Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ketika Suami Tak Ada, Kuserahkan Lubang Kenikmatanku Pada Bapak (Real Story)

wajib2 lanjut nih
 
Part 2

Usia pernikahanku tahun 2023 ini kurang lebih 5 tahun. Namun hingga detik ini, mahligai rumah tanggaku belum dikaruniai momongan.

Meski aku tahu kebodohan masa remaja berkontribusi terhadap ketidak suburan rahimku, layaknya seorang ibu rumah tangga aku tetap berharap keajaiban itu datang.

Ya ...

Ada kekonyolan yang kulakukan saat remaja dulu, pacar pertama yang menikmati tubuhku, mensuplaiku dengan Pil KB, aku mengkonsumsinya rutin sehingga kami bebas bersetubuh kapanpun kami mau. Saat itu umurku belum masih dibawah 18 tahun, barangkali itulah sebabnya aku kesulitan untuk punya anak.

Tapi bapak tidak tahu menahu soal itu, karenanya bapak tidak pernah menyemprotkan spermanya didalam rahimku.

Barangkali pula, bapak tidak ingin punya cucu dari rahim anaknya sendiri, sehingga bapak tak pernah melakukannya. Ia akan menyemprotkannya di pantatku yang bahenol, di perutku, di ranumnya payudaraku, atau didalam mulutku.

Ah ... Cukuplah kita bicara soal kehamilan yang kuinginkan. Kita bicara soal lain saja, aku yakin kalian masih penasaran dengan kisahku dengan bapak. Seperti kukatakan, bapak menyetubuhiku selama 16 tahun kebelakang. Aku ingin menceritakan peristiwa lima tahun lalu. Saat itu usia pernikahanku baru mencapai bulan ke 7.

Bulan pertama kami tinggal serumah dengan orang tuaku. Lalu kami pindah ke rumah orang tua suamiku sampai memasuki bulan ke 7, ketika suamiku harus merantau ke Tangerang - Banten, untuk bekerja pada saudaranya yang membuka usaha disana.

"Pak, saya titip Laila untuk mencari nafkah," ujar suami menitipkanku pada bapak di rumah.

Jika saja suamiku tahu, mungkin ia tak akan menitipkanku pada bapak. Sebab, pada hari kepergian suamiku, malamnya bapak meminta jatah.

Tentu saja tidak kuberikan, atau lebih tepatnya, kutunda. Aku berkelit dengan berbagai alasan agar tidak diewe bapak. Meski caraku berkelit tidak pernah tegas, apalagi tangan nakalnya selalu berusaha merangsangku.

Ketika kami berpapasan di rumah atau sedang jauh dari pantauan mata mamah, tangannya akan meremas payudaraku, bokongku, bahkan memek tembemku.

Kamarku berada di lantai dua, dan tangga menuju lantai dua terletak bersebelahan dengan akses pintu dapur, jelang tidur aku naik hendak naik keatas.

Bapak yang muncul dari arah dapur tiba-tiba meremas memek tembemku yang masih tertutup pakaian dengan tangan kanannya. Sementara tangan kirinya meremas bokongku. Dengan tatapan memohon dan nada memelas ia berkata ...

"Teeeh .... Ayooo doong, bapak nggak kuaat,"

Aku beralasan belum siap melakukannya lagi, menatap mata bapak dalam.

"Laila belum siap Pak, nanti saja ya," kataku mencoba meyakinkan.

Dengan cepat bapak mengencangkan remasannya di memek tembemku, raut wajahnya menunjukan kekecewaan yang mendalam, seperti anak kecil yang tidak diizinkan mamanya menikmati es krim kesukaannya.

Tapi itu tidak berlangsung lama karena aku segera menaiki tangga, menuju kamarku di lantai atas.

Dapat kurasakan keinginan bapak sangat kuat, karena sudah terlalu lama bapak tidak menyetubuhiku, lebih dari tujuh bulan, tapi bapak tidak mengikuti keatas.

-----

Keesokannya matahari pagi bersinar terang, seterang harapan bapak untuk menikmati keindahanku.

Aku baru sedang menjemur pakaian saat bapak memelukku dari belakang, tangannya menggerayangiku, meremas payudara yang bersembunyi dibalik kaos dan BH-ku. Hidungnya mengendusi leherku, harumnya tubuhku yang baru saja selesai mandi dinikmatinya. Sementara kontolnya yang setengah tegang menumbuk-numbuk belahan pantatku.

"Lailaaaa ... Mumpung sepi yuk, sekarang yuk," bisiknya di telingaku.

Aku berfikir cara untuk meredakan gairah bapak, mencari ide agar bapak tidak mendapatkan apa yang diinginkannya dariku.

"Laila coliin aja ya Pak?" tanyaku persuasive.

"Mumpung sepi teeeh ...," katanya lagi.

"Laila baru selesai mandi Pak, coliin aja ya," kataku lagi.

Meski wajahnya menunjukan kekecewaan tapi bapak terdiam ketika kupelorotkan kolornya, kuelus-elus kejantanannya itu sampai berdiri tegak.

Bapak mulai mendesah ketika tanganku mengocoknya, kukocok dengan penuh harapan bapak dapat segera muncrat, tetapi sampai sepuluh menit kemudian tak kulihat tanda-tanda orgasme itu datang.

Aku harus mengubah strategy, pikirku ... maka kulumat kontol keras bapak dengan sepenuh jiwa. Bapak melihat bibir sensualku yang tebal menjepit kontolnya, lalu dengan satu dorongan batang itu kujejalkan sampai menerjang tenggorokanku.

"Aaaaaahhh......., terus sayang," bapak mengerang sambil mengelus rambutku.

Tak ada lelaki yang akan sanggup bertahan lama dengan seponganku, dengan melihat kontol menempel wajahku saja sudah lebih dari cukup untuk menggetarkan testis, maka tak butuh waktu lama bapak memuncratkan spermanya didalam mulutku.

Sepongan pagi itu cukup meredakan gairah bapak, ia tidak lagi merengek minta memekku. Hari itu dan keesokannya bapak hanya meremasku tanpa meminta apa-apa, ia meremasku saat mencuci piring, saat aku menyapu, dan saat memasak.

Tetapi malam ketiga sepeninggal suamiku merantau, jam sepuluh malam bapak sudah berdiri di samping kiriku, menatapi tubuhku yang dibalut daster, bertelungkup dan sedang asik dengan smartphone-ku.

Matanya memandangi kedua paha mulusku yang sedikit tersingkap. Tangan nakal itu tak tinggal diam menyingkap dasterku, mengelus paha dan meremas bokongku yang menggelembung indah. Aku menoleh menatapnya.

"Bapak nggak tahan pengen masukin kontol ke memekmu teeeh," katanya.

"Kan kemarin udah Pak?" kataku.

"Aaaah ... kemarin itu kan cuma disepong, masuk ke memek belum," katanya lagi dengan wajah memelas.

"Memang mamah udah tidur?" tanyaku padanya.

Wajahnya tertegun seperti sadar situasinya tidak aman untuk kami bersetubuh.

"Belum sih .... paling nanti bapak balik lagi," katanya.

Bapak membenamkan wajahnya di bokongku sambil menghirup udara disela-selanya sebelum akhirnya bangkit dan kembali ke kamarnya dibawah.

------

Lewat tengah malam, aku yang sedang tidur terbangun oleh bapak yang memelorotkan celana dalamku hitamku, dikangkannya kedua pahaku lebar-lebar, aku yang masih setengah tidur samar-samar melihat mata bapak yang menatap memek tembemku sangat lekat, memek yang lama tak dia nikmati, hampir sembilan bulan lamanya, terakhir kali kami melakukannya dua bulan sebelum aku menikah.

Bapak menerkam memekku dengan lumatan rindu dendam, dijepitnya labia mayoraku dengan bibirnya, dilesakkannya lidah itu kedalam lubang kenikmatanku, ditekan dihimpitnya itilku dengan ujung lidahnya.

"Sluuurrrpppp ....!!!!" suara kamar yang tadinya hening beradu dengan suara bibir bapak yang melumat habis memekku dan desahan yang keluar dari bibirku

"Aaaaaahhh..." secara reflex pinggulku bergoyang merespon serangan serangan bapak di memekku.

Kadang bergoyang keatas, kadang bergoyang ke samping, kadang bergetar menahan geli.

"Uuuufffhhhh ...."

Dari getaran suara bibir bapak yg beradu dengan bibir memekku dapat kuterka bapak seperti merasakan kelezatan teramat sangat. Dasterku tersingkap tinggi, mengekspose pusarku yang lekat dengan pujian dari semua lelaki yang pernah menyetubuhiku.

Terbayang lagi rasa takutku yang dulu ketika bapak mengancam akan melaporkan kepada mama semua kelakuan binalku dengan pacar jika tidak menuruti permintaannya.

Ya .... Aku takut mamah marah besar jika mengetahui aku sudah tidak perawan saat masih sekolah dulu, bahkan sudah sering bergonta-ganti pacar, itupula sebabnya aku tidak berani mengadu kepada siapapun ketika bapak memperkosaku dulu. Sejak saat itu, aku jadi pelacur bapak yang penurut sampai bapak puas.

Seperti malam ini, aku menurut saja ketika bapak menarik kedua tanganku untuk duduk agar ia dapat melolosi daster dan BH-ku.

Aku kembali terlentang saat bapak mendaratkan ciuman pada pucuk payudaraku, bapak memang seorang pemerkosa, tetapi ia tak pernah kasar, segala sentuhannya di tubuhku sangat lembut, dengan lembut bapak melumat puting susu kananku, sementara tangannya lembut meremas payudara sebelahnya.

"Uuuuuugghhhhhh" desahan keluar dari mulutku ... dadaku terbusung karena tubuhku melenting, tangan kananku mengunci leher bapak hingga wajahnya semakin tenggelam didalam gelembung payudaraku, dan putingku yang terjebak didalam mulut bapak menjadi bulan-bulanan lidahnya.

Pikiranku melayang pada banyak perempuan yang lahir di kolong langit ini, adakah mereka mereka yang senasib denganku yang harus meneteki bapak sendiri. Jika ada, aku ingin berkenalan.

Bapak menyapukan lidahnya di leherku saat tangannya menuntunku ke arah kontolnya yang masih tertutup kolor.

Aku mengerti kemauan bapak, kuelus-elus kontolnya dalam keadaan itu, namun sepertinya tidak nyaman, karenanya aku memelorotkan kolornya. Bapak yg sudah tidak berkaus sejak tadi, kini telanjang bulat, kuusap-usap kontol bapak sampai kurasakan kerasnya.

Kepala benda tumpul itupun kusejajarkan dengan gerbang lubang kenikmatanku, kubuka lebar-lebar pahaku, dan kedua tanganku merengkuh bokong bapak, berusaha mendorongnya kedepan.

Wajah bapak tampak sumringah karena meyakini aku tak sabar untuk melesakkan kontolnya di memekku.

Aku tak peduli, kulingkarkan kedua kakiku di pantatnya, tubuh bapak terdorong ke arahku, seandainya saja kalian ada disana, dapat kalian saksikan bulatnya kepala kontol bapak bertemu memek tembemku, bapak menahan dorongan tanganku di pantatnya, seperti ingin menyaksikan momentum yang indah dimatanya.

Tidak hanya itu, bapak mendorongnya pelaaaan sekali, perlahan ... seperti ingin merasakan gesekan kulit kontolnya didalam memekku lebih lembut, seperti ingin rasakan cengkraman memekku lebih lekat.

"Bleeeeesssshhh ....."

"Aaaaaahhh..... " kami berdua mendesah ketika bapak melesakkan kontolnya itu di memekku.

"Oooooohhhh ....." kulit kontol bapak dari ujung ke pangkal kini dicengkram oleh kedutan hangat memekku.

Pelan sekali bapak menarik tubuhnya kebelakang sehingga dapat kusaksikan sepanjang batang kontol bapak keluar dari memekku, dalam keadaan basah, dilumuri cairan surgaku, tetapi tidak sampai dicabut seluruhnya, kepala kontolnya tetap bertahan didalam, aku tahu kepala kontolnya itu masih kangen suasana hangat didalam memek tembemku.

"Aaaaaahhh.....," bapak kembali mendorong kontolnya pelan tapi pasti.

Genjotan pelan bapak seolah-olah tak ingin sampai desahan kami terlalu keras hingga terdengar suamiku.

Duuuh ... suamiku ... tentu dia sedang tertidur kelelahan sekarang, setelah seharian bekerja. Sementara disini aku sedang ngentot dengan bapak.

Plokkk.... Plokkk.... Plokkk!!!

Secara perlahan bapak mulai menggenjotku agak cepat

"Aaaaaahhhhhh ...." bapak menerjang-nerjangku dengan keras.

Tubuh kami mengkilap karena keringat peraduan, kontol bapak menyodok nyodok memek tembemku saling tumbuk.

"Oooooohhhh......." desahan bapak seperti lelaki yang merasa beruntung suami menitipkanku padanya tiga hari lalu.

Meskipun aku tahu suami menitipkanku bukan untuk dientot bapak, tetapi kubiarkan bapak menghujamkan kontolnya di memek tembemku, bahkan kini aku menggeal geolkan memutar pantatku menyambut sodokan kontol bapak di kedalaman rahimku.

Dan goyanganku mulai membuahkan hasil, nafas bapak mulai tersengal-sengal seperti kuda ...

"Hooossshhh .... Hooossshhh..... Hooossshhh," dengusnya di telingaku. Aku mulai merasakan denyutan kontol bapak di memekku.... sepertinya bapak mau keluar.

"Aaaarrrrhgggghhh ...." tubuh bapak mulai bergetar, ia semakin cepat menerjangkan kontolnya keluar masuk tubuhku.

Aku balas menerjangkan memekku lebih cepat, dan getaran tubuh bapak makin mengguncang.

Plokkk.... Plokkk .... Plokkk.....

Srrrrrtttttttt........

Bapak mencabut kontolnya dari memekku.

Kontol yang mengkilat dilumuri cairan memekku.

Secepat kilat bapak mengangkangi perutku dan ..........

"Aaaaaaaaaaaarrrrrrrrgggghhhh!!!"

Sroottt .... Srrrotttt .... Srrrrooot .... pejuh bapak menembak hangat di tetek besarku .... muncrat sebagian di puting dan bibirku.

Bapak ngos-ngosan seperti lelaki yang baru memenangkan kejuaraan.

Jika benar bapak merasa juara, aku rasa itu wajar. Sebab selama suamiku bekerja di Tangerang, suamiku jarang pulang.

Suami harus menempuh perjalanan jauh untuk bisa sekedar memandangku, sedangkan bapak bisa meremas-remas tetekku dengan melewati beberapa beberapa ruangan saja di rumah.

Suami harus menunggu 2-3 bulan untuk bisa bercinta denganku, sedangkan bapak hanya perlu menunggu rumah sepi atau mamah tidur untuk minta memekku, nikmatnya memek tembemku membuat bapak ketagihan, memang tidak selalu kukabulkan, tetapi paling sedikit dua kali dalam seminggu kontol bapak menancap di memekku.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd