Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Korban Haus Sex

Status
Please reply by conversation.

DarkNat

Adik Semprot
Daftar
29 Oct 2014
Post
108
Like diterima
113
Bimabet
Maaf sebelumnya, ini tread pertama saya..., Masih banyak kekurangan dan masih banyak minta masukan dari suhu 2 semua + tunggu comment nya...



Namaku Nissa, usiaku baru menginjak 18 tahun selepas SMA aku mendaftarkan diri disebuah perguruan tinggi swasta dan tinggal dirumah kakakku yang sudah berkeluarga, latar belakang keluargaku memang dari pesantren jadi tidak heran jika aku dan kakakku pun selalu mengenakan jilbab setiap kali keluar rumah. Secara perawakan aku dan kakakku memang tidak jauh berbeda, sama sama cantik, dengan tinggi yang mencapai 160 cm dan payudara yang berukuran 34 B.
Perkawinan kakakku dengan Adjie sudah memasuki tahun ke dua, tapi mereka belum juga dianugrahi anak, kakak iparku bekerja wiraswasta sedang Teh Sifa bekerja sebagai salah satu teller di sebuah bank swasta. Kehidupan dalam berkeluarga mereka berdua tampak begitu intim dan kadang membuatku sedikit risi. Pada hari libur kadang aku suka memergoki mereka sedang berciuman baik ditengah rumah maupun di dapur.
Malam itu aku terbangun dari tidurku, tubuhku masih terasa letih setelah sehariaan tadi mengikuti Ospek di kampus, “Emmhh haus nih...”, kataku dalam hati. aku kemudian keluar dari kamar dan mengambil minum di dapur. Secara tidak sengaja aku mendengar ada suara orang di ruang tengah karena penasaran aku menuju kesana dan mengintipnya dari balik celah-celah krey pembatas antara ruang tengah dengan ruang makan.
Aku terkejut melihat Teh Sifa dengan Adjie suaminya tengah bercumbu, lidah mereka saling membelit, sementara Adjie sudah tidak menggunakan apa-apa kecuali celana dalam dan Teh Sifa-pun hanya menggunakan celana dalamnya sedangkan branya sudah tidak tahu disebelah mana. Tadinya aku mau kembali kekamar tetapi rasa penasaran membuatku tidak jadi kembali kekamar, memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh kakakku dan suaminya.
“Neng, kulum kontolku....”, kata Adjie kepada Teh Sifa, tapi kakakku Cuma menggelengkan kepala.”ih jorok banget sih ngomongnya...”, kataku dalam hati sambil terus memperhatikan. Kulihat Adjie mengeluarkan penisnya, kakakku masih tampak menggeleng ketika penis tersebut di dekatkan ke mulutnya.
“Ayolah sayang...., kulum kontol aku yaa...”, rujuk Adjie kepada Sifa kakakku. “ih... penisnya gede banget...”, kataku dalam hati. aku memang belum pernah sama sekali melihat kelamin pria. “ih... teteh jorok banget...”, ucapku sambil melihat Sifa mulai menjilati batang penis tersebut, sambil dikocok penis tersebut terus dijilati, penis tersebut terus dijilat seperti menjilat permen oleh Sifa bahkan liang penis tersebut dimainkan oleh lidah Sifa. Seperti sudah tidak sabar Adjie kemudian menjambak rambut kakakku dan mendorong pinggangnya sehingga seluruh penis masuk ke dalam mulut Teh Sifa, “sebegitu nikmatnya kah mengulum penis...”, tubuhku mulai memanas menyaksikannya, Teh Sifa begitu lincah memainkan penis tersebut didalam mulutnya.
“ahhhh.... iiyyaaa terus sedot kontolku sayang....terus.....”, ujar Adjie kepada istrinya. Hal ini membuat darahku makin berdesir menyaksikannya, badanku terasa panas. Tiba-tiba Teh Sifa menghentikan kuluman dari penis Adjie. “Giliranku dong say...”, dengan senyum menggoda Teh Sifa menunjuk selangkangannya. “Mau diapain say memeknya...”, kata Adjie kepada Teh Sifa. “Jilatin memek Sifa donk say...., abis itu entotin sama kontol kamu....”, ucap Teh Sifa. Hal ini membuatku bergidik tak percaya kakakku bisa berbicara se-vulgar begitu. Tapi hal tersebut membuat diriku tambah teransang, darahku sepertinya mendidih.
“Acccckkkkhhhhh..... iiiyyaaa.... emmmhhh ennaakk Aa.... terus....”, racau Teh Sifa ketika vaginanya di jilat oleh suaminya. Sementara Teh Sifa sendiri meremas-remas payudaranya dan Adjie pun semakin rakus menjilat vagina kakakku tersebut. “Emmmhhh....”, desahku pelan tidak disadari akupun mulai meremas-remas payudaraku sendiri dan untung saja mereka berdua tidak mendengar desahanku.
“aaccckkkhhh... terruuss aa.... teruuss jilaatt mmeemekkku.....”, kata-kata vulgar dari mulut kakakku semakin membuat suaminya bersemangat dan dirikupun merasakan ada yang basah di daerah kewanitaanku. Setelah ada sekitar lima menit kakakku dijilat vaginanya Adjie menghentikan jilatan tersebut, kemudian mereka bercumbu lagi. Sisa cairan yang ada di mulut Adjie disihap habis oleh Teh Sifa.
“waktunya sayang.... kamu pengen diapain sayang....” kata Adjie kepada Teh Sifa.
“Entotin aku sayang... Entotin pake kontol kamu... Masukin di memekku sayang.....” , kata mesum tersebut meluncur dari mulut Teh Sifa dengan senyum manisnya. Teh Sifa kemudian berbaring diatas karpet depan TV, dengan selangkangan yang di bukanya. “Mari sayang aku sudah kangen di entotin....”, ucap kakakku lagi yang dibalas dengan senyuman suaminya.
Penis Adjie yang besar perlahan-lahan memasuki vagina Teh Sifa, “Emmmhhhh......”, desah tertahan dari Teh Sifa, tak lama kemudian Adjie mulai menggenjot vagina istri, tubuh kakakku terlonjak-lonjak ketika di genjot oleh suaminya.
“Bagaimana sayang.... kamu .. ssuka...”, tanya Adjie kepada Teh Sifa. “Acckkkhhh.... iiyyaa... aahh...eennnaakkk......”, ceracau kakakku. Tangan kakakku di tariknya dan posisi sekarang berubah Teh Sifa berada di atas tubuh kakak iparku, tubuhnya meliuk-liuk diatas tubuh, kedua payudara Teh Sifa dimainkan oleh Adjie.
“Acckkkhhh....aacckkkhhh...ennnaakkk... saayyyannngg.... eennakkk bangett.. kontolmu...”, kata Teh Sifa sambil terus menari di atas tubuh Adjie. “Emmmhhh....aku juga ingin.. “, ucapku dalam hati, “qo... aku jadi bernafsu sih...” kataku dalam hati. Adjie sempat melirik ke arah ku, mungkin karena ada bayangan seseorang tapi dia tampak tak menghiraukannya dan aku yang kaget langsung bersembunyi takut ketahuan.
Tak lama kemudian Teh Sifa mengerang, “Acccccckkkkhhhh.......akuuu sammmpppee...”, tubuhnya melemas, tetapi penis Adjie masih tertanam dalam vagina istrinya. Kemudian tubuh kakakku di balikkan, posisinya menjadi nungging kembali Adjie menggenjot tubuh kakakku. “Acckkkhh...rSifai sayyang.. memekk mu eeennnakkkk...”, kata Adjie sambil terus menggenjot tubuh Teh Sifa.
“Ahh... perkasa banget...”, kataku dalam hati. aku tidak tahu seterusnya bagaimana, aku segera kembali ke kamar karena takut ketahuan dan birahikupun sudah meninggi menyaksikan hubungan intim tersebut.
Sesampainya dikamar segera ku tutup pintu kamar dan naik ke atas ranjang, masih terbayang kejadian barusan dalam kepalaku. “Emmmhhh....aku ingin......”, aku memainkan payudaraku sendiri, “Ohhhh....kak Adjie.... kontolmu begitu kuat...”, aku memang sudah mabuk kepayang oleh birahiku sendiri. Aku berimajinasi seolah kakak iparku sedang menyetubuhi diriku. Aku tanggalkan seluruh pakaianku, aku memainkan vaginaku sendiri. “aacckkkhhhh kak Adjie.... ini memek untukmu...acckkkhhh ennnakk sekaallli kakk.....oohhhh.... aakkkuuu iiinggiinn kkooonnttoolll..... ”, fantasiku semakin liar aku ingin sekali disetubuhi oleh kakak iparku sendiri, dan setelah ada 10 menit diriku bermasturbasi “ackkkkkhhhh....”, cairan kewanitaanku tumpah di ranjang, lemas rasanya sampai pagi menjelang aku baru menyadari kalau semalam aku tidur tidak menggunakan busana.
Sudah seminggu sesudah kejadian tersebut, aku pernah mendapati Teh Sifa ketika akan pergi bekerja memberikan service oral kepada penis suaminya. Kakakku yang sudah menggunakan jilbab masih mengoral penis suaminya, aku dapat melihatnya itu karena pintu kamarnya tidak tertutup dengan sempurna, kulihat Adjie begitu menikmati oral yang dilakukan oleh kakakku. “Acckkkhhh..... Teh Sifa.... membuatku cemburu....”, kataku dalam hati sambil berlalu. Entah kenapa semenjak itu libidoku jadi mudah naik dan ingin merasakan bagaimana berhubungan intim layaknya suami - istri.
Hari itu aku pulang kuliah sekitar jam 11 siang karena memang dosen yang seharusnya masuk dikelasku berhalangan datang, sesampainya dirumah ku lihat Adjie baru pulang dari bengkel kerjanya yang memang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah. “eh, Ka Adjie pulang kerumah ya... “, sapaku kepada Adjie. “Eh iya.. ada yang ketinggalan nih...”, katanya sambil membuka pintu pagar. Ketika memasuki pintu pagar tiba-tiba kakiku tersandung, “Aww......”, aku hampir terjatuh tapi Adjie berhasil menangkapku. Tangan Adjie tepat menangkapku di payudaraku.
“Ehh...., maaf aku tidak sengaja.....”, kata Adjie, “Emmhhh.... ngak apa-apa ka Adjie...”, mukaku memerah karena malu sama merahnya dengan kerudung yang kukenakan. Kemudian kami berdua memasuki rumah. “Kak, mau diambilkan minum...???”, tawarku kepada Adjie. “Boleh...”, jawab Adjie sambil duduk di kursi. Akupun mengambilkan minuman untuk Kakak iparku.
“Emmmhhh....Nissa coba duduk disini...ada yang mau aku omongin...”, kata Adjie kepadaku. “Ada apa ya kak..???”, tanyaku kepada Adjie. “emmhhh.... kamu pernah mengintip kami bercinta ya....???”, kata Adjie. Bagaikan disambar petir aku Cuma bisa diam, “Nissa juga pernah tidur tanpa busanakan...???”, kata Adjie sambil mengeluarkan Hpnya dan menunjukan foto waktu itu. “Hah kakak.....”, kataku hampir berteriak. “Tenang...., aku ngak akan bercerita sama Teh Sifa qo...”, jawab Adjie kepadaku dan hal itu membuatku sedikit tenang.
“Nissa ...., kamu mau...???”, tanya Adjie kemudian. “mak...maksud....kaka...??”, jawabku dengan gemetar. “Maksudku ini....”, jawab Adjie sambil menarik tanganku dan menyimpan tepat diselangkangannya. Aku kaget tapi diriku sepertinya tidak dapat menolak tubuhku menegang, wajahku memerah karena malu, tanganku meremas-remas penis tersebut dari balik celananya.
“Nissa.... kamu mau ini kan...kamu mau kontolku....”, tanya Adjie kepadaku. Wajahku memerah. “Kakak.. jorok ih...., aku ngak mau...”, kataku mencoba menahan hasratku, tetapi tanganku makin intens meremas-remas penisnya. “Ayolah Nissa...kakak tau kamu menginginkannya...”, kata Adjie. Bibir Adjie mendekat ke wajahku, kecupan lembut langsung di bibirku, aku tidak berusaha menolaknya bahkan aku menerimanya dengan suka rela. Lidah kami saling menjulur tubuhku ditariknya dan kitapun berpagut mesra. Kancing – kancing bajuku dibuka satu persatu kemudian dijatuhkannya baju ku kelantai. Aku hanya tersenyum kepada kakak iparku tersebut.
“kamu mau ini.....”, tanya Adjie kepadaku, aku hanya mengangguk lemah. “Kalo mau bilang donk ini itu apa..”, sambil menarik tanganku ke selangkangan kembali. “Kontol....”, jawabku lemah. Adjie tampak puas mendengarnya dia kemudian berdiri dan melepas celananya. Aku kaget baru kali ini aku melihat penis sebesar itu. “Ayo Nissa...., kamu mau apakan kontolku ini...”, tanya Adjie kepadaku.
Wajahku merona merah kembali, tapi rasa malu itu dikalahkan oleh hasratku sendiri, aku tahu ini salah, tapi hasratku mengalahkan segalanya. Aku berlutut didepan selangkangan kakak iparku, sementara kakak iparku duduk dikursi menunggu apa yang akan aku lakukan. Dengan ragu tanganku memegang penis tersebut, kemudian lidahku julurkan menyapu ujung penis. “accckkkhhh bagus Nissa...”, kata Adjie sambil membelai kepalaku yang tertutup jilbab, rasanya aneh tapi birahi ini tidak terbendung, “Srrruuuuppp....srrriuuuupppp.....”, ku jilat permukaan penis tersebut, makin lama aku makin intens mempermainkan penis tersebut. “Acckkkhhhh enakkk…., Nissa… suka kontol kakak…???”, Tanya Adjie yang kujawab dengan anggukan sambil terus menikmati mainan baruku. Kumasukan penis besar milik suami kakakku kedalam mulutku. Ku kulum penis tersebut, “mmmmuuuummm..... eemmmmhhhh....”, aku benar-benar menikmati oral pertamaku. Kepalaku ditekan oleh Adjie sehingga hampir seluruh penis tersebut masuk kedalam mulutku. “Acckkkkhhhh...... kamu pintar Nissa sayang...”, kata Adjie melambungkan diriku untuk lebih baik dalam oral pertamaku.
Tiba-tiba Adjie mengangkat tubuhku, dikecup lembut bibirku oleh Adjie, “Kita pindah ke kamar ya...”, aku hanya mengangguk tubuhku kemudian di bopong menuju kamar tidurku. Kemudian dengan lembut Adjie merebahkan tubuhku diatas ranjang, celana jeans dan celana dalamku ditarik Adjie, sehingga aku hanya tinggal mengenakan jilbab yang masih terpasang dikepalaku, secara refleks aku menutup daerah kewanitaanku dengan tangan. “Kakak.... aku malu....”, mukaku merah padam menahan malu, baru kali ini seorang lelaki melihat kemaluanku.
“Kenapa malu...., coba kakak liat....”, tanganku di singkirkan dari selangkangan. “Emmmhhh.... memek kamu indah Nissa......”, Kata Adjie sambil tersenyum sambil mengusap tangannya di selangkangan. “Boleh kakak cium memek Nissa....??”, aku mengangguk. “Emmmhhhhh... Kaka....”, lenguhku saat bibir Adjie menyentuh bibir vaginaku. “emmmhhhh... wangi sekali memekmu sayang....., lebih legit dari kakak mu.... ”, kata Adjie sambil melanjutkan jilatan-jilatan di vaginaku. Sementara aku melebarkan kakiku dan semakin memudahkan Adjie untuk menjilat dan menyedot vaginaku. “Acckkkkhhh.... kakak.... ennaakkk..”, ceracauku. “Acckkkhhh iyyyaa.... jilat memek Nissa ....”, Adjie semakin bersemangat lidahnya masuk kedalam vaginaku. Jilatan kakak iparku semakin liar. Kadang jari tangannya ikut bermain didalam vaginaku, “Acckkkkhhhh.............kakak...... nikmat.......tteerrruusss... oooohhh... .”, lidah Adjie bermain di klitorisku, menambah diriku semakin tidak kuasa menahan kenikmatan. Kadang tubuh ku melengkung menikmatinya. “Acckkkkkhhhhhhhhhh........”, jeritku. “Crrettttt....Creettt....... creeettttt......”, cairan kewanitaanku tumpah ke mulut Adjie, semuanya dijilat dan diminum oleh Adjie.
Tubuhku melemah sesudah orgasme pertamaku, kulihat Adjie memposisikan penisnya tepat didepan vaginaku. Beberapa kali penis Adjie tidak berhasil masuk kedalam vaginaku. “Acckkkkkkkhhhh........”, erangku ketika kepala penis Adjie memasuki vaginaku. “Emmmhhhh masih peret nih memek....”, kata Adjie. Sambil mendorong penisnya semakin masuk kedalam vaginaku. “Accckkkkkkkkkhhh.....sssaakkiiiitt......”, teriakku ketika penis tersebut merobek selaput dara tubuhku menegang menahan sakit teramat sangat. “Tenang Nissa....., nanti kamu terbiasa....”. Adjie berhenti sejenak supaya vaginaku terbiasa dengan penisnya.
Sesudah dianggap terbiasa Adjie mulai menggenjot vaginaku. “emmmhhhh......emmmhhhh....”, lenguhku setiap vaginaku diterobos masuk oleh penisnya, sementara Adjie sambil memompa vaginaku, tangannya meremas-remas payudaraku. “acckkkhhhhh.......ackkkkkkhhhh.......ennakkkk kakak.....”, erangku sambil melihat penis tersebut keluar masuk dari dalam vaginaku. “acckkkhhhh.... Nissa... memekmu...peret...”, kata Adjie sambil menarik tubuhku sehingga aku duduk dipangkuannya. Sambil menggenjotku Adjie mengulum payudaraku. “Accckkkhhhh.....aacckkkhhhh...... terrruuss..kakak...... aaacckkkhhhh kkoontttolll nyaa eeennaakkk........”, erangku kenikmatan.
“Plookk..... pllloookkkk........ploookkkk....”, suara tumbukan antara selangkangan kami berdua begitu terdengar indah. “Acckkkhhhhh..... memek kamu enaakkkk bangettt.... Nissa.....”, erang Adjie. Sementara tubuhku makin terlonjak lonjak diatas pangkuan kakak iparku. Jilbab yang kukenakan sudah tidak beraturan. “aacckkkhhh...ememmmmhhh eeennnaaakkkk ...terrrususs.... eenntttooott e….”, erangku saat itu. “Acckkhhh... kamu suka.. Nissa.....”, tanya Adjie kepadaku. “Acckkhhh iiyyaa...Nissa ..suukkaa...”, jawabku. “Nissa suka apa.....”, tanya Adjie kembali. “Acckkkkhhh........ kakak.... Nissa ssuuukkkaa diii eenntttoottt, accckkkkhhh sssuukkaaa kontolllll....”, jawab aku sama vulgarnya dengan yang dilakukan oleh Teh Sifa.
“Acckkkkkkhhhh..............kkaaakkkaaakkk......ooohhhhhhh......ccrrreeettttt......cccrrreeeeetttt.”, tubuhku mengejang hebat, aku kembali mengalami orgasme untuk yang kedua kalinya. Tapi Adjie tidak menunjukan akan orgasme. Tubuhku dibalikan oleh kakak iparku sehingga aku tertelungkup, dengan sekali dorong penis Adjie kembali memasuki rongga vaginaku.
“Accckkkkkkhhhhhhhh........akkkhhh....... ackkkhhhh....”, aku mengerang ketika Adjie mulai menggenjot kembali vaginaku dari belakang, birahiku juga naik kembali. Liang vaginaku terasa disesaki oleh penis Adjie. “Acckkkkhhhh....memekmu benar-benar menjepit kontolku Nissa....”, kata Adjie sambil menarik jilbabku kebelakang. Aku bagaikan seekor kuda yang sedang ditunggangi. “Accckkkkkhhh.... kaakak... enttooottt aakkuu terus.....aawww......accckkkhhhhhh........ooohhh....kkkoonntooll kakakk ennnakkk”, racauku setiap menerima genjotan dari Adjie.
“oooohhhh.......eeennnaakkk.... kakak...... Nissa...suuukkkaa...eenntottinn , trruusss..... aahhhh.... Nissa...sukkkaa kkoonttolll..ooohhh....iiiiyahh tterrruuuss.... mmassukkinn mmmeeemmeekkk .... .......aahhhh ffuuuuccckkk....fffuucckkk mmmee...”, kataku semakin keenakan dan semakin tidak terkontrol kata-kataku.
“aaahhhh.....memekk mu jepit sekali sayyaaannggg........kontol kakak kaya diremas-remas”, kata Adjie sambil terus menggenjot dan tarikan kerudungku hingga terlepas.
“aacckkkhhh....Nissa jjjuuuggaaa ....aaacckkkhhh eennttootttiinnn kkaakkaakk .. ennttott jjjaadiiikkkaann ....Nissa lloonnttteemu....aacckkhhhh... nniikkkmmmattt.....”, ceracauku semakin sudah tidak terkontrol.
“emmmmhhh....Nissa....mau dijadikan lonte kakak....???”, tanya Adjie sambil terus menggenjotku dan menjambak rambutku. “ooohhhhh.....iiyyaa.... oohhhhh jadikannnn Nissa llloonnttee kakkkk....aacckkkhhh nnniiikkmmmaatt.....”, erangku menjawab pertanyaan Adjie. Mendengar jawabanku Adjie tambah bersemangat memompa vaginaku dan “Crrreeettttt.......crrreeetttttt.....”, cairan cintaku kembali keluar dengan derasnya.
Adjie mengeluarkan penisnya dari dalam vaginaku, terlihat ceceran bercak merah dari selaput daraku yang telah robek. “oooohhh kontol itu masih tegak berdiri.....”, kataku dalam hati sambil melihat kearah penis itu.
“Nissa.... bennarr... kammu mau menjadi lonteku....”, kata Adjie kepadaku. “Iyyyya.... kak.. jjadii kan aku lonte mu....”, jawab aku yang tergolek lemah. “boleh kakak masukin kontol disini...”, tanya Adjie sambil mencolok lubang anusku dengan tangannya dan akupun hanya mengangguk lemah.
“ooohhhh..... kontol besar itu akan masuk di liang duburku..., aku akan disodomi.... ohh.. tidakk...”, jerit ku dalam hati. Adjie kemudian mengambil lotion yang ada dekat ranjangku, kemudian lotion itu di oleskan di lubang pantatku. “Accckkkkhhhhhhhh.....ssaakkkiiitt....”, erangku ketika penis itu memasuki lubang duburku, tapi Adjie tidak memperhatikan dia mendorong penisnya kuat-kuat “Slleeebbbb........”, penis itu amblas semua kedalam anusku. “Acckkkkkhhhhhh.........”, kepalaku mendongak keatas, rambut panjangku kemudian dijambak oleh Adjie, “Kakakmu tidak pernah mau aku sodomi, kamu adiknya mau aku sodomi...., sekarang rasakan kontolku menyodomi boolmu lonteku sayang....”, bisik Adjie di telingaku. “Rasakan ini lonte......”, teriak Adjie sambil memompa anusku. “Acccckkkkkhhh.......pppaannnasss.... sakkkiiittt.... oooohhh.....ammmppuunn.....”, teriakku merasakan perih sekali disodomi.
“mainin memekmu sendiri lonte....kakakmu tak pernah mau aku sodomi....”, kata Adjie dengan kasar sambil menjambak rambutku. Aku memainkan vagina ku sendiri. Aku gesek cepat klitorisku, rasa sakit di lubang duburku sekarang sudah berkurang. Ransangan birahi begitu besar.
“Gimana....ennakk disodomi.... acckkkhhh benar-benar peret nih Nissa......”, tanya Adjie kepadaku. “Acckkkkkkhhhh.....iiiyyyaa eennnaakkk....ooohhh........eeemhhhh......teeerrruuusss.. ..”, ujarku.
“Nissa......acckkkkhhhhh.....kaammuu lleeebbiiihhh nniikkkmmattt dari Kakakmu ..... Reffiii....”, ujar Adjie. “Memekkkmu lleebbiiihh leeeggiittt... booll..muu.... maaannnttaappp.....acckkkkkhhhH”, kata Adjie menambahkan sambil menjambak rambutku.
“Accckkkhhhh.....iiiyaaaaa.....oooohhhh......eeennnaakakkkkkk........soooddoommiii....... aakkuuu kkkaa.....”, aku semakin menggila, hantaman penis bertubi-tubi secara reflek akupun mengikuti iramanya, selain itu akupun semakin cepat mengocok vaginaku sendiri.
“oooooohhhhhh.......kkkkkaakkkaakkk..., akkuu kkeluuuarr......”, jeritku ketika tidak sampai lima menit aku sudah kembali orgasme. Adjie mengeluarkan penisnya dari dalam anusku dan membalikkan tubuhku hingga terlentang, tanpa basa basi kembali penis tersebut menghujam vaginaku. “Accckkkkkkkhhhhhhh...........”, tubuhku terombang ambing digenjot dengan liar, tanganku meremas-remas seprai yang sudah acak-acakan. “Acckkkkkhhhh...... Nissa aku mau kellluuarr..... bukkka mmuulluuttt kkaammuuu.....”, Adjie mengeluarkan penisnya dari vaginaku dan mengarahkan penis itu kemulutku yang sudah ku buka, sambil mengocok penis Adjie menyemprotkan spermanya ke arah mulutku “Crrrooootttttttt........c.rrrooooottt...... cooorrrrltttttt........aacckkkkkhhhhhhhh......”, sperma itu meluncur deras kedalam mulutku, dan banyak juga yang tercecer ke hidung, mata dan seluruh wajahku berbasuhkan sperma dari kakak iparku.Sisa sperma yang bercampur dengan cairan cintaku di penis Adjie ku jilat dan ku kulum. “Acckkkkhhh..... kamu nakal sekali Nissa...”, kata Adjie kepadaku. Aku hanya tersenyum sambil membersihkan mukaku yang belepotan peju menggunakan tanganku dan kuhisap kembali sisa sisa cairan cinta tersebut.
“Ahhh....Nissa......, memek kamu lebih nikmat dan kamu lebih binal dari kakakmu..., kakak suka itu....”, kata Adjie kepadaku. “Benarkah.....??? memek Nissa lebih nikmat...”, tanyaku.kepada Adjie. “Iya sayang... kamu lebih segalanya dari kakak kamu....kakak suka sayang....”, katanya sambil mengecup bibirku. “Nissa juga suka kakak..., Nissa cinta ke Kak Adjie....”, jawabku. “Nissa...., kontol kakak masih menunggu kamu nih....”, kata adjie sambil bersenyum, dan kembali aku dan kakak iparku meluapkan birahi.

Bersambung....
 
Terakhir diubah:
Bimabet
Jiah langsung tusbool aja tuh dapet prawan dua kali mantaaaapppp lanjut lg masta hajar bool'y lagi jgn ksh kendor biar bool'y aja yg kendor wkwkwkwk mantaaapppp
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd