Part 1 - Awal
Mungkin kalian bertanya-tanya, bagaimana virus tersebut bisa seberbahaya itu? Baiklah. Disini akan ku jelaskan mulai dari awal sebelum virus menyebar ke manusia.
°°°°°°
[Flashback sebelum Virus menyebar]
Desember 2019
Pagi itu...
"Virus Skivo-Virus asal Tiongkok apakah berbahaya?"
Begitulah yang diberitakan oleh salah satu siaran TV. Setiap hari, ada banyak peneliti yang menyebutkan jika virus tersebut dapat menulari manusia akan tetapi disatu sisi ada yang menganggap virus tersebut hanyalah sebuah konspirasi.
Disebutkan bahwa sebelum berevolusi menjadi virus, itu adalah sebuah parasit yang menyerang otak dari hewan pengerat yaitu Tikus. Hewan tikus sendiri merupakan hewan yang sering dipergunakan untuk kebutuhan ilmiah seperti menjadi bahan percobaan para ilmuwan.
Mengapa sebuah parasit dapat berevolusi menjadi virus yang mematikan? Hal ini sebenarnya dapat terjadi karena tikus-tikus yang diambil, ditangkap, diternak oleh para ilmuwan menjadi bahan percobaan suatu penyakit yang menulari manusia. Kalian pasti tahu jika hewan tersebut merupakan hewan yang memiliki DNA yang hampir sama dengan manusia.
Hal inilah yang membuat parasit-parasit yang sebelumnya "diam" menjadi aktif di otak tikus itu. Penyuntikan vaksin, penyuntikan penyakit membuat parasit-parasit itu harus menyesuaikan diri dan pada akhirnya mereka berevolusi menjadi virus yang dikenal sebagai Skivo-Virus.
Januari 2020
Setelah malam tahun baru yang meriah di seluruh dunia, ada hal yang membuat seluruh dunia terkejut. Salah satu pusat penelitian yang sedang meneliti sebuah penyakit dan mencoba untuk membuat vaksin dan obatnya, malah membuat virus baru yang mematikan.
Rumor mengatakan bahwa tikus-tikus percobaan mulai menggigit para peneliti dan secara langsung dalam waktu 5 menit membuat para peneliti yang tergigit menjadi kehilangan akal mereka meskipun masih sadar, tetapi mereka sudah seperti "mayat hidup".
Dan 5 menit kemudian, beberapa peneliti tersebut dikabarkan terjatuh dan mati seketika itu juga hanya selang 30 detik, para peneliti yang dianggap telah meninggal dunia terbangun dan mulai tidak terkendali serta mereka juga menggigit para manusia lainnya tanpa pandang bulu.
Media nasional China mengatakan, bahwa ada sebuah kabar burung yang mengatakan para peneliti yang sudah menjadi mayat hidup itu telah menyebar keluar dari laboratorium tempat asal virus tersebut.
Februari 2020
Para "mayat hidup" mulai keluar dari laboratorium asal mereka, media mengatakan bahwa militer telah mengambil alih kota Chengdu itu dan mengisolasi kota tersebut. Dengan dipasangkan pagar-pagar yang menghalangi, diharapkan bahwa para "mayat hidup" tersebut tidak dapat menyebarkan virusnya.
Militer telah menemukan bahwa virus tersebut merupakan kesalahan terbesar yang disebabkan oleh negaranya dan mereka telah berhasil menghentikan virus tersebut. Nyatanya, anggapan tersebut adalah kesalahan terbesar. Memang benar militer telah menghentikan para "mayat hidup" tetapi tidak dengan para tikus-tikus yang bebas keluar dari lubang air laboratorium.
Maret 2020
Tikus-tikus yang berhasil keluar dari laboratorium itu mulai menyerang hewan-hewan lainnya yang kebanyakan adalah hewan peliharaan seperti kucing dan anjing. Hewan-hewan tersebut pada akhirnya menggila dan terus menyerang manusia dan menjadikan mereka "mayat hidup".
Penyebaran virus tersebut lebih cepat daripada yang di perkirakan, para peneliti menganggap bahwa penyebaran virus zombie secara menyeluruh di seluruh dunia membutuhkan waktu 3 tahun, tetapi perkiraan itu salah, karena hanya dalam selang waktu beberapa bulan ke depan, virus tersebut telah menyebar ke seluruh dunia dikarenakan virus tersebut dikirimkan lewat burung-burung yang juga telah menjadi pembawa virus Skivo-Virus ini.
==========
Mungkin segitu saja untuk memahami bagaimana awal mula dari wabah zombie yang telah menyebar ke seluruh dunia ini.
°°°°°°
[Nowdays]
Aku terbangun di pagi hari yang diawali dengan suara dentuman dan suara - suara tembakan di luar. Virus tersebut telah mulai menyebar ke Indonesia pada akhir Maret ketika ada 2 burung yang ditembak oleh pemburu dan ternyata burung-burung tersebut membawa virus Skivo-Virus dan langsung mematuk para pemburu itu dan hanya butuh 30 detik, pemburu tersebut telah menjadi salah satu dari mayat hidup tersebut dan mulai menggigit manusia lainnya.
Perkenalkan namaku Adityawarman seorang mahasiswa rantau asal Solo yang berkuliah di salah satu universitas di Jakarta. Kehidupanku telah berubah drastis setelah adanya berita bahwa virus Skivo-Virus yang dapat membuat manusia menjadi mayat hidup itu masuk ke Indonesia pekan lalu.
Saat ini aku berada di dalam kamar kosku dan menunggu waktu agar dapat keluar menuju salah satu shelter yang disediakan oleh militer dan pemerintah Indonesia. Aku awalnya tidak tahu bagaimana untuk melewati makhluk - makhluk tersebut hingga ada seorang manusia didepan kosku bertarung dengan menggunakan tongkat baseball besinya dengan menghancurkan kepala-kepala monster tersebut, meskipun pada akhirnya dia juga menjadi salah satu dari mayat hidup tersebut karena tidak ada yang membantunya melawan 5 zombie sekaligus.
"Hah...hah...hah... Banyak banget zombie depan kosku" Ujarku.
"Harus pake apa nih biar bisa keluar?" Tambahku.
Disaat itu juga, aku melihat ada sebuah linggis di dekat gerbang masuk kosku, sepertinya itu bekas tukang bangunan yang sedang membangun bangunan di sekitar sini.
"Aku harus bisa... Aku harus bisa!!!" Batinku.
Dengan memberanikan diri, aku mengajak teman satu kosku untuk keluar dari sini.
"Kita harus keluar dari sini fi" Ujarku.
"Tapi gimana dit? Kita ga punya senjata" Balas Rafi.
"Aku pake linggis itu dan kamu pake tongkat baseball besi yang diseberang itu" Ujarku.
"Kita ga bakalan hidup kalo disini terus fi, kita harus berjuang untuk bertahan hidup dan seenggaknya bisa ke tempat yang lebih aman dan lebih banyak makanan" tambahku.
"Iya sih, persediaan makanan kita juga cuma cukup buat 2 minggu kalo buat dua orang, okelah kita harus keluar dari sini!" Balas Rafi.
Kami berdua lalu bersiap dan menyiapkan tas berisi dengan makanan, kotak P3K dan beberapa baju. Kami memutuskan untuk tidak mengisi penuh agar tetap dapat berlari dari para zombie itu. Setelah para zombie berjalan menjauh dari tempat dimana linggis dan tongkat besi itu, aku dan Rafi mulai keluar dari kamar kos dan sekeluarnya, telah banyak bau-bau tak sedap karena banyak mayat yang ada disekitar kami.
Grrahhh....
Suara zombie yang tersangkut di pagar kawat mengejutkan kami, dan setelah aku mendapatkan linggisku dan Rafi dengan tongkat besinya, kami memulai percobaan kami pada zombie yang tersangkut, ku tusuk perutnya, Rafi memukul lehernya dan hal itu tidak membunuhnya. Akhirnya setelah percobaan dengan menghancurkan kepalanya, zombie itupun mati.
"Jadi kalo mau ngebunuh zombie harus ngancurin kepalanya?" Ujarku.
"Sepertinya begitu dit, bagian tubuh lainnya hanya memperlambat gerakannya" Balas Rafi.
Setelah itu, kami berdua memulai perjalanan kami di dunia luar yang dipenuhi oleh "ZOMBIE".