Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Lembutnya Ibuku.

Terimakasih response suhu-suhu sekalian. Itu semua membuat saya semangat dalam menuangkan imajinasi saya demi terlanjutnya cerita ini.


DUA

Pagi-pagi sekali aku bangun dan mulai mengerjakan tugas harianku. Aku memulainya dengan menyapu bagian dalam rumah mulai dari dapur lalu ke ruang tengah yang sekaligus juga ruang tamu, kemudian kamarku sendiri dan kemudian aku berhenti di depan kamar orang tuaku. Mereka masih tidur tetapi lampu kamar menyala. Kuintip sedikit melalui gordeng yang menjadi pengganti pintu dan benar saja aku melihat bapak masih di tempat tidur dengan posisi celentang. Ibu tak aku lihat disana, mungkin pergi ke pasar.

Aku melanjutkan tugasku yang lain, yaitu ngepel dan nyapu halaman. Hingga aku berangkat sekolah, bapak masih dalam keadaan tidur dan ibu belum pulang.

*****

"Apa lu liat-liat ??", sergah anak yang duduk di meja sebelahku.
Aku duduk di bagian paling belakang, berdua dengan Denny yang memilih di sebelah kiriku. Bangku jadul ini sudah begitu tua, entah dari jaman apa bangku ini telah ada. Bangkunya penuh pesan dan tulisan dari anak-anak angkatan terdahulu. Akupun telah menorehkan kenangan berupa namaku disana. Dan anak yang tadi merongos ketika kulirik adalah Herman, anak badung yang duduk di bangku yang sejajar denganku. Herman ini berperawakan pendek namun kekar, berkulit hitam dengan wajah penuh bopeng bekas jerawat. Aku jangankan jerawat, hormonku ini sepertinya dalam keadaan kurang. Aku paling kurus dan kecil di kels.

"Eh anjing lu.... sirik ama gua ?", Herman kembali melotot ke arahku.
"Udah Ded sini aja kalo mau liat, ga usah larak lirik gitu tapi pengen hahaha" timpas Mulya teman sebangku Herman. Aku menggelengkan kepala karena tau pasti mereka pada ngga bener.

"Ayo Ded, ikut" ajak Denny teman sebangkuku. Aku menggeleng tapi Denny memaksaku.
Akhirnya aku mengikutinya dan merubung di bangku Herman.

Sebuah majalah berwarna sedang terbuka di pangkuan Herman. Denny sambil cengengesan ikut nimbrung melihat. Aku penasaran juga, ya jadi aku lihat.

Ya ampun.....
Itu adalah pertama kalinya aku melihat gambar porno. Perempuan dan lelaki bula sedang melakukan hubungan seks, jelas sekali terlihat kemaluan perempuan itu dimasuki batang lelaki yang besar. Aku jadi inget punyaku..... tidak sebesar itu.

"Hahahaha.... SI DEDI NGACENG !!!" teriak Herman.
Aku tentu malu sekali.


*****

Pulang sekolah aku berjalan kaki berdua dengan Denny, kebetulan dia memang satu komplek perumahan denganku. Sepanjang perjalanan kami ngobrol perihal yang tadi aku lihat di majalah.

"Ded... lu baru pertama kali liat ya ?"
"Apaan ?"
"Majalah porno"
"Udah pernah liat" jawabku tidak terlalu bohong kan.... tadi malem aku melihat ibu dan bapak sedang.....

"Bohong lu...." tebak Denny.
"Beneran... gua pernah liat kok..... yang asli" jawabku ngga mau kalah.
"Hah.... siapa ?"
"Bokap ama nyokap tadi malem" ujarku bangga.
"Wah.... gua juga pernah Ded"
"Lu pernah juga ?"
"Iya beberapa kali" jawab Denny.
"Terus gimana ?" tanyaku penasaran
"Ya.... gua intip aja terus.... sampe gua pengen juga hahaha" Denny terbahak.
"Terus gimana tuh waktu lu pengen ?" aku penasaran.... mengingat aku juga mengalami rasa yang gatal-gatal pengen gimana gitu di kemaluanku.
"Gua coli aja Ded"
"Gimana caranya ?" aku makin tertarik.
"Seriusan lu belum pernah coli ?"
"Belum......" sedih rasanya saat itu aku ketinggalan info haha.
"Yaudah gua kasih tau nih caranya"

Dan itu adalah pelajaran yang selalu aku ingat. Pelajaran yang berharga sekali seumur hidupku. Denny menjelaskan apa saja yang harus dilakukan... mulai dari harus berada di kamar mandi, lalu membayangkan cewek telanjang, lalu tangan dibasahi sabun.... dan seterusnya. Aku tidak sabar ingin praktek.

Sampai di rumah aku menemui ibu yang sedang mencuci piring sambil berdiri.
"Cuci tangan dulu Ded, terus makan sana. Ibu tadi masak sayur tahu kesukaan kamu" kata ibu begitu aku masuk dan mencium tangannya yang basah oleh air sabun.
"Iya bu, ini Dedi mau ganti baju dulu bu ngga enak bau keringat"
"Yaudah sana ganti baju dulu, ibu ambilin ya nasi sama sayurnya" ibuku ini sangat baik. Dia begitu memperhatikan segala kebutuhanku dan selalu bicara lemah lembut. Aku ingin kalau punya istri nanti orangnya lemah lembut seperti ibu, cantik pula.

Sepanjang aku makan, ibu menemani di sebelahku. Tangan ibu mengusap kepalaku lembut.
"Mau nambah lagi Ded ?"
"Ngga bu, Dedi udah kenyang. Lagian sebentar lagi harus nyuci motor bapak, kan sebentar lagi pulang"
"Tenang aja Ded..... kamu libur dari tugas bapak" bisik ibu sambil tersenyum manis sekali.
"Libur gimana bu ?" tanyaku sambil menghadapkan wajahku ke wajahnya dan menatap mata ibu.
"Bapak kan hari ini pergi ke Aceh, katanya enam bulan disana" dan sebaris senyuman tersungging di wajah ibu. Aneh... ditinggal bapak kok ibu malah senyum.
"Ih... ibu kok malah ketawa ditinggal bapak?"
"Ngga apa-apa..." katanya sambil tetap tersenyum.

Tapi tiba-tiba wajahnya murung, berbalik 180 derajat.
"Ded....."
"Ya bu"
"Dedi..... liat ibu sama bapak ?" ibu nanya dengan perlahan.
Aku bingung jawab atau tidak.
Aku diam saja.
"Kamu lihat ya ?" desak ibu.
Aku hanya bisa mengangguk.
Ibu sekarang yang diam.

Dia bangkit dari kursi, mengambil piringku yang sudah kosong lalu menaruhnya di tempat cuci piring.

"Bu......" panggilku.
"Ya Ded"
"Maaf..... Dedi ngga sengaja liat"
"Iya ibu maafin...... tapi jangan cerita ke orang lain ya" pintanya.
"Iya bu.... tapi.... Dedi ngga ngerti kenapa bapak sekasar itu sama ibu"
"Nanti ibu cerita ya Ded..... ibu akan cerita banyak hal, tapi ngga sekarang".

Begitulah, kami sudah sama-sama tau bahwa aku melihat ibu setengah bugil sambil mengisap selangkangan bapak.

BERSAMBUNG
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd