DISCLAIMER:
Hanya berbagi. Cukup dinikmati tapi jangan dicontoh. Pasangan terbaik tetaplah pasangan sah yang sudah kita nikahi.
***
PROLOG
Ini adalah kisah nyataku yang terjadi tahun 2012, saat aku masih kuliah di Jateng. Aku sendiri orang Jabar. Saat itu usiaku sekitar 23 tahun. Nama orang, kota dan hal lain yang sensitif aku ganti dari aslinya tapi peristiwanya benar-benar terjadi.
AWAL PERKENALAN DI BIS
Saat itu aku mau mudik ke Ciamis pake bis, sebelahku kosong, di tengah perjalanan ada yang naik seorang wanita dengan usia sekitar 30-35 tahunan. Kita hanya saling senyum tipis sebelum dia duduk. Sepanjang perjalanan awal kita tidak saling ngobrol karena aku sendiri tidak biasa ngobrol di bis suka pusing. Hingga saat bis masuk rest area di sekitar perbatsan jabar-jateng, semua penumpang turun buat istirahat.
Saat bis siap berangkat, ternyata wanita sebelahku belum naik ada sekitar 5-10 menitan baru dia naik. Pas mau duduk dia keliatan merasa bersalah karena telat naik.
"Duh, saya telat ya mas", tanya dia.
"Iya mba", jawabku sambil senyum tipis.
Dari situlah mulai ada obrolan ringan, kenalan hingga aku tau bahwa namanya Mbak Dewi, orang Solo, dia lagi kuliah S2 di salah satu kota di Jabar. Dia habis mudik karena libur panjang. Wajahnya manis, hidungnya mancung bibirnya agak lancip dan cipokebel, tingginya sekitar 150-160 cm postur tubuhnya cukup dan sangat cocok jika dia sedang memakai baju dinas, terlihat pas dan seksi.
Saat bis udah mulai dekat ke Ciamis tempatku turun, tiba-tiba Mbak Dewi keliatan panik.
"Duh, HP saya mana ya? Tadi ditaro tas perasaan kok sekarang ga ada?"
"Coba dicek lagi mbak, apa jangan2 ketinggalan di rest area tadi?" Jawabku.
"Iya, ga tau nih, mas ada HP ga, cona tolong misscallin nomor saya bisa ga?"
Akupun misscal dan ternyata HP itu ada ditasnya. Belakangan (saat kita udah intim) dia ngaku bahwa ternyata kejadian ini dia sengaja agar bisa dapet nomerku. Dan dia juga bilang bahwa dari awal dia tertarik buat ngobrol tapi aku cuek terus jadi dia sungkan, semua ini dia akui setelah ekse pertama di cerita nanti.
Sampe Ciamis akupun turun sedang dia masih melanjutkan perjalanan. Beberapa saat setelah turun, ada SMS masuk, ternyata itu Mbak Dewi, dia tanya basa-basi bilang terimakasih udah mau misscallin HP nya dan basa basi lainnya.
Dari situlah kita mulai sering sms-an hingga kita semakin akrab, aku juga baru tau ternyata dia sudah bersuami dan punya anak, tapi hal itu tidak membuat hubungan kita berubah. Kian lama kontak disms dan sesekali telfon, hubungan kita semakin intim, bahasa komunikasipun mulai vulgar, berani bilang peluk cium dan saling membayangkan tapi tidak sampai sex chat karena aku ga belum berani. Kita pun saling berjanji jika sudah sama-sama di Solo pengen ketemuan...
Hanya berbagi. Cukup dinikmati tapi jangan dicontoh. Pasangan terbaik tetaplah pasangan sah yang sudah kita nikahi.
***
PROLOG
Ini adalah kisah nyataku yang terjadi tahun 2012, saat aku masih kuliah di Jateng. Aku sendiri orang Jabar. Saat itu usiaku sekitar 23 tahun. Nama orang, kota dan hal lain yang sensitif aku ganti dari aslinya tapi peristiwanya benar-benar terjadi.
AWAL PERKENALAN DI BIS
Saat itu aku mau mudik ke Ciamis pake bis, sebelahku kosong, di tengah perjalanan ada yang naik seorang wanita dengan usia sekitar 30-35 tahunan. Kita hanya saling senyum tipis sebelum dia duduk. Sepanjang perjalanan awal kita tidak saling ngobrol karena aku sendiri tidak biasa ngobrol di bis suka pusing. Hingga saat bis masuk rest area di sekitar perbatsan jabar-jateng, semua penumpang turun buat istirahat.
Saat bis siap berangkat, ternyata wanita sebelahku belum naik ada sekitar 5-10 menitan baru dia naik. Pas mau duduk dia keliatan merasa bersalah karena telat naik.
"Duh, saya telat ya mas", tanya dia.
"Iya mba", jawabku sambil senyum tipis.
Dari situlah mulai ada obrolan ringan, kenalan hingga aku tau bahwa namanya Mbak Dewi, orang Solo, dia lagi kuliah S2 di salah satu kota di Jabar. Dia habis mudik karena libur panjang. Wajahnya manis, hidungnya mancung bibirnya agak lancip dan cipokebel, tingginya sekitar 150-160 cm postur tubuhnya cukup dan sangat cocok jika dia sedang memakai baju dinas, terlihat pas dan seksi.
Saat bis udah mulai dekat ke Ciamis tempatku turun, tiba-tiba Mbak Dewi keliatan panik.
"Duh, HP saya mana ya? Tadi ditaro tas perasaan kok sekarang ga ada?"
"Coba dicek lagi mbak, apa jangan2 ketinggalan di rest area tadi?" Jawabku.
"Iya, ga tau nih, mas ada HP ga, cona tolong misscallin nomor saya bisa ga?"
Akupun misscal dan ternyata HP itu ada ditasnya. Belakangan (saat kita udah intim) dia ngaku bahwa ternyata kejadian ini dia sengaja agar bisa dapet nomerku. Dan dia juga bilang bahwa dari awal dia tertarik buat ngobrol tapi aku cuek terus jadi dia sungkan, semua ini dia akui setelah ekse pertama di cerita nanti.
Sampe Ciamis akupun turun sedang dia masih melanjutkan perjalanan. Beberapa saat setelah turun, ada SMS masuk, ternyata itu Mbak Dewi, dia tanya basa-basi bilang terimakasih udah mau misscallin HP nya dan basa basi lainnya.
Dari situlah kita mulai sering sms-an hingga kita semakin akrab, aku juga baru tau ternyata dia sudah bersuami dan punya anak, tapi hal itu tidak membuat hubungan kita berubah. Kian lama kontak disms dan sesekali telfon, hubungan kita semakin intim, bahasa komunikasipun mulai vulgar, berani bilang peluk cium dan saling membayangkan tapi tidak sampai sex chat karena aku ga belum berani. Kita pun saling berjanji jika sudah sama-sama di Solo pengen ketemuan...