Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-------------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------------

Cerita 209 – Obsesi Birahi..

[Part 4] – Final Obsesi..

Tak tahan
.. kubenamkan kedua mukaku di antara buah dadanya..
Kuremas kedua buah dadanya dengan kedua tanganku. Kugoyang-goyangkan payudara Tante Mirna.

Ahhh.. padet sekali. Kuremas.. kujilati secara bergantian dan kusedot-sedot. Slruupp . slruuup.. slruup.. nikmat sekali.
“Tetek tante yang jadi kebanggaan tante.. Eki obok-obok malam ini..”

Kontolku amat sangat tegang. darahKu berdesir kencang.. sampai ke ubun-ubun.
Tak kusangka.. Tanteku bisa senikmat ini. ”Uhhh.. luuuar biassssaaa..!!”

Sekarang mulutku mulai menikmati bagian perut Tante Mir.. ”Eki jilatin yah perut tante..!?”
Kuraih bibir celana dalamnya kuturunkan bersama behanya hingga terlepas. Glek..!!
”Memek Tante emang tebel yah..!? Bulu-bulunya halus berwarna kecoklatan..”

Tanpa menyentuh memek Tante Mir.. aku segera melepaskan celanaku.
Berikutnya aku peluk tante Mir.. hingga kontolku menyentuh pinggulnya.. dan lenganku di atas gundukan payudaranya.

Sekarang aku dan Tante Mirna sudah telanjang bulat. Kukulum bibir tebal Tante Mirna.
Kugigit sambil tanganku terus memerah sekuat tenaga buah dadanya.. saking gemasnya.

Payudara tante Mirna yang putih itu berubah menjadi merah akibat remasan tanganku.
”Hmmm.. karena malem ini Eki akan mencoba hasil kerja keras tante merawat tubuh Tante selama ini .. yah..?

Tante akan Eki entot sekarang. Eki akan menikmati tubuh Tante Mirna. Jadi Eki ga usah panggil pake Tante Mirna lagi, yah..?
Ngapain..? Eki yang berkuasa atas tubuh Tante. Nasib Tante Mir ada di tangan Eki. Milik Eki malam ini..!
Eh.. Mirna.. ladeni Gue yah..!? Puasin Gue Mir..!! Dengan tubuh molek lo..!! Mau mulai dari mana..? Dari tetek toe yah, Mir..?”

Maka kunaiki tubuh bugil Tante Mirna.. Plepp.. kuletakkan kontolku yang sudah tegang di antara kedua belah buah dadanya.
Lalu dari sisi luar keduanya kutekan ke tengah.. sehingga menjepit kontolku.
Ooouuuhh.. kontolku hilang ditelan buah dada Tante Mirna.

Hanya sedikit saja yang terlihat keluar di bawah dagu Tante Mir.
Wuihhh.. sulit sekali kontolku digerakkan maju mundur.. karena cengkraman buah dadanya yang kencang.
“Ga enak, Mir..” sambil aku lepaskan kontolku.. ”Basahin dulu deh sama ludah loe.!”

Kubuka kedua bibirnya lalu kugosok-gosokkan kontolku ke kiri dan kanan.
”Cobain dong kontol gue Mir.. enak kan.? Mulut ini jangan dipakai cuman buat nyuruh-nyuruh orang aja..!!
Pake buat ngisep kontol gue sekali-kali..! Sambil dipegang dong Mir..!!” Sambil kuraih tangan kanannya.

Setelah kurasa cukup basah.. aku kembali di antara dua bukit yang kenyal.
Plekk..!! “Nih.. bandel..!” Plekk.. plekk..!! “Yang ini juga bandel.. suka bikin orang sampai ngiler..!!”
Kataku sambil memukul-mukul buah dadanya dengan kontolku.

Sebelum itu aku tempatkan lagi kontolku di antara dua gunung besar itu..
Kutarik kedua belah telapak tangannya.. kutaruh secara bersilang di bawah pantatnya.

Sehingga buah dada Tante Mirna yang sudah besar terlihat bertambah besar.. karena dadanya yang membusung ke depan.
Lalu .. “Aaaaah.. kenyal banget.. waaaaahhhh enak.. ba..aanget tetek loe..!! Ooouhh Mirna sayang..!!
Ouuuh.. ga kuat..gua.. Ga kuat..!! Eeenak bangeet..!!”

Preeet.. preeet..!! Bunyi gesekan kulit kami. Buah dada Tante Mirna benar-benar besar kenyal dan kencang.
“Ehh.. Mir kayanya.. biji gue .. ughhh..!!”
Karena ukuran buah dada Tante Mir yang besar aku coba memasukkan buah zakarku di antara payudaranya.

Kedua tanganku juga bisa terbebas..
Sebab aku dapat menggunakan kedua pahaku untuk menjepit buah dadanya yang sangat luar biasa.

Pengalaman yang sama sekali baru buatku adalah .. saat kutekan jauh ke depan kontolku..
bukan saja buah zakarku yang merasakan kenikmatan.. tetapi kulit selangkanganku di belakang zakarku sampai ke pantat..
dan juga belahan pantatku.. sampai hampir ke dekat Anus bisa merasakan padat dan montok payudara tante Mirna.

Ditambah lagi kurasakan pentil tante Mirna bermain-main di wilayah itu menusuk-nusuk..
menggelitik daerah yang paling sensitif dari selangkanganku.
Bahkan aku bisa bergerak naik turun.. yang tidak bisa kulakukan pada payudara ukuran biasa.

”Ahh.. uhhn.. ahh.. achh.. och Mir.. Mir..!! Aah.. Mir.. ahhh..!!” Desahku berkali-kali..
Aku seperti Anak kecil yang sedang asyik memainkan kuda-kudaan yang baru dibeli.
Krek .. krek.. krek..!! Bunyi ranjang akibat aku sedikit meloncat-loncat.. karena nikmatnya duduk di atas payudara montok ini.

Tante Mirna benar-benar menyerahkan buah dadanya yang selama ini dia jaga keindahan bentuknya..
untuk dipergunakan sebagai pemuas birahi keponakannya sendiri.
Tak lama kemudian.. “Aaaahcchhhchhhhchh..!!” Jepitan pahaku tiba-tiba menegang.

Kujepit payudara Tante Mirna sekuat tenaga. Kedua tanganku meremas bagian atas payudaranya sekencang-kencangnya..
Seiring itu.. muncrat pula spermaku.. crooott, crooot.. croott..!! “Aahhhchkkc.. hheeek.. Mirrrrrnna acahhchhhchheeee..!!”
Aku mengerang karena nikmatnya. Maniku muncrat di dagu dan leher jenjang tante Mirna.

Lalu aku terdiam mematung mengatur nafasku. “Gila.. gue ga bisa nahan mani gue Mir.
Belum pernah ada seumur hidup.. tetek yang mampu bikin gue klimaks. Apalagi sebanyak ini..!”

Kubersihkan dagu dan leher tante Mirna dari maniku dengan celana dalam tante Mirna yang tergeletak dekat kakinya.
Setelah puas dengan buah dadanya.. kuturunkan tubuhku yang kurasa lemas sekali.

”Ah udah kali yah..!?” Rasanya tubuhKu sudah tidak kuat meneruskan permainan ini.
Tapi mataku terus memeloti sekujur tubuh tante Mirna yang memang mulus dan kencang.

Aku turun dari tempat tidur.. lantas berjalan pelan menuju kamar mandi. Mungkin kalau kena air.. kontolku bisa segar kembali.
Karena sudah empatkali aku klimaks. Hal yang sama sekali tidak mungkin akan terjadi pada situasi hubungan seks yang normal.

Baru aku perhatikan sekarang bahwa lemari yang ada di lorong itu adalah lemari kaca yang panjang dengan pintu geser..
tempat baju-baju mewah tante Mirna yang semuanya tergantung rapi.

Di antara baju-baju mewah.. kutemukan banyak sekali selendang-selendang modern tante Mirna untuk melengkapi baju pestanya.
Belum lagi aku sampai di kamar Mandi.. seseorang mengetuk pintu kamar Tante Mirna dari arah luar.

“Bu Mirna.. bu Mirna. Saya mau ke pasar bu. Takut kesiangan.. nanti kehabisan ikan masnya..”
Aku terperanjat.. dan baru saja menyadari setelah melihat ke arah jendela kalau hari sudah mulai terang.

“Bu Mirna.. saya pergi yah..!? Itu jamunya nanti keburu dingin..” Wah.. si mba bikin aku jantungan..!!
Dia tidak tau bahwa saat ini majikannya sedang telanjang bulat di atas tempat tidur.
Dan baru saja selesai melayani keponakannya dengan payudaranya.

Tak lama kemudian aku mendengar bunyi pintu garasi yang dibuka oleh seseorang.
Aku meloncat ke jendela untuk melihat siapa yang baru datang..

Ooooh si mba pergi ke pasar.. kuperhatikan wanita itu berjalan menuju pintu pagar.
Wah.. berarti ga ada siapa-siapa di rumah ini.. Kuperkirakan Rani dan Nia baru akan sadar paling cepat 1 jam lagi.
Aku bisa menikmati tubuh tanteku sambil berteriak-teriak bebas.

Kontolku mulai beraksi menanggapi rencana yang ada di kepala.
Setelah kulihat Mba Tiul menaiki Angkot.. aku loncat turun ranjang lari menuju lemari baju Tante Mirna tadi.
Kemudian mengambil beberapa selendang untuk melaksanakan rencanaku.

Setelah itu aku menghampiri tante Mirna yang masih pingsan dalam keadaan telanjang bulat.
”Mir.. asyiik..!! Sayang, kita main di luar yuk..!?” Sambil menyatukan 2 lembar selendang..

Sehingga cukup panjang untuk kemudian aku kalungkan di tengkuk tante Mirna.
Kemudian kedua ujung selendang tersebut aku selipkan di kedua ketiaknya.
Setelah itu aku telungkupkan tubuh tante Mirna untuk menyatukan kedua ujung selendang tadi di punggungnya.

Selesai mempersiapkan tante Mirna kubuka pintu kamar.. masuk ke ruang tengah..
lalu kudorong sebuah sofa panjang untuk aku letakkan di bawah tangga putar..
dengan posisi sandaran sofa berada sejajar dengan pagar pembatas tangga.

Aku kembali ke kamar menuju meja rias. Di situ kutemukan sebuah baby lotion.
Kembali ke ranjang. kuangkat tubuh Tante Mirna. Kutempelkan punggungnya di dadaku.

Lantas kubawa dia menaiki sofa yang ada di ruang tengah.. kemudian sambil duduk memangku tante Mirna..
di atas sandaran sofa kukaitkan kedua ujung selendang pengikat tubuh bugil tante Mirna..
di salahsatu anak tangganya yang terbuat dari besi.

Setelah terkait.. kutarik hingga kencang.. kemudian kuikat kedua ujung selendang tersebut.
Sehingga sekarang posisi tante MIrna tergantung dengan posisi setengah berdiri di atas kursi sofa.

Setelah puas memandang tubuhnya dari kejauhan.. aku kembali naik ke atas sofa.
Sebagai pemanasan.. aku ambil kedua telapak tangannya untuk aku ciumi..
Kujilati dan kuisap-isap jari-jari jentik tante Mirna.

Lalu kubimbing kedua tangannya menuju kontolku.
Tangan kirinya kubuat agar mengelus-ngelus dan mengocok-ngocok batangku..
Sementara tangan kanannya meremas-remas buah zakarku.

Kemudian aku tarik jari telunjuk kanannya agar dapat memainkannya keluar masuk anusku.
Wuihhhhh..!! Rasanya nikmat sampai ke ubun-ubun..!!

Setelah puas, kembali aku tatap wajah tante Mirna. ”Sekarang giliran gue cobain seperti apa rasanya memek loe Mir..”
Kubaluri kontolku dengan baby lotion.. kemudian kurentangkan kaki tante Mir lebar-lebar.

Clapp..!! Kucengkram kedua belah pantatnya. ”Mir.. oucchh pantat loe ini nih yang selama ini loe jaga.
Loe rawat biar bagus.. ternyata.. akhirnya loe kasih gue untuk bentar lagi gue cicipin.. hehehe..”
Kataku sambil menepuk-nepuk dan mengelus-ngelus pantatnya.

Gplok.. gplok..!! Pinggang tante Mirna ini kecil.. tapi pinggulnya agak lebar.. bentuk pantatnya bundar.
Montok.. dan sama sekali tidak turun seperti layaknya seorang wanita yang telah mempunyai anak.
Ditambah permukaan kulitnya sangat lembut.

Aku berdiri berhadapan sejajar dengan tubuh yang indah itu.
Wajah Tante Mirna dekat sekali dengan wajahku.. clrupp.. kulumat lagi bibirnya yang tebal dengan buas..
Sslruuup.. slruuup.. denyut-denyut yang timbul di bawah pusarku mengisyaratkan kontolku sudah siap untuk bertempur.

“Yuk ngentot Mir..! Badan loe jangan buat ngejebak laki-laki doang.. tapi ga pernah loe kasih mereka untuk nyobain..!
Licik loe emang. Tapi sekarang.. semua bagian dari badan loe ga ada yang bisa lolos dari gue.
Gue ga pernah mimpi bisa ngentot sama loe yang galak tapi bodinya luar biasa ini..!! Kontol gue panjang dan gemuk.
Rasain deh Mir..! Tadi juga kontol gue abis masuk ngerasain memeknya.. pantatnya Rani sama Nia.
Nah.. sekarang giliran loe..!!” Ujarku seolah sedang menasehati tante Mirna.

”Sekarang loe harus merasakan kontol gue yang besar Mir..!!”
Sambil membelai-belai rambutnya.. kemudian tanganku kembali mencengkram pantatnya.

Jlebb..!! Kutekan pantatnya ke arahku.. sehingga kontolku dan memek tante Mirna saling bertemu.
Ughhh..!! Kurasakan ujung kontolku yang dengan mudah masuk lubang memeknya.

Tetapi ketika aku berniat untuk masuk lebih dalam. Ternyata dinding memeknya tidak menyerah begitu saja.
Dengan kuat menekan kontolku yang sudah licin dibaluri lotion.. ”Uuuuuffffff.. sempit juga memek loe..!!”

Gerakan maju-mundur kontolku di dalam memek tante Mirna sangat lambat dan sangat menguras tenaga.
“Oouuh.. iiiihh ahh.. ahha.. sss.. ehhohh..!!” Desahku sambil menyetubuhi tanteku dengan posisi berdiri.
Sehingga tidak ada satupun bagian dari tubuhnya yang tidak dapat kujamah.

Dengan kaki mengangkang.. tubuh tante Mirna bergerak mundur maju.. mengimbangi gerakan tubuhku.
Rambutnya yang indah bergoyang-goyang.. seiring gerakan tubuh kita.

Errgghhhh..!! Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa pada memek tante MIrna ini.
Kenikmatan yang benar-benar belum pernah kurasakan sebelumnya dengan wanita-wanita lain..
Yang umurnya bahkan jauh lebih muda dan yang belum pernah melahirkan.

Bahkan nikmatnya memek Nia terlupakan sudah..! Oughh..!! Ouwghhh..!!
Sungguh ajaib kenikmatan yang disuguhkan memek tante Mirna di usianya yang sudah setengah baya.
Seakan menjawab pertanyaanku tentang asal-usul kenikmatan yang telah diberikan Rani dan Nia tadi malam.

“Huuah.. huah.. huah..!!” Teriakku dalam setiap hentakan keras kontolku ke dalam memek tante Mirna.
“Oohh.. Mir..!! Mir.. ah.. ah.. Mir.. duulu.. loe ma..ki..ma.ki gue.. kare..na ngeraba..raba ann..nak..nak loe..!!
Ma..llem inih.. gue.. uuudah.. co..coba.iin..3..me.emek.. Mem..mek.. Ran..ni.. Ni..aaa aama.. mem..mmek ma..mahnya..!!”
Racauanku terbata di tengah nikmatnya menyetubuhi.

Jlebbh..! Kubenamkan dalam-dalam kontolku ke dalam memeknya. “‘Waaaahhhhhh.. Gillllaaaaa loooooe Mirrr..!”
Luar biasa sesak memeknya. Kalau aku tekan dalam-dalam sampai kubenamkan habis kontolku di dalam memek tante Mirna.

Terbenam sementoknya.. setandasnya. Urgghhh..!! Di dasar lubang itu seperti ada yang menarik-narik ujung kontolku.
Dan ujung kontolku terasa basah. “Giiiileeee Mir.. emmmpotaaaayam loeee..!!!”

Kurasakan desakan darah di seluruh uratku. Kontolku.. sudah penuh dengan mani yang siap ditembakkan.
Tapi cepat-cepat kucabut untuk merasakan bagian tubuh tante Mirna yang lain.

Masih berdiri di atas sofa.. berhadapan dengan tubuh tante Mirna.
Kepalanya menunduk lemah.. rambutnya yang ikal dan panjang terurai menutupi beberapa bagian dari payudaranya.

Aku tak rela sehelai rambut pun menutupi bagian-bagian indah tubuh tante Mirna malam ini.
Maka kuraih selembar selendang lagi..
kukepang buntut kuda rambutnya dengan menggunakan salahsatu ujung selendang yang kupegang.

Dan selanjutnya kuikatkan pada anak tangga. Dengan demikian kepala tante Mir sedikit terangkat..
Sehingga aku dapat menatap wajahnya yang cantik..
pada saat kontolku sedang membongkar lubang-lubang kenikmatan tante Mirna.

Setelah kuciumi bibrnya dan meremas-remas payudaranya.. aku berjongkok menikmati perutnya..
yang rata tanpa lemak sedikitpun itu dengan mulutku.. kemudian beralih ke samping tubuhnya..
untuk menarik bokong tante Mirna ke dekat mukaku.

Plok.. plok.. sruup..sruup..!! Pantatnya yang luar biasa padat, kencang dan bundar.. kupukul-pukul sambil kuisap-isap.
”Mirna.. Om Iwan pasti belum pernah nyobain lubang pantat loe..? Pasti loe ga ngasih. Dan Om Iwan mana berani minta..!
Heehehe.. kalo loe berdua ngentot.. pasti Omi Iwan yang jadi pelayan pemuas nafsu loe. Seperti sehari-hari..!!!
Harus ikutin semua kemauan loe..! Mana pernah loe mikirin maunya Om Iwan..!! Kalo gitu..
Berarti gue yang pertama yang akan cicipin pantat molek loe..!! Heheehe..”

Kududukkan tubuhku di atas senderan sofa. Kupindahkan pantat tante Mirna ke pangkuanku..
setelah sebelumnya kulumuri lagi lotion di kontolku.

Dan ketika pantat tante Mirna di pangkuanku.. Slebbb..!! ”Aduh lubang loe sempit.. masih perawan..!!” Erangku.
Kurentangkan kedua kakinya lebar-lebar dan kucoba masukkan dengan paksa kontolku. Slebb.. Clebb..!!

Setelah ujung kontolku masuk.. kudorong dengan penuh tenaga.. Jlebb..!!
Dengan bantuan tanganku yang memegang pinggulnya sambil menekannya ke bawah.. sehingga.. Preeeeeepttsrjjjjjeeet..!

“Wouuhhhh Mirnaaaaa Mirnaaaaa..!“ Teriakanku bergema seisi rumah. “Peereeet ammmmaaaaat sayaaaaang..!?” Auwhhh..!!
Lubang anus tante Mirna lebih kencang. Lebih hangat.. lebih dalam dari lubang memeknya.

Kualihkan tanganku.. sehingga melingkar memeluk pinggangnya yang ramping. Kuayun-ayunkan tubuhnya hingga naik-turun.
Sesekali kubuat agar pantatnya membuat gerakan melingkar. ”Ouuhhh..! Nikmat sekali..!”

Di bawah batangku melakukan sedikit gerakan sebagai bantuan.
Makin lama gerakan-gerakan ini kupercepat temponya hingga sofa itu berbunyi kencang. Ngek.. ngek.. ngek..!
Baru sekarang aku melihat buah dada tante yang besar itu bergoyang-goyang lincahnya ke atas ke bawah, indah sekali.

Tak kulewatkan kesempatan itu untuk meremas-remas payudaranya lagi. Andai saja dia saat ini dalam keadaan sadar..
Entah bagaimana perasaannya..? Tak kubayangkan betapa malunya tante Mirna yang memiliki gengsi yang sangat tinggi ini..

Apabila dia menyadari bahwa tubuhnya sedang meloncat-loncat di atas pangkuan keponakannya..
untuk melayani.. memberi kepuasan pada kontol sang keponakan.. yang sedang mengaduk-ngaduk lubang anusnya.
Ditambah tangan yang sedang ‘berbelanja’ di buah dadanya. Belum lagi tubuhnya terikat dalam keadaan telanjang.

”Mir..eh.. nik..matin aaaaja yah..Mir..!?” Dengan mataku yang selalu menatap wajahnya..
sulit sekali mendapat kedalaman yang maksimal di lubang anus Tante Mir.
Karena tertahan belahan pantatnya yang besar dan montok itu.

Sehingga setiap goyanganku menimbulkan bunyian mesra di pantatnya. Gplok.. gplok.. gplok..!
”Oouchhhh gue ba..rru tau smuaa lubang..loeh nikkkmaaatnya Mir.. anak..aaanak loe.. nikmattt.. terrr..nyata summber..nya eloh.. Mir..
Urghhh.. niiiiikmat bbbbbangeettt..!!” Geramku terbata-bata menahan kenikmatan.

Jam telah menunjukkan jam setengah 7 pagi. Kemungkinan Rani dan Nia sudah tersadar saat ini besar sekali.
Tapi aku belum puas juga bermain-main dengan tubuh tanteku ini. Malahan aku semakin asyik dengan ide-ide lain.

Aku terhenti sejenak.. kemudian dengan kontol yang masih terbenam di dalam anus tante Mirna..
aku dekap tubuh tante Mirna dengan erat.. sambil membimbingnya berdiri dan berbalik..
sehingga tubuh kita berhadapan dengan sandaran sofa.

Kuangkat kedua kaki tante Mir kemudian kuletakan pangkal betisnya di atas sandaran.
Sehingga membentuk pantatnya semakin membulat..
dan menimbulkan bunyi yang keras saat kontolku melesak masuk ke dalam anusnya

Gbloak.. gbloak..gbloak..! Oh.. Mirna.. ampun Mir.. enak Mir..!!
Keadaan ini membuat kontolku semakin betah di dalam. Clebb.. clebb.. crebb.. crebb.. clebb..!!
Kuatur serangan kontolku dalam tempo sedang..

Kemudian sesekali aku kagetkan tubuhnya dengan serangan-serangan super cepat.
Clebb-crebb-crebb-clebb-clebb-crebb-clebb-crebb-clebb-crebb..!! “Aahahaahhahahahah..!!”

Keringat sudah membasahi kedua tubuh telanjang ini.. tak lama kemudian kuhentikan sejenak goyanganku.
Ctap..! Kucengkram kedua pangkal pahanya lalu kuputar keduanya hingga tubuhnya berbalik menghadapku.
Ini kulakukan tanpa mencabut kontolku dan rasanya sangat luar biasa..!!

Tumpukan daging yang mengelilingi dan membekap kontolku erat..!!
Terasa memelintir kontolku dengan nikmaaaat.. sekali. “Ouuuhhh Mirnaaa.. sssstttt Mirnaaaa.. ohh..!”

Setelah tubuh kami berhadapan..
kuambil 2 lembar terakhir dari selendang tante Mirna yang tergeletak di sofa dengan ujung jari kakiku.
Selendang itu kupergunakan untuk menyatukan pergelangan kaki kiri dengan pergelangan tangan kiri..
Dan kemudian pergelangan kaki kanan dan pergelangan tangan kanannya tante Mir.

Setelah kusatukan.. kuikat kedua selendang tersebut di salahsatu anak tangga..
sehingga posisi tante Mirna sekarang tergantung celentang dengan kedua kaki yang tertarik kedua lengannya..

Yang menyebabkan kedua pahanya terbuka lebar-lebar.. membuat memek dan lubang anusnya pun terlihat jelas dan terbuka lebar.
Gambaran posisinya seperti kita melihat seorang bayi mungil yang sedang ‘diceboki’ dalam kondisi masih tidur setelah buang air.

Kualihkan kontolku ke dalam memek tante Mir. Pada gerakan-gerakan awal kubiarkan kedua belah pahanya mengangkang lebar.
Tapi di tengah-tengah ‘genjotanku’ yang semakin cepat.. kurapatkan kedua belah pahanya..
Sehingga dapat kudekap erat dengan tangan kananku. Sementara tangan kiriku yang terus menggerayangi setiap jengkal tubuhnya.

”Ouuhhh Taann.. nikkkmmmat.. rapeeeettt.. mmemmekloeee.. hhhh..!!”
Teriakanku menggambarkan nikmat memeknya dalam posisi itu.

Kontolku semakin menegang dan hampir mencapai puncak.. Plopp..!! Cepat-cepat kucabut dan kembali ke anusnya.
Dalam waktu singkat.. ”Woooouuuhh.. Mirrrr.. guuee kluarr.. Mirrr.. ouhhh Mirr.. enakk ssayaaang..!”
Jlebbb..!! Kubenamkan kontolku dan kubiarkan cairan spermaku keluar dalam anusnya.

Hari sudah semakin siang.. Mba Tiul sebentar lagi pasti pulang..
Maka capat-cepat aku berdiri di dekat kepalanya untuk melepaskan ikatan rambutnya.

Mungkin karena terburu-buru.. aku lupa untuk menahan kepala tante Mirna..
agar tidak tiba-tiba terjatuh saat ikatannya kulepas tiba-tiba.
Bukk..! Kepalanya jatuh menghantam tubuhku tepat di selangkanganku. ”Aduh..!!”

Kurasakan nikmat belaian rambutnya pada kontolku yang sudah sangat ‘lemas’ dan tidak mungkin terbangun lagi.
“Wahhh mulut loe yang seksi nantang bener..!” Aku berjongkok dan menciumi bibirnya.

“Cuciin.. dong kontol gue Mir..!”
Sambil mencoba membuka kedua mulutnya dengan menarik rangkaian gigi putih dan bersih tante Mirna.

“Ayooh buka mulut loe..!“ Aku tidak pernah mengira hanya dengan satu tarikan kuat..
tangan kananku pada rahangnya maka terbuka lebarlah mulut tanteku.

Aku berdiri berbalik membelakangi tubuh tante Mirna. Kutempatkan kepalanya tepat di tengah-tengah selangkanganku.
Lalu dengan tetap menahan rahangnya.. kuturunkan perlahan kontolku ke dalam mulut yang dulu pernah memaki-makiku.

“Hayoo telen Mirr..!!! Telen..!!” Dengan telunjukku.. kuatur posisi lidah tante Mirna..
agar memberi jalan pada batangku untuk masuk lebih dalam.

Dengan tangan kiriku kutekan bagian belakang kepalanya.. sehingga tanteku bisa menelan seluruh batangku..
hingga ujung kontolku dapat menyentuh dinding kerongkongannya dan bibir-bibir tebalnya bisa mencicipi buah zakarku.

“Oohh Mir.. aaaanget Mirr.. lembut terasa lembut banget mulut loe..!” Desahku.
Srukk.. sruuk srukk..! Bunyi-bunyi itu keluar dari mulutnya.

Kontolku basah kuyup bermandikan air liur tanteku.. kutatap matanya yang masih terpejam.
Hidungnya yang mancung membelai-belai rambut di selangkanganku.

Aku sangat terkejut karena kontolku semakin lama semakin mengencang. “Waah Mir.. luar biasaa permainan loeee..!”
Kupercepat ayunan kepala tante Mirna. Croook.. kecrook.. crrrook.. kecroook..!

Bunyi mulut tante Mirna akibat kontol keponakannya yang sudah mengeras dan memenuhi mulutnya.
”Aayoohhh Mirr udahhh siang.. ayooh Mirrr.. bikin gue kluarr.. ahh..!!”

Kehangatan.. kelembutan mulut tanteku membuat aku semakin menggila.. Kontolku tegang dan basah dibuatnya..
Dan tak lama .. Crrroot.. croott.. crrroot..! Kumuntahkan sisa-sisa spermaku ke dalam rongga kerongkongannya.
“Minum.. yah Mir.. diminum jangan dibuang..!” Plop..!! Kucabut kontolku dari mulutnya.

Lalu kurapikan semua perbuatanku dan kukembalikan semuanya kepada posisi semula.
Kemudian aku bergegas ke kamar mandi untuk mencuci mukaku..
Kemudian naik ke kamar berganti pakaian dan keluar rumah tanpa membawa mobil.
-------ooOoo-------

Satu jam kemudian.. aku kembali ke rumah tante Mirna dengan membawa sekantong berisi buah-buahan.
Sebagai tanda terimakasihku kepada tante Mirna yang mengizinkan aku menginap di rumahnya.
Atau sebagai tanda terimakasih.. karena dia dan anak-anaknya telah melayani aku semalaman. Heehehhe..

Saat aku masuk rumah.. kutemui Mba Tiul yang sedang di dapur. “Yang lain pada belum bangun..?” Tanyaku.
”Udah mas.. tau pada di kamar mamahnya..” jawab Mba Tiul.

“Tolong pamitin yah.. bilangin urusan saya udah beres nih..“ Kataku yang takut untuk berpamitan langsung pada mereka.
“Ooh.. iyah. Tau tuh.. Mba Rani dan Mba Nia jam segini baru bangun. Mamahnya malah belum bangun.
Aneh.. ga biasanya..” jelas Mba Tiul sambil membukakan pintu pagar.

“Masa’ sih..?” Tanyaku berpura-pura heran.
”Oh iyah.. tadi beliin buah kesukaan tante Mir. Tuh ada di meja makan yah, Mba..” kataku lagi.
“Iyah.. terimakasih..!” Jawab Mba Tiul lagi.

Setiba di rumah aku tertidur pulas seharian. badanku lemas sekali..
Kontolku berdenyut-denyut.. ngilu dan pegel sekali. Dan pinggangku seperti mau patah. Ahhh..!!

Luar biasa.. permainan tante Mirna dan 2 putrinya telah mengakibatkan aku 6 kali mencapai orgasme.
Yang tidak mungkin lagi terjadi dalam berhubungan seks biasa.
-------ooOoo-------

Setelah kejadian itu.. 2 bulan lamanya aku tidak bertemu mereka.
Aku mendengar kabar Tante Mirna dan Nia sering bolak-balik ke dokter. Tidak tau sakit apa mereka.
Atau mungkin mereka berdua merasa ada masalah pada vagina dan anus mereka.

Dalam suatu ‘acara lamaran’ sepupuku yang lain.. aku bertemu mereka sekeluarga.
Pada Rani dan Nia tak terlihat banyak perbedaan. Hanya saja mata mereka selalu menunduk.
Tidak pernah mau menatap mataku saat berbicara atau pada kesempatan lain.

Perubahan yang sangat jelas ada pada tante Mirna. Dia terlihat lebih pendiam sekarang.
Rasanya dia juga sudah tidak terlalu percaya diri seperti dulu.
Tidak lagi banyak mengatur dan mengemukakan pendapat.. persis seperti suaminya dulu.

Tapi sekarang justru Om Iwan lebih banyak bicara. Dan seperti mengambil alih kendali keluarga dari tangan tante Mir.
Atau mungkin juga Tante Mirna.. Rani dan Nia mengetahui perbuatanku terhadap tubuh mereka..?
Tapi tidak cukup bukti untuk melancarkan tuduhannya. Hehehe..

Bagiku Rani dan Nia tetap cantik dan seksi. Tapi bahasa tubuh mereka sudah tidak pernah menantang aku lagi.
Untuk membayangkan apa yang ada di balik pakaian mereka.

Sekarang aku lebih banyak tersenyum saat bertemu mereka. Membayangkan apa yang aku lakukan malam itu.
Dan tante Mirna adalah bonus bagiku.
Karena.. akulah satu-satunya keponakan yang spermanya pernah ditelan tante Mirna. TAMAT (. ) ( .)
=
---------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------=

End of Cerita 209..

Sampai Jumpa di Lain Cerita.. Adios..
:bye:
 
------------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------

Cerita 210 – Birahi Karyo Sarung..

Karminah

Ada cewek.. anak gadis..
mondok di tetanggaku. Dia adalah saudara sepupu tetanggaku itu.
Namanya Karminah.. atau panggilannya Minah.

Setiap pagi dan sore dia nampak nyapu di halaman rumahnya yang kebetulan tepat di depan rumahku.
Aku sangat 'kesengsem' dengan penampilannya yang bagi mata keranjangku sangat luwes, sensual dan seksi.

Mungkin usianya sekitar 20 tahunan.
Aku sangat senang memperhatikan saat dia menyapu dan menyiram tanaman hiasnya.

Gerakannya menunduk.. membungkuk.. mendorong sapu.. mengumpulkan sampah ke pengki..
Nungging untuk mengambil dedaunan yang tak kena sapu.. merapikan dan menyiram tanaman dan seterusnya.

Saat dia membungkuk. aku selalu membayangkan bokongnya yang sangat menggetarkan hatiku itu.
Aku pengin banget menciuminya.

Pasti bokong macam itu nikmat banget untuk membenamkan mukaku de dalamnya.
Uhmmm..!! Aku akan ciumi lubang pantatnya.
Kemudian aku akan hirup dan jilati aroma dan lengketan semen yang keluar darinya.

Mungkin aku juga akan cocol atau colekkan kue atau makanan kecil lainnya pada semennya..
sebagai saus yang sedap dari lubang pantatnya itu sebelum kusantap.

Aku juga perhatikan punggungnya yang sedikit bongkok udang.
Punggungnya itu menyimpan kenikmatan untuk bibir dan lidahku.

Aku bisa menjilati atau mengecupi dengan sepenuh birahiku.
Lidah dan bibirku itu akan melata dan merambah pori-pori kulit punggungmya..

Kemudian merembet ke samping kanan atau kirinya.. lantas sedikit ke bawah menuju ketiaknya..
Yang sungguh membuat aku blingsatan..
saat dia mengangkat sapu dan pengkinya untuk membuang sampah ke dalam tong.

Oh.. Minah.. kenapa kamu mempesonaku..?
Akankah kau biarkan aku menikmati dari kejauhan saja..? Dan rasanya jawabannya adalah, ya..!

Aku tinggal di lingkungan yang cukup ber-etika.. moral dan budaya. Tak mudah aku berlaku sembarangan..
Apalagi untuk hal-hal yang berbau seronok atau mesum. Hal macam itu sangat terasa tabu dan amoral.

Kalau sampai terjadi pasti aku akan terbuang dari lingkungan se-umur-umurku.
Baik dari lingkungan tetangga se-RT bahkan bisa se-RW..

Juga di dalam lingkungan rumahku sendiri yang isinya komplet. Ada istri.. ada anak..
Ada ipar yang masih kuliah.. disamping ada yang paling sering mengesalkan.. mertua perempuanku.

Oleh karenanya.. aku putuskan sendiri: Jauhilah tingkah laku mesumku. Kalau toh terpaksa.. ambil saja sarung..
Duduk melipat kaki di beranda dengan berkerudung dari bahu hingga mata kakimu.

Ingat.. berkerudung macam itu kan biasa bagi orang desa asalmu.
Dan orang-orang di sekitarmu semua tahu asal-usulmu.

Kemudian tangan kanan pegang koran atau majalah sambil tangan kirimu mengelus-elus, memijat-pijat..
atau mengocok-ocok penismu sendiri. Jangan lupa pakai kacamata rabunmu..
Agar kamu bisa menikmati Minah lebih tajam di pagi atau sore hari saat dia menyapu halaman rumahnya.

Kembangkan daya khayalmu.. inajinasimu..!! Tetapi waspadalah jangan sampai ada orang..
mungkin mertua perempuanmu yang mengesalkan itu.. yang juga diam-diam memperhatilan tingkahmu itu.
Karena keheranan. kenapa Mas Karyo koq selalu kerudung sarung setiap pagi dan sore. Ha.. ha.. ha..
-------ooOoo-------

Begitulah yang bisa kulakukan untuk memuaskan syahwatku. Mungkin telah berhari-hari.
Atau berminggu-minggu berlalu. Aku menjadi semakin kreatif..
Karena hampir setiap hari aku mengembangkan daya khayal..

Dan semakin banyak ilmu karena koran atau bacaan apa saja tak pernah kulewatkan setiap pagi dan sore.
Tidak jarang berita.. iklan atau rubrik yang sama kubaca hingga 4 atau 5 kali.
Tetapi lama kelamaan aku merasa statis.

Begitu-begitu saja setiap hari. Tak ada lagi kejutan atau sensasi yang bisa mendongkrak syahwatku..
untuk meraih kwalitas kenikmatan birahi yang lebih tinggi lagi.

Aku ingat pada saat aku menemukan ide kerudung sarung dulu.. aku bisa meraih orgasmeku..
Hingga penisku mau menumpahkan spermanya bergalon-galon rasanya.
Waktu itu sarungku selalu basah dan lengket sesudahnya.

Dan oleh karenanya aku harus sering menjatuhkan sarungku ke lantai basah saat mandi..
untuk bisa beralasan mengucek-ucek dengan deterjen saat menghilangkan cairan kentalku itu.

Tetapi kan tidak mungkin setiap kali sarungku jatuh. Apa kata mertuaku nanti.
Aku perlu melakukan inovasi untuk menghadirkan kembali sensasi seksual dalam hal ber-onani..

Ya.. sambil mengkhayal menggeluti Minah dengan segala perabot tubuhnya yang demikian sensual..
dan membuat aku semakin mabok setengah hidup itu.

Ternyata setiap bentuk inovasi itu selalu ada kandungan penyimpangannya. Ya, inovasi berarti menyimpang.
Menyimpang dari rutinitas.. menyimpang dari kebiasaan.. menyimpang dari adat, etika dan moral.
Dan harus juga berani nyerempet-rempet bahaya.

Artinya.. yang tadinya mutlak tabu.. dengan inovasi itu aku bisa tawar menawar dengan tabu itu.
Kalau tadinya sama sekali jangan.. sekarang sedikit boleh.
Tentu saja dengan catatan-catatan agar yang tadinya tak legal menjadi legal. Pokoknya disiasatilah.

Dan akhirnya.. sesudah aku mengerahkan segala dayaku datanglah disain inovasi itu.
Ini benar-benar akan menjadi terobosan tingkah lakuku dalam mengejar syahwat.

Aku akan tetap berkaca mata rabun dengan tangan kanan membawa koran..
Tetap duduk di beranda sambil melipat kaki dengan sarung yang dikerudungkan hingga ke bahu.

Dan tangan kiriku tetap mengelusi.. memijat-pijat dan mengocoki penisku.
Inovasiku yang sekarang terletak pada sarungku itu. Aku akan menciptakan lorong sarung.
Begitulah sebutannya yang paling tepat.

Lorong sarung itu akan tercipta apabila aku sedikit melonggarkan ikatan sarungku..
yang semula menutup mata kaki kini kuangkat naik hingga dekat ke lututku.

Atau kalau kurang berhasil.. aku akan melonggarkan selonggar-longgarnya ikatan sarung lebih tinggi lagi..
hingga selangkanganku akan luas terbuka.
Aku ingin dari tempat biasa menyapu si Minah bisa memandang lorong sarungku hingga melihat penisku.

Aku akan terus bergaya membaca koran.. seakan-akan aku tidak melihat bahwa dia sedang menyapu..
sambil setiapkali mengamati kemaluanku dalam lorong sarung itu.

Aku akan dengan mudah mengintip tingkahnya dari celah lembaran koranku.
Aku akan menikmati bagaimana serba salahnya si Minah..
yang birahi menyala menjadi gelisah saat menyaksikan penisku ini.

Tentu saja secara hati-hati setiapkali aku akan.. entah memperdengarkan tarikan kursiku..
Atau bersiul pelan atau apalah nanti untuk menarik perhatian agar Minah mau menengok ke tempat aku duduk ini.

Sore itu.. sekitar jam 4. Seperti biasa Minah keluar dari rumahnya lengkap dengan slang air, sapu lidi dan pengkinya.
Hari ini rupanya dia juga menyirami tanaman.. kulihat dia mulai dengan mengatur-atur tanaman hiasnya.

Membersihkan dedaunan yang tua sebelum menyemprotkan air..
yang dia ambil melalui slang dari kran air yang terpasang di depan rumahnya.

Aku langsung pasang aksi. Membetulkan dudukku.. berkerudung dari bahu hingga ke lututku.
Kemudian kuambil koran dari meja. Aku bergaya membaca.. sementara mataku mencari di mana si Minah.

Ah.. itu dia. Si Minah masih asyik merapikan tanaman hiasnya.
Woo.. dia akan melihat penisku dari balik dedaunan tanamannya.
Aku lantas menarik meja hingga mengeluarkan derit kakinya yang beradu dengan lantai. Haah.. aku berhasil.

Minah mengarahkan matanya ke aku. Pasti dia melihatku walaupun tadi kulihat baru sepintas.
Dan benar.. setelah beberapa saat kutunggu Minah bergeser ke dedaunan yang lebih rimbun..
dengan wajahnya yang menghadap ke arahku.

Aku terus pura-pura membaca dan tanganku mulai mengelus-elus jagoku yang berada di lorong sarungku ini.
Ah, benar.. dia menyaksikan semua ulahku. Penisku kontan ngaceng banget.
Inilah inovasi yang bisa memberikan sensasi syahwat padaku. Kini aku gemetar merinding.

Aku merasakan betapa nikmatnya memperlihatkan ulah jorokku pada si Minah ini.
Aku yakin pada saat yang sama jantung Minah berdegup kencang, dan naluri birahinya terusik.

Dari balik dedaunan mungkin sekali dia kegatalan lantas merabai puting susunya.
Kalau si Minah begitu lama berada di balik dedaunan itu..
Aku semakin yakin bahwa dia benar-benar sedang terperangkap keasyikan syahwatnya.

Kulihat dia bergeser ke kanan atau ke kiri untuk menampakkan bahwa dia sedang bekerja.
Tetapi sama sekali dia tak melepaskan arah pandangannya ke arah aku.

Duh nikmatnya elusan tanganku. Jari-jariku semakin memilin atau meijit-pijit batang maupun kepala penisku.
Aku setengah merem melek keenakkan. Darah birahiku mulai loncat ke-ubun-ubun.

Khayalanku terbang ke awang-awang.. kemudian turun di halaman depan rumah..
untuk menyambangi Minah yang sedang menyapu.

Dia diam saja saat dengan khayalku memperosotkan celana dalamnya dan aku menciumi pantatnya.
Dia membungkuk untuk memberikan kesempatan padaku meraih jilatan pada lubang pantatnya.

Kocokkan tanganku semakin cepat. Aku juga menjilati selangkangan dan vagina Minah.
Ehmm..!! Kurasai aroma pesing kencingnya dari bibir-bibir vaginanya.

Kutusukkan lidahku untuk menari-nari di lubang vaginanya. Kuelus dan kupijit panjang penisku.
Spemaku akan muncrat nih..

Aku melototkan mataku ke arah Minah untuk menghayati sedalam-dalamnya khayalanku.
Ahh.. Nikmat banget..!!
Dan.. Minaahh.. Minaahh.. Minaahh.. Karminahh.. Ahh.. akhirnya crott.. crott.. crott..!!

Kali ini tidak membasahi sarungku. Spermaku langsung loncat tak tertahan membasahi bumi pertiwi.
Jatuh melengkung ke tanah sesudah melewati kakiku.. teras kecil dan pot kecil di rumahku.

“Hufffhh..!!” Aku menarik nafas panjang. Ploonng..!! Legaa..!! Aku melihat Minah salah tingkah.
Sejak tadi dia belum beranjak dari rimbunan dedaunan tanaman hiasnya.

Biar dia tak gelisah.. aku berdiri meninggalkan bangkuku. Aku masuk ke rumah.
Aku mengambil kopi panasku yang telah disediakan istriku.

Dengan kue dan kopi di tangan aku kembali ke beranda.
Kini acaranya tidak lagi memasang kerudung sarung.

Hanya ngopi sambil baca dan sesekali menyaksikan si Minah yang pasti sedang penasaran.
Aku akan buat dia tetap penasaran hingga besok sore.. saat dia kembali nyapu dan menyiram tanaman.
-------ooOoo-------

Sore esoknya.. aku sedang memperhatikan bahwa kini dia menyapu tanpa konsentrasi..
Sebentar-sebentar menengok atau melirik ke arah aku duduk. Hi.. Hi..

Benar, khan. Kali ini aku ngintip dari jendela. Ah, kasihan si Minah.
Kulihat dia mondar mandir sebelum waktunya untuk nyapu.. sepertinya dia men-cek tempat aku biasa duduk.

Kali ini 'bargenning position' ada di tanganku. Aku akan keluar agak lambat dari waktu biasanya.
Aku akan keluar nanti saat dia menyapu hampir selesai.
Sementara biar aku ngintip dulu dari jendelaku. Betapa Minah ini memang sangat sensual.

Dalam pakaian macam apapun. Juga dalam setiap geraknya. Entah jongkok.. berdiri.. saat menyapu..
Saat membetulkan ikatan rambutnya..
Sehingga ketiaknya nampak terbuka.. entah sedang membungku untuk mengambil sapu.

Uhh.. sungguh mempesona. Aku tak tahan lagi. Penisku kembali tegang mengeras.
Ah.. sebaiknya aku mulai duduk saja ke beranda. Dengan sarungku aku naik ke bangku beranda rumahku.
Kuangkat melipat kakiku ke bangku dengan tepian sarungku berhenti pada lutut.. sehingga terbitlah lorong sarungku.

Pahaku nampak terbuka dan mata Minah pasti akan langsung menatap penis di tangan-tanganku..
yang sibuk mengelusi atau memijat-mijat..
Dan kemudian akan mengocok-ngocoknya saat nafsu birahiku semakin meninggi dan memuncak.

Duh, Karminah.. kenapa kamu yang secantik ini hanya menyapu halaman rumahmu..?
Bukankan lebih baik kalau kamu duduk di pangkuanku..?

Bukankah aku bisa memberikan kesenangan padamu dengan membelai payu daramu yang indah itu..?
Dengan menciumi bokongmu yang sangat sensual itu..? Dengan menjilati ketiakmu yang.. Pasti sangat harum itu..?

Ah.. Minaahh.. Karminaahh.. Sini kamu. Biar kulepasi celana dalammu. Biar kukecup dan jilati pahamu.
Biar kuciumi kemaluanmu. Vagina indahmu. Biar kuceboki dengan lidahku saat engkau usai melepas air kencingmu.
Sini, Minah.. Mas-mu ini sangat rindu kamu..!!


Mataku melototi Minah yang menjadi salah tingkah. Kadang jongkok, kadang berdiri..
kadang bergeser ke rerimbunan dedaunan tanaman hiasnya.

Daann.. ahh.. itu kan Bu Ani, isteri Pak Durma.. tetangga sebelah kanan rumah Minah.
Dia juga menyapu halaman rumahnya. Ternyata Bu Ani juga sangat cantik ketika sedang menyapu.

Dan lhoo.. ituu.. Dik Karsih, adik ipar Pak Ferdi.. tetangga sebelah kiri rumah Minah.
Dia juga menyapu halamannya. Duhh.. Bodinya montok banget. Uhh.. penisku menjadi sangat gatal.

Aku sebaiknya memijat-pijat lebih keras dan mengocok lebih cepat..
Kini aku mulai menciumi Ani yang isteri Pak Durma. Aku ingat betapa ketiaknya penuh bulu.
Ketiak wanita seusia Bu Ani yang 28 tahun itu pasti sangat harum baunya.

Dan ketika kocokan penisku semakin cepat ciuman dan jilatanku berpindah ke Dik Karsih yang sangat montok itu.
Kujelajahi susu dan pentil-pentilnya. Aku merambah perutnya dan cepat turun ke vaginanya.

Duh.. 'gembul'-nya rambut kemaluan Dik Karsih. Aku cepat benamkan wajahku ke rimba indah itu.
Kuhirup udara penuh aroma syahwat di dalamnya.

Lho.. lho.. lhoo..!? Kenapa para perempuan kanan kiri rumah Minah kini pada keluar menyapu bersama..?
Itu ada Bu Denis.. ada jeng Tatik.. Bu Harsa.. bu.. Dik.. Jeng.. Mbakyuu.. Siapa lagi ituu..

Dan kocokanku kini mendekati puncaknya. Spermaku rasanya telah merambati batang penisku hingga..
Aaahh.. ampuunn.. Aku tak mampu menahannya lagi.. Cratt.. crott.. crett.. critt..!!

Spermaku kembali muncrat meloncat tak tertahan membasahi bumi pertiwi.
Seperti kemarin, jatuh melengkung ke tanah sesudah melewati kakiku, teras kecil dan pot kecil di rumahku.

Kali ini cairan kental bening keputihan yang keluar penisku ini rasanya tak habis-habisnya.
Berkali-kali semprotan penisku meloncati kakiku hingga aku jatuh terseok ke bangkuku.

Dan dari balik mataku yang masih setengah merem melek menanggung kenikmatan birahiku..
kulihat sama-samar Minah.. jeng Tatik.. Bu Harsa.. Dik Karsih.. Bu Denis.. Bu Ani.
Mereka pada berhenti menyapu halaman rumahnya.

Mereka menahan air liurnya sambil menatap ke arah sarungku. Duhh.. Aku jadi tersadar.
Rupanya mereka ramai-ramai menonton ulahku. Mereka telah berkonspirasi untuk menonton tingkah mesumku.

Dan samar-samar kudengar mereka tertawa cekikikan..
Saat dengan rasa malu yang amat sangat aku berlari kecil masuk ke rumah.

Sejak itu aku sering dengar, saat ibu-ibu pada nge-gosip dan kebetulan aku lewat di depannya, ada saja bisik-bisik..
"Ssstt.. Itu Mas 'Karyo sarung' lewat.."
Kemudian terdengar ketawa mereka yang cekikikan. Aku jadi obyek kelakar mereka.

Ahhh..!! Aku benar-benar telah kehilangan 'pamor' di wilayah RT dan RW-ku. Siaalllll..!! -EnD- (. ) ( .)
------------------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd