Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU ( NO SARA )

Status
Please reply by conversation.
Lanjut yuk....





Kak Nissa : " Aaakkhhh... Adekkk.... Kkaakaakkk... Iiihhhh..... Hhhhh..... Ohhhh.... Oohhhh.... Sshhhh.... Ooohhhhh.... Oohhhh.... Hmm... Aahhhhh.... Hahhh.... Hahhh.... Hahhh.... ".

Aku merasakan kemaluanku seperti dibanjiri oleh cairan hangat yang lumayan banyak.

Setelah Kak Nissa mencapai orgasmenya tubuhnya langsung lemas nafasnya ngos-ngosan seperti habis berlari maraton dengan jarak yang jauh.

Aku : " Hahh.... Gimana kak.... Hmmm... Enak kan... ".

Kak Nissa mengangguk.

Kak Nissa : " Hahhh... Enak banget dek... Hahhh.... Baru kali ini kakak klimaks senikmat ini.... Hahhh.... Hahhh.... ".

" Baru kali ini???? Senikmat ini???? Duhhh apa kakak pernah merasakan klimaks orgasme sebelumnya??? Lalu dengan siapa???? Apa kakak pernah melakukan masturbasi sebelumnya???? ". Pikirku.

Berbagai macam pertanyaan muncul dikepalaku. Tapi aku urungkan untuk bertanya karena aku tidak mau moment ini hilang begitu saja karena rasa ilfil yang Kak Nissa rasakan setelah sadar apa yang Kak Nissa katakan. Mungkin Kak Nissa tidak sadar berkata seperti itu dan secara spontan saja. Aku juga tidak mau ambil pusing dengan itu tapi penasaran dan terkejut juga Kak Nissa mengatakan itu.

Kak Nissa : " Dek... ".

Aku langsung tersadar kalau tubuhku masih diatas tubuh Kak Nissa dan menindihnya. Begitu tersadar aku langsung berpindah kesamping kanan Kak Nissa.

Aku : " Maaf kak... ".

Kak Nissa hanya tersenyum dan mengangguk.

Aku langsung memeluk tubuh telanjang Kak Nissa.

Kak Nissa : " Adek... Kakak akan berusaha untuk bisa membuat adek merasakan klimaks lagi... ".

Aku terkejut saat Kak Nissa mengatakan itu.

Aku : " Tapi kak... Aku saja tidak tau apakah aku bisa klimaks lagi atau tidak bahkan aku sudah pasrah kak.... ".

Mendengar ucapanku Kak Nissa langsung merubah posisinya menjadi miring menghadap kearahku yang semula posisinya masih terlentang.

Kak Nissa : " Dek... Kakak tidak mau melihatmu seperti tersiksa karena tidak bisa merasakan nikmatnya bercinta, maka dari itu kakak akan berusaha untuk membuat adek klimaks lagi... ".

Kak Nissa mengatakan itu sembari tersenyum hangat.

Aku yang mendengar Kak Nissa berkata seperti itu hanya diam. Lalu dengan cekatan Kak Nissa membalikkan tubuhku menjadi terlentang lagi dan Kak Nissa dengan cepat merubah posisinya menjadi diatasku dan menindih tubuhku.

Aku langsung melihat kearah mata Kak Nissa yang melihatku tajam. Tidak ada keraguan disana bahkan keyakinan yang aku lihat. Maka dari itu aku tersenyum dan langsung memeluk Kak Nissa serta mencium bibir Kak Nissa dengan lembut, Kak Nissa pun langsung menyambut ciumanku.

Cukup lama aku saling bercumbu bertukar ludah dan saling hisap lidah aku pun berinisiatif memegang susu milik Kak Nissa yang baru kali ini aku pegang. Rasanya sangat lembut, kenyal, kencang, bahkan susah diungkapkan dengan kata-kata.

Dengan begitu aku bisa mendengar nafas Kak Nissa kembali memburu dan berat yang menandakan kalau Kak Nissa mulai terangsang kembali.

Setelah aku mengetahui kalau Kak Nissa terangsang lagi aku langsung membalikan keadaan yang semula aku ditindih oleh Kak Nissa maka sekarang aku yang menindih Kak Nissa.

Aku langsung kembali melumat bibir Kak Nissa dengan gemas, begitu juga dengan Kak Nissa.

Setelah puas dengan bibir Kak Nissa aku langsung turun dan tanpa komando lagi aku melumat susu sebelah kiri Kak Nissa sedangkan susu sebelah Kanan aku remas dengan lembut.

Mengetahui aku yang sangat bernafsu Kak Nissa mendesah dengan liar.

Kak Nissa : " Ahhh.... Oo... Ohhh.. Adek... Ssshhh... Terus dek.... Hmmm... Enak dek..... Uhhhh.... ".

Mendengar desahan yang keluar dari mulut Kak Nissa aku pun semakin semangat untuk menikmati tubuh Kak Nissa yang sudah pasrah dengan apa yang aku lakukan.

Sedangkan Kak Nissa langsung meremas-remas kepalaku.

Setelah aku puas dengan yang kiri maka aku berpindah ke yang kanan. Benar-benar nagih susu milik Kak Nissa. Bentuknya hampir sama dengan milik ibuku tapi milik Kak Nissa sangat kencang lebih lembut dan kenyal.

Kak Nissa : " Uhhh... Dekk.... Sshhhh... ".

Terus saja mendesah tapi kali ini pinggul Kak Nissa bergerak naik turun seolah olah sedang ingin menggapai kenikmatan lebih.

Merasakan respon Kak Nissa yang seperti itu aku pun menurunkan jilatanku ke pusar Kak Nissa yang mempunyai tindik.

Aku sangat penasaran dengan itu tapi aku mengurungkan niatku untuk bertanya soal ini. Yang jelas saat itu aku hanya ingin menikmati momen penuh gelora nafsu.

Begitu aku mencium pusar Kak Nissa, Kak Nissa seperti tersentak dan pinggulnya semakin naik turun.

Kak Nissa : " Dek.... Oo... Oohh... Dek... Kakak... Tidak kuat lagi.... Ohhhh... Ssshhhh..... ".

Tiba-tiba Kak Nissa bangkit dari tiduran nya dan langsung duduk. Aku yang bingung oleh Kak Nissa hanya memandang matanya yang tajam itu.

Aku melihat kalau Kak Nissa sangat bernafsu, maka dari itu aku mengambil inisiatif tiduran terlentang dan mengangkat tubuh Kak Nissa yang mana Kak Nissa tau apa yang aku maksudkan. Dengan sangat cepat Kak Nissa langsung memegang kemaluanku dan mengulumnya sedangkan aku yang posisinya dibawah melihat didepan mukaku bokong dan belahan kemaluan Kak Nissa yang saat itu meneteskan cairan bening sebagai tanda betapa bernafsunya dia.

Dengan sedikit gugup aku memberanikan diri untuk mengelus bokong Kak Nissa yang sangat mulus itu.

" Sungguh sangat indah ".

Hanya itu yang terfikirkan olehku karena jarak mukaku belahan kemaluan Kak Nissa yang hanya beberapa centimeter.

Sedangkan kemaluanku yang kini sedang berada dimulut Kak Nissa serta lidah yang menari nari dikepala kemaluanku yang terkadang menyapu lobang kemaluanku membuatku bergidik. Rasa nikmat yang tiada tara kini merambah disekujur tubuhku terlebih lagi di kemaluanku.

Seakan tidak ingin untuk segera menyudahi lingkaran syahwat yang aku dan Kak Nissa lakukan.

Aku pun tersenyum nafsu melihat betapa indahnya belahan kemaluan Kak Nissa. Sangat mulus bahkan tanpa ada noda hitam yang tersirat paada kemaluan Kak Nissa yang kebanyakan orang akan meninggalkan noda hitam jika terlalu sering mencukur bulu.

Dengan bentuk garis lurus kebawah serta lipatan bibir kemaluan yang seakan malu-malu untuk memunculkan keindahan dan kenikmatan dibalik itu semua.

Dengan sedikit bergetar pada kedua tanganku, aku mulai untuk menyentuh belahan garis lurus pada bibir kemaluan Kak Nissa yang semula kedua tanganku berada dibokong Kak Nissa untuk mengelus serta meremasnya.

Begitu tangan kananku menyentuh belahan kemaluan Kak Nissa, Kak Nissa langsung merespon dengan emutan yang seperti ditahan serta lidah Kak Nissa yang menekan lobang kemaluanku sembari mendesah yang tertahan oleh kemaluanku menjadikan desahan yang begitu menggoda.

Kak Nissa : " Emmm... Mmpppp... En.... Nnnhhh..... ".

Aku yang merasakan dan mendengar Kak Nissa yang seperti itu, dengan semangat serta hati-hati aku mencoba untuk membuka garis kemaluan Kak Nissa.

" Kak... Sungguh aku menginginkan ini.... ".

Ketika aku membuka kemaluan Kak Nissa, aku melihat sesuatu yang tidak pernah kulihat selama ini pada seorang wanita yang pernah aku rasakan.

Betapa indahnya kemaluan Kak Nissa. Begitu aku membuka bibir kemaluan Kak Nissa disitu aku langsung terpesona oleh bentuk, warna dan harumnya daun sirih.

Dimana keharuman nya langsung tercium oleh hidungku. Harum daun sirih yang semerbak memenuhi hidungku bahkan sampai dibawah sana. Bentuk yang sangat indah dimana lipatan yang begitu rapat seolah olah sangat sempit dan legit, semua itu dipadukan dengan klitoris yang sangat nampak menonjol sebesar kacang gajah yang besarnya hampir sebesar kacang tanah. Warna yang hampir sama dengan kemaluan ibuku yaitu merah seperti buah semangka yang dibelah dua, apalagi dipenuhi oleh cairan pelumasnya yang kulihat terus mengalir dengan pelan sehingga menciptakan tetesan-tetesan yang membasahi semua lipatan surgawi yang membuatnya nampak mengkilat.

Dengan melihat itu aku semakin terjebak dalam nafsuku. Seolah mengerti Kak Nissa menurunkan pinggulnya tepat diatas mulutku maka tidak menunggu lama aku segera menyapu kemaluan Kak Nissa dengan lidahku.

Desahan tertahan kembali terdengar olehku.

Kak Nissa : " Uu.... Uhhhh.... Adweeek... Ssshhhh.... Hhhmmmm.... Ssslllpppp.....ssspppp....".

Aku semakin gemas dengan Kak Nissa setelah melihat kemaluan dan mendengar desahannya, maka aku menyapu dengan lidahku lagi dan lagi pada mahkota surga yang Kak Nissa miliki.

Setelah puas menyapu kemaluan Kak Nissa aku langsung memainkan klitoris milik Kak Nissa yang nampak menonjol menggemaskan seakan menantangku untuk segera melumat dan memainkannya.

Kujilat, kuhisap dan mainkan dengan lidahku. Sangat terasa dimulutku ketika klitoris Kak Nisaa masuk kedalam mulutku.

Kak Nissa : " Aaahhhh.... Adek.... Geliihhh.... Hmm.... Enak.... Uhhhhh.... ".

Desahan Kak Nissa yang langsung melepaskan kemaluanku dari mulutku. Kak Nissa tidak lagi mengulum kemaluanku karena klitoris milik Kak Nissa sedang aku mainkan dengan gemas. Hanya desahan Kak Nissa yang terus menerus keluar dari mulutnya.

Kak Nissa : " A.. Ad... Deekkkk.... Oohhhh..... Sssshhhh..... Jilat... Ter.... Usss.... Aaahhhhh...... Ssshhhh..... ".

Aku yang sedikit susah untuk menggarap kemaluan Kak Nissa maka aku langsung membalikkan tubuh Kak Nissa menjadi terlentang. Begitu sudah mapan dengan kaki yang terbuka lebar aku pun juga langsung melahap kemaluan Kak Nissa lagi.

Desahan demi desahan terus keluar dari mulut Kak Nissa yang bahkan aku baru mengetahui kalau Kak Nissa meremas susunya sendiri.

Kak Nissa : " Oohhhh..... Deeekkk..... Aaahhhh.... Kakak.... Tidak kuat dek.... Aaahhhh..... Ssshhhh..... Ooohhhh ".

Terus saja aku memainkan klitoris milik Kak Nissa itu dengan mulut dan lidahku.

Setelah beberapa detik tubuh Kak Nissa kembali bergetar dengan hebat serta mengejang bahkan kelapaku langsung dihimpit oleh kedua paha mulusnya. Pinggul yang naik turun itu membuatku sedikit kualahan. Tidak lama setelah itu mulutku dibanjiri oleh cairan orgasme yang cukup banyak bahkan tidak sengaja masuk kedalam mulutku dan tertelan.

Kak Nissa : " Oohhh... Adek.... Adekkkk..... Aawww... Aaahhhh.... Kakak dapet... Kakak dapet... Ohhhh..... Oohhhhh... Sshhhh.... Ooohhhhh...... Ohhhh... Oohhhhh..... Ssshhhh.... Oohhhh.... Hahhh... Hahhh.... Hahhhh.... ".

Setelah gelombang kenikmatan yang aku berikan kepada Kak Nissa itu reda maka pelan-pelan Kak Nissa melebarkan pahanya kembali sehingga kepalaku kembali terbebas setelah terhimpit oleh kedua paha mulusnya.

Akupun langsung mengelap cairan orgasme Kak Nissa mada mulutku menggunakan tissu yang sudah tersedia oleh hotel lalu kembali merebahkan tubuhku disamping kanan tubuh Kak Nissa.

Aku : " Enak banget ya kak ".

Kak Nissa langsung menjawabku.

Kak Nissa : " Hah... Hahh... Huuuffff.... Banget.... Hahhh... Deekkk..... ".

Aku membiarkan Kak Nissa untuk beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaganya paska diterjang gelombang orgasme yang begitu nikmatnya.

Kak Nissa : " Adeekkk... Kamu belum dapat dek.... ".

Aku : " Tidak apa-apa Kak.... ".

Kak Nissa : " Deeekkkk.... Apa adeekk tau yang namanya anal...? ".

Deg....

Seperti disambar oleh petir disiang bolong begitu mendengar kata " Anal " Dimulut Kak Nissa.

Aku : " Maksud kakak....? ".

Kak Nissa : " Dekkk... Pintu depan kakak masih tersegel dan itu khusus untuk suami kakak kelak begitu juga dengan pintu belakang.... Dan kakak ingin adek yang buka segel pintu belakang kakak.... ".

Kak Nissa berkata seperti itu dengan memandang langit-langit kamar hotel yang kami sewa.

Aku terkejut oleh kata-kata Kak Nissa. Aku juga belum pernah melakukan anal.

Aku : " Ta.... Tapi kak.... I... Itu... ".

Kak Nissa : " Dekkk.... Kakak ingin kita bisa bersatu dek walaupun dengan cara yang sedikit berbeda.... Hihihi ".

" Duhh... Masih sempat-sempatnya kakak tertawa seperti itu..... ".pikirku.

Kak Nissa : " Dek... Percaya sama kakak... Semua akan baik-baik saja... ".

Aku mengangguk pelan walaupun masih ragu untuk melakukan itu.

Lalu Kak Nissa bangun dari tidurnya lantas naik diatas tubuhku. Saat Kak Nissa berada di atas tubuhku. Begitu naik Kak Nissa langsung menduduki kemaluanku. Jadi kemaluanku dan kemaluan Kak Nissa saling menempel lagi.

Kak Nissa : " Uhhh.... Deekkkk.... Memek kakak ngilu dudukin kontol adek.... Tapi.... Enak.... Hihihi.... ".

" Duhh.... Kenapa kakak jadi binal gini sih... Apa ini sisi liar kakak...? ". Pikirku.

Sontak saja kemaluanku merasakan hal yang serupa. Siapa sih yang tidak terangsang melihat tubuh polos akhwat bercadar begini.

Aku : " Uhhh... Kak... Memek kakak enak... ".

Kak Nissa : " Hihihi.... Iya lahh... Belum pernah ada yang masuk dek kalau cuma nempel sih ada.... ".

Sontak aku terkejut oleh kata-kata Kak Nissa.

Entah kenapa aku merasa sangat cemburu, marah, tidak terima, jengkel, semrawut pokoknya.

Kak Nissa : " Hihihi adek... Kamu percaya kan sama kakak.... ".

Aku melihat ke arah tatapan Kak Nissa dan mengangguk. Karena walau bagaimana pun juga aku tetap percaya dengannya karena aku sangat mengenal Kak Nissa itu tidak pernah berbohong kalau sedang serius.

Kak Nissa : " Deeekkk... Cuma kamu yang pernah nempelin kontolnya ke memek kakak... Cuma kamu yang pernah jilatin memek kakak.... Cuma kamu yang pernah isepin toket kakak... Cuma kamu yang tau sisi liar kakak... Bahkan tubuh polos kakak.... Deekkk... Kakak harap jangan kecewain kakak ya... ".

Deg...

Malu. Itu yang aku rasakan karena aku sudah berprasangka buruk dan berfikir macam-macam dengan Kak Nissa. Semua rasa yang aku rasakan tadi langsung hilang seketika. Yang ada sekarang hanya tidak ingin pisah dengannya walaupun aku tau kalau kebersamaanku dan Kak Nissa tinggal sebentar lagi.

Aku : " Ma... Maaf kak... ".

Kak Nissa : " Iya adeekk.... Uhhh....ssshhh... Sepertinya kakak on lagi dek..... Ahhhh... Hmmmm.... ".

Aku melihat Kak Nissa memainkan pinggulnya maju mundur sehingga kemaluanku dan kemaluan Kak Nissa mulai bergesekan kembali.

Seluruh syaraf dan picuan darahku langsung terpompa lagi oleh jantungku.

Melihat itu aku pun tidak tinggal diam. Kedua tanganku langsung meraih kedua susu Kak Nissa dan langsung meremasnya dengan lembut.

Kak Nissa : " Uhhh... Iya... Gitu dek.... Ohhh... Ssshhhh..... Enak dek.... Ini... Nikmat dek... Ohhh..... ".

Aku : " Uhh.... Kak... Hmmm..... ".

Kak Nissa terus menggesekkan kemaluannya pada kemaluanku.

Kak Nissa : " Uhhh... Kontol adek.... Uhhh... Enak... Ahhhh..... Sssshhhhh..... ".

Setelah beberapa lama Kak Nissa menggesekkan kemaluannya ke kemaluanku, Kak Nissa berhenti.

Kak Nissa : " Dek... Huuhhh... Huuhhhh.... Masukin dek..... Tapi pelan-pelan yaa.... ".

Setelah mengatakan itu Kak Nissa langsung merubah posisinya menjadi nungging. Aku melihat Kak Nissa nungging begitu merasa jiwaku seperti terbakar. Bokong yang sangat montok itu terpampang jelas dimataku.

Aku : " Uhhh.... Kak... Kakak yakin....? ".

Kak Nissa : " Adek masukin kakak pingin dek... Masukin.... Analin kakak... Sodok kakak... Entotin kakak... Kontolin kakak... Dek... Kakak mohon sama kamu.... Analin kakak... ".

Mendengar Kak Nissa sampai memohon seperti itu menjadikanku bergidik. Tanpa berlama lama lagi aku merubah posisiku dibelakang Kak Nissa.

Kemaluanku benar-benar dibuat tegang dan sangat keras.

Mula-mula aku gesekan kemaluanku di lobang pantat Kak Nissa. Karena kemaluanku sudah basah oleh cairan Kak Nissa sedangkan Kak Nissa juga sudah sangat basah jadi dengan sedikit gesekan sudah licin.

Kak Nissa : " Uhhhh... Geli dek.... ".

Setelah itu aku posisikan kemaluanku pada lobang pantat Kak Nissa. Merinding rasanya.

Setelah kurasa sudah pas dan licin, maka aku tekan pelan-pelan krmaluanku pada kemaluan Kak Nissa.

Kak Nissa : " Uhhh... Pelan dek.... ".

Aku : " Iya kak.... ".

Sekiranya masuk sedikit pada kepala kemaluanku, aku tarik lagi dan setelah itu aku tekan lagi. Terus saja begitu sampai dirasa kepala kemaluanku tertanam pada lobang pantat Kak Nissa.

Kak Nissa : " Ahhh... Berhenti dek.... Uhhhh.... ".

Aku pun langsung berhenti. Sangat terasa pada kepala kemaluanku seperti ditarik dan ditekan. Antara ditarik masuk lebih dalam dan di paksa keluar dari lobang pantat Kak Nissa. Bahkan kepala kemaluanku seperti diremas-remas dengan kuat. Sedikit ngilu tapi enak.

Setelah beberapa saat Kak Nissa menyuruhku untuk menekan kembali kemaluanku pada lobang pantat milik nya.

Kak Nissa : " Aahhh... Dek... Tekan lagi dek... Pelan-pelan dek... ".

Aku pun langsung menuruti kemauan Kak Nissa. Aku tekan lagi kemaluanku lebih dalam. Sungguh kenikmatan yang benar-benar membuatku melayang. Bagaimana tidak, ini baru 1/4 nya saja tapi rasanya seperti dipaksa untuk segera menanamkan kemaluanku lebih dalam lagi.

Sungguh sempit sekali lobang pantat milik Kak Nissa.

Kak Nissa : " Aaww... Adek... Sebentar dek.... Aahhhhg.... ".

Aku melihat Kak Nissa yang seperti menahan sakit membuatku merasa kasihan.

Aku : " Kak... Sakit kah.... Aku cabut yaa... ".

Niatku untuk mencabut kemaluanku dari lobang pantat Kak Nissa tapi Kak Nissa malah menghentikanku dengan cara ikut memundurkan bokongnya.

Saat sedikit lagi kemaluanku terlepas hanya menyisakan 1/2 kepala kemaluanku Kak Nissa yang bokongnya ikut mundur menjadikan kemaluanku amblas tertelan oleh lobang pantat Kak Nissa.

Kak Nissa : " Aakkggg.... Adek... Sakit dek.... Aaaaahhhhhh.... Ssshhhh.... Kenapa mau dilepas dek.... Aaarrhhh... Jadi kakak ikutan mundur tapi sekarang masuk semua.... Sakit dek..... ".

Walaupun aku merasa kasihan oleh Kak Nissa tapi berbeda dengan kemaluanku. Kemaluanku langsung mendapatkan kenikmatan yang tiada tara. Kemaluanku seperti diremas remas dipelintir disedot ditekan kuat-kuat.

Kak Nissa : " Adedkk... Tahan sebentar.... Biarkan lobang anal kakak beradaptasi dulu... Duhhh... Punya kontol kok segede ini sih kamu dek.... ".

Aku : " Ehhh... Hehehehe".

Kak Nissa : " Duhh... Jangan ketawa dek... Uhhh.... Sakit dek.... ".

Aku : " Kak... Tahan sebentar ya nanti juga enak kok kak.... ".

Kak Nissa hanya mengangguk saja.

Setelah beberapa saat aku coba untuk menggoyangkan pinggulku pelan. Kulihat Kak Nissa hanya diam saja.

Aku : " Kak... Masih sakit kah.... ".

Kak Nissa langsung menoleh ke belakang.

Kak Nissa : " Kontolin anal kakak dek... Pelan-pelan dek... Kakak sudah agak enakan.... Uhhhh.... ".

Aku pun langsung menuruti perkataan Kak Nissa. Saat pertama kali aku mencoba menggerakan pinggulku, kemaluanku seperti ditekan dengan kuat. Sangat sempit lobang pantat Kak Nissa sangat terasa mencengkram kuat kemaluanku.

Setelah beberapa saat aku menggenjot lobang pantat Kak Nissa barulah sedikit lancar, entah karena apa aku juga tidak tau. Yang aku tau hanyalah kenikmatan surga dunia.

Aku : " Kak... Ssshhh.... Nikmat banget kak... Uhhhh... Sempit.... ".

Kak Nissa : " Ahhhh.... Terus kontolin kakak dek... Uhhhh.... Ssshhhhh.... Enak dek.... Ohh... Kontol adek.... Ahhhh enak.... Ssshhhhh..... ".

Terus saja aku genjot lobang pantat Kak Nissa. Kenikmatan ini benar-benar membuatku seakan lupa oleh batasan-batasan tabu.

Melihat pantat kak Nissa yang begitu montok dan mulus tanganku langsung meremas remas pantat milik Kak Nissa. Bahkan sesekali aku menampar pantat Kak Nissa, sehingga Kak Nissa pun juga mengerang.

Kak Nissa : " Ohhhh... Ssshhh... Adeeekkk.... Enak dek.... Uhhhh..... Terus kontolin kakak dek..... Aaahhhhh... Aahhhh.... Sssshhh..... ".

Aku : " Ohhhh... Kak..... Kakak nakal yaaa.... Adek sendiri disuruh ngentotin kakak..... ".

Kak Nissa : " Aaahhhh..... Iyaa... Iyaaa.... Kakak... Aaahhh.... Ssshhhh..... ".

Maka semakin licin dan lancar kemaluanku terus menyodok lobang pantat Kak Nissa.

Aku : " Aahhh... Kakak memang... Ahhhh... Akhwat... Binal.... Aaahhhh.... Sshhh.... ".

Kak Nissa : " Aahh... Adek.... Iyaa... Kakak... Aahhh... Akhwat... Bin.... Binal... Aahhh... Terus dekk..... Ooohhh.... ".

Aku terus saja menggenjot lobang pantat Kak Nissa dengan penuh perasaan. Aku juga berusaha untuk menikmati setiap detik kenikmatan yang Kak Nissa berikan untukku.

Bahkan aku juga merasakan kalau Kak Nissa memainkan klitorisnya sendiri menggunakan tangan kanannya.

Desahan demi desahan yang Kak Nissa lontarkan membuat suasana menjadi penuh dengan aura syahwat yang membuat laki-laki merasa sakit dikemaluan mereka karena terhimpit oleh celana yang dikenakannya.

Aku : " Kak... Uhhh... Ke.... Kenapa... Kenapa... Ahhhh.... Kakak jadi binal seperti ini.... Uhhh.... Plakkk....".

Aku pun juga menampar pantat Kak Nissa.

Kak Nissa : " Aahhhh adek.... Jang.... Jangan... Salahin kakak.... Ohhhh.... Enak dek..... Ga... Gara... Boss kamu.... Ahhhh.... Kakak punya.... Sisi.... Liar.... Ahhhh... Terus dekk.... Kontolin kakak..... Aaahhhh..... ".

Deg....

" Ehhh.... Gara-gara mbak Azizah...? Apa hubungannya....? ".

Kak Nissa : " Aaahh..... Ssshhhh..... Nanti saja... Kakak.... Cerita... Ohhhh.... Enaknyaaa..... ".

Mendengar Kak Nissa yang terus meracau nikmat seperti itu, akupun terus menggenjot lobang pantat Kak Nissa. Bahkan aku mencoba untuk mengencangkan genjotanku tapi susah karena sempitnya lobang pantat milik Kak Nissa.

Setiap detik yang berlalu tanpa sedikitpun aku melewatkan kenikmatan ini. Bahkan Kak Nissa pun mengerang tidak jelas karena kenikmatan yang kami lakukan.

Sampai suatu ketika saat Kak Nissa akan mendapatkan orgasme nya yang entah berapa kali aku juga lupa. Kemaluanku seperti merespon akan mendapatkan orgasme juga.

Aku yang sudah lupa akan rasanya orgasme dengan merasakan kenikmatan ini membuatku ingat lagi akan rasa ini.

Aku : " Kak... Ohhh.... Kayaknya.... Adek.... Adek mau dapet kak.... Ohhbh.... Kakak.... ".

Kak Nissa : " Aahhh.... Terus dek.... Ohhh.... Sshhhh... Kakak juga dek.... Ssshhh..... Aduhhh.... Adek.... Kakak dapet dek.... Kakak.... Ohhhh..... Ohhh..... Oohhhhh.... Sssshhhhh.... Oooohhhhh...... ".

Begitu Kak Nissa mendapatkan orgasmenya kemaluan Kak Nissa seperti meremas kemaluanku dengan kencang. Aku yang hampir dapat pun tidak bisa lagi bergerak karena saking sempitnya lobang pantat milik Kak Nissa. Tapi walaupun aku tidak bisa bergerak kemaluanku yang seperti diremas remas oleh lobang pantat milik Kak Nissa membuat kemaluanku mendapatkan kenikmatan tersendiri.

Aku : " Kakak.... Aku.... Aku dapet kak.... Aku.... Oohhhhh...... Oohhhh.... Sshhhh.... Nissaaaa...... Aaahhgggghh..... ".

" Crot.... Crroooottt... Crroott..... ".

Badanku bergetar seolah olah tersetrum oleh listrik. Mengejang dengan kuat.

Setelah sekian lama aku tidak merasakan nikmatnya klimaks orgasme membuatku merinding. Setelah beberapa saat tubuhku serasa lemas tapi kemaluanku masihlah tegang menancap di lobang pantat Kak Nissa. Akupun juga ambruk diatas tubuh Kak Nissa.

Kak Nissa : " Dek... Hahh.... Hahhh.... ".

Aku : " Sebentar kak... Aku ingin seperti ini dulu kak... ".

Kak Nissa langsung diam. Entah apa yang dipikirkannya aku tidak tau yang jelas aku benar-benar puas dengan ini.

Setelah beberapa saat barulah aku bangkit dari atas tubuh Kak Nissa yang tengkurap. Setelah itu aku pencabut kemaluanku di lobang pantat Kak Nissa.

Setelah tercabut aku melihat cairan putih encer yang keluar dari lobang pantat milik Kak Nissa.

Aku langsung merebahkan tubuhku disamping sebelah kanan Kak Nissa. Kak Nissa pun juga merubah posisinya menjadi terlentang yang awalnya tengkurap.

Aku : " Kak... Terima kasih kak.... Aku akhirnya bisa klimaks lagi.... ".

Kak Nissa tersenyum.

Kak Nissa : " Dek... Kakak juga senang bisa bermain dengan adek yang selama ini hanya ada didalam fantasi kakak... ".

Aku mendengar itu langsung terkejut.

Aku : " Ehh... Kak... ".

Kak Nissa : " Iya dek... Sebelum kakak cerita kakak bersih-bersih dulu yaa.... Tuh lihat jam berapa ini.... ".

Aku langsung melihat jam pada hape yang dipegang Kak Nissa.

Aku : " Astaghfirullah kak udah jam 8.39 malam kak.... ".

Kak Nissa : " Nah kan... Berarti apa dek.... Hihihi.... Kakak striptis itu jam 5 sore loh... Setelah itu kita pemanasan sampai jam 6 dan adek ngontolin kakak sampai sekitar 10 menit yang lalu.... Yang berarti adek ngontolin kakak lebih dari 2 jam... Duh dek... Kuat banget sih dek.... Itu baru anal kakak loh dek coba kalau kakak udah menikah yang otomatis segel kakak sudah kebuka dan adek ngontolin kakak lagi tapi dimemek kakak yang adek kontolin.... Bahkan kakak pun juga tidak tau kuat atau tidak... Tapi yang jelas kakak menikmatinya dek.... ".

Aku : " Ehhh..... ".

Setelah itu kakak langsung bangkit dan berjalan kearah kamar mandi tapi kulihat Kak Nissa berjalan sedikit aneh.

" Apa Kak Nissa masih merasakan sakit ya di lobang pantatnya... Tapi kok aku tidak melihat ada " Eeg " Nya yang keluar.... Duh mikir apa aku inii.... " Pikirku.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Kak Nissa keluar dari kamar mandi. Lalu aku pun juga masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diriku. Setelah bersih aku pun keluar dari kamar mandi. Kulihat Kak Nissa sedang main hapenya dengan tiduran dan selimutan.

Aku berjalan kearah kasur dan merebahkan tubuhku dikasur bersebelahan dengan Kak Nissa.

Kak Nissa : " Udah bersih dek...? ".

Aku : " Sudah kak.... Ehh kak... Aku mau tanya... Apa kakak masih sakit...??? ".

Kak Nissa : " Masih sih dek tapi tidak apa-apa nanti juga sembuh kok.... Tenang saja.... ".

Aku : " Kak.... Aku kok tidak lihat ada eeg kakak keluar.... ".

Kak Nissa mendengar itu langsung tertawa ngakak.

Kak Nissa : " Ahahahaaa..... Duh dek... Tanya kok aneh-aneh sih.... Gini ya dek.... Kakak udah bersihin semuanya jadi tidak bakal ada yang keluar.... ".

Aku yang baru pertama kali merasakan anal baru mengerti.

Aku : " Kak... Makasih ya kak... ".

Kak Nissa mendengar aku berterima kasih kepadanya langsung menengok kearahku dan merubah posisinya menghadap kearahku.

Kak Nissa : " Dek... Kakak lakuin ini karena kakak sangat sayang sama kamu... Sangat mencintaimu... Walaupun kakak punya fantasi bermain dengan adek tapi itu hanyalah fantasi saja... Dek hari ini kakak benar-benar puas dengan permainanmu... Lagipula kakak juga ingin kamu bisa untuk klimaks lagi walaupun segel belakang kakak kamu renggut tapi kakak tidak menyesal malah kakak senang dek.... ".

Aku : " Iya kak.... Hmmm... Kapan kakak mau cerita semuanya sama aku kak.... ".

Kak Nissa : " Ehh.... Apa harus sekarang....??? ".

Aku : " Lahh.... Kan kakak yang bilang tadi kan.... ".

Kak Nissa : " Iya... Iya.... Tapi kakak pingin adek jaga rahasia kakak yaa.... ".

Aku : " Umm.... Iya kak.... ".

Lalu Kak Nissa memelukku dan menaruh kepalanya didadaku sambil tangan kirinya kembali memainkan kemaluanku yang lemas.

Aku : " Tapi kak... Hmm... Aku ingin kakak cerita dari jaman aliyah ya kak soalnya aku penasaran nih sama kakak... Kan kakak dulu sangat tertutup lagipula kakak jarang banget cerita... Baru lah sarjana mulai terbuka sama aku kak... Ya... Ya... ".

Kak Nissa : " Ihhh... Kok gitu.... Iya iya... Kakak ceritakan semuanya pengalaman kakak... ".

Aku : " Makasih kak.... ".

Setelah itu Kak Nissa mulai cerita semuanya.


Seadanya dulu ya hu...

Oiya ini flash back Kak Nissa mau diceritakan juga gk ya masih bingung hu wkwkwkwkw....

Lanjut kalau senggang lagi ya hu mungkin abis lebaran baru up lg soalnya tinggal 2 bulan lagi puasa hu repot kalau puasa sambil ngetik yang beginian ya sekalian siap2 menyambut bulan puasa juga sih sama fokus rL nya yang padet wkwkwkwkwkw....

Gimana diceritain gk ini hu wkwkwkwk.....


Salam.....
Parah, Hu..
Pecah langsung, sampe lemes..
Hadeuuhhhh...😓
 
Di up teruss baang selayak nya kk gw juga bercadar, dan keluarga gw juga bercadaar smuaa ( paham agamis ) tapi kalok baca cerita kyaak gini ngilerrr jadi keinget mantaan w yg bercadar jugaa kita pernah blow job di lingkungan skolah yg dia ngajar😂😂😂😂

Pengen ceritaa tapi belom ada waktu sbner e pengalamanyaa banyaak si apalagi yg waktu w ngineep ma do i salah satu hotel di kota $
 
  • Like
Reactions: MUM
Salam suhu2....

Gmn kabarnya semua ini....
Maaf baru sempat muncul ke permukaan kwkwkwkw....

Berhubung masih di bulan puasa jdi ane belum bisa update ya ( jgnkan up mau nulis aja susahnya minta ampun ) wkwkwkwk....


Sabar ya abis lebaran ane usahain up lg jadi ditunggu aja yaa....


Salam.....
 
Bimabet
Salam suhu2....

Gmn kabarnya semua ini....
Maaf baru sempat muncul ke permukaan kwkwkwkw....

Berhubung masih di bulan puasa jdi ane belum bisa update ya ( jgnkan up mau nulis aja susahnya minta ampun ) wkwkwkwk....


Sabar ya abis lebaran ane usahain up lg jadi ditunggu aja yaa....


Salam.....
Okee ku tunggu biar ga ke lock momodd🤣
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd