Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Kisahku Dengan Adik Kandungku

Status
Please reply by conversation.
melipir unyu
 
Nanti wkt lawan Thanos hati" yups bucky jangan sampai cidera biar updatenya lancar hohoho
 
Jejaknya belu di hapus tuh hhh,, mirip pengalaman ane ngecroti di perut kakak tiri lupa gw elap
 
Part 2

Kejadian ini saat aku dan erma sudah menyelesaikan kuliah masing-masing. Usiaku sudah 27 tahun, waktu itu aku masih bekerja sebagai admin disebuah yayasan pendidikan. Sedangkan adikku 26 tahun baru saja diterima disebuah pabrik konstruksi berat.
Keluarga besar kami sedang mempersiapkan hajatan besar, yakni pernikahan sepupuku. Saat itu H-1 acara, setelah seharian sibuk mempersiapkan ini itu, malamnya aku dan erma pulang, selain beristirahat, kami juga harus menjaga ayah kami. Ayah sudah dua tahun ini pensiun karena tubuhnya semakin gampang sakit-sakitan, untungnya setelah lulus aku langsung dapat pekerjaan, jadi bisa sedikit meringankan biaya pengobatan ayahku. Sampai dirumah erma memasak air hangat, menyiapkan makanan serta obat untuk ayahku, aku sendiri karena sudah sangat lelah memutuskan langsung tidur dikamarku. Sayangnya, mungkin karena terlalu capek aku jadi gelisah, padahal mata dan tubuhku sudah sangat lelah, tapi entah kenapa aku tak kunjung terlelap. Aku putuskan untuk memakai headset dan memutar musik dari Hp ku dengan harapan sambil mendengarkan lagu aku bisa terbawa tidur. Satu jam, dua jam, aku masih gelisah, aku belum juga tertidur, agak kesal aku jadinya, kuputuskan untuk membuat secangkir teh hangat, semoga setelah minum teh aku bisa tidur. Kulirik jam dinding, pukul setengah satu dini hari.
Baru saja aku membuka pintu kamarku, aku mendengar suara adikku menangis dikamarnya. Erma kenapa? Dari lubang ventilasi kulihat lampu kamarnya masih menyala, aku mendekat kepintu kamarnya, benar erma sedang sesenggukan didalam. Karena penasaran aku ketuk pintu kamarnya.
"Ya?" suara erma dari dalam.
"dek ini kakak.."
"kenapa kak?" suaranya terdengar parau
"kamu lagi nangis dek?"
"ee.. Enggak kok.."
"coba buka pintunya"
"enggak, adek gak apa-apa kak"
"buka pintunya" kataku dengan nada agak memerintah
"ya bentar"
Pintu dibuka, tampak jelas mata erma yang bengkak dan sembab, bekas air mata juga terlihat menggenangi pipinya yang tirus.
"kenapa kamu nangis dek?"
"hehehe.. Yah biasa kak.." adikku mencoba tertawa ditengah tangisnya yang dia tahan. Adikku membalikan badan lalu duduk dipinggir kasurnya, aku otomatis ikut masuk dan menutup pintunya, takut mengganggu tidur ayahku. Untungnya kamar aku dan erma terpisah ruang Tv, kamar kami berdua langsung menghadap dapur dan ruang makan.
"kenapa kamu?"
"yah biasalah kak, sodara-sodara kalo ngomong suka bikin sakit hati"
Entah bagaimana aku sudah bisa menebak arahnya..
"Bude tias sama bude maria ya?"
"iya kak, aku tau maksud mereka baik, tapi gak pake nodong gitu juga kan.. Aku jadi sedih kak, dikiranya aku gak sakit diomongin kaya gitu" kata erma dengan tangisnya yang mulai tumpah lagi.
Yah, jelas tadi selama dirumah saudara adikku dicecar dengan pertanyaan umum untuk umat manusia diusia matang, "kapan kamu menikah?" Yah kata-kata ini kadang bisa memotivasi, tapi lebih sering membuat emosi. Aku sadar betul dengan usia erma sekarang, sudah seharusnya dia memikirkan masa depannya, tapi sayang kondisi memaksa kami untuk fokus pada bakti kami ke orangtua. Sejak ayah berhenti bekerja sebagai montir dan mulai keluar masuk RS, ibuku sampai terpaksa resign dari puskesmas demi menjaga dan merawat ayah. Sejak saat itulah otomatis tulang punggung ekonomi jatuh ke tanggungjawab aku dan erma. Uang gaji kami cukup baik sebenarnya, tapi harus memikirkan perut sekeluarga, belum lagi biaya perawatan yang membuat bpjs seolah omong kosong, mana sempat aku dan erma berfikir untuk egois meninggalkan ayah dan ibu seperti itu. Sebenarnya pernah ibuku mempersilahkan Erma untuk segera menikah, dan tak perlu memusingkan kondisi ayah, aku juga tak keberatan dilangkahi adikku, apalagi sebenranya sudah ada beberapa pemuda yang menyatakan niatnya baik kepadaku atau ke ibu untuk meminang erma, tapi erma menolaknya, kami maklum, sejak dulu erma sangat kolokan dan dekat pada ayah. Dan hari ini, berdasarkan cerita erma, dia seolah disudutkan oleh seluruh keluarga besar untuk jangan menunda-nunda lagi, diminta untuk mengingat umur, bahkan yang lebih menyakitkan ada kata-kata untuk melihat kondisi ayahku yang sakit-sakitan agar segera diberi kesempatan melihat anaknya naik pelaminan, seolah tersirat maksud bahwa umur ayahku tak akan lama lagi. Ya Tuhan, tak heran adikku sampai sesenggukan dibuatnya. Melihat adikku yang menangis aku otomatis merangkulnya, mencoba membesarkan hatinya, namun sayangnya setan dengan cerdik menyusup, oops, saat erma menangis dia menekukkan kedua lututnya keatas untuk digunakan sebagai sandaran tangan yang terlipat, lalu menenggelamkan wajahnya kebawah, sehingga rok dasternya turun memperlihatkan pahanya, dan birahi meski setitik mulai muncul. Aku jadi kembali ingin menggerayangi tubuh adikku lagi, hingga tiba-tiba bisikan setan datang, dan memberiku ide yang layak dicoba, walau pertaruhannya juga tak kalah beresiko dengan mengendap-endap dan menggerayangi adikku saat dia tidur.
Aku melepaskan ramgkulanku, kubelai lembut rambutnya.
"udah dek, berhenti nangisnya.. Gak usah dipikirinlah omongan mereka, kamu sendiri yang capek, yah?"
Adikku mengangguk, tampak dia mencoba menghentikan tangisnya perlahan-lahan.. Tak lama dia mengangkat wajahnya, mengambil tisyu dimeja dan mencoba menghapus airmatanya, aku masih membelai-belai rambutnya.
Tangis erma sudah cukup mereda, aku lepaskan rangkulanku.
"Yah kakak juga mau dek segera nikah, tapi gimana ya, masih gak tega ninggal ibu sama ayah.."
Adikku mengangguk pelan, masih mengusap pipinya dengan tisyu.
"Kak riki punya pacar?"
"Gak ada dek"
"Mbak Rina gimana? Udahan?" Rina yang dimaksud adalah rekan kerjaku yang memang sempat dekat, tapi aku tak menemukan kecocokan dengannya.
"cuma sempet jadi gebetan aja dek, belom sampe serius"
Adikku mengangguk lagi, kemudian hening sesaat.
"dek, apa kamu aja yang jadi pacar kakak ya? Hehehehe"
"iih, males amat sih kak, kayak udah pasrah gitu nyarinya.. Huuu"
"gak apa-apa kali dek, kakak sayang kali sama kamu, masak kamu gak sayang kakak..."
"Pertanyaanya aneh amat sih kak.. Yaudah kak tidur yuk, besok pagi-pagi banget loh kita kesana (hajatan)"
"kakak gak bisa tidur tau dek, kakak tidur bareng kamu disini ya"
"haah, tidur disini?"
Aku tak menjawab, tapi aku langsung merapatkan pintu kamar erma dan menguncinya, lalu mematikan lampu dan menyalakan lampu redup sengaja dipasang dikamar adikku. Erma memang tak bisa tidur bila terlalu gelap.
Adikku sendiri masih bengong, dan dia baru bereaksi saat melihatku naik ke kasur lalu rebahan disampingnya.
"ih, kak beneran mau tidur disini? Ih kak malu ih"
"Loh gak apa-apalah, aku beneran gak bisa tidur dek. Temenin aku lah, mungkin kalo sama kamu baru aku bisa tidur"
"tapi kak, iih aneh aku ngerasanya"
Aku bangun, menarik pundak adikku agar dia berbaring disebelahku, lalu kunaikan kain selimut hingga membungkus tubuh kami berdua. Untuk sesaat hanya deru AC yang terdengar. Adikku tampakanya masih agak kaget dengan kelakuanku, kuberanikan diri mendekat ketubuhnya, lalu kupeluk seolah erma seperti memelik guling, aah, aku dapat merasakan kehangatan tubuh adikku.
"Kak, ih, ko maen peluk-peluk sih kak.. Malu tau kak.." sambil menggeser tubuhnya mencoba menjauhiku. Aku tak membiarkannya, kudekap semakin erat, bahkan kini tubuh kami semakin menempel, penisku yg menempel dipingang adikku menegang dengan cepat, aku yakin dia merasakannya. Lalu tangan kiriku membelai-belai sekujur wajahnya, diperlakukan seperti itu entah bagaimana erma jadi sedikit lebih tenang, kali ini tubujnya diam, namun aku dapat merasakan dia masih kikuk atas situasi ini.
"kak, iiih.. Aku jadi gugup nih"
"Dek, kakak sayang sama kamu dek" kataku dengan nada berbisik lembut ditelinga sebelah kirinya.
"iya kak, aku juga sayang kakak kok.. Tapi jangan peluk kaya gini dong.. Aku ngerasa gak enak" kata Erma sambil meronta pelan.
"Cuma kamu sama ibu cewek yang paling deket sama aku, apalagi kamu yang makin kesini makin cantik.. Dek, boleh kakak ngenal apa itu wanita dari kamu gak?"
"maksudnya kak?" adikku bingung, wajahnya menoleh, dan kini wajah kami tepat saling berhadapan, tak ingin kusia-siakan kesempatan ini, secara reflek aku menahan dagu erma lalu mencium bibirnya lembut. Wow, seperti inikah rasanya bibir wanita itu, jujur saja ini pertamakalinya aku mencium wanita, bahkan sebenarnya aku tidak tau cara berciuman, aku hanya mencoba meniru dari film Jav yang sesekali aku tonton.
"ergmm!!!" erang Adikku saat bibirnya kucium, dia mencoba berontak menjauhiku, tapi aku juga siap, tangan dan kakiku berhasil menahannya. Ada sekitar lima detik aku berhasil mengecup bibirnya sebelum dia berhasil melepaskan mulutnya dariku.
"Kak...!! Kamu apa-apaan sih?!!"
Aku langsung menempelkan telunjukku pada bibirnya.
"Dek jangan keras-keras lah, nanti ayah bangun"
"ya kakak sih, apa-apaan coba tadi maen cium-cium aku.. Kak kamu kenapa sih kok tiba-tiba jadi aneh gini hah?" Dapat kulihat mata adikku yang masih agak sembab kembali berkaca-kaca. Aku mencoba menguasai diriku, pelan-pelan sajalah dulu, begitu pikirku.
Aku menenangkan adikku, dia yang tadinya hampir bangun lagi-lagi berhasil kutahan.
"Iya-iya maaf dek, kakak salah.. Maaf ya..." kataku sambil membelai wajah dan rambutnya lagi.
"Abisnya kamu emang makin cantik dek.. Hehehehe"
Adikku hanya diam, wajahnya nampak marah, namun saat kubilang cantik, telinganya terlihat memerah, ah, dia pasti sedikit tersipu malu.
"Yaudah deh, ayuk kita tidur, biar besok siap capek seharian"
"Kak, kenapa tadi kamu maen cium-cium aku sih?! Jangan macem-macem loh kak.."
"ssstttt.. Iya-iya maaf, kan tadi kakak agak kelepasan.."
Adikki diam, entah apa yang ada dalam pikirannya
"udah yuk tidur" ajakku lagi sambil kembali mendekapkan tubuhku ke tubuh erma.
Sudah hampir satu jam kami berbaring, dan selama itu posisi kami belum berubah, adikku masih berbaring kaku dalam dekapanku, aku yakin dia belum tidur. Jam sudah menunjukan pukul dua pagi. Kulihat mata Erma terbuka.
"Dek..?"
"hhmm..?"
"Kamu belum tidur juga?"
Adikku diam, yah sudah kuperlakukan dia seperti ini, mana mungkin dia bisa tidur.
"Dek... Boleh nanya?" Dia masih diam
"Boleh kakak, nyium kamu lagi" kini dia menoleh.
"kenapa kakak mau nyium aku?"
"kakak sayang sama kamu dek.."
"kita kakak adek kak, ga boleh kan.. Kamu meluk-meluk aku kaya gini juga harusnya gak boleh"
"Iya kakak tau.. Tapi kakak bener-bener sayang sama kamu dek.. Cuma kamu cewek yang paling deket sama kakak.."
Adikku diam lagi, air matanya mengalir pelan lewat ujung mata.. Semenit kemudian aku beranikan diri mencium pipinya, aku nikmati setiap sentuhan bibirku pada wajahnya, tangan dan kakiku semakin erat mendekap tubuh Erma, penisku kembali menggeliat dan mengeras, darahku bergolak hebat. Namun adikku hanya diam, dia seolah kaku saat menerima ciumanku, yang kudengar hanya deru nafas dan tangisan yang dia tahan, dan hanya seekali dia mengerang dgn nada seperti mengeluh..
"ehmmm... Erghmmm.."
Merasa mendapat lampu hijau, wajah adikku kuarahkan kekiri hingga berhadapan dengan wajahku, tanpa ba-bi-bu lagi aku kembali lumat bibirnya, adikku hanya menutup rapat mulutnya, sementara aku mencoba semua cara yg pernah kulihat dari film porno jepang, namun ini sudah cukup memuaskanku.
"Dek, kamu bener-bener manis dek.." Lalu kulanjutkan menciumi bibirnya, meski mulut adikku masih terkatup rapat. Tanganku juga ikut tak sabar, didukung dengan rasa ketagihan dari kelakuanku dulu aku meremas pelan payudara sebelah kanan adikku, seperti yg aku duga adikku tidak memakai bra, aku merasakan putinhnya pada telapak tanganku, adikku kaget, dia melepaskan wajahnya dari ciumanku..
"Kak, jangan kak, gak boleh"
Sambil mendorong tubuhku menjauh, tapi aku tak mau kalah, aku memegang tangan adikku agar diriku tak terdorong jauh darinya, lalu kuremas lagi payudaranya dengan lembut ditengah rontaannya.
"kak, jangan kak, aku gak mau"
Aku berhasil menghalau rontaannya dan kembali mendekat ketubuhnya, dan kulanjutkan meremas pelan payudaranya, bagaimanapun aku mau menikmati ini sebaik mungkin, apalagi kurasakan ujung penisku panas, Erma masih berusaha menepis tanganku pada dadanya.
"Kak, ah.. Udah, berhenti kak..."
"Dek, tenang aja.. Kakak ga bakal nyakitin kamu dek.. Kakak sayang sama kamu"
Kali ini kuarahkan tubuh erma agar menyamping, tubuh kami telah berhadapan, aku langsung kembali menyerang bibirnya, sambil kudekap erat tubuhnya, dan kali ini adikku tak berusaha menjauh atau menghalauku, bahkan bibirnya agak sedikit terbuka memberiku peluang untuk bermain lebih leluasa dalam ciumanku. Tangankupun kembali meremas payudaranya, dan kini aku merasakan tubuh adikku bergidik pada tiap remasan lembutku dari balik dasternya. Saat putingnya yg masih tertutup daster kupilin dengan telunjuk dan jempolku Erma bahkan melenguh dari balik pagutanku, ah, kamu sudah jatuh dalam pelukanku sayang, kataku dalam hati. Oouh, ini benar-benat nikmat, aku benar-benar menikmati ini, aku jadi ingin lebih.
Namun belum sempat aku kemanuver selanjutnya tiba-tiba aku merasakan pinggang erma berkedut-kedut, dia mengerang tertahan, setelah itu dia menghembuskan nafas lega, wah dia sudah orgasme ternyata, lalu dia melepaskan tubuhnya dariku dan terngah-engah.
"kamu udah keluar dek?" tanyaku
Erma tak menjawab, dia hanya membuang wajahnya kekanan tak mau melihat wajahku sambil terus mengambil nafas. Yah, dia sudah KO duluan.
"kak udah kak, aku udah capek banget, yaudah kakak boleh tidur disni, tapi aku mau langsung tidur kak. Pliss.."
Aku terpaksa mengalah,yah tak usah terburu-buru jugalah, entah bagaimana aku yakin akan ada kesempatan selanjutnya dan waktunya tak akan lama.
"yaudah sayangku, yuk kita tidur.."
Adikku langsung memunggungiku. Aku cek celana dalamku, ternyata aku juga sempat keluar walau hanya sedikit. Yah tak apalah, next time aku akan dapatkan lebih dari ini..

Bersambung
 
Ceritanya seru hu..

Tapi sayang... Mesti di rapihin lagi huuu..

Kurang enter aja sih, biar enak diliat. Sama pas percakapan juga kurang enter hu.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd