UPDATE-2
"Beneran ya mbak ngelakuin apa aja ?" jawabnya
Sontak aku pun menatap mas Andi, bodohnya aku, tak sadar posisi sedang dimana, dengan siapa, dan apa yang sudah kukatakan. Mas Andi pun tersenyum lebar.
Lalu yang terjadi kemudian, mas Andi mulai mendekatiku, semakin dekat ia mengarahkan mukanya ke muka ku, kurasakan deru nafasnya, ia arahkan ke pipiku, telingaku, hidung, lalu bibirku, harus nafasnya yang mungkin membuatku tak mampu menggerakkan tubuhku, sepertinya aku terlena atau entah takut karena ancamannya. Tidak, aku tidak diancam olehnya, aku hanya takut dia menyebarkan foto-foto exhib ku. Apa itu berarti ?....
Sejurus kemudian, mas Andi mulai mencium ku, bibir dan lidah kami beradu, tak ada lagi rasa canggung, yang ada hanyalah nafsu dan hasrat yang kian memburu. Aku terbuai, ciumannya yang lembut tidak terburu-buru, membuatku lupa bahwa ia bukan suamiku, tapi aku tak peduli lagi, aku seperti kembali ke masa itu. Apalagi ketika kedua tangan mas Andi mulai menggerayangi pantat, punggung, dan rambutku, ia begitu lihai, mengobrak abrik gairah tubuhku.
Aku langsung membalas perbuatannya padaku, kulepas bibirku yang tengah beradu, aku mundur sedikit, kutatap matanya tajam, kutarik keatas sport bra ku dengan cepat
"Inikan yang kamu mau?" batinku
Lalu dengan cepat kutarik kedua telapak tangannya memegang payudaraku, kuremas-remaskan, kulihat mas Andi semakin bernafsu, akupun juga begitu, darahku berdesir dan jantungku berdetak lebih cepat, kami berciuman lagi dengan ganasnya, ku gigit-gigit kecil bibirnya, agar dia tau, aku tak kalah liar, ganas, dan bernafsu dengan kegiatan ini, ia tampak kesakitan, aku kasihan, baiklah aku memilih melepaskan
Namun belum selesai sampai disitu, aku jongkok di depannya, mukaku tepat horizontal dengan posisi Itu-nya, oh maksudku batang kontolnya, iya, kontol, tidak ada yang salah dengan ucapanku, lebih tepat karena panjangnya yang melebihi batang penis mas Toni, suamiku. Dan juga diameternya yang lebih besar, itu kurasakan ketika aku mulai mengulum batang kontol mas Andi. Semakin gemuk dan menyeruak ke tenggorokan, aku mulai nyaman karena aromanya, aku mulai suka dengan segala yang ada pada dirinya.
"Mbak, sudah dong, aku gak kuat, kulumanmu terlalu hebat, bisa-bisa aku muncrat", ucap mas Andi sambil menarik batang kontolnya
"Plop", suara ketika kontol mas Andi mulai menjauhi mulutku
Secepat mungkin kutarik kembali, ku kocok pelan-pelan, mas Andi mengerang. Ia mendongakkan kepalaku, menatap mataku sayu, aku tau, aku paham. Baiklah, aku mengalah kali ini, mas Andi menginginkan gilirannya.
Aku berdiri, kucium mesra bibirnya, kupegang kepalanya dengan kedua tanganku, lalu secepat dan sekuat tenagaku, kupaksa ia jongkok di depanku, kuangkat satu kakiku diatas kloset, kutarik kepalanya mendekat ke aset paling berhargaku, ya, memekku yang mulus tanpa bulu yang tumbuh, aku rajin melakukan waxing sejak dulu sampai sekarang.
"Aahh.. emph.. ssshh..ahh", desahku tak kuasa menahan sapuan lidahnya, namun tetap kuatur volume desahanku, aku tak ingin ada orang yang mendengar kami beradu nafsu
Mas Andi sungguh lihai, meyakinkan ku untuk segera memberikan hadiah yang ia tunggu-tunggu, matanya menatap mataku, kuyakin ada hasrat yang coba dia tahan dan pendam, batang kontolnya makin gagah perkasa, yang ia kocok perlahan dengan tangan kanannya.
Lalu ia berhenti, mengambil nafas dalam-dalam, kami saling bertatap mata, matanya yang sayu seolah meminta izin dan merayu, namun aku masih menunggunya untuk meminta.
"Mbak, bolehkah a", belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, kutahan bibirnya dengan telunjukku
Aku mengerlingkan mata padanya, kuposisikan tubuhku siap untuk menerima batang kontolnya memasuki liang senggama ku, tanganku bersandar pada bagian flush kloset, sedangkan kakiku kuangkat 1 di pinggirannya, aku menoleh pada mas Andi, kugigit bibir bawahku merayu, pantatku kugoyang-goyangkan agar ia makin tergoda, dan benar saja, kulihat ia makin bergairah.
Mas Andi memegang bongkahan pantatku yang besar, dielusnya perlahan, aku menahan geli tak karuan, dipukul-pukulnya pelan, ia mulai memegang batang kontolnya tak tahan, segera ia arahkan mendekat menuju lubang kenikmatanku. Dan.....