Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KISAHKU DENGAN LELAKI LAIN

Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Nanggung hu tp TOP bgt dah update..***s hu sangat ditunggu lanjutannya👍👍👍
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
:mantap: ...makasih updatenya suhu, ditunggu lanjutannya...:semangat:
 
Selalu sukses bikin ane engas suhuuuh
 
Mantap bosku
 
Sehabis membuat Bu Vera orgasme, Restu pergi ke mini bar untuk mengambil minuman. Barangkali ia haus karena 'pertempuran' melawan empat wanita. Kulihat Restu berjalan dengan penis yang terangguk-angguk karena tegang.

Selesai minum, ia kembali ke tempat tidur. Bu Gani dan Bu Mita langsung menyambutnya. Aku diam saja mengamatinya. Mereka langsung berebut mengulum penis Restu. Restu duduk di pingiran kasur dan kedua ibu itu berjongkok di hadapannya. Sementara Bu Vera tampak kelelahan duduk di sofa.

Aku menghampiri Restu. Kucium bibirnya langsung. Ciuman pun makin panas saat Restu membalasnya. Di tengah ciuman, jari Restu meraih vaginaku. Ia mulai memainkan klitorisku. Aku pun mendesah.

Karena tangannya semakin nakal, aku pun menidurkannya dan segera kukangkangi wajahnya. Kini vaginaku sudah tepat berada di depan mulutnya. Aku sendiri membelakangi Bu Gani dan Bu Mita. Aku tak tahu apa yang mereka lakukan.

Yang kutahu saat ini, lidah Restu makin liar menjilati vaginaku. Aku makin dibuat menggelinjang tak karuan. Kadang bibirnya juga menyedot vaginaku. Permainan lidah dan mulutnya itu makin membuatku tak tahan untuk segera mencapai puncak. Namun, aku belum ingin itu terjadi. Maka, aku segera mengangkat selangkanganku daru wajahnya.

Melihat aku berhenti, Bu Mita langsung menindih Restu. Dadanya langsung menekan dada Restu. Ia juga begitu ganas menciumi Restu. Restu kini berusah memasukkan penisnya ke vagina Bu Mita. Dengan agak susah payah, namun pada akhirnya penis itu tertancap di vagina Bu Mita dengan posisi Restu berada di bawah. Restu mulai melakukan mendorong dari bawah. Bunyi pertemuan selangkangan dan paha pun terdengar.

Aku kini turun dari kasur. Pergi ke mini bar dan mengambil minuman. Lalu aku duduk di sana dan melihat mereka bercinta.

Bu Gani sendiri hanya asyik menyaksikan pergulatan Bu Mita dan Restu. Apalagi kini mereka berdua mengubah posisi menjadi doggy style. Tubuh Bu Mita bergoyang-goyang karena dorongan Restu. Suara desahan dan racauan makin keras terdengar. RestuRestu sendiri sambil asyik memainkan payudara Bu Mita. Mereka sudah layaknya anjing yang sedang birahi.

Kini posisinya berganti lagi. Bu Mita kini telentang dengan paha mengangkang. Penis Restu langsung menghujam vaginanya tanpa ampun. Jadilah Bu Mita mendesah dengan keras. Hentakan Restu makin keras saja. Bahkan kadang Restu juga melakukan goyangan pada pantatnya hingga membuat Bu Mita kejang-kejang dan memeluk erat Restu. Ah, dia sudah sampai.

Setelah itu, Restu masuk ke kamar mandi. Tiba-tiba saja Bu Gani menyusul. Lalu mereka berdua menutup pintunya. Apa yang mereka lakukan? Aku hanya bisa menduga-duga.

Bu Mita tampak lelah dengan wajah bahagia. Sedangkan Bu Vera, entah sejak kapan tertidur. Dari kamar mandi, mulai terdengar suara desahan. Sudah bisa kuduga apa yang mereka lakukan.

Tak lama setelah desahan itu terdengar, mereka lalu keluar dengan posisi Bu Gani berada di gendongan Restu. Penis Restu tertancap di vagina Bu Gani. Mereka berjalan menuju tempat tidur. Tapi Restu tak langsung merebahkannya. Ia tetap mempertahankan Bu Gani di gendongannya sambil wanita itu bergerak naik turun. Tak ada suara desahan karena teredam oleh ciuman mereka.

Cukup lama mereka melakukan itu. Sebelum akhirnya, Restu menidurkan Bu Gani di kasur tanpa penisnya terlepas. Entah kenapa permainan Restu lebih ganas ketimbang dengan dua ibu-ibu sebelumnya?

Restu menggenjot vagina Bu Gani dengan penisnya. Semakin lama semakin cepat. Bu Gani memintanya untuk menciumi payudaranya. Desahan itu pun terdengar. Restu juga tampak melakukan cupang di payudara Bu Gani. Sementara pantatnya tak henti untuk maju mundur.

Hingga kemudian, Restu sudah tak mampu untuk membendung orgasmenya. Ia tampak makin keras menggenjot. Bu Gani sendiri seperti memeluk Restu erat seolah tak mau penis itu dicabut dari vaginanya. Mengejanglah pantat Restu yang menunjukkan ia sudah memuntahkan spermanya di vagina Bu Gani.

Aku, tak mau munafik, melihat adegan itu birahiku naik.

Saat sedang kelelahan dan berbaring di kasur, Restu melihatku. Aku pura-pura tak melihatnya seolah sedang asyik minum.

Tiba-tiba Restu bangun dan menghampiriku.

“Kenapa di sini?” tanyanya.

“Aku ingin minum.”

Ia mencoba meraih bibirku, namun aku menolaknya. Ia kaget.

“Kenapa?”

“Kamu kan masih capek.”

“Kamu meragukan kemampuanku?”

Dalam hati aku berkata bahwa tentu saja tidak. Aku sudah berulangkali membuktikan kemampuan satpam kompleks ini.

“Aku kangen kamu.” katanya.

Lalu dia menggendongku dan membawaku ke kamar mandi. Restu lalu menutupnya. Ia kemudian menyalakan shower. Air langsung membasahi tubuh kami berdua. Kami mulai berciuman.

Saat tengah berhenti sejenak, tiba-tiba saja Restu mengucapkan sesuatu padaku, “Aku ingin menjadi suamimu.”

Deg. Gila.

“Maksudmu?”

“Aku ingin kita menikah.”

“Jangan gila.” Aku yang berada di pelukannya langsung melepaskan diri.

“Tapi aku mencintaimu.”

“Aku sudah menikah. Kamu juga.”

“Kamu juga mencintaiku kan?” tanyanya.
Tentu saja. Kataku dalam hati.

“Ayolah.”

“Restu, tanpa menikah kamu sudah seperti suamiku. Kau bisa menikmati tubuhku semaumu,” jawabku. “Kau tahu, Restu, aku sudah berulangkali tidur dengan lelaki lain termasuk dengan kakak iparku sendiri. Aku ini istri yang bejat. Istrimu yang sesungguhnya adalah wanita yang baik. Jika kau mau aku menjadi istrimu, anggap saja aku ini istrimu. Aku akan melayanimu kapan pun kau mau. Tubuhku ini untukmu, Restu. Sepenuhnya.”

Mendengar itu Restu jadi bernafsu. Ia langsung menciumku dengan ganas. Kami pun lalu bercinta dengan puas. Restu melakukan hal yang sama yang dilakukan pada Bu Gani: mengeluarkan spermanya di dalam.

“Jika kau memang mau menjadi suamiku, hentikanlah melayani ibu-ibu kompleks. Ini yang terakhir kalinya.”

***
Di pesta itu, aku terpaksa pulang lebih dulu karena tiba-tiba suamiku menghubungiku.

Aku tak tahu apa yang terjadi selanjutnya di kamar itu. Tapi menurut penuturan ibu-ibu yang lain, pesta itu terus berlanjut. Restu terus memberikan kehangatan bagi mereka. Mereka terus meraih kenikmatan dari Restu. Mereka mandi bersama, menyabuni Restu bersama. Bahkan Bu Vera dan Bu Mita secara bergantian meminta Restu mengeluarkan sperma di dalam vaginanya. Bahkan juga keduanya, juga ingin menelan sperma Restu.

Keganasan ibu-ibu itu terlihat dari dada Restu yang penuh bekas cupang.

“Setelah ini, jangan ada lagi merah-merah ini selain karena aku.” Kataku menunjuk-nunjuk dada Restu.

“Siap, sayang.” kata Restu sambil memelukku di kasur sehabis kita bercinta.
Hubunganku dengan Restu terus berlanjut tanpa ada kecurigaan dari siapapun. Restu sudah berhenti memuaskan Bu Gani dan yang lainnya. Dia hanya melayaniku saja dan aku melayaninya. Biasanya kami melakukannya di kontrakan Restu. Tapi pernah juga sekali, kami bercinta di rumahku sendiri saat suamiku pulang kampung. Restu saat itu dengan nekatnya masuk ke dalam rumah.
Namun, hubungan itu akhirnya menemui petaka. Petaka itu datang ketika suatu saat suamiku memintaku untuk menghentikan dulu program KB yang aku ikuti karena ingin program anak. Akan tetapi, aku yang semestinya tak boleh berhubungan dengan yang lain, justru tak kuasa menahan birahi saat berduaan dengan Restu.

Aku hamil. Programku berhasil. Namun, aku dilanda kekhawatiran tentang siapa ayahnya. Meskipun ada kemungkinan ayahnya ada suamiku yang sah, namun juga ada kemungkinan ayahnya adalah Restu. Apalagi bila aku ingat fakta bahwa dua bulan selepas aku berhenti program KB, aku tak kunjung telat datang bulan meski sudah berkali-kali bercinta dengan suami. Tapi, ketika aku bercinta dengan Restu, tak lama setelahnya (suamiku tetap menyentuhku) aku baru positif hamil.

Aku menyampaikannya pada Restu. Anehnya dia yakin bahwa itu adalah anaknya.

“Dia anakku. Ya, dia pasti anakku.” Sambil menciumi perutku.

Suamiku sendiri juga bahagia mendengar kabar kehamilanku.

Entahlah. Anak siapa bayi dalam rahimku ini?

TAMAT
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd