Ketawa-Saja
Suka Semprot
https://1.bp.********.com/-fKfYWmkrfnc/WOqkTXQz_mI/AAAAAAAABTw/5hplRxLYXowo42soOO19Hp5hGmpFIGA6ACLcB/s320/Shio-2017-New2.jpg
Entah Pikiran apa yang Merasuki Diriku yang Penuh Dengan Kegundahan ini , Sedih dan Merana Seakan Menjadi Asupan Batin Dalam Keseharianku. Kekasih yang Teramat Lama Telah Berpaling Dariku Menuntunku ke Dalam Lorong Kegelapan yang Teramat gelap.
Sejak Mengetahui Bahwa aku hanya Dijadikan Penghibur Kegelisahanmu , Membuatku Semakin Tak Terbendung untuk Membencimu. Meski harus Kuakui Sering Kali Ku rasakan Rindu Ketika kau Menempelkan Tanganmu Di Pipiku.
Tapi Semua itu hanya Membuatku semakin marah , Bak Seekor Burung yang Baru Membangun Sebuah Rumah , namun Dengan Mudahnya Disapu angin Terbang. Membangun Perasaan ini Bukanlah Semudah Burung yang Mengumpulkan Ranting untuk Membangun Rumahnya.
Harus Kuawali Dengan Kepercayaan dan Keteguhan hati Barulah aku Mendapat Momentum bahwa Kau adalah Seorang Lelaki Mampu mengisi Kekosongan Hati ini.
Bagaikan Seorang Pelacur yang Tengah Menawarkan Dirinya , Diriku kau Buyarkan Dengan Pencampakan yang Menodai Cinta Suci ini. Pernahkah Kau Memikirkan akan Hasil akhir yang Tak pernah kau Sepakati Dengan Diriku ?
Kau anggap Diriku ini apa ? Tega kah kau Membuat Diriku harus Kehilangan Waktu dan Tenaga ini Hanya untuk Diri mu Seorang ? Se egoiskah Dirimu itu ?
Pernah Sekali Kutemukan kau Sedang Bermain api Dibelakangku , Namun Dengan Mudahnya ku tutup Sebelah Mataku untuk Memaafkan mu. Bukan Perkara Mudah untuk Memaafkan Sesuatu yang Tidak layak untuk Dimaafkan.
Pernahkah Kau Menganggap ini adalah Sebuah Nilai Tambah ?
Bila Melepasmu Adalah Jalan Menuju Ketenangan , Lebih Baik aku Mempertahankanmu.
Bila Mencintaimu Adalah Pilihan Kedua Dalam Hidupku , Maka aku akan Mengubahnya Menjadi Pilihan Pertama.
Pernahkah Terlintas di akal Sehatmu , Bahwa Ketulusan yang ku Lukiskan ini Tak Lebih hanya untuk Membuat mu nyaman di Dekatku ?
Aku harus Membantumu untuk Mendapatkan Kepercayaan dari Orang tua ku Agar Mereka Memberikan Restunya padamu. Melihat Pengorbanan ini , Apakah kau Merasa aku sangat Rendah ?
Kau yang Ku kagumi Bukanlah Seorang Pecundang yang Seperti Sekarang. Kau Memberiku Mimpi buruk. Pantaskah ? Pantaskah aku Mendapatkan ini ?
Hanya Berlindung dalam Cahaya Purnama aku Menangis.
Bersama Purnama Pula aku Menghabiskan Waktu untuk Mengiris Kecil-Kecil Memori Berkasih ini.
Dan Setiap Malam Pula Selalu Ku'Merindukan Purnama'
Entah Pikiran apa yang Merasuki Diriku yang Penuh Dengan Kegundahan ini , Sedih dan Merana Seakan Menjadi Asupan Batin Dalam Keseharianku. Kekasih yang Teramat Lama Telah Berpaling Dariku Menuntunku ke Dalam Lorong Kegelapan yang Teramat gelap.
Sejak Mengetahui Bahwa aku hanya Dijadikan Penghibur Kegelisahanmu , Membuatku Semakin Tak Terbendung untuk Membencimu. Meski harus Kuakui Sering Kali Ku rasakan Rindu Ketika kau Menempelkan Tanganmu Di Pipiku.
Tapi Semua itu hanya Membuatku semakin marah , Bak Seekor Burung yang Baru Membangun Sebuah Rumah , namun Dengan Mudahnya Disapu angin Terbang. Membangun Perasaan ini Bukanlah Semudah Burung yang Mengumpulkan Ranting untuk Membangun Rumahnya.
Harus Kuawali Dengan Kepercayaan dan Keteguhan hati Barulah aku Mendapat Momentum bahwa Kau adalah Seorang Lelaki Mampu mengisi Kekosongan Hati ini.
Bagaikan Seorang Pelacur yang Tengah Menawarkan Dirinya , Diriku kau Buyarkan Dengan Pencampakan yang Menodai Cinta Suci ini. Pernahkah Kau Memikirkan akan Hasil akhir yang Tak pernah kau Sepakati Dengan Diriku ?
Kau anggap Diriku ini apa ? Tega kah kau Membuat Diriku harus Kehilangan Waktu dan Tenaga ini Hanya untuk Diri mu Seorang ? Se egoiskah Dirimu itu ?
Pernah Sekali Kutemukan kau Sedang Bermain api Dibelakangku , Namun Dengan Mudahnya ku tutup Sebelah Mataku untuk Memaafkan mu. Bukan Perkara Mudah untuk Memaafkan Sesuatu yang Tidak layak untuk Dimaafkan.
Pernahkah Kau Menganggap ini adalah Sebuah Nilai Tambah ?
Bila Melepasmu Adalah Jalan Menuju Ketenangan , Lebih Baik aku Mempertahankanmu.
Bila Mencintaimu Adalah Pilihan Kedua Dalam Hidupku , Maka aku akan Mengubahnya Menjadi Pilihan Pertama.
Pernahkah Terlintas di akal Sehatmu , Bahwa Ketulusan yang ku Lukiskan ini Tak Lebih hanya untuk Membuat mu nyaman di Dekatku ?
Aku harus Membantumu untuk Mendapatkan Kepercayaan dari Orang tua ku Agar Mereka Memberikan Restunya padamu. Melihat Pengorbanan ini , Apakah kau Merasa aku sangat Rendah ?
Kau yang Ku kagumi Bukanlah Seorang Pecundang yang Seperti Sekarang. Kau Memberiku Mimpi buruk. Pantaskah ? Pantaskah aku Mendapatkan ini ?
Hanya Berlindung dalam Cahaya Purnama aku Menangis.
Bersama Purnama Pula aku Menghabiskan Waktu untuk Mengiris Kecil-Kecil Memori Berkasih ini.
Dan Setiap Malam Pula Selalu Ku'Merindukan Purnama'
