Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

------------------------------------------------

Cerita 94 – Gairah Mba Yani

Setelah
pindah dari rumah Tante Nita aku kos di daerah Taman Sari.
Tempat kosnya cukup enak, lingkungannya juga cocok karena banyak mahasiswa.

Tidak seperti di tempat Tante Nita, di tempatku yang baru ibu kosnya sudah tua dan sama sekali tidak menarik.
Jadi aku sama sekali tidak berharap bisa menikmati hal-hal romantis dengan ibu kos di sini.

Untunglah sebelum pindah aku dan Tante Nita sepakat tetap saling menguhubungi.
Jadi kalau libidoku sedang tinggi aku langsung pergi ke wartel untuk bikin janji dengan Tante Nita..
biasanya Tante Nita akan langsung menjemputku untuk pergi berkencan ke Lembang.

Tidak berapa jauh dari tempatku.. ada seorang mahasiswi cantik. Angkatannya beda tiga tahun denganku..
kuliah tingkat akhir di Fakultas Hukum sebuah universitas swasta terkenal di daerah Taman Sari.

Namanya sebut saja Yani, aku memanggilnya 'Mbak Yani' karena dia memang lebih tua dariku dan berasal dari Malang.
Untuk ukuran cewek tingginya lumayan, kira-kira 165 cm, cuma beda 3 cm dariku.

Rambutnya lurus panjangnya sedikit di bawah bahu, kulitnya putih dan bodynya bagus banget.
Apalagi kalau sedang pakai jeans dan T-shirt.. wow..! Kalau dari skala 0 sampai 10 aku bisa kasih dia nilai 8,7 –Tante Nita cuma 6,8..–
Hanya sayangnya dia sudah punya pacar.

Tapi sebagai tetangga kami cukup akrab, kadang aku main ke tempat kosnya sekedar untuk ngobrol dan nonton TV.
Suatu hari ketika aku datang ke tempat kosnya, aku lihat Mbak Yani sedang duduk termenung di depan kamarnya.
Matanya terlihat sembab seperti habis menangis.

"Lho Mbak, ada apa kok kayaknya baru menangis..? Belum dikirimin duit yaa..?"
Aku mencoba mengajaknya becanda seperti biasa. Mbak Yani hanya menggeleng diam.

Wah.. kayaknya serius nih.. akupun terdiam beberapa saat sambil mencoba mencerna situasi.

"Ya udah Mbak, aku minta maaf.. kalau Mbak lagi pengen sendiri aku balik dulu ya..”
"Nggak apa-apa Don, kamu kalau mau nonton TV di sini aja, nggak usah pulang.. sekalian kamu temenin mbak ya.."
katanya sambil mempersilakan aku masuk.

Kasihan Mbak Yani.. baru sekali ini dia kelihatan sedih sekali. Tentu ada persoalan yang cukup besar buatnya.

Sambil nonton TV aku mencoba menghiburnya.. "Mbak.. ada masalah apa..? Cerita aja ke Doni..
biar sedihnya nggak ditanggung sendiri. Aku sudah menganggap Mbak Yani sebagai kakakku sendiri kok.."

Setelah terdiam beberapa saat Mbak Yani mulai bicara dengan suara menahan perasaan..
"Aku baru putus sama Mas Ary.. cowok an itu ternyata punya pacar lagi dan hamil..” Pelupuk mata Mbak Yani tampak berkaca-kaca.

"Tega-teganya dia berbuat seperti itu.. padahal sudah empat tahun kami pacaran dan aku tidak pernah sedikitpun mengecewakan dia.
Apa semua cowok seperti itu Don..?"

"Nggak semua begitu mbak.. Sudah.. lupakan saja semua yang sudah terjadi..
Mbak Yani masih punya banyak waktu untuk memulai lagi yang baru. Masih banyak cowok yang baik dan pantas buat Mbak Yani..”
kataku sambil memegang tangannya. Mbak Yani tampak mencoba tersenyum, manis sekali.

"Eh, mbak.. gimana kalau kita jalan-jalan naik motorku.. biar Mbak Yani nggak sedih terus gitu..
kita minum bajigur di Jalan Supratman yukk..” aku mencoba menawarkan jasa. Mbak Yani mengangguk setuju.

Kamipun meluncur ke Jalan Supratman. Itulah pertamakali aku mengajak Mbak Yani naik Honda GL-Pro kesayanganku.
Kesedihannya perlahan mulai mencair dan Mbak Yani mulai banyak menceritakan kekesalannya pada Mas Ary, bekas cowoknya.
Aku hanya mengangguk-angguk sambil terus memegang tangannya yang melingkar di pinggangku.

Sampai di warung bajigur di Jalan Supratman kami langsung mencari tempat duduk yang enak untuk ngobrol.
Aku tau Mbak Yani sangat butuh tempat untuk mencurahkan semua kekesalannya.

Sambil kami menikmati bajigur dan gorengan Mbak Yani masih terus bercerita panjang lebar..
Aku jadi pendengar yang baik sambil sekali-sekali mengiyakan dan mencoba menghiburnya.

Setelah Mbak Yani puas menceritakan semua uneg-unegnya kamipun pulang.
Sepertinya Mbak Yani betul-betul terlepas dari beban kesedihannya.. dia mulai bisa bercanda lagi seperti biasa.

Sepanjang jalan Mbak Yani memeluk pinggangku dengan erat.. kepalanya disenderkan ke punggungku.
Aku senang sekali bisa membuatnya terhibur.

Sampai di rumah kira-kira jam 10 malam, aku mengantar Mbak Yani ke tempat kosnya.
Saat aku mau pulang tiba-tiba Mbak Yani memegang tanganku..

"Don, kamu jangan langsung pulang ya.. temenin Mbak nonton TV sebentar..” aku mengangguk.

Tidak seperti biasanya, kali ini Mbak Yani kelihatan begitu manja padaku. Di ruang TV ia merebahkan kepalanya di pangkuanku.
Ah.. ini kesempatan yang nggak akan datang duakali.. pikirku.
Sementara tangan kiriku memegang tangan kirinya, tangan kananku membelai-belai rambutnya yang lembut dan harum.

Suasana malam itu menjadi terasa romantis. Perlahan-lahan naluri kelaki-lakianku mulai bangkit.
Dengan lembut kucium pelipis Mbak Yani.. dia diam saja tapi tangannya meremas tanganku.

Sekali lagi pelipisnya kucium.. kali ini Mbak Yani membalikkan wajahnya dan menatapku.
Tanpa pikir panjang aku perlahan-lahan mendekatkan bibirku pada bibirnya dan kami mulai berciuman.
Ahh.. Bibirnya terasa hangat dan lembut sekali di bibirku.

Mbak Yani melepaskan bibirnya.. "Don.. nggak enak di sini, kita di kamar aja ya..”
Kamipun masuk ke kamar dan Mbak Yani langsung mengunci pintu.

Masih dalam posisi berdiri.. sambil kubelai rambutnya kembali bibir kami saling melumat.
Tanganku perlahan-lahan mulai menjelajahi tubuhnya.

Saat tanganku menyentuh payudaranya.. Mbak Yani mendadak melepaskan ciumannya..
"Don.. jangan..” tapi dari tatapannya aku merasa kalau Mbak Yani ragu.. antara mau dan malu.

Aku hanya tersenyum.. lalu bibir kami kembali saling melumat.
Kuulangi lagi tanganku menjalari tubuhnya perlahan-lahan hingga akhirnya sampai kembali di payudaranya.

Kali ini Mbak Yani tidak menolak.. malah bibirnya semakin kuat memagut bibirku dan lidahnya terus melilit lidahku.
Perlahan-lahan kuremas payudaranya dengan lembut.

Mbak Yani semakin erat memelukku dan tangannya juga mulai aktif menggerayangi punggungku.
Satu demi satu kancing bajunya kubuka.. tak ada tanda-tanda Mbak Yani melarangku.

Akhirnya tanganku mulai berani masuk ke sela-sela BH-nya dari bawah.
Ah.. betapa empuk dan hangatnya payudara gadis cantik ini.
Payudaranya jelas tidak sebesar punya Tante Nita tapi yang pasti terasa lebih kencang dan mulus.

Ketika jariku mulai menyentuh puting susunya yang mungil Mbak Yani mulai menggeliat terangsang.
Perlahan-lahan kulepas baju Mbak Yani.. lalu kemudian BH-nya.

Akupun melepas bajuku.. sehingga kami berdua berciuman dalam keadaan telanjang setengah badan.
Mbak Yani kemudian mengajakku ke tempat tidurnya.. ia langsung merebahkan diri dan menarik tanganku untuk berbaring di sebelahnya.

Di atas tempat tidur, sambil bibir kami saling melumat.. tangan kananku terus aktif memainkan payudara dan putingnya.
Mbak Yani makin terangsang dan mulai berdesah-desah keenakan.. "Ah.. mmh.. mmhhh..”

Kemudian tanganku mulai berpindah ke bawah.. perlahan-lahan kubuka kancing dan ritsleting celana jinsnya.
Tanganku mulai menyelinap ke balik celana dalamnya.

Kurasakan bulu-bulu halus di sekitar vagina Mbak Yani.. kemudian jariku menemukan belahan vaginanya yang hangat dan mulai basah.
Saat jari tengahku menyentuh klitorisnya.. Mbak Yani mendesah kuat tertahan sambil memegang tanganku.. "Mmmhhh.. uuuhh.."

Tak lama.. kepalaku mulai turun ke bawah.. ke arah payudara Mbak Yani.
Sementara tanganku terus mengeksplorasi klitoris dan lubang vagina Mbak Yani..
lidahku yang nakal mulai menjilati payudara dan putingnya.
Kadang-kadang putingnya kuemut dan kuisap sambil kupermainkan dengan lidah.

Mbak Yani terus menggelinjang keenakan.. sambil tangan kirinya meremas rambutku.. sementara itu nafasnya terdengar mulai berat.
"Mbak, aku lepas semua ya..?” Kataku sambil melepaskan celana jins dan celana dalam dari kakinya. Mbak Yani hanya diam pasrah.

Aku lalu melepaskan celanaku sendiri sehingga kami berdua terbaring di tempat tidurnya tanpa sehelai benangpun.
Sejenak kutatapi seluruh tubuh Mbak Yani, indah sekali.

Lekuk tubuhnya nyaris sempurna dan mulus sekali tanpa cacat sedikitpun.
Payudaranya yang berukuran sedang menyembul kencang dengan putingnya yang mungil berwarna sedikit lebih gelap dari kulitnya.

Sementara itu di vaginanya tampak ditumbuhi bulu-bulu halus yang mencoba menutupi belahannya..
yang terlihat basah dan berwarna merah muda.

"Mbak Yani cantik sekali.. indah luar biasa..” pujian spontan keluar dari mulutku.
Mbak Yani hanya tersenyum malu.. kulihat wajahnya yang putih berubah memerah. Ah.. Mbak Yani, sekarang nilaimu kutambah jadi 9..!

Perlahan-lahan aku mengambil posisi di antara kedua kakinya.
Kuangkat kaki kiri Mbak Yani dan betisnya kujilati.. perlahan-lahan jilatanku bergeser ke lutut lalu ke daerah pahanya.

Akhirnya sampailah aku di pangkal pahanya. Dengan lembut kusibakkan bulu-bulu halusnya..
jari-jariku mulai membuka belahan vaginanya.. sehingga lubang vagina Mbak Yani dan klitorisnya yang mungil tampak jelas.

Crlup.. Langsung kukecup vagina Mbak Yani dan kujilati liangnya dengan penuh semangat..
sementara Mbak Yani tergolek pasrah sambil memejamkan mata.

Uahhh.. Aroma vagina Mbak Yani yang khas membuatku semakin bernafsu.

Saat klitorisnya kupermainkan dengan lidahku Mbak Yani mendesah lagi dan menekan kepalaku dengan kedua tangannya..
"Aahhh.. Doni.. Mmhh..”

Tidak sampai 5 menit Mbak Yani mulai tidak tahan dan minta berhenti..
"Stop dulu Don.. Mbak udah nggak tahan.. nanti keluar.. Mbak mau gantian, boleh..?"

Aku melepaskan kepalaku dari selangkangan Mbak Yani dan pindah berbaring di sebelahnya.
Mbak Yani bangkit memegang penisku dan langsung menjilatinya sambil tangannya meremas buah zakarku.

Mbak Yani tidak membiarkan satu bagianpun dari penisku yang bebas dari jilatan lidahnya..
semuanya dijilati habis mulai daripangkal penis sampai kepala penis dan lubangnya.

Bahkan sesekali ia menjilati bola pingpongku sampai ke bagian pangkalnya..
sehingga menimbulkan rasa geli-geli nikmat yang luar biasa.

Setelah puas dengan lidahnya.. ia mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya.
Sambil bibirnya mengisap.. Mbak Yani terus mempermainkan batang penisku dengan lidahnya.

Luar biasa.. tidak kusangka Mbak Yani yang cantik dan sehari-hari demikian sopan dan lembut..
ternyata sangat mahir dalam mempermainkan penis seorang pria.

Pinggulku tanpa sadar mulai bergerak-gerak mengimbangi rangsangan Mbak Yani.. dan aku mulai mendesah-desah keenakan..
"Mmh.. Mbak.. enak Mbak.. terusin Mbak..”

Sementara aku menikmati oral Mbak Yani.. tanganku menyelinap di bawah perutnya dan mulai menjelajahi selangkangannya.
Aku langsung kembali mengusap-usap klitoris Mbak Yani yang sudah sangat basah dan mengeras dengan jari tengahku.

Tidak berapa lama kemudian badan Mbak Yani terasa mulai bergetar tak teratur..
ia langsung melepaskan penisku dan menarik tanganku dari klitorisnya.

"Doni.. masukin sekarang ya.. Mbak hampir nggak tahan..”
katanya sambil merebahkan diri di sampingku dengan nafas yang terengah-engah.

Aku bangkit.. Mbak Yani langsung mengangkat lutut dan membuka kakinya.
Celah vagina Mbak Yani tampak sedikit terbuka dan sudah basah oleh cairannya sendiri.

"Mbak, kalau Doni keluar di dalam bagaimana..?" Tanyaku.
"Enggak apa-apa.. Mbak baru selesai mens dua hari yang lalu jadi sekarang masih aman..” katanya sambil tersenyum menantang.

Ah.. Mbak Yani, tergeletak pasrah seperti itu membuatnya tampak seksi sekali dan aku menjadi sangat terangsang.
Penisku terasa mengeras dan membesar siap meledak.

Aku ingin segera menindih tubuhnya dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya.
Langsung kuarahkan penisku ke selangkangannya..
perlahan kubuka bibir vagina Mbak Yani dan kepala penisku kuletakkan tepat di atas lubang vaginanya.

Slebb.. Dengan dorongan yang perlahan tapi pasti.. masuklah seluruh penisku ke dalam lubang Mbak Yani.
"Mmhh..” Mbak Yani mendesah perlahan sambil menggigit bibirnya. Gila.. rasanya enak banget.

Erghhh.. Dibanding dengan punya Tante Nita jelas vagina Mbak Yani lebih fresh dan lebih sempit. Nikmat sekali..
Aku merasakan batang penisku dari pangkal sampai ujung seperti dicengkeram oleh dinding-dinding vagina Mbak Yani.

Sambil kucium lehernya.. kumasukkan penisku dalam-dalam..
kutahan beberapa saat untuk meresapi sensasi nikmat yang diberikan oleh vagina Mbak Yani.

Akhirnya pinggul Mbak Yani mulai bergerak-gerak meminta aku untuk menggesek-gesekkan penisku.
Akupun mulai menggerak-gerakan pinggulku untuk menancapkan penisku berulang-ulang ke dalam vagina Mbak Yani.

Sementara itu tangan kiriku menggenggam tangan kanan Mbak Yani..
dan tangan kananku meremas payudara serta mempermainkan putingnya.

Mata Mbak Yani tampak terpejam dan bibir bawahnya terus digigit menahan nikmat.
Kami berganti posisi berkali-kali.. kadang Mbak Yani di atas.. lalu kembali aku yang di atas.

Kira-kira setelah limabelas menit berlalu kurasakan gerakan Mbak Yani makin lama makin kuat..
Tak kalah.. pun desahannya makin sering.. serta nafasnya semakin berat. Sementara itu tangannya makin erat memelukku.

Kelihatannya Mbak Yani sudah hampir orgasme dan akupun mulai merasakan dorongan yang sama..
aku sudah hampir kehilangan kontrol.

"Doni.. mmhh.. Mbak udah hampir keluar.."
"Doni juga Mbak, kita barengan ya..”

"Mmmh.. Doni.. Mbak nggak tahan lagi.. Aaah..”
Pinggul Mbak Yani terasa menyentak-nyentak ke atas.. akupun menusukkan penisku makin cepat dan makin dalam..
sampai akhirnya kenikmatan puncak itu sudah tidak dapat kami tahankan lagi..

"Donii.. Uuuhhhh.. aaahhhhh..” Srrr.. srrr.. srrrr.. srrrr..
"Mbak Yani.. Aaaaghhhh..” crett.. crett.. crett.. crett..

Kupeluk Mbak Yani erat-erat dan diapun mencengkeram punggungku dengan sekuat tenaga..
kami orgasme bersamaan dengan penisku tertanam dalam-dalam di vagina Mbak Yani sambil mengeluarkan seluruh isinya.
Sebuah orgasme yang luar biasa nikmat.

Kami berpelukan cukup lama.. sampai akhirnya aku mulai merasakan kelelahan akibat orgasme yang intens.
Kukecup bibir Mbak Yani dan aku merebahkan diriku di sampingnya.

Mbak Yani terlihat terengah-engah kelelahan.. matanya masih terpejam dan mulutnya sedikit terbuka.
Kupandangi wajah Mbak Yani yang basah oleh keringat tampak begitu cantik dan seksi dalam kelelahannya.

Tapi tiba-tiba kulihat ada airmata yang menetes dari kedua ujung matanya.
Aku tersadar kalau aku mungkin telah melakukan perbuatan yang tidak seharusnya kulakukan.
Aku telah mengambil kesempatan dari kerapuhan emosi Mbak Yani saat dia sedang patah hati..

"Mbak.. Doni minta maaf mbak.. seharusnya Doni nggak begitu sama Mbak Yani..” kataku sambil membelai rambutnya.
Mbak Yani mengusap air matanya dan menatapku sambil tersenyum.

"Nggak apa-apa Don.. Mbak nggak nyesel melakukan ini dengan kamu. Mbak hanya teringat sama si Ary an itu.
Mbak sudah menyerahkan segalanya sama dia.. dan sampai kami putus Mbak tidak pernah dengan orang lain selain dia. Tapi ternyata ..”

"Sudahlah.. Mbak.. nggak usah diingat lagi..” aku spontan meletakkan telunjukku di mulutnya..
supaya Mbak Yani tidak terus bicara mengenai bekas cowoknya.

Aku lega.. karena bukan aku yang menyebabkannya menangis.. langsung kubelai lagi rambut Mbak Yani dan kukecup lembut bibirnya.
Kubiarkan Mbak Yani merebahkan kepalanya di dadaku sambil kupeluk.

Malam itu terasa begitu indah sekali.. sayang sekali aku tidak bisa menginap di rumah Mbak Yani.
Aku tidak ingin Mbak Yani diusir dari tempat kosnya gara-gara aku.

Sejak saat itu hubunganku dengan Mbak Yani menjadi semakin dekat..
Dan setiap ada kesempatan kami tidak segan-segan mengulangi lagi apa yang kami perbuat malam itu.

Mbak Yani tidak pernah menyesalinya.. apalagi aku.
Tapi hubunganku dengan Mbak Yani tetap seperti adik-kakak.. sekalipun sebenarnya aku mengharapkan bisa menjadi kekasihnya.

Tampaknya Mbak Yani masih belum mau menjalin kisah asmara baru dengan siapapun.
Hubunganku dengan Mbak Yani tidak berlangsung lama.. karena tujuh bulan setelah itu Mbak Yani lulus dan kembali ke Malang.

Sebelum kami berpisah Mbak Yani sempat meneraktirku menginap semalam di Hotel Putri Gunung.. Lembang.
Katanya Mbak Yani mau punya kenangan indah denganku.
Kami menikmati malam terakhir itu dengan bersetubuh sepanjang malam.. sampai kami benar-benar lelah dan tertidur pulas hingga siang.

Begitu bangun tidur kami langsung melakukannya lagi, di tempat tidur.. di lantai.. dan juga di bathtub.
Kalau kelelahan kami hanya berbaring tanpa busana sambil berpelukan.. menunggu energi kami pulih kembali.

Kami hanya keluar kamar untuk makan dan sekadar jalan-jalan di sekitar hotel.. setelah itu kami kembali ke kamar untuk bercumbu..
bersenggama.. dan menikmati setiap detik kebersamaan kami yang terakhir.
Kami pulang kembali ke Bandung dalam keadaan lelah dan benar-benar puas.

Lima tahun kemudian.. aku menerima sebuah undangan perkimpoian bertuliskan: ‘Kepada Adikku Tersayang..’

Aku bersyukur ternyata kakakku yang cantik itu akhirnya menikah juga dengan pria pilihannya.
Calon suaminya seorang pengusaha real-estate.

Aku datang ke pesta pernikahannya di Malang dan memberikan selamat serta doa..
Mbak.. semoga suamimu tidak pernah membuatmu menangis seperti dulu. (. ) ( .)
------------------------------------------------------
 
Gilaaak... Selalu sukses ya Suhu... Yahud banget cerita-ceritanya.
 
----------------------------------------------------------

Cerita 95 – Tetangga Kostku

Santi

Kisah
nyata ini terjadi di tahun 1993.. ketika aku baru lulus dari SMA dan diterima di salahsatu perguruan tinggi negeri di kota Bandung.
Saat itu aku masih sangat polos dan belum berpengalaman di dunia esek-esek.

Perlu pembaca ketaui.. aku orangnya alim.. pendiam.. dan rada kutu buku. Tinggi tubuhku sekitar 175 cm dengan berat tubuh sekira 60 kg.
Sedikit kurus memang.. tapi mengenai tampang dijamin oke punya. Pokoknya aku tidak pernah kesulitan mendekati cewek sewaktu SMA.

Kost pertamaku berlokasi di Jln. Cihampelas yang merupakan bangunan tua –dekat BUN, sekarang sudah menjadi kompleks Perumka..–
Walaupun bangunan tua.. namun aku sangat menyukai kost tersebut karena bentuk bangunannya yang terbuka..
dan tidak berbentuk rumah tinggal.

Kost-nya terdiri dari kamar-kamar yang berderet. Tiap kamar mempunyai kamar mandi sendiri-sendiri.
Yang istimewa di kost ini adalah kebebasannya.

Pemilik kost tersebut jarang datang dan anak kost bisa melakukan apa saja di kost tersebut.
Tapi berhubung Bandung adalah kota pelajar.. hampir semua anak kost di sana adalah mahasiswa.

Kamarku berada di pojok.. dan tetanggaku adalah seorang cewek manis yang berasal dari Jakarta.
Dia adalah mahasiswi tingkat akhir di jurusan Sastra Inggris.. yang dulu kampusnya berada di Jalan Cihampelas.

Namanya Santi. Aku ingat waktu pertamakali bertemu dengannya, dia selesai mandi dan kelihatan segar sekali..
aku sudah langsung tertarik dan ngaceng.. –maklum.. waktu itu masih perjaka ting-ting dan nafsuku memang besar sekali..–

Tapi aku yakin.. tiap cowok normal pasti akan ngaceng jika melihat bentuk tubuh Santi yang sangat indah.
Payudaranya ngga terlalu besar.. –mungkin ukurannya cuma 32..– tapi mancungnya minta ampun.

Dan tambahan lagi pinggulnya yang menjulang.. seakan menantang tiap cowok untuk menyentuh dan meremasnya.
Tapi aku paling suka pada matanya, sangat bulat, polos dan begitu jernih. Dan hidungnya, bagus sekali.

Santi sebenarnya sudah mempunyai seorang pacar yang saat itu sedang kerja di Jakarta.
Rencananya sih mereka mau married tahun depan. Nah.. saking sibuknya sang cowok cuma bisa datang tiga bulan sekali.

Aku kasihan juga pada Santi.. habis orangnya agak cerewet dan manja serta tidak bisa ditinggal sendirian.
Maunya sih ada orang yang terus menemaninya buat ‘main’ dan curhat.

Waktu itu aku masih miskin.. –sekarang masih miskin juga sebenarnya..– jadi di kamarku ngga ada komputer maupun TV..
sedangkan di kamarnya.. Santi punya TV.. video.. komputer.. kulkas.. tape.., dll. Kelihatannya cukup berduit juga tuh anak.

Karena sering tidak ada kesibukan.. aku sering nongol dan numpang nonton TV di kamarnya.
Jadinya klop kan..? Dia ingin Curhat.. dan aku ingin nonton TV. Hehe..

Suatu hari aku baru sadar kalau kamar mandiku dan kamar mandinya letaknya bersebelahan..
dan di kamar mandi kita ada lubang angin di atapnya.

Hehe.. karena kebetulan aku kuliah di jurusan Arsitektur.. otakku mesumku langsung jalan.
Aku mikir.. kalau aku manjat ke atap lewat lubang angin di kamar mandiku.. tentunya aku bisa jalan ke atap kamar Santi dan ngintip dia.
Langsung deh ‘adikku’ berontak.. haha..

Keesokan harinya, jam 9 pagi aku mendengar ada gemericik air di kamar mandi Santi.
Semangatku langsung bangkit dan pelan-pelan, aku menaruh kursi di kamar mandiku untuk memanjat ke atap.
Dadaku berdebar kencang, sedikit takut tapi kepingin.

Tanpa suara aku berhasil memanjat ke atas. Atapnya sangat berdebu dan banyak kabel listriknya.
Aku harus hati-hati, pikirku kalau mati kesetrum karena ngintip cewek mandi kan nggak lucu.

Dengan berjingkat-jingkat sampai juga aku ke atas kamar mandinya. Tetapi aku ngga berani melihat langsung lewat lubang angin..
Takut ada bayanganku di bawah dan mungkin saja dia melihat ke atas.. kan..?

Dasar lagi 'beruntung'.. aku melihat lubang kecil di atap kamar mandinya.
Ukurannya cuma sekitar 1 cm.. tapi buat yang sering ngintip tentu ngerti kalau ukuran ini sudah jauh dari cukup.

Dengan posisi berlutut aku mulai ngintip ke bawah melalui lubang tersebut. Jrengg..!
Di kamar mandi.. kulihat Santi sedang menyabuni tubuhnya. Dari atas aku bisa melihat hampir seluruh tubuhnya.

Yang pertama menangkap perhatianku adalah payudaranya dan puting susunya yang mungil dan berwarna coklat muda.
Bentuknya sangat bagus, sedikit kecil namun sesuai dengan imajinasiku sebelumnya..
Ahh.. bentuknya bagus banget.. dan kelihatannya amat kenyal dan kencang. Amboi.. aku sampai gemetar dan nafasku memburu.

Sambil bernyanyi kecil, Santi menyabuni pundaknya, payudaranya, lalu turun ke bawah, pahanya.. dan.. yaa ampun..!!
Dia mengangkangkan kakinya sedikit.. lalu menyabuni daerah kewanitaannya.

Plass..! Dengan jelas aku bisa melihat bulu kemaluannya.
Ngga terlalu lebat.. dan menurutku termasuk tipis.. tapi siapa yang peduli.. ya ngga..!? Hehe..

Aku terus mengintip.. sampai dia sirami tubuhnya dengan air.. lalu mengelap tubuh..
terus mengenakan CD warna putih.. celana pendek dan kaos.. tanpa BH.

Saat itu aku sudah ngga tahan lagi. Buru-buru aku turun ke kamar mandiku lalu melakukan onani.
Cepat sekali aku keluarnya.. habisnya udah terangsang banget sih.. hihihi..

Setelah itu dengan alasan mau meminjam koran, aku langsung ke kamar Santi. Bayangannya waktu mandi terus berada di benakku.
Jadi waktu ngobrol dengannya, aku ngaceng terus –walaupun sudah ejakulasi..–

Waktu Santi menunduk untuk ngambilin koran.. dari kaosnya yang agak longgar itu aku bisa melihat payudaranya.
Ampun deh.. kali ini cuma berjarak sekitar 1 meter dariku.. tapi karena masih polos aku ngga berani berbuat sesuatu.
Aku cuma mengucapkan terimakasih, lalu balik ke kamarku dan melakukan onani lagi.

Hubunganku dengan Santi semakin bertambah intim. Kita selalu makan bareng dan nonton TV bareng.
Kalau malam minggu dan cowoknya tidak datang, kita pasti jalan ke BIP atau nonton. Kadang ke diskotik di jalan Cihampelas.

Tapi kita ke diskotik cuma untuk disco dan mendengarkan musik, tidak pernah tripping.
Aku sampai sekarang masih bersih dari yang namanya drugs.

Sering aku nonton TV sampai larut malam dan kalau dia ngantuk, dia tidur duluan.
Tempat tidurnya menghadap TV.. dan aku duduk di atas karpet di sebelah tempat tidurnya.

Suatu ketika, saat aku nonton bola sampai larut dan dia sudah tidur, aku jalan ke tempat TV untuk mengganti channel.
Ketika aku balik aku berjalan ke arahnya.

Waktu itu pahanya agak terbuka dan lewat celah-celah celana pendeknya aku bisa melihat celana dalamnya.
Wuihh.. warnanya putih bersih.. dan lewat celana dalamnya aku bisa melihat bentuk segunduk daging kemaluannya.

Ampunn dahh..! Waktu itu aku ingin sekali meraba pahanya dan celana dalamnya, sayang keberanianku belum cukup.
Aku cuma bisa membayangkan dan mengkhayal saja.

Sampai suatu hari.. aku ingat itu hari Minggu.. Santi baru balik dari Jakarta.
Sekitar jam 10 malam aku sudah nongol di kamarnya.. "San, gimana perjalanan ke Jakarta..? Capek nggak..?" Tanyaku.

"Iya, capek banget, abis tadi nggak dapat tempat duduk di kereta dan cuman berdiri atau duduk di lantai..” jawab Santi sambil tiduran..
"Pinggangku serasa mau patah..” sambungnya.

Sambil bercanda aku bilang.. "Kalau lagi pegel paling enak di pijat, gitu-gitu aku pintar pijat lho.."
Ternyata tidak disangka-sangka Santi menjawab..

"Beneran nich, tolong dong pijatin aku.. capek banget nich. Besok aku traktir makan dech.."
Dengan semangat 45 langsung kubilang.. "Oke deal.."

Hehehe.. Aku ketawa iblis dalam hati.. tanpa ditraktir pun aku bersedia.. dan pasti mau banget..!
Aku lantas memintanya telungkup dan mulai memijatnya.

Sebenarnya aku ngga tau caranya memijat orang.. cuma aku punya pengalaman beberapakali ke panti pijat.
Jadi pura-puranya aku berpengalaman saja. Haha..

Aku mulai memijat telapak kakinya dengan jempolku. Pelan dan sedikit bertenaga.
"Sakit nggak San..? Kalau sakit bilang-bilang ya..?" Kataku menyarankan.
"Nggak.. Enak kok..” sahut Santi.

Sekitar sepuluh menit kemudian, pijatanku naik ke paha bawahnya.
Nafasku mulai cepat dan aku bisa merasakan suhu tubuhku mulai naik. Pahanya mulus sekali, mulus dan putih.

Aku merasa tanganku agak dingin.. tapi tidak tau deh Santinya merasakan hal yang sama denganku atau tidak.
Tapi aku tidak berani memijat pahanya terlalu ke atas. Sampai batas celana pendeknya saja, tapi sudah cukup oke.

Aku bergantian memijat paha kiri dan kanannya. Waktu itu aku melihat Santi menikmati pijatanku dan hampir tertidur. Matanya tertutup.
Sekitar 15 menit kemudian, aku mulai memijat pinggangnya melewati pinggulnya.. tapi dengan perasaan takut.

Dari pinggang, aku naik ke atas untuk memijat pundaknya.
Sebelum naik ke pundaknya, kupindah tangannya dari posisi di samping tubuh ke atas –posisinya seperti Superman ketika terbang..–

Sewaktu aku memijat daerah atas pinggang, aku sengaja memijat ke arah samping tubuhnya..
sehingga bisa merasakan gumpalan samping payudaranya.

Dia tidak memakai BH.. jadi tanganku dengan leluasa merasakan gumpalan tersebut –walaupun sedikit, namun berarti sekali..–
Saat itu tubuhku sudah panas sekali dan aku bisa merasakan wajahku yang panas dan merah.

Aku melihat ke wajah Santi dan aku sangat senang ketika melihat wajahnya juga memerah. Wah.. kupikir, dianya juga mulai horny nih.
Pijatanku lalu kuteruskan ke pundak, leher dan kepalanya. Waktu memijat kepalanya.. aku mengelus belakang telinganya..
–dari buku aku tau ini merupakan daerah sensitif cewek..–

"Gimana, enak nggak San..?" Tanyaku dengan suara yang sedikit gemetar.
"Wah, enak banget, kerja sampingan loe jadi tukang pijat kali..” jawab Santi.

"Kalau ada baby oil dan mijat ke kulit langsung, jauh lebih enak San.." Pancingku.
Ternyata umpanku langsung disambar. Dia naikkan kaosnya sampai hampir ke pundaknya lalu dia bilang..
"Sayang aku kagak ada baby oil, tapi coba sekarang.."

Saat itu aku sudah terangsang sekali melihat kulitnya yang putih bersih. Dari samping aku bisa melihat gumpalan payudaranya.
Seperti yang kulihat sebelumnya, tidak terlalu besar, tapi putih sekali.

Perlahan-lahan aku mulai memijat pinggangnya.. yang kali ini tanpa kaos.
Pijatanku kali ini kuarahkan ke bawah sedikit dan menyentuh batas celana pendeknya.

Keberanianku mulai timbul, dengan perlahan aku menurunkan celana pendeknya.. sehingga aku bisa melihat belahan atas pantatnya.
Wuahh.. Putih.. dan Santi cuma diam.

Aku memijatnya terus dan sedikit turun ke bawah.. kali ini aku memijat pantatnya yang masih tertutup celana pendek.
Amboi.. kencang sekali.

Setelah itu tanganku mulai naik ke atas.. dan memijat bagian samping lagi.
Kali ini aku bisa menyentuh pinggiran payudaranya secara langsung.
Nafasku mulai memburu dan aku semakin berani saja.. karena Santi cuma diam dan memejamkan matanya yang bagus.

Entah setan mana yang masuk ke dalam kepalaku.. pijatanku turun lagi ke daerah pinggulnya..
Dan kali.. pelan-pelan ini kuturunkan celana pendek berikut celana dalamnya sampai aku bisa melihat seluruh pantatnya.

Dari atas aku sudah bisa sedikit melihat bagian kemaluannya yang berwarna merah. "Ahh.. loe bandel amat sich..?" Kata Santi perlahan.
"Tenang aja San.. loe tiduran aja, pasti enak kok.." padahal aku sendiri sudah gemetar tidak karuan, masih memintanya tenang.

Aku menatap pantatnya yang putih bersih.. di pantat kanannya ada tahi lalat yang cukup besar.
Aku masih ingat karena tahi lalat tersebut sangat kontras dengan kulitnya yang putih bersih.

Aku meremas pantatnya, secara perlahan.. lalu naik ke atas memijat pinggangnya.
"San, celana loe mengganggu banget, aku buka ya..?" Aku memberanikan diri untuk maju selangkah lagi.

"Ah.. ehm.. apa perlu Gus..?” Kata Santi ragu.
"Oh.. oke.. oke.." Kataku, sedikit kecewa..

"Aku cuma pingin loe rileks dan menikmati.." Santi cuma diam..
Kutafsirkan sikapnya sebagai undangan untuk melanjutkan pijatanku.

Sekarang aku ganti strategi.. aku mulai memijat payudaranya dari samping. Pertama aku cuma bisa menyentuh sedikit buah dadanya..
Tapi.. lama-lama tanganku menyusup perlahan ke bawah.. dan mulai mencari puting susunya.

Rbbb.. Kuremas payudaranya perlahan.. dan ketika jariku menyentuh puting susunya aku merasakan puting susunya sudah keras sekali.
Saat itu posisi tubuhnya tidak telungkup lagi. Tubuhnya sedikit miring untuk memberikan tempat bagi tanganku meremas susu kirinya.

Jariku bermain di putingnya, memutar-mutar putingnya seperti sedang mencari frekwensi radio.
Saat itu aku mulai mendengar desahan Santi.. "Ahh.. ahh.."

Dengan sedikit memaksa, aku membalikkan posisi tubuhnya.
Sekarang dia berbaring menghadap ke atas.. dan untuk pertamakalinya aku melihat payudaranya langsung dari depan.

Mancung dan putih. Puting susunya berwarna coklat muda.
Kudekatkan mulutku dan mulai menjilat puting susunya sambil terus meremas payudaranya.

Santi sendiri sepertinya sudah terangsang berat.. tangannya mengusap dan kadang menarik rambutku.
Aku yang sudah terangsang hebat langsung menggerakkan tanganku ke daerah kemaluannya..
yang masih tertutup sebagian oleh celana dalamnya.

Mungkin terlalu cepat aku menyentuh daerah jembutnya.. tiba-tiba dia menangkap tanganku.
"Jangan Gus.. aku mau married bulan depan.." kata Santi dengan wajah memelas.

Ahh.. Mulanya kasian juga aku melihat raut mukanya yang memelas tapi horny itu.
Perlahan dia berusaha untuk duduk sembari menurunkan kaosnya menutupi ketelanjangan payudaranya.

Aku sedikit tertegun.. “Eh, udahan nih..?” Tanyaku masygul.
Santi tak menjawab, dengan pelan ia beringsut dan menjulurkan tangan ke arah celana pendeknya yang tadi hampir berhasil kugusur.

Tetapi ketika dia tengah berusaha menaikkan celananya tesebut.. dengan tiba-tiba kuserbu..
Kuterkam tubuhnya hingga Santi kembali terlentang di atas ranjang.

Tanpa buang waktu langsung kulumat bibirnya. Santi gelagapan dan berusaha menolakkan tubuhku yang jadi menindihnya.
Kupeluk tubuh indah itu dan kuresapi kehangatan dan kemulusannya.
Santi pasti dapat merasakan benda keras di balik celana dalamku bersentuhan dengan daerah kemaluannya.

Ia masih berusaha memalingkan wajahnya ketika bibirnya kuserbu..
tapi ruang geraknya yang terbatas membuatku berhasil juga melumat bibirnya.

Tapi apa daya seorang gadis.. melawan pemuda sepertiku yang juga sering berolahraga..
hal itu terlihat dari otot-ototku yang kejal karena rajin melatihnya.

“Mmhh.. uummm..!”
Gumamku tanpa sadar.. saat menciumi Santi dan berusaha memasukkan lidahku ke mulut gadis itu yang masih menutup.
Santi sendiri pasti dapat merasakan embusan nafasku itu pada wajahnya, hangat.

Dia merasa gamang.. antara gairah dan penolakan.. tapi toh aku tau jika akhirnya pertahanannya bobol juga..
karena sulit bernafas dan aku terus merangsangnya dengan menggerayangi tubuhnya.

Lidahku pun mulai bermain-main di rongga mulutnya.. Santi tidak sanggup lagi mengelak dari serangan lidahku itu..
karena setiapkali lidahnya bergerak yang terjadi adalah saling beradu dengan lidahku..
sehingga diapun akhirnya membiarkan lidahku menari-nari di mulutnya.

Sekilas kutatap wajahnya, matanya terpejam dengan airmata membasahi kelopak matanya.
Percumbuan itu membuat nafasnya makin memburu..
Kurasakan tubuhnya bertambah panas.. perasaan aneh yang mungkin baru pernah dialaminya.. yang lazim disebut birahi.

Perlahan ciumanku lalu merambat ke dagu..leher.. juga telinganya.. hal ini membuat birahi Santi makin tak terbendung saja..
terlihat dari tubuhnya yang sudah mulai rileks menikmati setiap rangsangan yang kuberikan.

“Enak kan Nti rasanya..?” Tanyaku itu waktu menjilat telinga Santi.
“Eengghh.. sudah Gusss.. jangan.. diterusin..” Santi mendesah antara menolak dan tidak.

Tanganku semakin liar menggerayangi tubuh gadis itu..
Kini sudah mulai 'lebih nekad'.. memasuki celana dalamnya dan menyentuh permukaannya yang berbulu.

Kurasakan tubuh Santi tersentak saat jari-jariku merambah masuk dari balik celana dalamnya..
meraba bibir kemaluannya, seperti ada sengatan listrik yang membuatnya berkelejotan.

“Jangan Guss.. jangan di sana..” Santi mengiba sekali lagi.
“Eh. Hmm.. tenang Nti, enjoy aja, cuma pegang-pegang aja kok..!”

Clrupp. Kembali kulumat bibir Santi untuk membungkamnya.
Kurasakan tubuh Santi pun bergetar.. dari mulutnya yang sedang kucumbui terdengar desahan tertahan.

Dia harus mengakui bahwa dirinya terangsang berat sekalipun nuraninya menolak..
memang suatu dilema yang membuatnya bingung.. sehingga perasaan itu cuma bisa dicurahkannya lewat airmata.

Kurasakan daerah bibir kemaluannya semakin basah.. seiring dengan gesekan jari-jariku yang semakin intens.
Tanpa dia sadari lidahnya membalas lidahku yang sejak tadi mengorek-ngorek mulutnya, saling jilat dan saling beradu.

Hal itu berlangsung sekira lima menitan lamanya.
Sekarang sama sekali tak memberontak.. saat kulumat bibirnya yang merah hangat dan lembut.. kusedot sedikit demi sedikit.

Mmm nikmat.. Kulepaskan kecupan bibirku dari bibir Santi.
Aku ingin melihat reaksinya.. ternyata saat kucium tadi ia memejamkan kedua belah matanya..

Dengan mata redup ia memandangku sedikit aneh.. namun wajah manisnya begitu mempesonaku..
bibir mungilnya yang kukecup tadi masih setengah terbuka dan basah merekah.

Aha.. lama-kelamaan pertahanannya melemah.. karena ia mulai kehabisan nafas dan pelukanku yang kencang pada tubuhnya...
mungkin terasa menyesakkan..
Lagipula aku tau jika Santi juga penasaran apa yang akan kulakukan padanya.. mungkin rasa keingintauannya mulai timbul.

Sambil menciumi bibirnya tanganku mulai meremas-remas payudaranya dari luar bajunya..
suatu sensasi baru yang dia rasakan pada tubuhnya.

Setelah puas menciumi bibir.. aku lalu mulai menjelajahi lehernya yang putih mulus sambil tangan kananku turun mengelusi pahanya.
Ketika tanganku sampai ke liang kemaluannya dan mulai menggosok-gosok celana dalamnya..
aku dapat mendengar lamat-lamat nafas Santi terengah-engah kegelian..

Dia seperti gerah.. seluruh wajah dan tubuhnya mulai dihiasi butir-butir keringat..
yang seolah berlomba-lomba keluar dari pori-pori tubuh indahnya.

Tangan kiriku bergerak semakin berani.. yang tadinya hanya meremas jemari tangan kini mulai meraba ke atas..
menelusuri dari pergelangan tangan terus ke lengan sampai ke bahu lalu turun ke arah gundukan payudaranya dan kuremas lembut.

Kupandangi gundukan bulat menantang bak buah apel dari balik baju kaosnya yang ketat.
Ahh.. Puting payudara putihnya yang kecil menerawang kelihatan penuh terisi oleh daging lunak yang sangat merangsang.

Kini jemari tangan kananku mulai semakin nekat menggerayangi pinggulnya yang tengah mekar itu..
Ketika jemariku merayap ke belakang kuusap belahan pantatnya yang bundar lalu kuremas gemas.

Aaah.. begitu lunak, hangat dan padat. “Aaaaahhh.. Jangaann Guuss..” kembali Santi merintih pelan.

Namun tak kuindahkan rintihannya. Jemari tangan kananku bergerak semakin menggila..
Kini aku bergerak menelusup ke pangkal pahanya yang padat berisi.. dan mulai mengelus gundukan bukit kecil .. bukit kemaluannya.

Kuusap perlahan dari balik celananya yang amat ketat.. kemudian kupaksa masuk jemari tanganku di selangkangannya itu.
Plep.. kini bukit kecil kemaluannya itu telah berada dalam genggaman tanganku.
"Nghhh..hhh.." Santi menggelinjang kecil.. saat jemari tanganku mulai meremas perlahan.. terasa empuk hangat dan lembut.

Kudekatkan mulutku kembali ke bibir mungilnya yang tetap basah merekah.
Secepat kilat bibir mungilnya yang hangat merekah.. kembali kukecup dan kukulum penuh nikmat.
Kuhayati dan kurasakan sepenuh perasaan kehangatan dan kelembutan bibirnya itu.. kugigiti lembut.. kusedot mesra.

Hidung kami bersentuhan lembut dan mesra.
Dengus nafasnya terdengar memburu saat kukecup dan kukulum bibirnya cukup lama..
Uhh.. aroma harum nafasnya begitu sejuk di dadaku.. memicu gairahku makin bergelora.

Kupermainkan lagi lidahku di dalam mulutnya.. persis seperti yang dilakukan para bintang film porno yang sering kutonton..
Pelan.. dengan mesra tetapi ragu-ragu.. Santi mulai berani membalas cumbuanku..
Mungkin naluri saja.. ia dengan menggigit lembut dan mengulum lidahku dengan bibirnya.

Aaah .. terasa nikmat dan manis saat kedua lidah kami bersentuhan, hangat dan basah.

Lalu kukecup dan kukulum bibir atas dan bawahnya secara bergantian.
Terdengar bunyi kecapan-kecapan kecil saat bibirku dan bibirnya saling beradu mengecup mesra.
Tak sangka Santi dapat membalas semua kecupanku dengan bergairah pula.

Jemari tangan kananku yang masih berada di selangkangannya mulai bergerak menekan ke gundukan bukit kemaluannya..
lalu kuusap-usap ke atas dan ke bawah dengan gemas.

Santi memekik kecil dan mengeluh lirih..
kedua pelupuk matanya dipejamkan rapat-rapat.. sementara mulutnya yang mungil meringis lucu.
Wajahnya yang manis nampak sedikit berkeringat.

Hmm.. Kucium rambutnya yang harum dan semakin mempergencar seranganku di bukit kemaluannya.
Kedua pahanya yang tadi menjepit pergelangan tangan kananku direnggangkan.

Kuangkat wajah dan dagu Santi ke arahku.. matanya masih terpejam rapat.. namun mulutnya sedikit terbuka..
sehingga giginya yang putih kentara jelas.

Aku merengkuh tubuhnya agar lebih merapat ke tubuhku.. lalu kembali kukecup dan kucumbu bibirnya dengan bernafsu.
Kini tangan kirinya meraih pinggangku dan memegangi bajuku kuat-kuat.

Puas mengusap-usap bukit kemaluannya.. kini jemari tangan kananku bergerak merayap ke atas..
mulai dari pangkal pahanya terus ke atas menelusuri pinggangnya yang kecil ramping tapi padat..
sambil terus mengusap kurasakan ujung jemariku mulai berada di kaki pegunungan apelnya yang sebelah kiri.

Ughh.. Dari balik baju kaosnya aku dapat merasakan betapa padat gunung apelnya itu.
Aku mengelus perlahan di situ.. lalu mulai mendaki perlahan..
dan jemari tanganku seketika meremas kuat buah dadanya yang seperti apel itu saking gemasnya.

Empuk dan kenyal tapi terasa padat. “Aaaduh.. Guuss.. jang-jangaan keras-kerass..” rintihnya.
Bibirnya tampak sangat basah sedikit berliur. Maklum.. waktu kucumbu tadi air liurku sengaja kubasahkan ke bibirnya.

Kini secara bergantian jemari tanganku meremas kedua buah dadanya dengan lebih lembut.
Santi seolah membiarkan tanganku menjamah dan meremas-remas kedua buah dadanya sampai puas.
Hanya sesekali ia merintih dan mendesah lembut bila aku meremas susunya sedikit keras.

Beberapa saat kemudian aku tak tahan lagi.. dan mulai melucuti pakaian terakhir yang dikenakannya.
Dengan tidak sabaran kubuka pula seluruh pakaianku dan kemudian kulemparkan sekenanya ke samping.
Splass.. Kini aku dan Santi sudah benar-benar polos dan telanjang bulat.

Kulihat tubuh nan mulus milik Santi.. menggoda siapapun untuk menerkamnya.
Payudaranya nan indahnya berbentuk bulat dihiasi puting susu berwarna coklat muda. Perutnya rata dengan pinggang yang ramping.

Sebuah gundukan bukit kecil tampak mulai dari bawah pusarnya sampai ke bawah di antara kedua belah pangkal pahanya yang seksi..
Sementara di bagian tengah gundukan bukit kemaluannya terbelah membentuk sebuah bibir tebal yang mengarah ke bawah..

Erghh.. rekahan daging nikmat itu terlihat masih tertutup rapat.. menutupi celah liang vaginanya.
Di sekitar situ aku tak melihat sehelai rambut kemaluan pun. Begitu bersih dan putih daerah terlarang milik Santi itu.

Aku hanya bisa melongo.. menyaksikan keindahan bukit kemaluannya..
tanpa terasa kedua tanganku sampai gemetar menyaksikan pemandangan itu.

Aroma yang ruap-keluar dari alat kelamin miliknya membuat hidungku jadi kembang-kempis..
menikmati aroma aneh namun terasa menyenangkan buatku.

Perlahan aku merayap ke atas tubuhnya yang bugil dan menindihnya.
Tak ada lagi penolakan. Akal sehatnya telah lenyap entah ke mana.. aku nggak peduli.

Tak ada lagi bayangan wajah pacarnya di Jakarta..
Mungkin.. dalam pikirannya sekarang adalah bagaimana menuntaskan gejolak birahi yang tengah menggelora.

Aku sudah tak sabar ingin segera memasuki tubuhnya. Ia kini hanya melenguh pasrah.. saat aku setengah menindih tubuhnya..
dan batang penisku yang tegang besar itu mulai menempel dan menusuk-nusuk celah bukit kemaluannya.. mencari liang vaginanya.

Saat itu.. pada batang tegang kemaluanku dapat kurasakan bukit kemaluannya terasa lunak dan hangat.. dan membasah lengket..
Aaahh.. tanganku tergetar saat kubimbing alat vitalku mengelus bukit kemaluannya yang empuk.. lembut itu..
lalu menelusup di antara lepitan kedua bibir kemaluannya.

"Ughhhh.. ohhh.." Santi mulai merintih dan memekik-mekik kecil..
ketika kepala penisku yang besar mulai berhasil menerobos bibir liang kemaluannya yang terasa sangat sempit sekali.

“Tahan ya.. Nti.. aku masukkan dulu.. hhhgggggghhh.. ahhhh sempit sekali sayang.. aahhhh..” erangku mulai merasakan kenikmatan.
Sssrrrtt..! Kurasakan kepala penisku berhasil menyeruak masuk dan terjepit ketat sekali dalam liang vaginanya.

“Aaaww..!! Guss.. sakiit..!” Rintih Santi memelas.. tubuhnya menggeliat, pinggulnya mengejang kesakitan.
Aku berusaha menentramkannya sambil kukecup mesra bibir mungil yang basah merekah dan kulumat dengan perlahan.

Tak lama.. Slebb..! Aku mulai menekan.. dan Santi pun meringis.. aku tekan lagi.. Slebb.. slebb..
Akhirnya.. perlahan-lahan.. mili demi mili liang vaginanya itu memuai dan mulai menerima kehadiran kepala batang kemaluanku.

“Argghhh..” suara Santi terhalang lumatan bibirku.. aku tak peduli..

Mili demi mili batang penisku secara pasti terus melesak ke dalam liang vaginanya..
Dan tiba-tiba setelah masuk.. terasa seperti ada selaput lunak yang menghalangi kepala penisku untuk terus menyeruak masuk.

Krrgghh..!! Kukejankan otot di bawah testis.. slebb.. aku terus menekan.. merobek selaput itu dan menghentak keras ke bawah..
Blessepp.! Hingga seluruh batang kemaluanku kini terbenam dengan sempurna di liang vagina Santi.

“Oohh...!!”
“Aakkhh..!”
Hampir bersamaan kami melenguh..

aku mengerang saking nikmatnya.. mataku mendelik menahan jepitan ketat vagina Santi yang luar biasa..
Sementara Santi meringis menahan perih dan nikmat bersamaan.. entahlah.

Oughh..! Tubuh kami telah menyatu.. dalam suatu persetubuhan indah.
Kurasakan dinding vagina Santi menjepit dan meremas kuat batang meriamku yang sudah amblas di liang nikmatnya.
Semuanya.

Beberapa saat berselang.. slepp.. mulai kutarik batang kemaluanku perlahan..
Lalu.. jlebb.. mendorongnya kembali dengan lembut setelah beberapa saat kudiamkan..
Kulakukan untuk membiasakan liang kemaluan Santi menerima benda asing yang menerobos di dalamnya.

Respon secara naluriah.. Santi memeluk punggungku dengan kuat.. ujung jemari tangannya menekan punggungku dengan keras.
Erghhh.. Kukunya terasa menembus kulitku. Tapi aku tak peduli.. aku sedang menyetubuhi dan menikmati tubuhnya.

Batang penisku seakan dibetot dan disedot oleh liang vaginanya yang benar-benar sangat sempit itu.
"Nghhhh.." Santi merintih dan memekik kesakitan dalam cumbuanku.
Beberapakali malah ia sempat menggigit bibirku.. namun itupun aku tak peduli.

Aku hanya merasakan betapa liang vaginanya yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat senjataku..
Ketika kutarik keluar terasa daging vaginanya seolah mencengkeram kuat batang kejal penisku yang kian mantab..
menjelajah lorong liang vaginanya.. sehingga betapa aku memaksa untuk keluar daging vaginanya terasa ikut keluar.

Ajaran bercinta dengan lembut dari berbagai referensi yang pernah kubaca.. kini kupraktikkan dengan sempurna.
Aku mulai menggerakkan pinggul turun-naik dengan lebih lambat dan teratur.

Kutarik pelan penisku keluar dari jepitan liang vaginanya yang sempit..
Nghh.. kuresapi kenikmatan dari setiap mili gesekan yang terjadi antara batang penisku dengan daging vaginanya yang hangat dan ketat.

Hanya beberapa menit kemudian tubuh Santi sudah terasa mengejang.. “Aaaahhh.. Guuss.. akuu.. ingin.. pipiiss.. ahh..” racaunya.
Srrr.. seerr..!! Kurasakan cairan dari liang vagina Santi.. hangat.. membasahi batang kemaluanku yang masih tertancap di sana.

Tapi tiada kusangka..! Aku juga merasa hampir sampai..!
Arghhh..! Rapatnya liang vagina perawan Santi Ini membuatku tidak bisa mengontrol lebih lama orgasmeku.

Sayup-sayup di antara kenikmatanku kudengar Santi merintih pelan entah kesakitan atau nikmat.. aku ngga tau..
karena aku sedang berada dalam kenikmatan sorga dunia.. ujung pendakian nikmatku..

Beberapa detik kemudian sambil mempercepat sodokanku.. crrrtt.. crrrtt.. crrrtt.. crrrtt.. crrrtt..!
Kulepaskan rasa nikmat itu dengan menyemprotkan spermaku beberapakali ke liang rahim Santi..
lalu kucabut.. sambil memperhatikan batang kemaluanku yang belepotan oleh lendir yang lengket.

Tampak pula diselimuti bercak-bercak darah segar keperawanan Santi di batang kemaluanku itu.
Sprei berwarna putih keabuan itu di bawah pantat Santi juga terdapat bercak-bercak darah segar.

Shit..! Aku gak bisa kontrol.. keluarnya di dalam..!! Sempat panik juga aku saat itu.
Tapi ngga apalah.. masih banyak jalan kalo nanti kenapa-kenapa.. demikian pikiran kotorku kembali bekerja.

Pelan aku lalu membaringkan tubuh ke samping tubuhnya.
Jiwaku serasa melayang terbang bersama kenikmatan yang tiada tara yang barusan kurasakan.

Sementara Santi terbaring lunglai kelelahan. Entah tertidur atau masih sadar.. aku ngga tau.
Mungkin karena gadis ini baru pertamakali merasakan nikmatnya ‘bercinta..’ jadi ia belum bisa mengontrol tubuhnya untuk segera pulih.
Entahlah.. aku nggak tau.. dan nggak mau tau..

Beberapa menit berselang tak terasa juniorku mulai kembali memuai.. menegang..
akibat menatap tubuh putih mulus tergeletak tanpa daya di sampingku ini.

Nafsu birahiku timbul kembali.
Segera kudekati tubuh mulus itu.. mengambil posisi di antara kedua pahanya yang kuangkat di atas pundakku.

Santi terbangun sadar dan merintih. “A..apa yang kamu lakukan Guss.. hhh..?”
“Membawamu ke sorga sayang..” sahutku lembut.
“Akk..aku.. lelaah Guss..” rintihnya lagi.. memelas.. lemas.

“Sebentar saja sayang..” sahutku ngga peduli dengan kondisi tubuh lemasnya.. Clebb..!
Sambil mulai membenamkan kembali batang penisku ke dalam liang kewanitaan miliknya..

Yang ternyat kembali menyambut mesra dengan kehangatan dan jepitan ketatnya yang luar biasa nikmat.
Santi yang sudah tak berdaya hanya bisa pasrah menerima seranganku.

Ohh.. Begitu licin dan lembut saat kepala penisku perlahan menelusup masuk..
Dan oghh.. kembali kurasakan betapa celah hangatnya itu kembali mengelus lembut kulit batang penisku yang keras..

Jepitan liang vaginanya kembali mengempot-empot.. seperti menahan laju gerakan keluar-masuk batang penisku..

“Aaggghhh..” mau ga mau kembali aku mengerang.. menahan rasa nikmat yang tiada tara..
saat secara hampir sempurna seluruh batang penisku telah kembali terbenam di dalam liang vaginanya.
“Iikhhh..!” Santi memekik kecil lalu merintih pelan di antara rasa sakit dan nikmat yang menderanya.

Kukecup lembut bibirnya lagi sambil.. jlebb.. kutekankan pantatku lebih ke bawah..
hingga seluruh batang penisku tidak ada lagi yang tersisa di luar celah vaginanya..

Slebb.. slebb..! Kutekan dan kutekan..
Sampai kurasakan di antara jepitan ketat bibir dan liang vaginanya kepala penisku menyentuh bagian depan mulut rahimnya.
Ahh.. betapa.. aku merasa begitu perkasa di atas tubuh Santi.. tubuh sintal yang kini sedang berada dalam kekuasaan nafsu kelelakianku..

Tak pelak.. membuat Ia berulangkali memekik dan merintih kecil.. saat secara bergantian..
dengan ritme yang lembut dan perlahan..
pinggulku bergerak terus naik-turun mengeluar-masukkan seluruh kekejalan batang penisku ke dalam liang vaginanya.

Clebb.. crebb.. cropp.. clobb.. clobb.. clebb.. clebb..! Entah sudah berapapuluhkali batang penisku menembus keluar-masuk di situ..
Dan entah sudah berapakali pula liang vaginanya yang licin hangat dan sempit itu mengenyot..
memilin dan meremas-remas hebat batang kelelakianku tanpa kenal kompromi.

Sekarang cukup lama.. entah berapapuluh menit aku bisa menggoyang pinggul dan pantatku menyetubuhinya.
Rupanya.. setelah liang keperawanannya kurobek.. jalan keluar-masuk batang kemaluanku tidak terlalu sulit..
walaupun masih terasa seret sekali.. dan tentu saja wueenakkk..!!

Staminaku terasah oleh pengalaman yang tak banyak dan berbagai informasi yang kudapatkan dari teman atau bacaan..
bahkan tontonan kaset porno.

“Aaahhh.. Guusss.. eee.. akk.. akku .. okhhh..!!” Ngga terasa.. sudah duakali Santi mencapai orgasmenya..
sedangkan akupun merasakan air maniku telah mulai mengalir menuju ke pangkal penisku.. mendesak-desak hendak tumpah keluar..

Hufft..! Dengan segenap daya upaya pula kucoba memecah konsentrasiku ke hal-hal indah yang lain..
agar ejakulasiku tidak terlalu cepat terjadi.. tapi tetap saja ngga banyak membantu.
Kucoba menahan sekuat tenaga agar jangan sampai muncrat.. namun hanya beberapa detik kemudian akhirnya aku menyerah kalah.

Di saat Santi sedang terbang menikmati orgasmenya yang panjang.. akupun akhirnya ikut melepaskan rasa nikmat tertahan..
dan kembali mencapai puncak nikmatku lagi.. tanpa peduli di mana kulampiaskan.

Crrtt.. crrrt.. crrrt..!! Air maniku menyembur-nyembur kembali.. muncrat keluar.. menyemprot keras di dalam lubuk rahimnya.

“Oorrgghh..!!” Aku menggeram keras kelojotan tak mampu menggenjot pantatku naik-turun lagi..
sebab batang penisku sudah tak bisa digerakkan lagi saking kuatnya kontraksi liang vaginanya.

Aku memeluk erat tubuh Santi dengan penuh kemesraan. Kukulum bibirnya dengan lembut beberapa saat..
lalu aku bergulir ke samping.. batang penisku melungsur.. menggesek keluar dari dalam liang vagina sempitnya yang sudah sangat licin.

Ia merintih pelan. Aku terjerembab di samping tubuh bugilnya yang putih mulus penuh keringat.

Beberapa saat keadaan sunyi senyap.. hanya terdengar nafas kami yang masih sedikit ngos-ngosan..
Setelah itu kulihat Santi beranjak duduk.. bersandar di kasur sambil menutup tubuhnya dengan kedua tangannya.

Ia tersedu pelan. Sontak rasa bersalah menghantuiku.. langsung berusaha kupeluk dia.
“Kamu jahat Gus..” katanya.
“Maafin aku Nti.. aku gak bisa nahan nafsuku. Abis kamu begitu menggoda sih..” kataku dengan rasa sesal yang baru menyapa.

“Apa yang harus kukatakan pada pacarku..!? Terus.. kalo ntar aku hamil gimana..?” Ucapnya tersedu.
Splass..! Aku langsung terkesiap. Benar juga apa yang diucapnya.

Tadi gara-gara saking nikmatnya aku lepas kontrol.. hingga menganggap remeh semua hal itu.
Kalau sampai kejadian itu.. aku ngga tau lagi mesti berbuat bagaimana.. Arrgghh..!! (. ) ( .)
----------------------------------------------------------
 
Apa cuman ane ya langsung sungai crot baru 10 atau sebelas kali tusukan waktu ML pertama kali ? Wkwkwke
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd