Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisah Erotis Umi Zahra

Update..silakan dinikmati..

Suatu pagi aku terbangun dengan posisi duduk dan kepala menyandar di ranjang mas teguh yang masih terbaring tak berdaya di rumah sakit. Kurasakan cahaya matahari masuk dari sela jendela ruang perawatan.

Ari sudah pulang tadi subuh, karena pagi ini ia harus mengikuti tes masuk perguruan tinggi. Sebelum pulang Ari sempat meminta jatah menikmati memekku di kamar mandi agar lebih segar katanya sebelum ikut tes. Tentu aku membiarkannya saat pantatku ditunggingkan, dan kakinya jinjit memasukkan penis besarnya. Air maninya meleleh hingga paha setelah Ari selesai memakai vaginaku.



Aku tersenyum membayangkan kejadian tadi subuh di kamar mandi. Setelah Ari menyemburkan mani nya, ia sempat memelukku dari belakang dan membisikkan bahwa dia sangat mencintaiku.

Tak berapa lama suster datang untuk mengontrol infusan mas teguh, dan membawakan beberapa resep untuk ditebus. Suster bercerita padaku bahwa kondisi mas teguh stabil, dan sangat mungkin untuk bisa dirawat di rumah meski kondisinya tidak akan banyak berubah. Siang ini suster menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter yang merawat mas teguh.

Ditengah obrolan aku dan suster, tiba tiba aku rasakan gelombang tidak enak dari mulai perut hingga kepalaku. Aku merasakan mual yang sangat, sehingga aku harus berlari menuju kamar mandi dan muntah-muntah.

Suster membantuku, dan memijit leherku saat muntah muntah beberapa kali. Aku merasa heran dengan kondisi ini, rasa mual yang tidak biasa aku alami sebelumnya. Apa yang terjadi? Kenapa tiba tiba aku merasa mual begini?

"Ibu, mungkin ibu masuk angin ya semalam begadang, makanya ibu segera konsultasi ke dokter agar minta dirawat di rumah saja, nanti ada protokolnya kok, kasian ibu dan anak ibu udah hampir 4 bulan berada disini terus" jelas suster perawat.

"Iya terima kasih sus, nanti saya akan segera berkonsultasi pada dokter.." ucapku sambil menyeka mulutku yang basah setelah membersihkan muntahanku.

Suster pun memberikan satu strip obat. Tulisannya Ondansentron, katanya dimakan agar mengurangi mual. Akupun berterima kasih serta suster pun berlalu.

Aku duduk di sofa dan melamun. Kenapa aku tiba tiba merasakan mual begini? Apakah karena masuk angin? Atau…. Aku hamil? Dihamili oleh Ari?



Ah tidak mungkin aku hamil! Mas teguh saja sembilan belas tahun bersenggama denganku tidak hamil. Memang sih mas teguh tidak pernah membiarkanku memeriksa kondisiku, karena dia sering bilang bahwa punya anak itu rezeki dan tidak usah khawatir kalau memang bukan rezekinya.

Sejak lama aku berpikir bahwa aku mandul tidak bisa hamil. Karena sudah jelas mas teguh punya anak, dan pasti aku yang mengalami kemandulan. Meski demikian, mas teguh tidak pernah protes dan rasa sayangnya padaku tidak pernah luntur sekalipun. Kehidupan seks kamipun tidak ada masalah, mas teguh tetap doyan kalau sudah bersenggama denganku. Air mani nya, bahkan sejak aku diperawani, selalu di semburkan dalam liang vaginaku.

Mustahil pikirku, jika tiba tiba aku hamil karena Ari. Kondisiku mandul dan tak bisa punya anak. Meskipun aku baru menyadari bahwa aku tidak pernah memeriksakan kondisiku karena mas teguh memang tak masalah dengan ini. Akupun jujur takut untuk mengetahui faktanya bahwa aku mengalami kemandulan. Lalu, apa yang aku alami? Apa karena aku tadi bercinta dengan Ari di kamar mandi subuh subuh sehingga aku masuk angin?

Sangat mungkin, sementara aku mendapat jawabannya. Sehingga aku tak mau mengkhawatirkan ini lebih jauh. Akhirnya aku merasa lebih tenang, walau sedikit mengganjal juga.

Seperti biasa aku menyepons mas teguh. Meski matanya terbuka, namun tatapan nya kosong dan tak ada pergerakan sedikitpun. Gerakan yang ada hanya kedipan lemah sama nafasnya saja.

Sesuai saran suster, akupun berkonsultasi dengan dokter. Sebenarnya selama mas teguh di rawat, semua atas tanggungan kantor mas teguh, sehingga tak ada masalah dari segi biaya. Gaji mas teguh juga full masuk ke rekening, tak berkurang.

"Sebenarnya Bu, kondisinya sih stabil kalau memang ibu menginginkan untuk di rawat di rumah, sebetulnya nggak apa apa, namun perawatan mungkin perlu ada biaya karena diluar pembiayaan dari instansi, gimana persetujuan ibu saja sebagai keluarga. Namun, ya kami mohon maaf, memang kondisinya akan begitu saja tidak banyak berubah." Kata dokter.

Dokter sudah memberi lampu hijau untuk mas teguh bisa di rawat di rumah. Akupun berpikir mending di rumah saja, agar aku tak susah susah ke rumah sakit menunggui mas teguh. Di sisi lain pikiranku, agar aku juga bisa lebih bebas menikmati hubunganku dengan Ari.

Setelah usai berkonsultasi akupun memutuskan untuk membawa mas teguh pulang untuk di rawat di rumah. Banyak daftar protokol yang aku harus lakukan secara disiplin dari mulai infus dan lain sebagainya. Aku juga sempat diajari bagaimana menyuntik atau memasang kateter di penis mas teguh juga memasang jarum infus.

Setelah Ari pulang, akupun menceritakan kondisinya. Dan Ari setuju jika ayahnya dibawa pulang saja. Ari juga diajarkan suster bagaimana merawat mas teguh. Setelah semua administrasi selesai, aku, mas teguh dan Ari pun pulang kembali ke rumah.



Singkat cerita mas teguh kami tempatkan di kamar tamu depan, selain agar kami lebih bebas, para penjenguk bisa lebih nyaman tidak harus masuk jauh ke dalam rumah. Lagian kamar tamu lebih terang dan mas teguh bisa lihat halaman luar. Sampai sore kami menempatkan mas teguh dan mengurusnya.

Seusai Maghrib, kulihat mas teguh terpejam. Obatnya sudah aku suntikkan ke labu infus. Dan kamipun mandi membersihkan diri. Selesai mandi aku dan Ari makan bersama, sambil makan kami mengobrol tentang bagaimana tes nya Ari. Sedikit canda tawa nakal saling kami lontarkan di atas meja makan.

"Abis nih kayaknya Zahra sama Ari sekarang mah, udah bebas di rumah" godaku pada Ari.
"Iya dong, sekarang Zahra bisa Ari pake kapan aja ga usah was-was ketauan suster..hihi" tawa Ari.
"Ihh..Ari nakal ah.. suka nakalin Zahra di kamar mandi rumah sakit.." akupun mencubit Ari.
"Abis punyanya Zahra enak sih..Ari jadi ketagihan" Ari menggenggam tanganku.
"Emang iya.. orang udah longgar punya Zahra.. udah tua.." ucapku sambil manyun.
"Nggak sayang..Punya Zahra masih sempit kok..Ari betah makenya.." kemudian Ari mencium tanganku, akupun senyum tersipu.
"Yang tadi subuh Ari bilang itu bener? Ari cinta sama Zahra?" tanyaku mengusap wajahnya.
"Bener dong sayang.. Ari cinta banget sama Zahra" Ari pun mencium pipi dan keningku.

Setelah membereskan piring dan makanan di meja, akupun mengajak Ari beristirahat.

"Istirahat bareng apa di kamar masing masing?" Goda Ari padaku.
"Ihh.. katanya Ari cinta sama Zahra..masa Zahra dibiarin bobo sendirian sih?" kataku bersungut sungut..
"Hihi..kalau nemenin Zahra mah dengan senang hati dong" balas Ari.
"Iya atuh kan Ari cowonya Zahra, bobonya bareng Zahra" kataku.
"Iya udah ayo sayang.." ajak Ari.

Kamipun memutuskan untuk tidur di kamar aku dan mas teguh. Aku bilang bahwa kamar ini sudah jadi kamar kita berdua. Sehingga Ari bisa tidur disini kapan saja. Setelah kami masuk kamar..akupun mengunci pintu.



Kulihat Ari naik ke kasurku, dan melepaskan celana dan bajunya. Aku mengerti bahwa dia ingin berhubungan badan. Tapi sejujurnya badanku sangat lelah dan ingin beristirahat.

"Aah Ari..Zahra cape.." kataku protes manja.
"Nggak apa apa Zahra tidur aja, biar Ari yang kerja nikmatin Zahra.." kata Ari yang kini tidur telanjang dengan kontol yang sudah tegak berdiri.
"Terserah Ari aja ah.. tapi jangan lama lama ya" kataku sambil menghampiri Ari dan berbaring disampingnya.

Aku memakai daster panjang dengan isi hanya bh dan celana dalam. Setelah aku berbaring Ari mulai bergerilya menjamahku. Dasterku dia naikkan hingga perut dan memperlihatkan celana dalamku yang berwarna coklat muda.

Ari pun memelorotkan celana dalamku dan menyimpan nya disamping. Kemudian perlahan kepalanya menghampiri sembulan vaginaku dan Ari mulai menjilati belahannya.

"Mmmhh..geli" kataku saat lidah Ari menyapu belahan vaginaku.
"Sllrrpphh..sllpphh..mmhh" Ari terus menjilati memekku yang mulai merekah. "Memek Zahra harum..kok beda?" Tanya Ari sambil melanjutkan jilatannya..
"Ahh..mhhh… iya tadi Zahra cuci memeknya pake sabun memek.. soalnya tadi pagi kan udah Ari pake.. mmmhh..ahhh.. tau mau dipake lagi memeknya, Zahra nggak akan cuci dulu.. ahh..sshh..mmmhhh.." aku mendesah menikmati jilatan di belahan vaginaku dan emutan serta kecupan di klitorisku.
"Ari suka kok memek Zahra harum gini.. lebih enak pas Ari jilatin..sllrrpphh..sllrpphh.. mmmhh" Ari melanjutkan aktivitasnya menjilati memekku, sesekali Ari koreki vaginaku dengan jari jarinya, bahkan Ari memasukkan dua jarinya di liang senggamaku.

"Ahhh…sayang..oohh..geli beb…ewe aja masukin yuk cepet..jangan dicolokin jari gitu..shhh ahhh" aku menggelinjang saat jarinya mengobok liang vaginaku.

Aripun beranjak menindihku. Memelukku dengan menyelipkan tangannya di belakang bahuku. Pantatnya mencari cari posisi di lubang vaginaku, dan kontol kerasnya menyundul belahan memek dan berusaha memasukan kepalanya.

Perasaan nikmat muncul seketika saat kepalanya mulai masuk ke bibir vaginaku. Kurasakan Ari mengeluar masukkan kepala kontolnya agar terbasahi lendir vaginaku. Kemudian aku tersentak saat Ari menekan penisnya melesakkan batangnya ke liang memekku.

"Aagghhhhhh…" aku mendesah.
"Mmhhh… anget banget memek Zahra.. Ari suka..mmhh.." aku hanya tersenyum mendengar pujiannya dan Ari kemudian mencumbu bibirku dengan lembut.
"Mmhh..aw..uhhh..mmmhh" aku hanya menggumam lemah menikmati kontolnya yang mulai keluar masuk dengan pelan.
"Aahhh..memek Zahra enak banget sih..ahhh.." Ari terlihat merem melek menikmati memekku yang menjepit kontolnya.
"Uuuch..mmmhh..shh ah..uuhh" aku hanya mendesah pelan karena memang sedang lelah.
"Ahh..shh ahhh..mmmhh..ohhh.." Ari mengocok ngocok pantatnya menikam liang memekku yang pasrah dinikmati.

Ari sangat khusyuk menyenggamaiku, sesekali bibirnya mencium lembut, sesekali juga menjilati telinga dan leherku.

"Aauuuuhhh..sayaangg.. enak memeknya?"t anyaku lemah.
"Eughhh..enak banget sayang..ughhh..ssh..jepit banget.." mata Ari tenggelam keatas sambil terus mengeluar masukkan penisnya yang keras.

Hampir 15 menit Ari menikmati memekku yang mulai becek. Aku tak banyak memberikan variasi karena aku merasa sangat lelah dan tidak mood untuk banyak bergerak. Namun demikian aku merasa tetap wajib melayani Ari agar Ari tidak kecewa dan sampai cari perempuan lain.

"Anggghh..Arii ahh masih lama keluarnya sayang?" Kataku yang sudah sangat capek.
"Bentar lagi Zahra..masih betah Ari ngewein Zahra.. ahh..mmmhh ahh.."
"Jangan lama lama ewe nya sayang.. Zahra udah lemess.. ahh..awwhh.. besok lagi kan bisa ngewe Zahra lagi..auuuchhh" lenguhku yang sebenarnya sudah orgasme dari tadi.
"Iya bentar sayang ya..sabar.. Ari keluarin nih..sshh ahh ahh..enak banget sih memeknya Zahra..ahhh.." kurasakan Ari tetap mengewe memekku dengan tempo pelan.

Kurasakan badanku sudah sangat lelah meladeni birahi remaja ini. Kocokannya semakin berenergi dan membuat vaginaku sangat linu dan nikmat. Ari hanya mendongakkan kepalanya keatas sambil terus menyenggamai liang kenikmatanku.

"Aahh sayangghh..udahh sayanghh..cepetin kocoknyaa.. keluarin di memek Zahra sayang aaaghhhh" aku orgasme lagi dengan kontol Ari, dan aku minta Ari cepat mengeluarkan mani nya karena memekku mulai linu dan sangat geli.

"Aghhh..sabar sayang…Ari mau keluarin ini..agghh agghh…sshh uughhh…memeknya agak jepitin lagi kaya tadi..aghhh…" Ari mempercepat lagi kocokan kontolnya ke memekku.

Kepalaku sudah terkulai menoleh kepinggir. Dengan sisa sisa tenaga aku empot empotkan vaginaku yang sedang Ari nikmati. Berharap Ari segera menyelesaikan birahinya pada memekku.

"Annghh iya gitu sayang..ahh.. empotin lagi memek Zahra…Zahra memeknya enakhhh agghh…Ari mau keluarin sayang…agghhh.." Ari mempercepat genjotannya dan mulai memelukku erat.

"Aghh..iya keluarin sayang..agghhh..keluarin di memek Zahra sayangg..auuucchhhh…" aku menggelinjang lagi karena linu di memekku dan geli bersamaan datang lalu kembali memicu gelombang orgasme.

Ari pun memagut bibirku dengan ganas, kocokannya jadi sangat cepat dan keras. Akupun balas memagutnya menjepitkan kakiku di pantat Ari yang naik turun mengocok memekku.

Kurasakan pelukan Ari semakin erat. Ciumannya semakin ganas.

"Zahra Ari keluarrrrrhh… aaaaaaghhhhhhhhhhhh Zahraaaaa ooooghhhhhhhhh" Ari pun melolong sambil badan dan kepalanya terangkat. Pantatnya menekan keras dan dalam serta akhirnya. Crott crottt… sperma hangatnya menyemprot mulut rahimku. "Aaghhhh.." aku dan Ari sama sama melenting saling merapatkan kelamin kami.

Ari sempat menekan keras lagi kontolnya yang menancap. Dan kemudian pelukannya melemah dan kontolnya yang mengecil terlepas dari memekku.

Ari berbaring di sampingku, memelukku yang sama sama ngos ngosan. Akupun balas memeluknya dan menenggelamkan kepalaku di keteknya.

"Zahra cape Ri.." ucapku lemah.
"Iya kita tidur sayang..makasih Zahra, Ari cinta sama Zahra.." Ari mengecup keningku.

Akupun tersenyum dan terpejam. Aku dan Ari terlelap hingga waktu subuh datang.

Saat mataku terbuka, gelombang aneh menyerang perutku dan kepalaku pusing.

"Uuuwwooo' " serasa ingin muntah.

Ari pun terbangun melihatku yang sedang menahan mulutku. Aku berlari menuju kamar mandi dan kemudian muntah muntah lagi.

 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd