jangkarbuaya
Semprot Kecil
- Daftar
- 15 Oct 2017
- Post
- 52
- Like diterima
- 605
Prolog
Namaku Arizal berumur 45 tahun. Dari kota asalku di luar Jawa, aku mendapat tugas kantorku untuk melanjutkan kuliah doktoralku ke kota Y. Karena ada saudara di kota B, maka aku turun pesawat di kota B. Setelah nginap semalam di rumah adik istriku, dari kota B, aku mengambil kereta ke kota Y.
Tiketku dapat yang agak maleman.
Kebetulan di bangku sebelahku duduk seorang gadis kuliahan, kayaknya seumuran Gladys anakku. Anakku keduaku itu kuliah di kotaku, sekarang sudah semester 4.
Gadis itu tersenyum ramah, sambil meletakkan tasnya ke bagasi di atas bangku kereta. Tak sengaja, aku melihat gundukan buah dadanya yang lumayan berisi, karena tangan gadis itu terangkat ke atas menaruh tas.
Gadis itu duduk di dekat jendela, sedang aku di bangku yang tengah.
Kereta mulai berjalan, gadis itu duduk diam menatap jendela keluar. Sesekali dia menatap HPnya dan mengetik sesuatu. Gadis itu mengenakan jilbab warna pink, serasi dengan pipinya yang kemerahan. Wajahnya putih, cantik dengan sapuan make up tipis dan alis yang tebal. Kuperhatikan sedikit ada bulu tipis di atas bibirnya. Postur tubuhnya imut, mungkin tingginya sekitar 165an, sama dengan Gladys anakku. Kadang dia senyum senyum membaca pesan HP. Penampilannya modis, dengan baju berbahan katun dibalut jaket terbuka yang juga berwarna pink. Dari balik jaketnya itu nampak tersemtul gundukannya yang lumayan besar untuk gadis dengan ukuran seperti dia. Celana panjangnya agak ketat membentuk kakinya yang nampak kasual. Serasi dengan sepatunya yang model sneakers cewek.
Aku juga diam menikmati perjalanan ke kota Y. Masih lama, katanya dari Kota B ke Y sekitar 7,5 jam-an. Okelah, kucoba kunikmati perjalanan darat ini. Aku memang sengaja mengambil kereta, karena ingin juga merasakan perjalanan kereta seperti ini. Maklum di pulauku belum ada kereta api.
Aku tertidur beberapa saat.
Ketika terbangun, kurasakan kepala si gadis miring menyentuh lenganku. Aku diam saja, merasakan wangi parfum si gadis.
Agak lama, dia nampak tergagap, lalu menggeser kepala ke sisi lain.
Kali ini lengan gadis itu yang makin dekat ke lenganku.
Lanjut:
bagian 1 halaman 2
bagian dua halaman 4
Namaku Arizal berumur 45 tahun. Dari kota asalku di luar Jawa, aku mendapat tugas kantorku untuk melanjutkan kuliah doktoralku ke kota Y. Karena ada saudara di kota B, maka aku turun pesawat di kota B. Setelah nginap semalam di rumah adik istriku, dari kota B, aku mengambil kereta ke kota Y.
Tiketku dapat yang agak maleman.
Kebetulan di bangku sebelahku duduk seorang gadis kuliahan, kayaknya seumuran Gladys anakku. Anakku keduaku itu kuliah di kotaku, sekarang sudah semester 4.
Gadis itu tersenyum ramah, sambil meletakkan tasnya ke bagasi di atas bangku kereta. Tak sengaja, aku melihat gundukan buah dadanya yang lumayan berisi, karena tangan gadis itu terangkat ke atas menaruh tas.
Gadis itu duduk di dekat jendela, sedang aku di bangku yang tengah.
Kereta mulai berjalan, gadis itu duduk diam menatap jendela keluar. Sesekali dia menatap HPnya dan mengetik sesuatu. Gadis itu mengenakan jilbab warna pink, serasi dengan pipinya yang kemerahan. Wajahnya putih, cantik dengan sapuan make up tipis dan alis yang tebal. Kuperhatikan sedikit ada bulu tipis di atas bibirnya. Postur tubuhnya imut, mungkin tingginya sekitar 165an, sama dengan Gladys anakku. Kadang dia senyum senyum membaca pesan HP. Penampilannya modis, dengan baju berbahan katun dibalut jaket terbuka yang juga berwarna pink. Dari balik jaketnya itu nampak tersemtul gundukannya yang lumayan besar untuk gadis dengan ukuran seperti dia. Celana panjangnya agak ketat membentuk kakinya yang nampak kasual. Serasi dengan sepatunya yang model sneakers cewek.
Aku juga diam menikmati perjalanan ke kota Y. Masih lama, katanya dari Kota B ke Y sekitar 7,5 jam-an. Okelah, kucoba kunikmati perjalanan darat ini. Aku memang sengaja mengambil kereta, karena ingin juga merasakan perjalanan kereta seperti ini. Maklum di pulauku belum ada kereta api.
Aku tertidur beberapa saat.
Ketika terbangun, kurasakan kepala si gadis miring menyentuh lenganku. Aku diam saja, merasakan wangi parfum si gadis.
Agak lama, dia nampak tergagap, lalu menggeser kepala ke sisi lain.
Kali ini lengan gadis itu yang makin dekat ke lenganku.
Lanjut:
bagian 1 halaman 2
bagian dua halaman 4
Terakhir diubah: