2007 Moving to Depok….
Huft... Depok terasa panas dan menyengat, udah sebulan gw pindah ke Depok ini, bujangan umur 23, single, baru putus pula sama pacar gw. Entah kenapa gw mau pindah dan beli rumah di kota ini padahal gw gak berkuliah di Depok, alasannya kantor gw di bilangan Cilandak, naik motor matic bisa gw tempuh 20 menit dari Depok ke Cilandak. Rumah gw kamarnya 2, type 45, maklumlah, baru 1 tahun kerja proyek, gaji masih cukup untuk sedikit hedon dan ada sisa untuk menyicil rumah di Depok perbatasan Jakarta dekat dengan kampus UI.
Weekend ke dua gw di Depok, selesai beberes rumah, maklum gw tipe orang yang agak rapih, suka bertukang, berkebun, memanjakan diri gw sebagai introvert. Jaman itu belum ada smartphone, internet masih serba terbatas, pelarian adalah buku dan gw butuh asupan membaca. Gw cari-cari ada café buku di Depok, namanya Xoe Comic Corner, malam minggu gw jalan ke sana, bisa baca beberapa buku & komik sambil ngopi dengan alunan lagu peter pan diputar.
Beberapa buku gw habiskan sejam gw di Xoe ini, gw lanjut mencari buku-buku yang sesuai dengan genre yang gw suka. Saat gw kembali ke kursi, ada perempuan manis yang duduk disana, rambut lurus sedikit ikal, berkaca mata, dengan kaos abu sedikit belel, jeans hitam dan tas jansport warna merah sambil membaca. Dia mengambil posisi gw, padahal masih ada gelas kopi gw disana. Tingginya lumayan, khas mahasiswi, putih, tampangnya so smart. Gw beranikan menyapa, karena dia mengambil posisi gw, setidaknya gw akan duduk di sebelah dia. “Hi” gw sapa dia “gw boleh duduk di sebelah? kamu duduk di tempat aku.” Dia kaget, sambil memandang “Oh ya? Ini kopi kamu? Sorry aku pikir kursi ini kosong” dia tersenyum. Gw bilang “It’s Ok, gw duduk di sebelah kamu aja” “by the way, Gw Dave” sambil menjulurkan tangan. “Hi Dave, aku Lenka”. “Lenka? Nice name”
“Bukunya bagus?” Gw komen buku yang dibacanya tentang physics. “Bingung” katanya, “hahaha” gw tertawa, “trus kenapa kamu baca?”. “Aku suka filsafat dan physics” katanya, “tapi terjebak kuliah di economy”. Gw tersenyum “kamu kuliah di Depok?” “semester berapa?”. “Iya” katanya sambil menyeruput kopi dan mulai menyalakan rokoknya dunhill menthol, “aku semester 3, development studies UI, kamu?”. “Nice”, pantes you look so smart” gw senyumin dia. Gila mimpi apa gw semalam, bisa kenalan sama mahasiswi smart cantik dan seru kyk gini, sambil gw nyalain sebatang Marlboro putih gw. “Gw udah selesai kuliah, sekarang kerja jadi kuli engineer, hehehe. Dulu gw kuliah jurusan physics di Bandung” sedikit meperkenalkan diri gw ke dia. “Oh ya physics? ITB? Cool” katanya, “banyak nih yang mau aku tanya sama kamu, hahaha” senyumnya benar-benar manis, dengan bibir dan gigi yang rapih.
Kami benar-benar connected dan nyambung malam itu, obrolan luar biasa, dari physics, relativitas umum Einstein, filsafat sampai agama. “Gw agnostic” katanya, hahaha…. “Gw atheist” gw bilang sambil tertawa, hahaha. Kami membahas kitab suci, sampai surga dan neraka, tak terasa sudah jam 10 malam. “Mau lanjut?” Gw tanya dia, “Sesuatu yg lebih tinggi? Some beer or liquor?”, “Hayuk, ke Dee Hoi” katanya, lanjut, naik motor matik si skywave, kami lanjut ke De Hooi di Pondok Indah. “San Miguel 1” katanya, dan gw pesan Corona, gw lanjut pesan limoncello 1 botol, kami habiskan berdua sambil ngobrol ngalur ngidul sampai tipsy.
Saat tipsy akhirnya dia cerita tentang pacarnya yang selingkuh dengan sahabatnya “Aku nge-gapin mereka ml di kosan pacar aku Dave”, “Bajingan dia, padahal udah setahun jalan sama dia, tiap minggu padahal dia ml sama aku”. Gw bilang “Semua cowok itu bajingan Len, kalau dia bukan bajingan sekarang, tinggal nunggu waktu aja” gw sok bijak, hahaha. Lenka tersenyum, dia minum lagi limoncello dari gelas, makin tertawa kami. “kita bisa enjoy aja, menikmati setiap moment Len” gw makin tipsy, tertawa bersama, menikmati senyum Lenka. Gw pegang tangannya, lembut dia mendekat ke badan gw, kepalanya jatuh di bahu gw, sambil ngoceh dia bilang “I love this moment, talked about anything and finally got tipsy”.
Gw belai rambutnya, menikmati wangi parfume Benettonnya, dari leher dan dadanya. Tangan Lenka memegang pinggang gw, erat, gw kecup keningnya, live music terus bernyanyi, lagu slow rock tentang cinta “Aku bisa…. tapi ku tak bisa menjadi dirinya, tinggal kan sejenak lalu mu, aku kan menjadi malam mu”. Tiba2 Lenka menarik kepala gw, “I wanna kiss you Dave” bibir kami bersentuhan, gw pegang pinggangnya, tatapan kami bertemu, dia tersenyum, gw sentuh rambutnya, bibir gw menyentuh bibirnya lembut kecupannya, basah, lidah gw mulai masuk ke mulutnya, memainkan lidahnya yang juga menikmati setiap gerakannya. Gw pegang lehernya, makin dalam kecupannya, nafas kami memburu, kami berpagut di kursi, tidak perduli tamu lain melihat permainan kami. Bibir kami lepas, gw tertawa lagi “it’s a really nice kiss Len, amazing”. “You too Dave”, katanya sambil tersenyum manis.
Permainan dimulai…
Gw usahakan update tiap hari ya agan2...
Huft... Depok terasa panas dan menyengat, udah sebulan gw pindah ke Depok ini, bujangan umur 23, single, baru putus pula sama pacar gw. Entah kenapa gw mau pindah dan beli rumah di kota ini padahal gw gak berkuliah di Depok, alasannya kantor gw di bilangan Cilandak, naik motor matic bisa gw tempuh 20 menit dari Depok ke Cilandak. Rumah gw kamarnya 2, type 45, maklumlah, baru 1 tahun kerja proyek, gaji masih cukup untuk sedikit hedon dan ada sisa untuk menyicil rumah di Depok perbatasan Jakarta dekat dengan kampus UI.
Weekend ke dua gw di Depok, selesai beberes rumah, maklum gw tipe orang yang agak rapih, suka bertukang, berkebun, memanjakan diri gw sebagai introvert. Jaman itu belum ada smartphone, internet masih serba terbatas, pelarian adalah buku dan gw butuh asupan membaca. Gw cari-cari ada café buku di Depok, namanya Xoe Comic Corner, malam minggu gw jalan ke sana, bisa baca beberapa buku & komik sambil ngopi dengan alunan lagu peter pan diputar.
Beberapa buku gw habiskan sejam gw di Xoe ini, gw lanjut mencari buku-buku yang sesuai dengan genre yang gw suka. Saat gw kembali ke kursi, ada perempuan manis yang duduk disana, rambut lurus sedikit ikal, berkaca mata, dengan kaos abu sedikit belel, jeans hitam dan tas jansport warna merah sambil membaca. Dia mengambil posisi gw, padahal masih ada gelas kopi gw disana. Tingginya lumayan, khas mahasiswi, putih, tampangnya so smart. Gw beranikan menyapa, karena dia mengambil posisi gw, setidaknya gw akan duduk di sebelah dia. “Hi” gw sapa dia “gw boleh duduk di sebelah? kamu duduk di tempat aku.” Dia kaget, sambil memandang “Oh ya? Ini kopi kamu? Sorry aku pikir kursi ini kosong” dia tersenyum. Gw bilang “It’s Ok, gw duduk di sebelah kamu aja” “by the way, Gw Dave” sambil menjulurkan tangan. “Hi Dave, aku Lenka”. “Lenka? Nice name”
“Bukunya bagus?” Gw komen buku yang dibacanya tentang physics. “Bingung” katanya, “hahaha” gw tertawa, “trus kenapa kamu baca?”. “Aku suka filsafat dan physics” katanya, “tapi terjebak kuliah di economy”. Gw tersenyum “kamu kuliah di Depok?” “semester berapa?”. “Iya” katanya sambil menyeruput kopi dan mulai menyalakan rokoknya dunhill menthol, “aku semester 3, development studies UI, kamu?”. “Nice”, pantes you look so smart” gw senyumin dia. Gila mimpi apa gw semalam, bisa kenalan sama mahasiswi smart cantik dan seru kyk gini, sambil gw nyalain sebatang Marlboro putih gw. “Gw udah selesai kuliah, sekarang kerja jadi kuli engineer, hehehe. Dulu gw kuliah jurusan physics di Bandung” sedikit meperkenalkan diri gw ke dia. “Oh ya physics? ITB? Cool” katanya, “banyak nih yang mau aku tanya sama kamu, hahaha” senyumnya benar-benar manis, dengan bibir dan gigi yang rapih.
Kami benar-benar connected dan nyambung malam itu, obrolan luar biasa, dari physics, relativitas umum Einstein, filsafat sampai agama. “Gw agnostic” katanya, hahaha…. “Gw atheist” gw bilang sambil tertawa, hahaha. Kami membahas kitab suci, sampai surga dan neraka, tak terasa sudah jam 10 malam. “Mau lanjut?” Gw tanya dia, “Sesuatu yg lebih tinggi? Some beer or liquor?”, “Hayuk, ke Dee Hoi” katanya, lanjut, naik motor matik si skywave, kami lanjut ke De Hooi di Pondok Indah. “San Miguel 1” katanya, dan gw pesan Corona, gw lanjut pesan limoncello 1 botol, kami habiskan berdua sambil ngobrol ngalur ngidul sampai tipsy.
Saat tipsy akhirnya dia cerita tentang pacarnya yang selingkuh dengan sahabatnya “Aku nge-gapin mereka ml di kosan pacar aku Dave”, “Bajingan dia, padahal udah setahun jalan sama dia, tiap minggu padahal dia ml sama aku”. Gw bilang “Semua cowok itu bajingan Len, kalau dia bukan bajingan sekarang, tinggal nunggu waktu aja” gw sok bijak, hahaha. Lenka tersenyum, dia minum lagi limoncello dari gelas, makin tertawa kami. “kita bisa enjoy aja, menikmati setiap moment Len” gw makin tipsy, tertawa bersama, menikmati senyum Lenka. Gw pegang tangannya, lembut dia mendekat ke badan gw, kepalanya jatuh di bahu gw, sambil ngoceh dia bilang “I love this moment, talked about anything and finally got tipsy”.
Gw belai rambutnya, menikmati wangi parfume Benettonnya, dari leher dan dadanya. Tangan Lenka memegang pinggang gw, erat, gw kecup keningnya, live music terus bernyanyi, lagu slow rock tentang cinta “Aku bisa…. tapi ku tak bisa menjadi dirinya, tinggal kan sejenak lalu mu, aku kan menjadi malam mu”. Tiba2 Lenka menarik kepala gw, “I wanna kiss you Dave” bibir kami bersentuhan, gw pegang pinggangnya, tatapan kami bertemu, dia tersenyum, gw sentuh rambutnya, bibir gw menyentuh bibirnya lembut kecupannya, basah, lidah gw mulai masuk ke mulutnya, memainkan lidahnya yang juga menikmati setiap gerakannya. Gw pegang lehernya, makin dalam kecupannya, nafas kami memburu, kami berpagut di kursi, tidak perduli tamu lain melihat permainan kami. Bibir kami lepas, gw tertawa lagi “it’s a really nice kiss Len, amazing”. “You too Dave”, katanya sambil tersenyum manis.
Permainan dimulai…
Gw usahakan update tiap hari ya agan2...