Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Konten gagal tayang

Mantap suhu.. monggo di lanjut, walau ada bagian imajinasi yg tak trrsalurkan, tapi ini keren alus gak buru²...
 
"Kukurukuuuuk"
Suara ayam menyentakkanku. Sinar mentari sudah kuat menembus gorden depan. Aku masih dintempat yang sama, tapi sudah dalam masa yang berbeda. Sudah pagi rupanya. Tapi rasanya tidak ada pergerakan di ruang tamu. Hanya ayu yang sudah tidak lagi di sampingku. Apakah mama sama kakak tidak pulang?
"Eh kakak, sudah bangun kak" sebuah suara menyapaku. Semerbak aroma parfum bercampur dengan harumnya kopi.
"Eh ayu, udah seger aja" komentarku.
"Ini kopinya kak, sarapan lagi ayu siapin" kata ayu. Diletakkannya cangkir berisi kopi itu di meja.
"Sini kak selimutnya, ayu bawa ke belakang" lanjutnya. Aku baru sadar kalau tubuhku tertutup selimut. Pasti ayu yang menyelimutiku.
"Oh, iya. Ini" kuserahkan selimut merah marun itu.
"Eh iya, mama sama kakak kemana?" Lanjutku
"Belum pulang kak" jawab ayu singkat.
"Kemana?"
"Semalem ibu bilang mau ke jogja, sama tante dona"
"Ha, ngapain?"
"Bilangnya sih dimintain bantu tante dona sama om gatot nge dealin rumah. Sama ruko di malioboro" jawab ayu.
"Wah, jadi juga rupanya. Tapi sayang vilanya ya, nggak ada yang nempatin" komentarku.
"Wah, kalo itu ayu nggak tahu kak"
"Oh, iya. Ayu udah mau berangkat sekolah ya?"
"Belumlah kak, baru juga abis subuh. kenapa? Ada yang perlu ayu kerjain?"
"Enggak sih, aneh aja, kok udah pake seragam" jawabku.
"Iya kak, ini pakaian terbaik yang ayu punya. Sekalipun tertutup mukena, ayu malu kalo pake pakaian kumal"
"Oh, iya. Bagus itu. Entar kakak beliin pakain baru ya. Buat ibadah. Biar nggak pake seragam itu" kataku sambil tersenyum
"Ayu tahu arti senyuman itu. Kakak mandi dulu gih. Mumpung masih gelap" saran ayu.
"Oke deh" jawabku.
Kuseruput kopi hitam panas di hadapanku. Rasanya nikmat kalau kopi tinggal minum. Apalagi yang buat kopinya secantik ayu. Senyumnya membuat hati jadi geregetan. Aku bereskan laptop dan berkasku. Lalu beranjak aku untuk mandi.
Saat aku selesai mandi, kulihat dapur sepi. Iseng aku intip kamar belakang, yang ditempati ayu. Kebetulan pintunya tidak ditutup rapat. Masih ada celah yang cukup untukku mengintip ke dalam. Kulihat ayu sedang tengkurap di kasurnya. Masih dengan seragam yang tadi dia pakai ibadah. Hanya saja sekarang penutup kepalanya sudah tergantung di tembok. Tampak dia sedang asyik mengerjakan PR nya. Mungkin semalam belum selesai, atau tidak dikerjakan. Aku tersenyum memikirkannya. Di kamar ini, kasur yang tersedia tidak dilengkapi dengan ranjang. Atau mungkin belum. Jadinya kasur ayu terlihat ceper. Tapi dengan penataan yang rapi, jadinya terlihat tak kalah menarik dengan yang pakai ranjang. Kasur itu dia posisikan mepet ke tembok belakang, jika berpatokan pada pintu depan rumah. Hanya ada sebuah lemari kayu kecil di dinding depan. Dan sebuah meja belajar, aku tahu, itu bekasku.
Ayu telungkup menghadap ke tembok belakang. Menulis tugasnya pada sebuah buku. Beralaskan papan plastik yang biasa buat ujian. Melipisnya kain rok abu - abu yang dia pakai membuat tonjolan bokongnya terlihat mulus. Tak bisa aku pungkiri, birahiku mulai terpancing. Perlahan penisku menegang, menciptakan tonjolan di area bawah tubuhku. Terlebih aku hanya menggunakan handuk sebagai penutup. Tanpa sempak, tanpa celana di baliknya. Aku iseng sekonyong - konyong masuk tanpa permisi. Kubuka ikatan handukku dan duduk di depan wajah ayu. Tampak sekali ayu terkejut dengan kelakuanku. Tapi sejurus kemudian dia malah tertawa sambil menutup wajahnya.
"Dih kakak ini, udah kaya sultan aja. Sembarangan masuk kamar orang, pake pamer kontol lagi. Aku dayang tahu kak, bukan selir" komentar ayu.
"Sultan mah suka - suka. Bini orang juga boleh" kilahku.
"Dih, sableng. Hahaha"
"Hehe.. "
"Terus, ini sultan pamer kontol maksudnya apa? Pengen diapain hmm?" Tanya ayu sambil mengecup palkonku.
"Pengen dienakin lah. Sepong kek" jawabku.
"Hmm, pagi - pagi udah minta sepong. Kamu kok udah setengah gaceng liat apa hayo?" Tanya ayu pada penisku. Seolah - olah bisa diajak bicara. Dia kocok perlahan sambil matanya melirikku. Senyumnya membuatku geregetan.
"Liat bokong kamu tuh, mulus banget sampe nggak keliatan siluet garis. Ngak pake sempak apa?" Jawabku.
"Enggak. Ayu kalo tidur nggak pernah pake sempak kak, bh juga nggak pake" kata ayu
"Ha? Jadi tadi ke depak ayu nggak pake daleman?"
"Emang pentil ayu nggak nyeplak apa kak tadi?"
" Nggak tahu, orang masih ngantuk" jawabku
"Hahaha"
ayu tertawa mendengar jawabanku. Tangan kanannya masih memberikan kocokan lembut di penisku. Perlahan tapi pasti, pejisku mukai menegang sempurna. Dia ludahi palkonku, lalu dia ratakan ke seluruh permukaan. Terasa gesekan tangannya jadi agak licin. Dan bisa sliding lembut dari palkon sampai pangkal.
"Kok ayu kalo tidur nggak pake bh sama sempak?" Tanyaku
"Enakan gitu kak, rileks" jawabnya singkat.
"Oum... Cup... Ouum.... " Ayu mulai memasukkan penisku ke dalam mulutnya.
"Ssttt" aku mendesis keenakan.
"Aaahhh" dia ambil nafas setelah tiga perempat panjang penisku dia lahap.
"Ah bener nggak pake bh" celetukku. Kurasakan daging kenyal tanpa busa penghalang saat aku remas payudaranya.
"Hehehe... " Ayu tersenyum nyengir.
"Emang nggak nyeplak apa kalo pake celana?" Tanyaku
"Ayu juga nggak pernah pake celana kak kalo tidur. Ayu sukanya pake terusan, kaya daster gitu, adem" jawabnya.
"Slertt... Sleertt" dilanjutkannya dengan menjilati kantong pelerku.
"Ah, masa sih? Adem? Emangnya rumahmu panas?"
"Oum... "
"Ssstt"
"Ouk ouk ouk ouk"
"Oh oh oh oh" aku keenakan mendapat kuluman mulut ayu.
"Ouuummm"
"Hehehe" ayu nyengir lagi.
"Ayu suka sange kalo malem kak" jawabnya.
"Kok bisa?"
"Abisnya temen - temen kakak pada usil"
"Temen yang mana?"
"Yang di grup whatsapp, yg di website itu"
"Loh, ayu ikutan?"
"Iya. Hehehe"
"Wuih, nakal juga ternyata ya"
"Aahhh... Kaaaakk... Enaaaakk... Sebelah, pelintir juga dong, pentilnya" lenguh ayu keenakan.
"Oummm... Oum oum oum oum" ayu melahap lagi penisku
"Sshh... Emh emh emh" aku keenakan merasakan kuluman cepat mulut ayu.
"Oooooookkk"
"Teruuuuusss"
"Kkhhhh"
"Aahhh"
"Gokil... Enak banget seponganmu yu"
"Kakak suka?"
"Banget... "
"Eh, btw, kalo lagi chatting. Pada ngobrolin apa?" Lanjutku
"Ya biasa kak, pada minta pap" jawabayu.
"Loh, kan harusnya cowok - cowok yang sange. Kok malah ayu yang sange?"
"Eemm... Kadang ayu ngerasa liar gitu kak. Apalagi mereka nggak cuman aktif di grup"
"Maksudnya?"
"Banyak yang japri" jawabnya sambil tersenyum. Sesekali dijilatnya palkonku sambil masih terus dia kocok batang penisku.
"Wow, pada ngapain japri sama ayu?"
"Hahaha... Aneh aneh lah. Ada yang kasih foto aku dipejuhin. Ada yang edit foto aku lagi dientod artis"
"Hahaha... Segitunya?"
"Iya. Pernah ada yang Ayu isengin, ayu kirimin foto ayu lagi kaya posisi nyepong. Eh, diedit lagi nyepongin ade rai. Kebayang nggak sih gokilnya"
"Ha? Hahaha... Ade rai seberapa gede kontolnya?"
"Ih gede tahu kak. Dia bilang itu beneran fotonya ade rai. Candid gitu. Mana aps banget lagi sama pose ayu. Hahaha"
"Terus?"
"Ya ayu sange lah kak. Secara, ayu tuh penasaran sama ade ray. Tiap peragaan binaraga kan cuman pake sempak. Nah, gimana ya bentuk itunya. Hiihihi... Eh, malah dikasih yang candid. Auto basah memek ayu kak"
"Ngiclik dong?"
"Iya. Karena fotonya bagus, ayu ajak aja dia ngiclik bareng. Ya itung - itung penghargaan gitu"
"Seneng dong dia"
"Iya... Kata dia, dia ngefans banget sama ayu, kak. dia bilang Kaya dapet harta karun diajak vc sama ayu. Hahaha... Ngocoknya semangat banget"
"Muncrat banyak dong?"
"Iya... Kemana mana. Banyak banget kak, kontolnya segede gini" jawab ayu sambil menunjuk penisku.
"Kalo yang lain gimana?"
"Yang lain sih jarang yang ayu tanggepin. Abisnya cuman kirim foto kontol doang, buat apa kak? Yang ada eneg, ayu. Cuman kalo ngepasin ayu tertarik aja, ayu ladenin"
"Yang gimana tuh? Ah ah ah ah.... Ssttt"
"Oum oum oum oum... Sssttt... Aaaahhh"
"Yang gede banget kak. Ada yang lebih gede dari punya kakak" jawab ayu.
"Pastinya ada lah. Pengen ya dientod kontol jumbo?"
"Ah ah ah... Terus... Pilin pilin pilin... Sssttt... Gatel kaaakk" lenguh ayu, putingnya aku pilin bersamaan.
"Oum oum oum oum oum"
dia tidak mau kalah. Dia lahap lagi penisku mengimbangi pilinan jariku. Pinggul ayu bergerak - gerak. Tampaknya gatal yang dia maksudkan tadi adanya di selangkangan. Aku hanya diam menikmati basahnya mulut ayu. Kurasakan lidahnya menyapu dan membelai palkonku, setiap kali sampai di puncaknya. Tangan ayu juga tak mau kalah. Dia tugaskan keduanya untuk membelai kantong pelerku dan membelai lubang pantatku.
"Tokedmu montok banget yu" komentarku setengah melenguh.
"Ahh.... Ssttt... Kakak suka?" Tanya ayu. Bibirnya sudah belepotan dengan air liurnya sendiri.
"Banget" jawabku singkat.
"Temen - temen kakak juga pada montok lho kak"
"Eemmhh... Emang ada yang japri ayu?" Tanyaku. Kocokan tangannya membuatku sempat melenguh.
"Banyak kak. Pada ngajakin ngiclik bareng" jawabnya. Tanpa menghentikan kocokannya.
"Lah itu yang pada biseks ya? Terus ayu mau?"
"Tadinya sih enggak kak, tapi dikomporin mulu, jadinya kebawa deh"
"Ssttt... Ah ah ah ah" kurasakan kembali kenikmatan tadi
"Oum oum oum oum"
"Sssttt... Dikomporin gimana yu?" Tanyaku ditengah kenikmatan.
"Oh kaaaakkk... Sambil pilin lagi dooong"
"Gini?"
"Oh oh oh... Iya iya... Oohhh"
"Ayu dikomporin apa sama mereka?" Tanyaku lagi.
"Ya awalnya sih dikasih foto - foto artis cowok kak. Yang dulu pada ngocok itu lho kak"
"Oh yang viral dulu itu?"
"Iya kak. Terus banyak foto candid artis cowok yang masih pake celana , tapi kontolnya gembung gitu kak"
"Basah dong?"
"Iya kak, gatel tahu memek ayu liatnya. Tapi kok bisa ya dapet foto begitu?"
"Bisa aja asal ada modalnya, tu"
" Terus lagi foto artis yang bareng mereka, kaya mereka udah kenal sama artis artis papan atas. Segala cipokan, grepe grepe. Ada juga yang kasih video dia lagi ngocokin anaknya ruben onsu"
"Siapa, bertand peto?"
"Iya kak. Lucu banget tahu ekspresinya. Innocent gitu"
"Ayu pengen?"
"Ah ngapain, kurang kerjaan ngocokin si peto. Kalo hostnya MTMA, ayu mau"
"Yang mana?"
"Yang gondrong kak"
"Jeremiah lakhwani?"
"Iya kayaknya. Ssttt... Gatel kak bayangin dia"
"Pengen dientod dia?"
"Banget... Macho abis tahu kak... "
"Siap siap aja memeknya melar"
"Hahaha..... Ssttt... Iya... Remes kaak... Heeh... Remes... Pilin... Sssttt"
"Terus gimana lagi yu?" Tanyaku disaat ayu keenakan aku grepe grepe.
"Oum.... Oum oum oum oum oum"
"Ah ah ah ah ah" bukannya menjawab, ayu malah kembali mengulum penisku. Jelas aku tidak menolak. Jawaban itu seolah tidak penting dibanding kenikmatan ini. Mau setengah jam lagi baru dijawab aku juga tidak ambil pusing. Kan lebih enak setengah jam dikulum dia.
"Oum oum oum... Oouuuuuukkkkk"
"Aahh... Terus yuuuu" ayu berusaha melahap semua penisku.
"Kookh"
"Aahhh... Eemmm" dia tersenyum melepas penisku.
" terus ayu dikasih foto artis cewek kak. Bilangnya sih tentang fashion. Tapi lama - lama makin vulgar" jawab ayu. Tangannya sibuk menggantikan tugas mulutnya.
"Vulgar gimana?"
"Ya fotonya makin aneh aneh"
"Aneh gimana?"
"Ya bayangin aja kak, masa iya sekelas ************** mau aja difoto pas lagi mandi? Mana keliatan lagi tokednya kak. Ya meskipun banyak yang ketutupan sabun"
"Wow, editan tuh. Kalo nggak koleksi pribadi tuh kayaknya. Kesebar"
"Nggak tahu deh, kalopun editan juga ayu nggak tahu. Yang pasti, posturnya mirip banget sama **************. Montoknya itu lho kak. Ayu aja yang cewek jadi sange liatnya. Ssstttt"
"Aku juga ikutan sange kali yu kalo liat itu. Masih ada fotonya?"
"Nggak ada kak, cuman dikasih liat via zoom. Ooohhh... Gatel ya kak kontolnya?"
"Iya yu, kakak juga suka banget liat bodynya nagita, montok abis. Aah... Ssttt... Pernah dulu ketemu di mall, rasanya pengen banget nubruk terus grepein tokednya"
"Sayangnya ayu nggak dibolehin nyimpen kak. Padahal ayu juga dikasih liat versi bugilnya. Putih, mulus. Pas nungging kak, hmm. Bokongnya ngundang banget kak. Mana memeknya tembem, nggak ada jembutnya lagi. Beruntung banget si raffi" kata ayu semakin membuatku oanas dingin.
"AAAAHH"
ayu memekik terkejut. Kuremas keras payudaranya saking gemasnya. Lalu aku bergeser ke belakang. Kutarik naik tok abu - abu ayu hingga ke pinggang.
"OOOOOOOOOOOHHH..... KAAAAAAAKKK.... AAHH... " penisku mulai melakukan penetrasi ke dalam liang senggama ayu. Posisi telungkup ayu semakin membuat vaginanya terasa nikmat.
" SSSSTTT" dia mendesis saat penisku sudah sepenuhnya berlabuh.
"Maaf ya sayang, kakak pinjem memeknya. Kakak nggak tahan denger cerita ayu" bisikku di telinga ayu.
"Nggak papa kak. Ayu juga udah dari semalem tahu, pengen dientot. Tapi ayu malu" jawab ayu.
"Aahhh... Kaaakk" lanjut ayu. Aku mulai memompakan pusakaku. Pelan tapi berasa.
"Yu, ada berapa foto ************** itu?" Tanyaku sambil menggenjot pelan.
"Sssttt... eemmhh... Banyak kak, nggak cuman pas mandi. Pas lagi ganti baju ada... Pas kencing ada... Lagi aerobik ada... Ketat semua kak outfitnya"
"Ooohh... Nyeplak nggak memeknya?"
"Banget kak. Yes yes yes... Kaaakkk... Suka memek nyeplak apa?"
"Plok plok plok" kunaikkan tempo genjotan.
"Iya sayang... Sssttt"
"Oh oh oh oh... Ada... Yang... Lebih... Sangar kak"
"Emh emh emh"
"Apa?" Lanjutku
"Foto - foto gigi lagi digrepein raffi kak" jawab ayu.
"Plok plok plok"
"Ooohh... Ssstt... Yang bener yu?"
"Bener kak... Pas lagi masak dianya, digrepe tokednya dari belakang"
"Candid?"
"Kayaknya bukan kak. Koleksi pribadi deh kayaknya"
"Wow"
"Iya, video pendeknya juga ada"
"Yang di grepein?"
"Iya kak, kaya gif gitu"
"Oooohhh... Makin sange aku yuu"
"Plok plok plok"
"Ah ah ah... Kok makin kenceng kaaakk"
"Gatel yu... Bayangin... Gigi... Di grepe... Oh oh oh"
"Emh emh emh... Ada yang lebih lagi kak"
"Plok plok plok"
"Apa?"
"Ada yang gigi pake legging item ketat, terus diplorotin sama rafi. Eh si giginya malah goyang patah - patah kak"
"Oh oh oh... Bisa gitu dia goyang patah - patah?"
"Bisa kak, nyatanya gitu. Selangkangan rafi di goyang ngebor, tahu kak. Gaceng dia"
"Oh oh oh oh... Enak banget tuh pasti"
"Yes yes yes yes... Kontol kakak enak banget siihh... Bikin nagih tahu kak" lenguh ayu.
"Selama kakak di sini, ayu boleh kok grepein kakak. Kalo sange, bikin aja kontol kakak gaceng. Kalo kakak lagi tidur, naikin aja. Bikin memek ayu puas" jawabku.
"Ah ah ah ah... Bener ya kak"
"Plok plok plok"
"I... Ya... Sayank"
"Plok plok plok"
"Ada lagi nggak?" Lanjutku
"Ada kak, yang paling ayu suka. Ah ah ah ah"
"Apa?"
"Emh emh emh emh... Gigi lagi lari di threadmill, disamperin sama raffi. Dia disuruh berdiri ngengkang di pinggirannya threadmill kak... Emh emh emh"
"Terus?"
"Oh oh oh oh... Memeknya... Memeknya... Diiclikin sama raffi kak... Oh oh oh"
"Diiclik gimana?"
"Emh emh emh... Itu kaaak... Sstt... Dicolek... Pake jari tengah... Dari... Belakang" jawabnya.
"Oh gini?" Tanyaku sambil memperagakan jariku.
"Emh emh emh... Iya gitu kaak... Oh oh oh... Gigi keenakan kak. Mulutnya sampe nganga, matanya sampe merem merem gitu kak. Seksi banget tahu... Oohh... "
"Gokiiilll... Lama nggak?"
"Oh oh oh oh... Lama kak... Dua menitan kali"
"Sampe Muncrat nggak?"
"Sampe ngerembes kak... Dia bukan tipe squirter. Tapi lumayan banyak lendirnya. Sampe bergetar dia kak"
"Oh oh oh... Gokiiilll... Terus minta apa orang itu dari ayu?"
"Oh oh oh... Minta ketemu sih kak, pengen ngiclik bareng"
"Terus, ayu kasih?"
"Belum, dia di jakarta sih"
"Lalu?"
"Oh oh oh... Ya vc aja"
"Oh oh oh... Gokil banget itu... Punya banyak chanel dia ya?"
"Emh emh emh... Banyak duit kali kak"
"Kok bisa?"
"Ya dari mana bisa dapet data eksklusif gitu kak... Emh emh emh"
"Iya sih" jawabku
"Oh oh oh... Masih ada lagi tahu, yang dikasih liat ke ayu. Nggak kalah gila kak"
"Ha, apa lagi?"
"Amanda manopo kak" jawab ayu
"Oh oh oh... Kenapa si amanda, yu?"
"Ah ah ah ah... Dia... Bisa... Eksib.. juga... Kak"
"Plok plok plok"
"Eksib gimana yu"
"Iya, dia lagi di cafe, pake dress terusan gitu kak, selutut. Agak ketat juga dressnya. Terus dia duduknya di meja yang nggak ada penutup bawahnya. Dia ngangkang kak. Asli ngangkang"
"Wah, nyadar nggak tuh? Candid kali"
"Bukan candid kak. Orang dia senyum ke kamera. Berarti dia tahu kan kalo mau di foto. Sengaja itu kak dia pamer selangkangan"
"Aduuh... Satu lagi favorit aku tuh yu"
"Oh ya? Oh oh oh oh... abis ini kakak harus liat deh"
"Eh, dia pake sempak nggak pas itu?"
"Ah ah ah... Pake kaaakk... Tipis banget warna krem... Jadi kaya nggak pake kak"
"Oh ya... Uuuhhh... Jadi pengen liat langsung yuuu"
"Iya kaakkk... Genjot terus kaak... Ayu udah tinggi kaakkk"
"Oh oh oh oh... Terus apa lagi yuu... Cerita lagi yu... Bikin kakak sange... Kakak pengen bayangin cerita ayu"
"Plok plok plok"
"Oh oh oh... Dia... Dia... Dicolmek kak... Emh emh emh"
"Uuhh.. di colmek? Dimana itu?"
"Yes yes yes... Oohhh.... Di mobil kaak... Di parkiran. Nyangein banget ekspresinya"
"Ah ah ah ah... Jembutan nggak memeknya?"
"Yes yes yes.... Enggak tahu... Oh oh oh... Nggak disingkap roknya. Cuman tangan cowoknya ngerogoh masuk.
"Ah ah ah ah... Ya dikobel gitu dong?"
"Emh emh emh emh... Iya kaak... "
"Muncrat nggak dia?"
"Iya kaak... Sampe kaku badan dia kaak... Saking enaknya kali..."
"Tangannya remes toked gitu?"
"Enggak, megang kontol cowok yang ngobel dia"
"Plak plak plak plak plak"
"Kakak kakak kakak"
"Aku nggak kuat bayanginnya yuuu.... "
"Kakak kakak kakak.... Kontoooooollll" ayu memekik kencang, tubuhnya menegang.
"Jembuuuuuuttttt" akupun ikut menegang. Tak kuasa kupertahankan benteng selangkanganku.
"SEERRRRR" penisku mendapat siraman birahi.
"Eeeemmmmhhhh"
"CRROOOOOOTTT"
"Jembut lonteeeeee"
"Kaaaaaak"
lendir kami bertemu di liang persenggamaan ayu. Begitu banyak yang keluar, sampai meluber keluar bagai banjir. Kupeluk erat tubuh seksi ayu, payudaranya aku remas keras. Rasanya maksimal sekali orgasmeku pagi ini. Ayu hanya bisa terdiam terhimpit tubuhku. Cukup lama juga aku menikmati orgasmeku. Kedutan dan empotan vaaginanya masih terasa meski sudah hitungan menit berlalu. Setelah mereda, aku berguling ke samping. Kulemparkan seulas senyum pada ayu. Dia tertawa kecil menanggapi senyumanku. Sempat kupejamkan mataku menikmati rasa lelah nan sangat nikmat ini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd