makanya setelah 3 hari kakak berangkat kesini.... ". Jelas Kak Nissa.

Aku terkejut saat Kak Nissa menjelaskan semuanya. Aku baru tau kalau Mbak Azizah selaku owner resto tempatku bekerja itu teman kuliah Kakak.

Aku : " Jangan bilang kakak kesini naik bus... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Dihh... Enak aja... Kakak naik pesawat dek... Tadi jam 3 sore kakak sampai dikota Y dan kakak langsung kesini naik taksi.... Hihihi.... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Hmm... Lalu bunda gimana kak... ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Alhamdulillah dek bunda baik-baik saja.... ". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Alhamdulillah... Oiya kak.... Kenapa kakak bisa tau kalau aku mau ke tempat Kak Hera....? ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Nih coba lihat kakak belum hapus semuanya kok.... ". Kata Kak Nissa sambil menyerahkan hape nya kepadaku.

Aku melihat banyak sekali chat dan....

Ya ampun ternyata semua chat yang aku kirim ke siapa saja masuk ke wattip Kak Nissa termasuk chatku dengan Evi dan Kak Hera. Ini namanya pembajakan.....

Aku : " Kak ini.... ". Kataku terkejut.

Kak Hera : " Maaf ya dek kalau wattip adek kakak bajak.... ". Kata Kak Nissa.

Kulihat Kak Nissa setelah mengatakan itu Kak Nissa menunduk seperti merasa bersalah.

Aku : " Tapi kenapa kak.... Sampai bajak wattip aku... Ini... Ini... ". Kataku kesal.

Sementara itu Kak Nissa hanya menunduk saja.

Aku : " Kak.... Jangan diam saja Kak.... Aku butuh penjelasan kak.... Ini.... Argh... ". Kataku frustasi.

Saat itu memang benar aku marah sama Kak Nissa. Kesal, jengkel, ilfil, bingung, entahlah....

Hanya suara isak tangis Kak Nissa saja yang terdengar saat itu.

Dengan perasaan yang tidak karuan akhirnya aku keluar dari dalam kamar kost ku dan meninggalkan Kak Nissa didalam.

Aku berjalan keluar dari area kost untuk sekedar menenangkan diri.

" Tidak... Kalau aku seperti ini aku sama saja dengan Kak Nissa yang terbawa suasana murkanya.... Aku harus tenang dan harus bisa berfikir secara dewasa.... Aku harus ikhkaskan saja dan mungkin saja Kak Nissa melakukan itu karena kasih sayangnya agar aku tidak terjerumus lebih dalam... Agar Kak Nissa juga bisa mengontrolku... ". Pikirku.

Setelah aku merasa tenang aku langsung berjalan ke warung lesehan depan resto tempatku bekerja karena disana ada warung lesehan yang enak dan murah tentunya, hehehehe.

Setelah sampai di warung lesehan aku langsung memesan makanan dan aku menunggu sebentar. Aku membeli bebek goreng 2 porsi 2 nasi putih dan teh hangat untuk Kak Nissa dan esteh untukku.

Cukup lama aku menunggu karena lumayan ramai juga akhirnya pesananku sudah siap, maka aku lekas membayar dan lekas untuk pulang karena Kak Nissa juga lapar.

Akhirnya sampai juga dan aku langsung membuka pintu kamarku. Kulihat Kak Nissa sedang meringkuk diatas kasur. Setelah aku mendekat yang semula aku kira tertidur ternyata Kak Nissa masih menangis sampai-sampai cadar bandana yang Kak Nissa pakai basah bahkan sampai bantalku.

Aku : " Kak... Makan dulu yuk... Tadi katanya lapar... Nih aku belikan kakak bebek goreng... Kan kakak suka sama daging bebek... Kaaakk.... ". Kataku sambil menepuk tangan kanan Kak Nissa.

Kak Nissa : " Dek... Kakak... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Kaaakkk... Sudahlah itu masa lalu kita.... Biarkan saja... Sekarang makan dulu yuk lagipula aku sudah mengikhlaskan semuanya... Yang penting sekarang bagaimana caranya untuk maju melangkah kedepan.... Aku juga salah kok.... Kaaaakkk.... Sudah yaa.... ". Kataku.

Saat itu Kak Nissa langsung duduk didepanku dan langsung memelukku erat.

Kak Nissa : " Makasih dek.... Makasih... ". Kata Kak Nissa.

Aku juga langsung memeluk Kak Nissa dengan erat serta tersenyum.


Cukup lama aku memeluk Kak Nissa. Lalu aku melepaskan pelukanku kepada Kak Nissa.

Aku : " Kaaakk.... Makan dulu yuk... Tadi katanya lapar... ". Kataku.

Kak Nissa hanya mengangguk saja saat itu. Aku langsung menyiapkan semuanya.

Aku : " Kak... Apa kakak masih mau pakai cadar kakak sedangkan cadar kakak basah begitu... Apa tidak ganti saja... ". Kataku.

Kak Nissa berfikir sejenak dan langsung mencopot cadarnya. Aku melihat wajah yang sudah lama tidak aku lihat. Begitu manis dan sangat natural tanpa adanya make up yang melapisi kulit wajah Kak Nissa. Aku sangat rindu melihat wajah itu.

" Kak... Kau sangat sempurna... ". Batinku.

Kak Nissa : " Dek... Kenapa bengong begitu... ". Kata Kak Nissa.

Saat itu aku langsung tersadar.

Aku : " Eh... Umm... Tidak kak... Hanya saja aku kangen lihat wajah kakak.... ". Kataku.

Aku : " Aneh kamu ini... ". Kata Kak Nissa.

Setelah itu kami makan bersama. Tidak ada obrolan saat kami sedang makan.

Setelah selesai makan malam aku segera membereskan semuanya dan aku duduk bersandar di tembok samping lemari bajuku.

Aku : " Kak.... Tidak pakai cadar lagi...? ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Umm... Tidak dek... Kan cuma sama kamu aja disini lagian pintu juga kamu tutup kan... ". Kata Kak Nissa sambil memainkan hapenya.

Aku : " Iya sih... ". Kataku.

Kak Nissa : " Dek.... Bobok yuk... Kakak ngantuk... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Iya Kak... Yasudah kakak tidur saja dikasur nanti aku tidur dilantai... ". Kataku.

Kak Nissa : " Dek apa kamu malu...? Apa kamu tidak kangen sama kakak...? ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Kak... Bukan seperti itu... Aku kangen sama kakak... Tapi.... ". Kataku terpotong oleh Kak Nissa.

Kak Nissa : " Udah deh dek.... Jangan ngeyel... ". Kata Kak Nissa sembari menatapku tajam.

" Duh... Repot ini kalau tidak diturutin... ". Batinku.

Aku : " Hah.... Iya iya.... ". Kataku pasrah.

Lalu aku segera ke kasurku dan tidur terlentang di samping kanan Kak Nissa yang posisinya mepet tembok.

Karena gerah segera aku nyalakan kipas angin lalu kembali keposisiku semula.

Kak Nissa : " Sumuk po dek.... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Ehh... Kak... Kakak bisa bahasa jawa...? ". Kataku terkejut.

Kak Nissa mengangguk dan tersenyum.

" Duh... Manisnya.... ". Batinku.

Kak Nissa : " Udah dek bobok... Ngantuk... Capek.... ". Kata Kak Nissa.

Aku hanya mengangguk saja saat itu dan aku mencoba untuk tidur.

Aku terbangun saat Kak Nissa membangunkanku dan terdengar suara adzan subuh. Maka aku juga dengan segera bangun dan segera berwudhu setelah itu lanjut sholat subuh dengan Kak Nissa.

Kak Nissa : " Dek hari ini shift siang atau malam...? ". Tanya Kak Nissa sambil membuka mukenanya.

Aku yang saat itu langsung berbalik menghadap Kak Nissa tapi setelah aku berbalik dan melihat Kak Nissa aku hanya terbengong cukup lama.

Kak Nissa : " Astaghfirullah adek... Iihhh... Malah bengong... ". Kata Kak Nissa sambil tangannya dikipas kipaskan didepan mukaku.

Aku langsung tersadar saat itu juga.

Aku : " Ehh... Astaghfirullah... Iya kak.... Kenapa... ". Tanyaku balik.

Kak Nissa : kakak tanya hari ini shift siang atau malam... ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " O... Off.... Kak.... ". Kataku gugup.

Kak Nissa : " Kok gugup gitu sih dek... Kenapa... ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Eh.... Ti.... Tidak... Kok.... Kak ". Kataku menunduk.

Kak Nissa : " Hihihi.... Adek baru kali ini ya liat kakak pakai pakaian kayak gini... ". Tanya Kak Nissa.

Sungguh aku terpesona. Aku yang terbiasa melihat Kak Nissa memakai gamis, khimar dan cadar dan selalu tertutup walaupun itu didalam rumah tapi kini aku melihat sesuatu yang tidak biasa bahkan baru kali ini aku melihat Kak Nissa menggunakan pakaian seperti ini.

Baju tidur berwarna ungu polos dengan lengan pendek serta celana panjang yang serupa warnanya dengan baju atasannya. Tanpa khimar dan juga cadar. Aku juga baru pertama kali melihat rambut Kak Nissa yang ternyata panjang dengan warna yang hitam legam dan juga lurus. Yang saat itu aku melihat Kak Nissa sedang menggelung rambutnya menggunakan seperti sumpit berwarna hitam juga. Sangat kontras dengan warna kulit Kak Nissa yang kuning langsat dan terlihat halus. Ditambah bulu-bulu tipis pendek yang tumbuh dikedua tangannya dan lehernya.

Melihat Kak Nissa menggunakan pakaian seperti itu membuat lekuk tubuhnya menjadi terlihat. Kulihat susu Kak Nissa yang membusung bulat besar nan indah dan pantat yang terlihat sedikit nonggeng bulat besar pula serta ceplakan celana dalamnya.

Tanpa sadar kemaluanku bangkit dari tidur panjangnya. Sedangkan aku masih memakai jubahku hanya sarung saja dibalik jubah yang aku kenakan.

" Duh gawat kalau Kak Nissa tahu kalau kemaluanku bangun... ". Batinku.

Aku langsung menunduk dan berbalik badan. Lalu dengan sedikit gugup aku mencopot jubahku. Setelah jubahku terlepas maka terlihatlah tubuhku yang hanya memakai sarung putih polos. Aku melihat kebawah dan terlihat sebuah tenda pada sarungku. Dan tiba-tiba Kak Nissa memelukku dari belakang, maka punggungku tertempel susu milik Kak Nissa. Sungguh sangat empuk, kenyal dan sangat nyaman kurasakan.

Gugup, deg-degan, kaku, keringat dingin. Itu yang aku rasakan saat dipeluk Kak Nissa.

Aku : " Kak... Aku.. ". Kataku kaku.

Kak Nissa : " Hmm... Dek... Cuma sama kamu kakak berani berpakaian seperti ini dan... Dan... Kakak........ Umm.... Dek.... Jangan tinggalin kakak lagi ya... Jangan pergi lagi... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Kak... Aku tidak akan pergi lagi tapi apa harus seperti ini.... Maksudku dengan kakak berpakaian seperti ini... Kaaakk... Aku sudah ceritakan semuanya sama kakak... Tapi bukan seperti ini yang aku harapkan... Tetaplah jadi Kak Nissa yang biasanya... ". Kataku.

Setelah aku mengatakan itu aku melepas pelukan Kak Nissa dan berbalik badan menghadap Kak Nissa.

Kak Nissa : " Dek... Maafkan kakak.... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Kak cari sarapan yuk... Laper... ". Kataku mengalihkan pembicaraan.

Kak Nissa malah seperti orang bingung melihatku berkata seperti itu yang mengajak Kak Nissa untuk mencari sarapan. Secara saat itu sudah jam 5 pagi jadi sudah banyak yang jualan sarapan pagi.

Melihat Kak Nissa yang seperti itu aku malah geli sendiri. Terkadang Kak Nissa itu galak, judes, dingin tapi kadang juga sangat manja, kalem dan polos.

" Haduh... Ini orang sudah sarjana kok polosnya seperti ini sih.... Mana psikolog pula.... Aneh ini orang... Tapi kalau lihat ekspresinya benar-benar membuatku tidak tahan... Ingin aku tubruk.... Duh.... ". Pikirku.

Aku : " Astaghfirullah.... Kkkkaaaaakkkk.... Hayok... Malah bengong....Cepat ganti baju.... Apa kakak mau pakai baju seperti itu..... ". Teriakku.

Kak Nissa : " Ehhh... Iya dek... Iyaa.... Astaghfirullah... ". Kata Kak Nissa.

Setelah itu aku ganti baju biasa begitu juga dengan Kak Nissa memakai gamis khimar dan cadar bandana yang semua serba hitam.

Lalu kami pun berjalan kaki untuk cari sarapan yang sudah buka.

Sesudah kami menemukan warung sarapan pagi kami langsung membeli makanan untuk kami sarapan. Yang tidak jauh dari kost yang aku tinggali.

Setelah sarapan dan perut kami kenyang aku dan Kak Nissa tidak langsung kembali ke kost melainkan jalan-jalan dulu. Kali ini jalan-jalan beneran tanpa kendaraan, hehehhee.

Kak Nissa juga menceritakan pengalamannya didaerah kost. Kami mengobrol saat perjalanan. Kami berhenti mengobrol saat kami bertemu dengan Mbak Azizah selaku owner tempat aku bekerja dan teman kuliah Kak Nissa yang sedang jalan-jalan juga.

Mbah Azizah : " Loh Azam... Jalan-jalan juga dan ini siapa....? Cie cie.... Pacar atau istri.... Hihihi.... ". Kata Mbak Azizah.

Mendengar Mbak Azizah berkata seperti itu membuatku tertawa dan Kak Nissa langsung bicara...

Kak Nissa : " Zizah..... Dari dulu kamu ini yaa.... Tidak berubah selalu ceplas-ceplos kalau bicara.... ". Kata Kak Nissa.

Mbak Azizah : " Ehh... Tunggu... Suara ini... ". Kata Mbak Azizah sambil menatap mata Kak Nissa.

Mbak Azizah : " Masya Allah Nissaaaaa...... ". Teriak Mbak Azizah dan langsung memeluk Kak Nissa.

Aku melihat Kak Nissa dan bosku berpelukkan seperti itu membuatku senang.

Setelah itu mereka mengobrol berdua sedangkan aku jadi obat nyamuk saja dibelakang mereka.

Tidak banyak hal terjadi saat kami berjalan jalan saat itu. Dan kami berpisah dengan Mbak Azizah dipersimpangan jalan kampung. Aku dan Kak Nissa memutuskan untuk pulang ke kost mengingat melihat matahari sudah naik dan melihat jam dihapeku sudah jam 6.30 pagi.





Lanjut kalau senggang lagi ya hu...

Salam...
Gassss,,, lanjut gannn
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd