begawan_cinta
Guru Semprot
- Daftar
- 27 Oct 2023
- Post
- 591
- Like diterima
- 10.236
Kutaklukkan Ibu Mertuaku
HIDUP bersama mertua memang sangat merepotkan, apalagi seperti aku yang tidak bekerja dan mengharapkan belas kasihan dari istriku.
Aku sering dijadikan bahan cemoohan, bahan ejekan dan bahan olok-olokan oleh mertuaku, khususnya oleh ibu mertuaku, sedangkan bapak mertuaku tidak demikian, beliau baik-baik saja denganku.
"Sabar sajalah kau Toni..." kata bapak mertuaku dengan logat bahasa daerahnya yang medok dan keren. "Jangankan kau, Bapak juga diomeli kalau perempuannya gak Bapak puaskan... nggak usah ngajak bini kau pindah dari sini.... Bapak sangat mengerti, kau tidak bekerja bukan karena kemauan kau to...? Ajari saja bini kau, kalau sudah tua jangan cerewet seperti ibunya..."
Memang benar apa yang dikatakan oleh bapak mertuaku. Aku tidak bekerja bukan karena kemauanku. Aku adalah korban PHK. Aku ingin segera bekerja lagi, bukan tidak mau atau karena aku malas, seperti yang selama ini didengung-dengungkan oleh ibu mertuaku dalam setiap ocehannya, tetapi kesempatan itu belum datang saja padaku.
Sore itu aku pulang dari rumah temanku menanyakan lamaran pekerjaan yang pernah kutitipkan padanya beberapa waktu yang lalu. Sesampainya aku di depan pagar, aku tidak melihat mobil bapak mertuaku, mungkin diajak oleh bininya pergi ke rumah saudara, atau pergi belanja.
Aku dorong saja sepeda motorku masuk ke halaman rumah lalu mengeluarkan kunci rumah yang selalu kubawa dalam kantong celana jeansku. Untung aku belum memasukkan kunci ke dalam lubang kunci, karena aku dibuat kaget duluan.
Dari gordeng kaca di depan rumah yang tidak tertutup rapat, aku melihat ibu mertuaku yang baru selesai mandi sedang bertelanjang bulat di ruang tengah mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk.
Barangkali ini adalah balasan dari permusuhannya denganku selama ini, batinku. Tidak perlu aku membalas sendiri, tetapi ada tangan yang tidak kelihatan yang membalasnya biar ketelanjangannya kelihatan olehku.
Berhubung dia tidak mengetahui kehadiranku, kupandangi saja dengan mata melotot tubuhnya yang telanjang itu dimulai dari teteknya.
Tetek ibu mertuaku masih menampakkan kejayaan masa lalunya. Tetek itu di masa dia masih segar-segarnya pasti montok sekali meskipun sekarang sudah menunduk lesuh tapi putingnya yang besar masih tampak menggairahkan minta disedot dan dikunyah.
Perutnya buncit dengan lembah yang dalam. Bayangan hitam menghiasi lembahnya itu, tapi sayang... memeknya tidak kelihatan. Tapi itu sudah cukup bagiku.
Aku segera meninggalkan tempat mengintipku dan hingga malam ketika istriku berada di rumah aku baru pulang ke rumah. Tentu kejadian tadi sore kupendam sendiri di dalam hatiku, tetapi bagaimanapun kupendam sebagai seorang laki-laki aku memandang ibu mertuaku jadi berbeda dan setiap kali aku melihatnya membuat pikiranku tersumbat dan ingin onani, sehingga frekwensi onaniku jadi bertambah. Biasanya hanya saat-saat istriku haid aku onani, tetapi sekarang istriku tidak haidpun aku sering onani.
°°°°°