Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

KISAH BU NATA

Wah kyk asyik tuh
Bu nata kalau d buat jilboobs dulu terus d buat gila eksib
Wkwkwk
 
Bimabet
Nando pun kini berjongkok agar dapat sejajar dengan bu Nata.

Sambil mengelus-elus kepala bu Nata, Nando berkata "Bu Nata, saya sebenarnya sangat menghargai bu Nata, meskipun ibu baru berstatus guru PPL. Saya awalnya hanya ingin memberikan hadiah atas ketegasan ibu. Tapi ibu malah menolah mentah-mentah hadiah yang saya berikan". Bu Nata yang sudah lemas tidak merespon perkataan Nando.

"Bu, ibu tau kan menolak hadiah itu merupakan hal yang tidak baik? Ibu juga tau kan meludah ke wajah orang itu tidak sopan? Tadi saya sudah mengatakan bahwa setiap kesalahan harus ada hukunannya. Oleh karena itu, meskipun sebenarnya tidak ingin, tapi sepertinya saya harus menghukum ibu" lanjut Nando dengan nada tenang.

Mendengar kata "hukuman" membuat bu Nata membayangkan hal-hal buruk. Raut wajahnya menujukan ekspresi ketakutan. Dengan sisa tenaganya, bu Nata sempat berusaha membangkitkan diri dan akan membentak Nando. Baru mulutnya terbuka untuk mengumpat, dengan sigap Nando langsung meletakkan jari telunjuknya pada bibir bu Nata.

"Ssstt sst. Udah, jangan banyak ngomong dulu bu. Ibu harus simpan tenaga ibu. Ibu nggak perlu memikirkan hal macam-macam. Istirahat dulu aja. Ibu pasti sangat lelah dan tenggorokannya kering kan? Sebentar ya bu" ucap Nando menenengkan.

"Dan, di tas gue ada botol warna biru. Tolong ambilin, sekalian tisu di bagian depan tas gue" perintah Nando kepada Dani.

Meskipun malas, namun Dani tetap melakukan perintah tersebut. Diberikannya botol dan tisu tersebut kepada Nando.

"Haha makasih banget ya Dan. Ntar gue beliin rokok favorit lu deh" kata Nando. "Ya ya ya, terserah lu aja" balas Dani sekenanya.

"Bu, ini saya ada air. Tolong ibu berkenan untuk meminumnya, biar energi ibu bisa agak pulih dan tenggorokan ibu tidak kering" kata Nando lembut.

Bu Nata sempat melihat curiga ke arah botol minum dan wajah Nando. Ia curiga jika air tersebut telah diberikan racun atau zat berbahaya lainnya.

Nando seakan dapat membaca pikiran bu Nata. "Jangan takut bu, ini cuma minunan energi biasa kok. Kalo ibu nggak percaya, saya minum dulu nih" ujar Nando sambil membuka botol tersebut dan meminumnya.

"Tuh kan nggan apa. Sekarang ayo bu diminum. Biar saya bantu ibu duduk agar lebih mudah meminumnya" kata Nando sembari memberikan botol tersebut kepada bu Nata. Tanpa menunggu lama, kini Nando telah membantu bu Nata untuk duduk.

Perlakuan Nando yang begitu lembut, secara tidak sadar membuat bu Nata terbuai. Meskipun baru saja mendapatkan perlilaku tidak menyenangkan, namun sikap Nando entah kenapa membuat bu Nata menjadi merasa aman. Kini bu Nata telah terduduk berdandarkan dada Nando. Tenggorokannya yang memang kering dan sikap Nando yang berhasil "membius"nya membuat bu Nata langsung menghabiskan minumannya.

"M ma makasih" ucap bu Nata. Nando pun membalasnya dengan senyuman yang menyejukkan. Nando pun mengambil kembali botol biru tersebut dan meletakkannya agak jauh.

"Bu, sekarang ibu boleh istirahat dulu. Namun maaf, setelah ini saya harus tetap menghukum ibu. Tapi jangan dipikirkan dulu. Sekarang ibu istirahat dulu saja 10 menit" ucap Nando lembut.

"Bro-bro, lu pada keluar dulu aja gih biar bu Nata bisa istirahat" perintah Nando kepada temannya. Tanpa banyak bicara, kedua temannya segera keluar meninggalkan kelas. Tak lupa Dani mengambil sebungkus rokok sebelum pergi.

"Nah, sekarang sudah sepi. Ibu boleh beristirahat. Tapi sebentar ya bu, saya mau ambil barang dulu" kata Nando. Secara perlahan, ia menggeserkan tubuh bu Nata yang semula memunggungi dadanya.

Tak lama Nando kembali dan duduk di lantai dekat bu Nata berada sambil membawa jaket abu-abu miliknya. "Silahkan bu kalo mau istirahat. Karena saya nggak ada bantal, ibu boleh mengenakan paha saya jika ibu mau".

Bu Nata yang sudah terbuai pun tanpa banyak bicara kini tiduran di lantai dengan berbantalkan paha Nando. Kepalanya di miringkan ke arah kaki Nando agar tidak melihat selangkangannya.

"Saya juga nggak ada selimut, tapi ini silahkan jaket saya dipakai biar tidak kedinginan" kata Nando sambil memasangkan jaketnya ke tubuh bu Nata seperti memasangkan selimut.

Lagi-lagi bu Nata tidak banyak berkomentar. Dirinya menerima perlakuan Nando apa adanya.

Kini bu Nata tengah terbaring di lantai beralaskan paha Nando dan berselimutkan jaketnya. Tangan Nando mengelus lembut kepala bu Nata dan sesekali mengelap keringat bu Nata dengan tisu.

Tidak ada suara terdengar selain bunyi rintik hujan dan gumaman lagu yang dinyanyikan oleh Nando. Cuaca dingin dan perlakuan Nando membuat bu Nata merasa sangat nyaman. Aroma parfum khas pria yang menempel di jaket Nando makin membuat bu Nata terbuai. Hal ini membuat bu Nata tersenyum kecil yang disembunyikan dari Nando.

10 menit kini telah berlalu. Itu berarti waktu istirahat bu Nata telah berakhir. Gusti dan Dani pun kini telah kembali memasuki ruang kelas XII A2.

"Bu Nata, bangun bu. Ini udah lebih dari 10 menit" kata Nando sambil menggoyangkan tubuh bu Nata yang sempat terlelap walau sesaat.

Bu Nata pun membuka matanya perlahan. Ia kini berada dalam posisi duduk sambil meregangkan tubuhnya. Meski hanya terlelap sesaat, namun badannya kini kembali merasa segar.

Namun kini ada perasaan aneh dalam dirinya. Meskipun sedang hujan, namun entah kenapa dirinya merasa agak sedikit kegerahan. Daerah sekitar putingnya pun merasa sedikit gatal.

"Bu Nata kayanya udah agak segar ya? Syukurlah. Namun mohon maaf bu, tapi bagamainapun ibu tetap harus kami hukum" kata Nando.

"Gus barangnya udah lu siapin kan?" tanya Nando. "Udah bos, beres. Tadi gue udah ambil di gudang sama Dani" jawab Gusti sambil menyerahkan seutas tali kepada Nando.

"Haha sip sip. Makasih bro. Maaf, permisi ya bu". Nando pun kini kembali mengikat pergelangan tangan bu Nata menggunakan tali pemberian Gusti.

Bu Nata yang masih bingung dengan perasaan gerah di dalam dirinya tidak melakukan perlawanan. Apa lagi dirinya sudah terbuai dengan pesona Nando.

Pun begitu ketika dirinya dibimbing oleh Nando untuk berdiri dan berjalan menuju jendela bagian belakang kelas. Tidak ada sedikit pun perlawanan dari bu Nata seakan dirinya tengah dihipnotis.

"Sekarang coba angkat kedua tangannya" bisik Nando di telinga bu Nata ketika sudah sampai di belakang kelas.

"Eh? I iya" hanya itu lah kata yang keluar dari mulut bu Nata. Gusti yang telah bersiap dengan berdiri di atas kursi pun kini mengikatkan sisa tali pada pergelangan tangan bu Nata ke ventilasi di atas jendela.

Kini bu Nata berada dalam kondisi yang cukup mengenaskan. Guru PPL manis berjilbab tersebut sedang berada di bagian belakang kelas dengan posisi kedua tangan terikat di atas kepalanya. Kancing kemeja batiknya kini telah terlepas semua. Bra nya yang entah sejak kapan telah terlepas pun menbuat buah dada dan putingya seolah-olah mengintip dari balik kemeja. Hanya jilbab dan roknya saja yang masih nampak rapi.

"Eh ini kenapa? Kenapa ibu terikat begini?" tanya bu Nata yang kini mulai tersadar dari buaiannya. Sesekali ia berusaha menggerakan pergelangan tangannya untuk melepaskan ikatannya.

"Ini hukuman pertama buat ibu karena tadi sudah berusaha kabur dari kami" jawab Nando.

"Pertama? Apa maksudnya pertama? Apakah alan ada yang kedua dan seterusnya?" batin bu Nata panik. Ketika bu Nata membuka mulutnya untuk bertanya, tiba-tiba Nando langsung mencium bibir bu Nata.

Adegan ciuman panas pun kembali terjadi. Lidah Nando kembali memasuki rongga mulut bu Nata. Bu Nata yang semula kaget, kini mulai membalas permainan lidah Nando. "Slrrrpp mmmmhh" suara kecipak ciuman mereka. Bu Nata terlihat memejamkan matanya menikmati permainan lidah Nando.

Tangan Nando kanan yang bebas digunakan untuk memeluk bagian belakang kepala bu Nata sehingga kepala mereka makin menempel. Ciuman mereka pun menjadi semakin panas.

Tangan kiri Nando tengah disibukkan untuk memainkan buah dada bu Nata. Nando meremas buah dada bu Nata, bergantian kiri dan kanan. Hal ini tentunya membuat bu Nata makin terbuai dan tersulut birahinya.

Puas dengan dada bu Nata, kini tangan Nando turun ke bawah. Menelusuri perut rata bu Nata dan menelusupkan jarinya ke dalam rok. Jarinya kini tepat berada di depan lubang kenikmatan bu Nata. Hanya selembar celana dalam yang sudah basah yang memisahkannya.

"Mmmmhh sshhhh ahh Ndooo mmhh" desah bu Nata di tengah-tengah ciumannya merasakan jari Nando bermain di daerah paling sensitifnya itu. Nando pun membalas desahan tersebut dengan cara semakin intens memainkan jari-jarinya. Hal ini tentu membuat bu Nata makin merasakan kenikmatan.

3 menit kemudian adegan panas tersebut berakhir. Nando melepaskan pagutannya dan mundur menjauhi bu Nata. Nampak kepala bu Nata terlihat dimajukan dengan lidah terjulur seakan tidak ikhlas Nando menyudahi aksinya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd