[size=+3]Lie on April[/size]
"Mau ke mana, pa?" aku bertanya kepada suamiku yang berpakaian rapi saat ia keluar dari kamar.
"Ada rapat mendadak ma. Barusan bos papa telepon, perwakilan dari korea minta meeting hari ini," jawabnya sambil mengambil sehelai roti bertaburkan gula yang aku siapkan untuknya.
"Hari minggu? Ga bisa nunggu besok, pa?" aku mengernyit kesal. Hari ini ketiga kalinya suamiku ada rapat mendadak, padahal kami berencana akan menghabiskan hari ini untuk liburan bersama.
"Ga bisa, ma. Soalnya ini proyek penting dan aku ketua tim. Kalau sukses, nanti aku ajak mama jalan-jalan ke Jepang," bujuknya sambil mencium keningku.
Suamiku pun berjalan tergesa-gesa ke pintu depan. Aku menarik napas panjang sejenak sebelum bangkit dari kursiku dan mengambil tas kerjanya yang tertinggal di atas kursi.
"Pa, tasnya ketinggalan," aku berteriak saat suamiku membuka pintu mobil. Ia menepuk jidatnya dan tersenyum kepadaku.
"Makanya jangan buru-buru," ucapku sambil menyerahkan tas itu, "hati-hati ya, pa. Jangan ngebut."
"Makasih ma. Papa pergi dulu. Love u," suamiku berkata sambil mengecup singkat bibirku.
Ia pun bergegas memasuki mobilnya dan perlahan meluncur pergi meninggalkan rumah. Aku menatapnya dalam diam. Berharap ucapan "Love you" yang tadi ia katakan padaku hanya untukku seorang. Air mataku mulai menggenang di pelupuk mata. Aku berusaha menahannya sekuat tenaga. Dengan langkah gontai aku berbalik dan masuk ke dalam rumah.
You and me, we made a vow
For better or for worse
I can't believe you let me down
But the proof's in the way it hurts
For months on end I've had my doubts
Denying every tear
I wish this would be over now
But I know that I still need you here
For better or for worse
I can't believe you let me down
But the proof's in the way it hurts
For months on end I've had my doubts
Denying every tear
I wish this would be over now
But I know that I still need you here
Namaku April. Pernikahanku dengan mas Diaz baru memasuki bulan keenam di bulan April ini. Namun, aku sudah mendapatkan cobaan berat dalam kehidupan rumah tanggaku. Ya! Mas Diaz berselingkuh. Dan ia berselingkuh padahal tahu aku sedang hamil 3 bulan.
Aku melangkah gontai dan menjatuhkan diriku di sofa. Air mataku pun tumpah dengan derasnya. Sakit rasanya hati ini menelan pil pahit seperti ini. Aku tidak menyangka gelora api asmara kami padam begitu cepatnya.
Aku tau hari ini pun mas Diaz tidak pergi untuk meeting, melainkan untuk menemui selingkuhannya. Aku memang tidak mempunyai bukti maupun melihat langsung. Mungkin ini yang dinamakan intuisi seorang wanita. Mas Diaz yang biasanya selalu menghabiskan akhir pekan bersamaku, tiba-tiba sering lembur untuk rapat dengan koleganya. Dia yang biasanya selalu cepat dan lugas dalam menceritakan pekerjaan kantornya, sekarang sering terbata-bata menjawab pertanyaanku, terlebih bila aku bertanya tentang rekan kerjanya.
Aku memang tidak menemukan bekas lipstik di kemejanya, atau pesan singkat di telepon genggamnya. Tapi perubahan gelagat dan sikapnya sudah lebih dari cukup untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
You say I'm crazy
'Cause you don't think I know what you've done
But when you call me baby
I know I'm not the only one
'Cause you don't think I know what you've done
But when you call me baby
I know I'm not the only one
Aku meraung. Sedih. Terlebih saat teringat bagaimana ia melamarku. Dengan romantis dan gentlenya ia memintaku menjadi pendamping hidupnya di depan orang banyak saat kami sedang berada dalam bioskop. Aku masih ingat bagaimana sebuah video romantis diputar dan disaksikan oleh para pengunjung bioskop. Aku juga masih ingat bagaimana dengan manisnya ia berlutut dan menyodorkanku sebuah cincin di depan ratusan orang yang memandang kami dengan takjub.
Aku berlari ke kamarku, menyambar kunci mobil yang tergeletak di atas meja rias. Tanpa mempedulikan penampilanku yang masih mengenakan baju tidur, aku berjalan cepat menyusuri ruang tamu menuju pintu depan. Setelah mengunci pintu, aku segera masuk ke dalam mobilku dan menyalakannya.
Aku memejamkan mataku. Membenturkan kepalaku di gagang kemudi. Kembali terbayang saat hari pernikahan kami. Masih terdengar jelas suara merdunya saat ia menyanyikan lagu All of Me untukku. Saat itu aku merasakan bahwa aku adalah wanita paling beruntung di dunia, bisa mendapatkan mas Diaz yang tampan dan baik bak malaikat sebagai suamiku.
You've been so unavailable
Now sadly I know why
Your heart is unobtainable
Even though Lord knows you kept mine
Now sadly I know why
Your heart is unobtainable
Even though Lord knows you kept mine
Aku memindahkan perseneling dan mulai berjalan meninggalkan rumah. Tak jauh dari rumah, aku melihat sebuah mini market. Aku pun berbelok dan memakirkan mobilku di lapangan parkir. Setelah menghapus air mataku, aku melangkah keluar dari mobil dan masuk ke dalam mini market. Tidak aku pedulikan pandangan orang-orang yang melihatku dengan tatapan heran. Heran dengan pakaian tidurku yang cukup tipis atau mungkin heran dengan mataku yang tampak jelas terlihat sembab. Yang jelas aku tidak peduli.
Aku segera menuju ke bagian minuman dan mencari apa yang kucari. Setelah berpikir sejenak, aku memilih beberapa minuman dengan kandungan alkohol yang tertinggi.
"Ibu tidak apa-apa?" tanya petugas kasir saat aku melakukan proses pembayaran. Aku hanya tersenyum sambil menggeleng singkat. Aku tidak menyalahkannya. Siapa pun pasti khawatir melihat wanita muda pergi ke pusat perbelanjaan dengan hanya mengenakan pakaian tidur dan membeli minuman beralkohol ditambah dengan mata bengkak akibat menangis.
Setelah selesai, aku kembali ke mobilku dan menyalakan mesin. Kubuka satu buah kaleng minuman yang baru saja kubeli dan langsung ku minum. Aku mengernyit merasakan rasa pahit dan panas membakar tenggorokanku. Paling tidak ini bisa mengurangi sedikit rasa sakit yang hatiku rasakan.
You say I'm crazy
'Cause you don't think I know what you've done
But when you call me baby
I know I'm not the only one
'Cause you don't think I know what you've done
But when you call me baby
I know I'm not the only one
Kembali ku jalankan mobilku perlahan meninggalkan mini market tersebut dan memasuki jalur tol yang berada tak jauh dari sana. Aku pun mulai menjalankan mobilku dengan cepat.
60 km/jam
80 km/jam
100 km/jam
120 km/jam
Aku tidak peduli bila aku akan mengalami kecelakaan. Malah aku berharap aku mati dan meninggalkan rasa sakit hati ini. Aku pun membuka kaleng ketigaku dan meminumnya. Tak peduli berapa banyak minuman beralkohol yang aku minum, tampaknya belum cukup untuk menghilangkan perasaan sakitku.
Mungkin...
Mungkin sebuah benturan keras mampu menghilangkannya.
Aku pun memejamkan mataku sejenak. Terbayang bahagianya muka kedua orang tuaku saat mendampingiku di pelaminan. Terbayang pula janin tidak berdosa yang aku kandung ini. Aku pun melepaskan kakiku dari pijakan gas dan membiarkan mobilku melambat.
~~~
I have loved you for many years
Maybe I am just not enough
You've made me realize my deepest fear
By lying and tearing us up
I have loved you for many years
Maybe I am just not enough
You've made me realize my deepest fear
By lying and tearing us up
"Mama" terdengar suara suamiku dari balik pintu depan. Aku melirik singkat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 9 malam. Aku menarik napas panjang, mencoba menahan air mataku. Setelah menenangkan diri, aku beranjak dan membukakan pintu untuknya.
"Malam banget, pa. Bagaimana rapatnya?" tanyaku sambil tersenyum dan mengambil tasnya.
"Sukses, ma! Papa dapat proyeknya! Tapi mulai minggu depan, papa akan sering meeting. Ga apa-apa ya, ma?"
"Iya. Ya sudah ayo makan malam dulu," jawabku sambil berjalan di belakangnya.
"Papa sayang sama mama. Makasih ya mama selalu ngertiin tugas papa di kantor," ia berkata sambil merangkul dan mengecup kepalaku.
Aku tersenyum di depannya, namun hatiku menangis, karena aku tahu, aku bukanlah satu-satunya wanita yang mendapatkan kata sayang itu.
You say I'm crazy
'Cause you don't think I know what you've done
But when you call me baby
I know I'm not the only one
I know I'm not the only one
I know I'm not the only one
And I know...
I know I'm not the only one
'Cause you don't think I know what you've done
But when you call me baby
I know I'm not the only one
I know I'm not the only one
I know I'm not the only one
And I know...
I know I'm not the only one
"Kebohongan, sebaik apa pun tujuannya, akan selalu menghancurkan hal baik. Kebohongan, apa pun alasannya, akan selalu menyakiti hati." ~ LuxMundi