----------------------------------
Kisah Keenam - Tina, Gadil Hamil 6 Bulan
Kali ini bercerita kisah si Parmin bermain-main dengan gadis yang sedang hamil 6 bulan.
Setelah si Parmin melarikan diri dari Bekasi karena dikejar-kejar Yuni, anaknya pak ErTe untuk bertanggungjawab.. --Lah.. gimana tanggungjawab, coba..? Baru ngentot 2 bulan.. kok hamilnya 5 bulan..? Hehe..--
Si Parmin akhirnya ngabur pulang ke desanya lagi dan terpaksa luntang-lantung di kampung, kerjaannya cuma ngintipin orang mandi di kali..
juga di bilik-bilik bambu kamar mandi di desanya.
Beberapa minggu setelah Si Parmin di desa.. datanglah cewek cuantikkk..
-- Bener bro.. yang ini bener-bener cantik.. putih, hidung mancung, kulit putih bersih..
maklum anak orang kaya di Jakarta..-- dari Jakarta.. yang dengan terpaksa disembunyikan oleh orangtuanya karena di-DP-in ama pacarnya..
alias Wamil..eh Bunting.. duluan.
Sebut saja namanya Tina.. –kan gak pantes kalo namanya Tri/Nur/Sri.. wong orang Jakarta asli.. loh..–
Usianya baru 17 tahun lebih dikit.. –sudah bukan anak-anak kan om Momod..?–
Kelas 2 sebuah SMA di Jakarta, bodinya seksi abis..
Si Tina tinggal di rumah lek Warso yang masih saudaraan dengan ibunya Tina.. -- gak tau saudara dari mana..--
Rencananya Tina akan tinggal di desa Parmin sampai si jabang bayi lahir.. dan akan kembali ke Jakarta kemudian.
Di hari-hari awal.. Tina selalu mengurung diri di rumah lek Warso.. hanya jika pagi dan sore dia terlihat menyapu halaman depan rumah.
Seperti pemuda-pemuda desa yang lain.. Si Parmin pun juga suka mencari-cari kesempatan untuk bisa sekedar menyapa..
syukur-syukur bisa ngobrol dikit sama Tina yang sedang Wamil.. tapi tetap terlihat cantik dan makin seksi.
Bahkan beberapa laki-laki yang telah berkeluargapun jadi suka sekedar lewat depan rumah lek Warso.. tentunya dengan niat yang sama.. hihihi.
Mungkin memang namanya 'untung tidak lari ke mana'.
Bu Lek Warso suatu hari memanggil Parmin untuk datang ke rumahnya.. dan meminta tolong kepada Parmin.
"Min.. mbok tolong, kamu kalo siang main ke sini.. buat nemenin ngobrol si Tina.
Kan kamu pernah tinggal di Jakarta, Min.. jadi si Tina bisa ngborolnya nyambung sama kamu.." ungkap bu lek Warso yang diaminin lek Warso. Sementara si Tina sendiri cuma senyum.
"Kasihan Tina, Min.. Kalo siang bengong.. gak ada yang diajak ngobrol.. wong di rumah sendirian.
Lah, kalo anak-anak sudah pulang sekolah dia bisa bercanda ama anak-anak, Min..
Tapi kalo pagi sampai siang.. kayak orang linglung.." tambah bu lek Warso.
"Lah.. mosok Tina saya ajak ke sawah, Min..? Yah, Min ya..?" Pinta bu lek Warso mengakhiri pembicaraannya.
"Ya, bu lek.. mulai besok tak main ke sini, nemenin ngobrol Tina.." ucap Parmin.. kemudian pamit pulang.
-------
Cihuuiii..! Teriak si Parmin dalam hati.
Sesampai di rumah.. si Parmin kayak orang sinting.. senyum-senyum sendiri.. saking senangnya.
"Walah.. kagak usah diminta juga aku bakal berusaha bisa ngobrol ama si Tina.. Ehhh.. lah ini malah ditawari..!? Uokelahh kalo begitu.."
Besok harinya si Parmin jam 8 pagi sudah rapi.. wangi.. –tumben Min mandi pagi..?– dan berangkat ke rumah lek Warso yang berjarak 100 meteran dari rumahnya.
Sampai di rumah lek Warso hanya ada Tina yang lagi duduk di ruang tamu sendirian.
"Permissi.." sapa Parmin.
"Mari mas Parmin.. masuk.." jawab Tina dari dalam sambil membuka pintu.
Setelah basa-basi si Parmin duduk di kursi tamu dan terjadilah obrolan ringan.. sekedar perkenalan mereka.
Maka Parmin mulai tahu tentang Tina sedikit demi sedikit.
Siapa Tina sebenarnya. Tina ternyata anaknya supel.. -- bukan suka peli loh..-- dan periang, juga termasuk anak pintar di sekolahnya.
Sebagai anak kedua dari keluarga kaya dan terpandang dari 3 bersaudara di jakarta selatan.
Setiap hari Tina berangkat sekolah bersama kakak dan adiknya diantar oleh sopir pribadi bapaknya.
Tetapi pulangnya nebeng temennya yang satu arah.. karena sopir pribadi bapaknya harus nungguin aktivitas bapaknya.
Hari itu si Parmin cukup tahu diri untuk tidak membicarakan masalah perut Tina yang melembung itu. Dan jam 12 siang Parmin pamit pulang ke rumah.
-------
Aktivitas itu berlangsung beberapa hari.. Kadang datang temennya yang mempergunakan kesempatan untuk bisa sekedar ngobrol dengan Tina..
Tapi Tina terlihat menutup diri dari anak-anak yang lain.. sehingga mereka tidak datang lagi esok harinya.
Ternyata Tina suka membaca novel.. Tina membawa novel cukup banyak dari Jakarta.
Sayangnya.. hampir semua sudah dibacanya, malah Parmin yang kalo pulang pasti membawa novel si Tina untuk dibaca di rumah.. –mumpung nganggur..–
Dengan demikian makin hiduplah perbincangan Tina dan Parmin.. Terutama membahas cerita atau tokoh-tokoh di novel yang dibaca Parmin.
Cuma sayangnya Tina tidak punya novel dewasa, atau Kho Ping Hoo, ataupun komik silat macam si buta dari goa hantu atau komik Pendekar Durjana.. yang sangat Parmin suka baca dari temen SMAnya dulu.
-------
"Tin, mau gak aku pinjamin novel punyaku..?" Ucap Parmin suatu siang ketika Parmin mau pulang ke rumah.
"Loh, kamu punya novel juga mas..? Kok gak bilang dari kemarin-kemarin..? Curang nih mas Parmin..!" tanya Tina jengkel.
"Eeh..emm.. bukan begitu Tin, tapi kamu musti janji.. mau gak..?" Si Parmin jadi serba bingung.
"Kok.. musti pakai janji segala mas..? Hayooo novel apaan tuh..!?" Sergah Tina kayaknya makin bersemangat.
"Janji loh ya gak bilang-bilang lek Warso. Besok tak bawain deh.. Hihihi pasti kamu suka, Tin.." Parmin senang dengan reaksi Tina.
"Iya deh mas.. gak bilang-bialng deh.. Janji ya dibawain besok..?" Tina makin bersemangat.
"Oke.. besok tak bawain dua buah deh, aku pulang dulu ya, Tin.."
Sambil pamit si Parmin tersenyum lebar.. Hehehe.. suku-sukur dapet bonus nih besok.. batin Parmin.
Siang itu Parmin tidak membaca novel yang dia pinjam dari Tina, tapi langsung ngabur ke rumah Trisno, temen SMAnya dulu.
Yah.. Trisnolah yang berlangganan di persewaan buku di kecamatan. dan buku favorit trisno adalah..
'eni erow..' -- Enny Arrow..! Kekeke ingak..!? ingak..!? ingak..!? --
Parmin langsung ngerampok 2 buku enierow yang dikarang oleh si Eni anaknya pak Ero.. yang sekarang telah ada gambar berwarnanya..
Keluaran terbaru, kata Trisno promosi.
-------
Kamis pagi itu.. -- ampe harinya aja gue masih ingat tuh..-- si Parmin datang seperti biasa.. jam 8 tepat.
Begitu masuk pintu.. Tina langsung nodong.. "Hayooo..! Mana novelnya..?"
"Sshh tenang.. asal janji jangan sampe ada yang tau novel ini, pasti tak pinjamin sampe hari Sabtu.." kata Parmin sambil berbisik.
"Iya.. iya.. mana? Novel apaan sih..?" si Tina makin penasaran..
Meski dia tau itu pasti novel porno.. tapi dia belum pernah membacanya. Cuma pernah dengar saja.
"Nih.. kamu baca satu dulu, yang satu tak bacanya.. wong aku juga belum baca yang ini.."
Kata Parmin sambil menyerahkan satu novel eniero ke Tina, yang langsung disamber Tina.
"Iihh.. ada gambarnya ya mas, Min..? Wah asyik nih.."
Sambil membuka-buka Tina duduk di kursi panjang ruang tamu itu.. disusul Parmin duduk di sebelahnya.
"Iya.. sekarang keluar yang baru, sudah ada gambarnya.. hihih.. dulu cuma tulisan, Tin.." Ucap Parmin mengiyakan.
Padahal Parmin sudah membacanya semua tadi malam.. malah sempet coli segala karena terangsang –Mau minta Mbak Nur atau Mbak Sri.. gak ada kesempatan, karena suaminya pada di rumah..–
Mulailah mereka membaca novel itu sambil duduk berjejer di kursi panjang dari kayu itu.
– Hehehe.. bisa bayangin sendiri deh bro gimana kalo lagi baca novel itu..–
Tak sampai seperempat jam.. mulai terdengar napas tertahan dari mereka berdua..
Tina sudah mulai terangsang oleh novel itu.
Maklum, dia sudah satu bulan lebih tidak ngrasain dientot oleh pacarnya.. sementara Parmin otaknya memang dari rumah sudah ngeresss..
Si Parmin ngelirik Tina..
Terlihat kaki Tina mulai dirapatkan.. sambil telapak kakinya digesek-gesekin ke kaki sebelah..
Nafasnya terasa berat dan panjang-panjang tertahan.
"Gimana, Tin.. suka gak..?" tanya Parmin sambil menilai situasi Tina.
"Eh..iyya mas.. suka. Iihhh.. tapi bikin pengen, nih.." jawab Tina sambil ngelirik Parmin.
Sepintas pandangan keduanya bertemu.. terpaku sesaat.. kemudian Tina melengos.
Tidak seperti biasanya mereka ngobrol sambil saling tatap mata.. dan tidak ada apapun yang terjadi.
Tetapi kali ini lain..
Suasana hati dan emosi keduanya sedang teraduk-aduk oleh nafsu birahi yang mulai bangkit..
Terangsang hebat oleh bacaan yang mereka baca.. plus gambar vulgar yang tersaji di beberapa halaman dalam novel itu.
Mereka terdiam lagi.. meneruskan aktivitas membacanya..
Parmin bergeser sedikit ke arah Tina.. Tina hanya melirik sedikit.. tapi diam saja.
Parmin bergeser lagi.. sehingga pahanya berhimpitan dengan paha Tina.. kemudian diam..
Tidak ada reaksi apapun dari Tina.. hanya dada Tina makin terlihat naik-turun.. menahan nafas agar jangan terlihat kalau dia sudah terangsang.
Kemudian Parmin menaruh novel yang dibacanya..
Lalu bergerak mendekatkan tubuhnya ke Tina dan ikut membaca novel yang Tina baca.. Tina diam saja.
Ternyata.. Tina sedang membaca bagian di mana seorang wanita sedang digarap oleh dua orang pria.
Semakin dekat kepala Parmin dan kepala Tina.. semakin terdengar nafas Tina sudah ta beraturan.
Parmin mulai menaruh tangan kanannya di belakang kepala Tina – di sandaran kursi..–
Dan perlahan tangan itu bergerak menyentuh lengan kanan Tina..
Tak ada penolakan dari Tina atas tangan Parmin. Tak ada percakapan..
Diam keduanya dengan pikiran masing-masing.. yang sebetulnya hampir sama.
Parmin tanpa ragu lagi merangkul Tina dengan tangan kanannya..
Mulutnya langsung melumat bibir Tina yang ternyata dibalas dengan penuh nafsu oleh Tina.
Terjadilah pergumulan antara bibir Parmin dan Tina..
Saling cium.. saling lumat dan lidah keduanya saling bersalaman di dalam mulut mereka.
Tangan kiri Parmin mengelus-elus perut Tina yang terlihat mulai membesar..
Sementara Tina menjatuhkan novelnya.. tangan yang tadinya memegang novel bergerak ke paha Parmin..
Langsung ke senjatanya yang memang sudah ngaceng berat sejak tadi pagi.
Tina seakan menumpahkan seluruh nafsunya yang telah dia tahan selama ini..
-- Kata orang-orang.. sih.. wanita hamil 6 bulan nafsunya lagi tinggi-tingginya..--
Tina sudah tidak peduli lagi dengan statusnya..
Yang dia pedulikan hanyalah meraih kenikmatan.. toh dia sudah menanggung akibatnya.. buat apalagi ditahan-tahan.
Malah sekarang bisa main sepuasnya dan tidak takut hamil.. – hehehe.. gimana mau hamil.. ya wong lagi hamil..–
Tanpa malu Tina membuka ritsleting celana Parmin.. langsung dia pegang senjata Parmin dengan tangan kanan..
sementara tangan kirinya memegang belakang kepala Parmin.
Buah dadanya yang membengkak jadi ukuran 36B diraba-raba oleh Parmin.. hal ini membuat Tina makin terangsang.
"Ergghh.. shhh.. shhhh.. shhh.."
Karena Tina sudah mengenakan daster.. maka Parmin harus menyerang dari bawah.. agar bisa menyelusup ke dalam daster.
Tangannya segera berpindah ke dengkul Tina.. menarik ujung daster..
Lalu menyusuplah tangan kiri Parmin di antara dua paha mulus Tina yang sedang mendesah-desah.
"Hnghh.. ssshhh.. shhh.. shhh.."
Sambil terus saling lumat tangan Parmin sudah menyelusup di selangkangan Tina yang telah mengangkang dan celana dalamnya telah terlepas..
Entah siapa yang melepas celana dalam Tina. Entah Tina entah Parmin.. ga tau deh.
Jari-jari Parmin telah keluar-masuk di memek Tina yang telah basah sekali.
Dan pantat Tina bergerak-gerak menyambut jari-jari yang keluar-masuk di memeknya.
Sedang dia sendiri tetap mengocok Kontol Parmin yang juga sudah mulai keluar cairan kental sedikit di ujungnya.
Tidak sabar.. akhirnya Tina mulai mengulum kontol yang sedang dia kocok dengan dua tangan.
Terasa sangat nikmat di ujung kontol Parmin dijilati seperti itu.
"Gila nih barang. Ga nemu beberapa bulan malah tambah pingin.." Kata Tina diiringi bunyi slurp.. slurp.
Si Parmin ga bisa ngejawab.. dia cuma bisa merem-melek keenakan kontolnya dislomot.. sambil terus merojok memek Tina yang makin membasah.. sah.. sah.
-------
Karena situasi sangat mendukung..
Parmin mulai melolosi daster dan bra Tina yang sudah gak muat lagi untuk menutupi teteknya yang ukurannya membengkak jadi 36B.
Penasaran sekali Parmin pengin liat bagaimana bodi orang hamil itu..
Lebih penasaran lagi ingin tahu bagaimana rasanya ngentotin orang yang lagi hamil hampir 7 bulan.
Setelah Parmin melolosi Tina hingga Tina telanjang bulat.. Parmin berdiri dan menyapukan pandangan matanya ke tubuh Tina yang tergolek di kursi panjang.
Setiap lekuk tubuh yang tengah hamil itu dipandanginya dengan seksama..
Parmin sangat terpesona menatap dua buah pepaya warna putih mulus yang tergantung di dada Tina..
Dihiasi dua puting berwarna coklat muda yang ukurannya agak lebih besar dari biasanya.
Makin ternganga mulut Parmin saat matanya menyaksikan perut yang melembung bagaikan berisi bola voli.. mlentus..
Parmin tambah terlongo.. ketika melihat pemandangan sangat menggiurkan terpampang di hadapannya.
Bayangkan.. perut Tina yang membuncit dan bulu kemaluannya bertaburan tipis kayak sabut kelapa.
Apalagi Parmin memang paling suka.. ngelihat memek cewek yang berjembut tipis.
Seksi dan imut banget di matanya.
Dan kini.. serombongan bulu-bulu halus berkumpul di pangkal selangkangan itu bagaikan melambai-lambai ke arah Parmin..
Hingga Parmin tak kuasa lagi bertahan.. langsung mendaratkan bibirnya di rerimbunnya bulu-bulu hitam itu.
Refleks Tina mengangkat kedua kakinya hingga selangkangannya terbuka makin lebar menyambut bibir Parmin dengan lidah terjulur-julur seperti seekor ular yang sedang mengendus mangsa..
Nah.. si Parmin posisinya yang jongkok mendapat pemandangan baru..
Hamparan bulu-dru dengan perbukitan plus gunung kembar.. kian membuat batang kontolnya tegang setegangnya..
Perut Tina yang mlendung ternyata membuat sensasi tambahan pada Parmin.
Langsung saja.. dengan sigap menerkam mangsa..
Mulutnya dengan cepat menempel ketat pada kedua bibir kemaluan Tina.. dengan lidahnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas liang memek Tina.
Lidahnya segera menerobos bibir memek Tina.. Slrupp..!
Segera saja tubuh Tina bergetar dengan hebat.. kedua tangannya mencengkeram kepala Parmin
Dia menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat.
Keluhan panjang keluar dari mulutnya.. "Oohh.. oohh.. oohh..!"
Pas mengenai bagian dalam.. "Aduuh.. itilku kena, terus.. jangan ditarik masshh..!" Kata Tina sambil tangannya menjambak rambut Parmin.
Tina melenguh manja.. "Nghh.. Sshhh ahhh.. shhh.. "
Sambil menjilat-jilat.. jari Parmin dimasukkan ke dalam lubang memek Tina..
Terasa masih sempit memek itu.. juga masih berwarna merah semua lipatan-lipatan kulitnya.. menandakan belum sering bergesekan dengan kulit kontol.
Walau basah.. tapi terasa hangat jari Parmin memasuki lubang jahanamnya Tina, terasa penuh.. hampir tak ada ruang kosong di dalam memek itu.
Beberapa menit setelah itu Tina berteriak-teriak keenakan ampe histeris.. "Mass..Miinn.. mo mau keluar nih. Telan ya..!"
Serr.. serr.. serr.. serr..
Dijilatin Parmin semua cairan yang membasahi memeknya dengan lahap.
Slrupp.. slrupp.. slrepp.. cepp.. !
"Gilaa. enak bener Mass..!" teriak Tina lagi sembari kelojotan pinggul.. sambil bersandar di sofa..
Sedangkan kedua pahanya berkedut mengepit kedua sisi kepala Parmin.
Melihat Tina udah KO lemes.. Parmin makin keranjingan.. Dirabanya mulut rahim Tina.. sangat terasa membengkak dan agak keras..
Dielus-elusnya mulut rahim itu dengan lembut..
Pinggul Tina kembali bergoyang-goyang seirama dengan elusan jari Parmin di mulut rahimnya.
Kadang dia terlonjak-lonjak.. menyambut bibir dan lidah Parmin yang bermain-main di klitoris Tina yang berwarna merah dan membengkak.. seukuran kacang tanah jumbo.
Parmin melirik ke arah muka Tina.. tetapi terhalang gundukan membulat di atasnya.
Tangannya mengelus-elus gundukan bulat itu dengan lemah lembut..
Terasa ada yang menonjol di sisi kiri gundukan itu, dirabanya tonjolan itu..
Parmin sangat kaget sampai-sampai mulutnya terlepas dari memek Tina.
Tonjolan itu 'BERGERAK..!'
Berpindah ke sebelahnya.. ditekan lagi tonjolan itu.. bergerak lagi..
Bujuk buneng..! Apaan ini..? Batin Parmin bingung plus takut.
Tina tahu bahwa Parmin bingung dengan tonjolan itu..
"Mas Min.. itu tangannya mas.. hihihi.. Mau kenalan yah..?" ucap Tina di sela-sela desahannya.
Parmin beringsut ke atas.. dan diciumnya tonjolan itu.. seakan mencium jari bayi yang sangat manis dan lucu.
Seakan tau dicium dengan kasih sayang.. tonjolan itu berputar-putar di sekitar bibir Parmin.. seolah-olah meraba-raba bibir yang menciumnya.
Sambil menciumi perut Tina yang gendut.. tangan Parmin berpindah sasaran menuju dua buah pepaya yang sangat ranum..
Diremasnya buah dada Tina dengan lembut, dari samping menuju puncak..
Sesampai di puting.. terasa basah.. Parmin heran dan melihat ke arah puting Tina..
Ternyata puting itu telah mengeluarkan air susu Tina.
Dengan penuh penasaran Parmin langsung melahap puting itu dan langsung dia kenyot-kenyot bagai bayi yang kehausan.
Terasa hambar.. agak gurih sedikit..
"Kok gak kayak indomilk ya rasanya..?" Guman Parmin sambil tetap menyedot-nyedot dengan rakus.
Tina makin kelojotan merasakan buah dadanya yang diisap-isap mulut Parmin.. tangannya mengacak rambut Parmin saking gemesnya.
Berpindah dari satu puting ke puting lainnya.. mulut Parmin menyedot seluruh persediaan susu di dalam tetek Tina.
Sebenarnya agak terasa eneg dikit.. tapi sensasinya yang bikin Parmin meneruskan aksinya tersebut.
Setelah puas nenen.. Parmin berdiri dan mengangkangi tubuh Tina yang masih telentang dengan dua kaki terbujur ke bawah..
Parmin selipkan pelan-pelan kontolnya yang sudah sangat keras di antara dua buah tetek Tina yang berukuran super..
Kemudian.. penuh pengertian Tina menjepitnya dengan bantuan dua tangannya dari samping teteknya.
Jepitan lembut kulit tetek Tina di batang kontolnya..
"Shhh ahhh mmm.." Parmin mendesah..
Waduh, sensasinya luar biasa. Parmin pun ampe merem-melek keenakan.
Tapi ga lamaan pegel juga si Parmin. – Bayangin posisinya, teman.. hehe..–
Kaki si Parmin hampir patah rasanya, sebab sambil begituan ia berjinjit.. – Si Tina kan perutnya melendung..–
Jadi jelas aja si Parmin ga bisa telungkup di atasnya. Hehe..
Dari situ.. Tina membalik tubuhnya dan berada di atas Parmin.. kini ubah posisi.. pake gaya 69.. Cuy.
Batang kontol Parmin langsung dipegang oleh Tina.. Crep..!
Tak lama kemudian dia rasakan ujung lidah Tina mulai bermain-main di seputar kepala kontolnya..
Tina ga pake basa-basi lagi.. dijilatinya kontol Parmin.. mulai dari buah pelir ke kepalanya.. kemudian dimasukkan ke mulutnya.
Brrr.. merinding deh seluruh bulu di sekujur tubuh Parmin.
Uenaakkk.. eee..! Teriaknya dalam hati.
Perasaan nikmat yang ajibb itu tiba-tiba menjalar dari bawah.. terus naik ke seluruh badan Si Parmin..
sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutnya.
"Erghh.. ennaakk..Tinn.." Lenguh penuh nikmat si Parmin.
Parmin yang tersadar dari erang keenakannya.. kontan langsung pula menyergap pemandangan indah di atasnya.. memek Tina.
Crupp..!
Diseruput.. dijilati klitoris yang sudah basah itu..
Dan dibalasnya serangan pihak lawan di batang kontolnya dengan sedotan-sedotannya.. yang sontak dibalas lagi lebih dahsyat oleh Tina.
"Aduhh.. duhh.. enakk Mass Minn.." Rintih Tina yang terpaksa melepas sejenak kontol Parmin yang tengah dia kenyot.
Sementara Parmin.. dengan penuh nikmat membiarkan batang kemaluannya di dalam mulut Tina..
yang kembali memain-mainkan kontolnya dengan lidahnya sambil diisap-isap dengan ganas sembari mengigit pelan bibir kemaluan Tina.
Mereka terus bercumbu.. saling hisap-mengisap.. jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain.
Setelah 8 menitan bertempur kayak gitu.. tubuh si Tina mulai kembali mengejang.. berkejat-kejat.
Serr.. serr.. serr.. serr..
"Aahh.. aahh..!" Jeritnya disertai dengan merapatnya kedua paha.. serta dicakar-cakarnya buah pantat si Parmin.
Hampir satu setengah menit Parmin megap-megap ampis keabisan napas..
akibat dijepit kepalanya oleh dua batang paha Tina.. sampai akhirnya dia terkulai..
Kendur jepitan paha di kedua sisi kepala.. langsung Parmin tancap gas dengan aksi Jilmeknya..
Setiap tetes cairan yang mengalir dari lubuk vagina Tina.. habis dia sedot..!
"Augh.. amppuunn Mass.. ergh.. auuow.." rintih Tina.. keenakan lagi.
Tina lantas menjatuhkan diri.. berbalik lalu telentang pasrah..
Sambil terengah-engah dan sesekali menarik nafas panjang dengan pandangan matanya menerawang ke langit-langit ruangan.
Nah.. karena si Parmin belum muncrat, alias orgasme.. setelah nafas Tina didengarnya mulai teratur.. maka segera ditindihnya Tina yang kini telentang..
langsung memeluknya dengan erat..
Dicumbuinya lagi tetek Tina dengan kecupan-kecupan cepat.. dan menciuminya bertubi-tubi.
Inilah yang ditunggu si Parmin.. main sodok-sodok memek..!
Belum lagi sempat ujung kontolnya nyelip di liang memek.. tau-tau saja batang kemaluannya udah digenggam kencang..
Ditarik dibetot.. seakan dipaksa untuk segera masuk liang memek Tina yang udah berdenyutan gatel.
Slepp.. Jlebb..!
Eh.. ternyata memek cewek hamil itu lebih kenceng ketimbang biasa, ya..?
Pikir si Parmin yang kelojotan akibat batang kontolnya serasa dipijat dan diremas.
Langsung digerakkan pantatnya naik-turun..
Kontolnya dengan ganas menyodok memek Tina yang tergial-gial keenakan terkangkang-kangkang disodokin memeknya.
Clebb.. crekk.. crekk.. crekk..
Tina ga mau kalah lagi..
Segera dia imbangi sodokan kontol Parmin dengan gerakan pinggulnya yang geal-geol.. mengikuti gerakan tubuh Parmin.
Tak lama kemudian Tina mulai kembali ribut.. merintih sambil menggigiti jarinya..
Menggeleng-gelengkan kepalanya.. Bahkan kakinya sudah nyangkut melingkar di paha Parmin..
"Goyang, mas Min.. yang keras..!" Jerit Tina udah kayak orang kesurupan.
"Hiyyaa.. Tiinn.. Nih.. nihh..!" Balas Parmin blingsatan.
Dengan gemas dipercepatnya sodokan batang kontol di liang memek yang mulai meremas dan memijat-mijatnya di dalam sana.
"Ohh.. ohh..ohh.. yang kenceng mas Miinn..!"
Jeritnya lagi sambil menggeleng-gelengkan kepala.. melampiaskan nikmat yang dideritanya.
Mendengar jerit Tina itu.. segera Parmin menggoyang pinggulnya full speed..!
Eh.. dia mau nyampe lagi nih..! Pikir Parmin nanar.
"Tiinn aku mau pippiiss nihh..?" Parmin ngasih tau Tina tersengal-sengal.. sambil makin cepat memompa kontolnya di liang memek.
"Hiyaa.. mas.. mas.. aku mau pipis masss.." Balas Tina sambil mendesah kenikmatan.
"Ohh.. ohh.. phh.. shhh shh enak banget Tinn.."
"Mmasss.. aghhhh.. aghhhh.."
Tina meregang.. tapi ga bisa meluk tubuh Parmin karena perut mlendungnya menghalangi.
Dia cengkram erat-erat pergelangan Parmin yang juga sedang mencengkram buah pinggulnya..
Kakinya terbujur kaku.. seakan diserang keram.. berkelejat-kelejat kayak orang kena epilepsi.
Wajahnya terdongak.. bola matanya hanya terlihat putihnya saja.. mengejang.. kembali mengejang..
"Arghhh aghhh..!"
Kontol Parmin dijepit oleh lubang sempit sangat erat.. seperti diremas kencang daging belah itu.
Tak kuat menerima sensasi luar biasa itu.. Parmin segera menyusul.
Dengan melengkung bagai busur.. Parmin menandaskan tubuh bagian bawahnya ke selangkangan Tina.
"Arghhhh.. aghhhh..!"
Disertai geraman berat penuh nikmat.. Parmin menembakkan rudal pejunya di dalam memek Tina yang hangat dan mencengkeram kuat.. tapi lembut..
Crett.. crett.. crett.. crett..!
Pejuh Parmin menyemprot-nyemprot ke dalam rahim Tina.
Membasahi liang memek.. menyirami orok yang mendekam di dalamnya.
---------------------------------