Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Liburan Akhir Pekan

lanjuut..


Resti yang memunggungi tenda tentu tidak melihatnya, tapi gue langsung menjauhkan tubuh Resti, lalu dia baru tersadar akan ada orang yang mungkin keluar dari tenda, gue ambil celana gue yang entah dimana, untung saja masih ada sedikit cahaya dari sisa api unggun, dan Resti ternyata udah membawa pakaiannya lari menjauh dari tenda.

Ternyata yang keluar adalah Wildan, sambil membawa senter dia terlihat mencari sesuatu, gue samperin dia.
"Gue aus ri, lo engga liat aer minum apa?"

Gue kebelakang tenda tempat galon yang masih isi diletakkan, sambil celingak-celinguk nyari Resti yang engga tau kabur kemana, gue bawa sedikit air dan gue kasih ke Wildan. Sampe pagi hari Wildan engga juga tidur, gue juga engga tidur, dan apalagi Resti, ampe matahari terang bersinar dia belum juga balik.

Beberapa temen Santi udah bangun, terlihat Ratna begitu cekatan menyalakan kompor dan memasak mie instan yang gue beri, lalu santi diikuti yang lain bangun. Terlintas pertanyaan dimana Resti muncul tiap gue liat matras tempat pertempuran kita itu subuh ini.

Restu terlihat cuek entah sadar ataupun tidak keberadaan adiknya entah dimana. Pagi itu kita disuguhi sunrise yang begitu apik, lautan tenang bagaikan menyembunyikan rahasia gue semalam.

Friska yang pertama kali membasahi tubuhnya dengan air laut, engga kenal waktu memang anak ini, langsung nyebur walaupun nasi belum juga turun. Zakky terlihat membaca buku, disebelahnya Ratna menjemur badannya yang putih bersih itu, memerah terkena sinar mentari, perut kenyang gue yang terisi nasi dan mie buatan Ratna membuat gue malas bergerak.

"bro, liat adek gue bro?"
Gelagapan gue ketika Restu datang dan tiba-tiba menanyakan itu. Gue ceritakan semalam gue menemaninya begadang, namun persetubuhan dengan adiknya tentu engga gue ceritakan.
"adek lo punya masalah tuh keliatannya"

Restu menceritakan sedikit tentang apa yang dialami oleh adiknya, ternyata cinta pertama Resti yang berlangsung 4 tahun itu membuahkan sebuah jabang bayi, alias Resti telah hamil. Sungguh gue kaget mendengarkannya, namun perut serta memeknya masih sangat legit, muncul pertanyaan dalam benak gue. Restu tidak menjelaskan dengan jelas, bahkan terlihat ditutupi.

Tak lama Santi datang dari dalam tenda membawa beberapa botol bir, ternyata mereka punya stok alkohol toh, oke juga.

Kami bertiga dengan gaya bule dengan ngebir cantik berbincang namun dengan topik yang berbeda. Dari situ aku tau ternyata mereka masih akan menetap 2 hari lagi, berbeda dengan kami yang masih 3 malam disini.

Satria belum juga bangun, mungkin ini akibat kegesitannya yang memindahkan serta membangun tenda kembali ketempat ini. Friska dan Wildan bergabung dengan kami. Dengan santainya Friska tak sadar bahwa pentilnya tercetak jelas di tanktop putih yang dia kenakan, jelas tanpa tertutup bh, namun apakah dia sengaja??

Lelah sisa pertempuran semalam mebuat gur tertidur di tenda, padahal tadinya mau ngambil kamera, tapi apa daya malah ketiduran.

Siang hari terik matahari begitu menyengat, semua berkumpul di bawah pohon palma di samping tenda, termasuk Resti.

Gue terbangun ketika ternyata Ratna masuk kedalam tenda gue untuk mengambil kamera, bidadari cantik ini hanya menggunakan bikini berwarna biru muda serta celana super pendek yang tak mampu menutupi tubuhnya yang indah. Samar-samar gue melihat tepian toket Ratna yang begitu menggiurkan, begitu padat, putih dan kencang, sungguh membuat gue menelan ludah. Dia yang duduk sambil melihat-lihat foto di kamera membuat pikiran liar gue muncul.

Dengan sengaja tangan gue bergerak mengambil kaki Ratna bagaikan guling, gue masih berpura-pura tidur, Ratna yang terkaget sempat menahan tangan gue, namun karena mungkin takut membangunkan gue, dia pasrah begitu saja. Begitu halus paha Ratna, kulit kami saling bersentuhan, begitu nikmat. Muka gue yang berada di samping pantat Ratna pun ingin sekali gue tempelkan seluruhnya ke pantat kencang itu, namun gue takut. Tak sekian lama tetap pada posisi itu, Ratna rupanya terlihat pegal atau kesemutan, dia memindahkan tangan gue, lalu pergi meninggalkan gue, SIAL! Sayang sekali! duuh

Suara Satria begitu kencang terdengar dari samping tenda, bersama yang lain dia cekikikan entah menertawakan apa.

Sore hari menjelang gue masih juga ada di dalam tenda, begitu lemas rasanya, Resti mengecek keberadaan gue, tanpa satu patah katapun dia hanya melirik kedalam tenda, mata kami bertemu lalu tak lama dia meninggalkan gue lagi.

Gue akhirnya keluar tenda, dan membawa kamera gue mencoba mencari spot sunset yang engga lama lagi akan tiba, terlihat Restu sedang mempersiapkan alat pancingnya, banyak sekali umpan sintetis miliknya, kagum gue, baru kali ini gue ngeliat pemancing yang kaya di tv gitu. Gue pin berjalan menyisiri bibir pantai, Sinta terlihat begitu bodoh ketika meletakkan rumput laut diatas kepalanya sambil menirukan gaya bajak laut, Satria dan Wildan hanya tertawa sedangkan Ratna merekamnya menggunakan kamera.

Sepanjang jalan gue menemukan hal-hal yang begitu menarik, mulai dari kulit kerang yang bentuknya cantik, bahkan sampai pohon mati yang menjadi komposisi dari tiap frame yang gue ambil, sungguh liburan yang menyenangkan. Gue juga menemukan sumur tua, di dalamnya gue melihat sedikit air, mungkin air tawar, tapi sayang gue engga bisa menjangkaunya karena terlalu dalam.
"Hahahahahahaha kan engga ada yang sadar sayang"

Suara siapa itu????
Gue mendengar suara ini lagi, yaa tepat suara seperti malam itu, suara misterius itu, tapi entah kenapa suara ini familiar, gue bergegas menuju suara itu, gue berlari kecil tak mau suara itu hilang begitu saja seperti malam itu, jalan setapal alami yang gue pijak ini tertutupi batang pohon yang mengering lalu jatuh, menyulitkan gue untuk melangkah lebih cepat, tapi akhirnya terlihat juga sumber suara itu.
FRISKA!
dan..
ZAKKY!

... GILA!
Apa sebenarnya hubungan mereka? bukannya Zakky pacaran dengan Ratna? sungguh tanda tanya besar memenuhi kepala gue. Lalu apa sebenarnya yang mereka lakukan disini? gue baru sadar memang tadi mereka berdua engga ada di sekitar tenda. Mereka mau kemana? jangan jangan mereka akan melakukannya lagi. Gila, Zakky main gila sama Friska.

Gue ikuti mereka tapi tetap menjaga jarak, mereka pun terlihat mengetahui betul tempat ini, bahkan sempat meloncat seperti menghindari sesuatu dijalan setapak itu, dan ketika gue sampai pada titik itu, ternyata memang ada lubang yang tertutup ranting dan dedaunan. Apakah mereka pernah kesini? Atau memang sering lewat sini??? Tapi ini kemana??

Debur ombak disisi kanan gue tak jauh dari jalan setapak ini mengiringi rasa penasaran gue. Diujung jalan setapak ini pun terlihat pasir pantai lagi, tawa dan pembicaraan mereka tak lagi terdengar, diujung jalan setapak gue berhenti dibalik rimbun semak belukar. Zakky dan Friska pun terlihat mesra, mereka tampak berfoto dengan handphone mereka di dekat bangkai kapal yang teronggok terdampat di dekat karang besar. Kemesraan ini tidak pernah ku lihat sebelumnya, Ratna selalu ada di samping Zakky, dan begitu sebaliknya, sedangkan Friska terlihat acuh, malah akrab dengan Satria, tapi kali ini sungguh berbeda, merekapun berciuman, Zakky yang cukup tinggi pun bagai pohon, sedangkan Friska yang pendek namun terkesan semok bagaikan batu dibawah pohon. Tangan Zakky dengan gemas meremas pantat Friska yang begitu bulat.Gila! Kurang apa Ratna??!

Perhatian gue pun tak luput dari dua objek di depan gue itu, kali ini Friska tersimpuh bertumpuan pada dengkulnya sambil menurunkan celana Zakky, langsung terlihat kontol Zakky yang panjang dan kurus itu, warnanya sungguh hitam tak seperti punya gue, Friska langsung mengurut kontol itu dengan tangannya, Zakky menoleh ke kanan dan ke kiri, dia mungkin mengawasi keadaan sekitar. Friska tanpa segan mengulum kontol hitam itu, di emutnya kontol itu tanpa rasa jijik, bahkan Friska terlihat bersemangat, tangan kanannya pun kali ini membelai biji kontol Zakky yang dipenuhi jembut itu, tangannya bagai memeras dua benda menggantung itu. Zakky menggenggam rambut Friska yang terurai, dia memaju mundurkan kepala Friska dengan kasar, liur Friska keluar sedikit demi sedikit karena kontol Zakky memenuhi mulutnya.

Zakky terlihat menikmati hal tersebut bahkan ketika Friska tersedak dan terlihat tak bisa bernafas, dia malah menarik rambut Friska makin keras. Zakky segera membawa Friska naik ke bangkai kapal itu, tubuh mereka tertutup sebatas dengkul mereka masing-masing. Ternyata saat inilah aku bisa melihat tubuh telanjang Friska yang membuat Satria tertarik. Zakky menunggingkan tubuh Friska yang padat itu, Zakky bagai kesetanan menurunkan hotpants milik Friska itu, tanpa melepaskan celana dalamnya Zakky menggenjot tubuh Friska, langsung dengan tempo yang cepat, seluruh tubuh Friska terlihat bergetar mendapat hantaman dari kontol Zakky. Gue nyalakan kamera gue dan memotret adegan itu. Friska terlihat mendesah dan terkadang melirik Zakky dibelakangnya yang terpejam merasa kenikmatan. Kontol hitam milik Zakky terlepas dari lubang memek Friska, kali ini cewek itu kembali mengulum kontol yang telah basah cairan memeknya sendiri. Zakky terduduk di sisi bangkai kapal, sedangkan Friska yang masih menungging masih nyaman dengan kontol Zakky di mulutnya.

Zakky mengambil celana yang disangkutkannya di sebuah paku yang tertancap di tiang kapal, dua seperti mencari sesuatu di celananya. Ternyata itu adalah handphone, dia terlihat merekam apa yang dilakukan Friska.
Apa engga takut ketawan Ratna direkam dan mereka saling foto tadi?
Bodoh!

Friska melepas kontol Zakky dari mulutnya, kemudian dia duduk di dek kapal yang sudah rusak itu, Zakky yang masih siaga langsung menancapkan kontol yang penuh dengan liur Friska itu, sambil memegang handphone itu Zakky menggenjot friska, mereka saling berciuman, nampaknya kali ini Zakky akan orgasme, dia terlihat sangat keras menyodok memek Friska, toket Friska yang besar bergoyang dibalik tanktopnya, dan benar saja ternyata Zakky memeluk Friska sambil berciuman, kontolnya puj ditekan seakan peju yang keluar darinya harus masuk seluruhnya kedalam memek friska.

Mereka saling berciuman, kali ini ciuman ringan, Friska terlihat membuka celana dalamnya dan membasuh memeknya itu dengan air laut, sedangkan Zakky terlihat melihat foto dan video yang dibuatnya itu. Gue bergegas pindah dari semak dekat jalan setapak itu, takut mereka kembali ke tenda.

Hari yang tak lagi terang diiringi senja yang kian bias diujung lautan, gue liat mereka masih bermesraan. Gue ragu haruskah gue kembali ke tenda atau tetap disini. Friska kembali mengelus-ngelus kontol hitam Zakky yang kian lama kian menantang, Zakky yang terlihat masih memainkan handphone itu rupanya terusik dengan apa yang dilakukan Friska.
"Gila ye engga bisa liat kontol banget lo!"

Friska terdiam saat itu dia membereskan pakainnya dan berjalan, Zakky segera menyusul sambil memakai celananya.

Mereka melewati gue, mereka kembali menyusuri jalan setapak yang tadi kita lewati. Gue memberi waktu agar mereka terlebih dulu jauh dan memberi jarak, dan setelah itu gue pun akan mengikutinya.

.....
 
Nungguin selanjutnya sambil guling2 di pasir pantai..

:jempol: ceritanya suhu
 
Mantap gan ceritanya.. Ane dukung cerita ini sampai tamat.. Semoga ts nya ga hilang di tengah jalan
 
Bimabet
Terlalu lama memandangi foto Zakky dan Friska yang sedang bergumul membuat gue kehilangan jejak mereka berdua. Apesnya, gue lupa jalan mana yang gue lewati tadi, terlalu banyak jalan setapak alami yang terbentuk di pulau ini, heran juga sih, padahal di pulau ini bukan pulau yang ditinggali. Gue ikutin aja sesuai feeling gue, kanan, kiri, lurus dan hasilnya gue nyasar.

Kayanya ini bagian tengah pulau, bibir pantai tak lagi terlihat. Gue memutuskan mencari dimana bibir pantai, ya mungkin cara terakhir ya susur pantai agar bisa kembali ke tenda gue.

Bukan cuma bibir pantai yang gue temukan, tapi pagar yang sepertinya penanda batas kawasan pribadi yang pernah diceritakan itu, dari tempat gue berdiri ini belum terlihat sama sekali ada bangunan, cuma pagar yang terbuat dari kayu, cukup lapuk untuk hancur diterjang badai, sebagian memang sudah terlihat hancur sih.

Rupanya terlihat sedikit ujung dermaga di balik rerimbunan pohon bakau. Langkah kaki pun bagai paham hendak kemana, ya gue arahkan langkah gue kemana dermaga itu berujung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd