Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Kisah Selingkuh di Masa Lalu

Bimabet
mita nya dibikin ketagihan sama om sadewo
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
wah cerita baru lagi nih..
lanjutkan suhu
keren lah alurnya mengalir
to the point
ga bertele tele
mantaapp

Ane malah ngakak dengan ID semprotnya...
ID ini malah menyukai 'penistaan' sepertinya..

Hahahaha...:Peace::hua:
 
Ayo Gan lanjut digangbang, trs di anal...
Keren ceritanya...
 
Chapter 7 msh on progress....trima kasih masukan2nya, bukan ane ngeyel...tp biarlah mengalir sesuai inspirasi kisah nyatanya dulu...baru dikembangkan kemudian jika msh diminati
 
Chapter 6: Sunday, Lovely Sunday

“Iyah Om...pelan-pelan tapinya....jangan kasar-kasar ya....Om!”, kataku pelan, namun belum sempat selesai bicara, penis besarnya sudah menghujam liang vaginaku dalam-dalam dan bergerak keluar masuk dengan cepat membuatku merintih sambil berteriak seperti wanita di film porno Jepang yang pernah Darren perlihatkan kepadaku. Kedua tangan Om Darren memegangi pinggulku seperti memastikan liang vaginaku sepenuhnya disesaki penis besarnya, walau adrenalineku terpacu dengan gaya persetubuhan yang sedang Om Darren lakukan saat ini, namun pergelangan tangan dan kakiku terasa tak nyaman dan membuatku memohon untuk dilepaskan.

Entah apakah sudah puas menghujami liang vaginaku dengan posisi dari belakang, namun Om Sadewo akhirnya melepaskan ikatanku, sebagai gantinya, kuminta Om Sadewo duduk sementara aku ‘menunggainya’ berhadapan.........
Kripik dikit ya om :pandapeace:
 
Chapter 7: My Desire

“So don't forget to breathe
Let it in, let it out
For all the world to see
From within and without
You're shining like a star
Let it in, let it out
Tonight you are my desire
The evil's on the move
Let it in, let it out”


Semenjak kejadian akhir pekan lalu, aku merasakan kegairahan baru setelah sempat merasa sendiri dan galau mendengar kabar perselingkuhan Darren, sengaja aku tak menanyakannya langsung ke Darren mengenai kebenaran berita itu, antara takut bahwa hal itu benar-benar terjadi dan malas berkonfrontasi.

Sudah 2 malam kulalui semenjak akhir pekan bersama Om Sadewo, dan tak ada yang berubah, kami hanya bertegur sapa sewajarnya saat tak sengaja bertemu di pagi hari menjelang berangkat kerja ataupun di sore hari saat menonton televisi bersama anak-anak kos lainnya di lantai 3. Om Sadewo juga tidak mengirimkan pesan singkat atau telpon di saat-saat tertentu, perlakuan dinginnya di satu sisi membuatku tenang karena tidak ada yang mencurigai apa yang terjadi di antara kita, namun di sisi lainnya aku menjadi bertanya-tanya, apakah aku hanya menjadi pelampiasan hubungan yang kurang mesra dengan istrinya dan hanya diperlukan saat dibutuhkan saja atau memang dia sengaja melakukan itu untuk kebaikan kita bedua.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, aku mulai bersiap untuk tidur, kuletakkan buku dan kacamata minus yang jarang kupakai kecuali untuk membaca. Sebelum mengunci pintu, kulepaskan behaku dari balik tanktop putih yang sering kupakai untuk tidur karena bahannya yang sangat nyaman, kumenuju ke arah pintu untuk menguncinya....Brukkk...”Mita....ini aku”, kepalaku hampir terantuk pintu yang terbuka tiba-tiba, sebelum sempat berteriak aku mengenali sosok yang membuka pintu tiba-tiba itu....ternyata Om Sadewo!

“Ngagetin aja....ada apa Om? Kok ga ketok pintu dulu sih....”, kataku tepat di hadapannya, kucium aroma alkohol dari deru nafasnya, sepertinya Om Sadewo habis minum-minum dengan temannya.

“Om kangen kamu....”, Om Sadewo langsung saja merangkul tubuhku dan mencoba mencium bibirku, aku berontak karena tadi sempat berpikir bahwa mungkin aku hanya menjadi ajang pelampiasan nafsunya saja.

“Uhhmm jangan Om....nanti ada yang tahu....lepasin Om!”, pintaku dengan menjaga suara sepelan mungkin takut Winda yang ada di kamar sebelah mendengar, namun Om Sadewo merengkuh tubuhku sekuat tenaga dan terus mencoba menciumi wajahku, tenagaku jelas kalah kuat dan tak mampu memberikan perlawanan lagi. Tubuhku rebah di ranjang dalam himpitan tubuh Om Sadewo, kedua pergelangan tanganku dipegang erat tangan kanannya sementara tangan kirinya menyibakkan tanktop yang kukenakan.

“Erhhmm.....sakit Om....”, aku merintih pelan saat puting susuku dihisapnya begitu kuat sambil memberikan gigitan kecil, padahal belum sembuh benar lecet yang dia berikan saat malam minggu kemarin.

“Uhmmm maaf ya Mita...Om kangen banget sama kamu....pelan-pelan saja ya...”, ujar Om Sadewo menghentikan aksinya sesaat dan mengecup pelan bibirku. Cengkraman tangan kanannya mulai melemah hingga akhirnya benar-benar melepas putihku dan mengecupi tubuhku mulai dari leher, dada, tepat berada ditengah kedua payudaraku, perut, bagian sekitar pusar dan semakin ke bawah hingga melepaskan celana pendek serta celana dalam yang kukenakan.

Om Sadewo duduk tepat diantara kedua pahaku, menatapku lembut mulai dari wajah hingga ke bagian kemaluanku yang sepenuhnya tanpa bulu mengingat sore tadi habis kucukur....”Buka kakinya ya sayang.....”, pinta Om Sadewo sambil memegang kedua pahaku dan merenggakannya, membuat kemaluanku sepenuhnya terbuka dihadapannya. Dia mendekatkan wajahnya ke arah kemaluanku, dan yang kurasakan berikutnya adalah rasa geli bercampur nikmat yang menggelitik perutku, lidahnya langsung menyapu klitorisnya yang mengeras, dia membasahinya dengan air liurnya untuk kemudian dikulum penuh kelembutan dengan bibirnya.

“Ehhmmm...ahhh...enak Om....”, rintihku sambil memasrahkan kemaluanku dalam permainan oral Om Sadewo, aku tak tahan dengan sensasinya hingga tak sadar kuhimpit kepala Om Sadewo dengan kedua pahaku.

Tak puas memainkan klitorisku dengan bibir dan lidahnya, kini Om Sadewo membuka paksa kedua pahaku untuk melihat kemaluanku yang merekah merah dengan kilatan cairan yang membasahinya. Dengan kedua tangannya yang masih merentangkan kedua pahaku, tanpa kuduga Om Sadewo menjilati daerah sekitar liang vaginaku dengan lidahnya, dia begitu menikmatinya sambil sesekali mencoba memasukan lidahnya ke dalam liang vaginaku, walau tidak terlalu dalam namun cukup membuatku mengerang kenikmatan hingga akhirnya tubuhku menggelinjang mencapai orgasme! Bukannya memperlambat permainan lidahnya, Om Sadewo malah menyapu cairan kenikmatan dari kemaluanku sambil sesekali meludahinya hingga semakin basah.

“Om boleh ngentotin Mita sekarang?....”, Om Sadewo berkata sesaat sambil mengangkat wajahnya menatap wajah sayuku yang baru saja mendapat orgasme yang begitu hebat. Kuanggukan kepalaku pelan tanda menyetujuinya, namun Om Sadewo terus memancingku untuk berkata-kata, tidak hanya dengan anggukan kepala.

“Iyah...entotin Mita Om....masukin tititnya....ahhh....”, kataku nakal sambil mendesah saat jarinya membelai belahan kemaluanku, setiap perkataan kasar yang keluar semakin memancing birahi kami berdua.

Dengan cepat dia membuka celananya, penis besarnya mengacung sempurna dengan urat-urat yang makin mengokohkan keperkasaannya, dia menggodaku dengan menempelkan kepala penisnya ke liang vaginaku namun hanya menggesekkannya sesaat dan menariknya kembali sambil menyeringai dia berkata...”Udah ga tahan ya mau dientot?”.

Om Sadewo berusaha memancingku untuk mengetahui seberapa binal diriku, dan sejujurnya aku tak tahan lagi menahan gejolak birahiku....”Masukin ke memek Mita Om.....arrgghhh....iyah sekarang...”.

Pelan tapi pasti, penis Om Sadewo melesak masuk ke dalam kemaluanku, menyesakinya sepenuhnya dan membuat merintih lirih menahan sedikit sakit bercampur rasa nikmat yang luar biasa. Penisnya tertanam begitu dalam hingga hanya tersisa bagian pangkalnya saja, dia menekannya kuat-kuat hingga menekan dinding rahimku dan mulai menariknya keluar menggesek dinding vaginaku. Kupejamkan mataku sambil menahan erang kenikmatan disaat penis besarnya mengocoki lubang kemaluanku dengan ritme pelan penuh kelembutan, begitu hangat dan terasa sesak liang vaginaku, sesekali batang penisnya ikut menggesek bagian klitorisku saat didorong masuk perlahan. Berat tubuh Om Sadewo menindihku dalam proses persetubuhan yang sedang kami lakukan, dia mencumbu bibirku dan melumatnya dengan liar, air liurnya sebagian membasahi wajahku dibagian kedua pipi dan bawah bibir. Lidahnya mulai menari-nari disekitar puting susuku, mengitarinya begitu saja tanpa menyentuh bagian puncaknya, kujambak rambutnya dan berkata....”Isepin pentilnya Om.....ahhhhh...uuhmmm....”.

Tak berapa setelah menikmati kedua puting susuku, kusadari Om Sadewo akan mencapai ejakulasinya, ritme kocokan penisnya di kemaluanku semakin cepat dan menyentak kuat saat menghujamnya dalam-dalam, aku tak tahan lagi dan mencengkram kuat bahunya mencapai orgasmeku berikutnya....”Sshhhh ahhhhh Omm....”, belum habis puncak kenikmatanku, Om Sadewo mencabut penisnya, menggenggamnya kuat-kuat dan menyemprotkan spermanya tepat dibawah pusar tak jauh dari kemaluanku....”Arrggghh...Mita....Om keluarrr!, erangnya sambil tubuhnya mengejang mengeluarkan tetesan terakhir sperma dari lubang kencingnya.

Aku berusaha meraih tissue yang tak jauh dari sandaran kepalaku, namun dia mencegahnya! Dengan penis yang mulai melayu, dia meratakan lelehan sperma di perutku dengan kepala penisnya, memutar, mengitarinya perlahan, perutku terasa geli dan terasa agak dingin karena hembusan AC yang tepat mengenai perutku, kulihat ada beberapa tetesan sperma yang terlanjur menetes membasahi sprei ranjangku. Om Sadewo tampaknya sangat menikmati melihat tubuh telanjangku ‘dihiasi’ dengan noda sperma yang mulai mengering di hampir seluruh bagian perutku, aku agak risih sebenarnya dengan lengketnya noda sperma itu, namun kuputuskan untuk memberikan Om Sadewo kesenangan sebelum tubuhnya rebah disamping kananku.

Kami tertidur bersama malam itu tanpa sempat membersihkan diri masing-masing, dan saat subuh datang, antara sadar dan tidak, kulihat Om Sadewo bergegas memakai pakaian dan mengecup keningku...”Om kembali dulu ke kamar, takutnya nanti keburu pada bangun semua...”, aku hanya mengangguk setengah tersadar dan menarik selimutku untuk tertidur beberapa saat sevelum waktunya bersiap untuk bekerja.

Semenjak malam itu, setidaknya seminggu 3 atau 4 kali Om Sadewo selalu menyelinap ke kamarku tepat jam 10 malam dan kembali pada saat subuh datang, memang tidak setiap saat kami melakukan persetubuhan, yang pasti dia lakukan adalah menikmati kedua payudara mungilku dan melakukan petting tanpa penetrasi diakhiri ejakulasi entah di perut, payudara atau paha bagian dalam sekitar kemaluanku. Di saat-saat tertentu kami menginginkannya, baru kami melakukan persetubuhan dengan sedikit variasi seperti memintaku mengenakan seragam kerjaku tanpa bawahan dan daleman atau mengikat kedua tanganku keatas. Kami seringkali bersama saat Senin hingga Jumat, namun harus berpisah di akhir pekan karena Om Sadewo harus kembali ke keluarganya.

Aku tak tahu hubungan macam apa antara aku dan Om Sadewo, yang pasti aku sedikit cemburu saat suatu kali istrinya menginap di kos dan kebetulan aku berpapasan dengannya saat pulang kerja, usianya sekitar 35an tahun dengan kerudung anggun yang menutupi kepalanya. Wajahnya cukup cantik dan kalem, dia tersenyum kepadaku sambil menyapu bagian depan kamar kos Om Sadewo yang sepertinya belum pulang kerja.

Ilustrasi Istri Om Sadewo:
 
Ceritanya mantep hu
Wajib diramaikan ini biar ts nya semangat update :D :semangat:
 
Joss kotos kotos... Lanjutkan selingkuhmu Mita... Yang lebih liar lagi... Btw, analmu masih perawan kan?
 
TOP lah om...makasih update nya.keinget cerita jadul dengan nama tokoh "Via" yg mandeg.(lupa judul nya)
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd