Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Lust & Love (Update Part 16)

Cuma penasaran aja. Di cerita ini yang paling suhu tunggu-tunggu siapa?

  • Kalala

    Votes: 84 24,6%
  • Kak Ay

    Votes: 40 11,7%
  • Tepini

    Votes: 37 10,9%
  • Meme

    Votes: 36 10,6%
  • Chikuy (coming soon)

    Votes: 144 42,2%

  • Total voters
    341
Yg legal juga banyak kok hu, lawannta tamara. Mira misalnya hehe :D
 
Part 10 - Melati

Aku menelan ludah. Sialan

Melati tampak begitu seksi dengan lingerie merah tersebut. Rambutnya diikat cepol memperlihatkan dengan jelas keindahan leher dan lekuk bahunya. Aku bisa merasakan sedikit demi sedikit darah darah mendesir di penisku membuatnya menegang.

"Biasa aja kali kak ngeliatinnya."

Aku buru-buru mengalihkan pandanganku. Aku tidak boleh macam-macam lagi dengan perempuan lain. Aku harus menjaga perasaan Lala.

Melati berjalan mendekatiku. Ia duduk di sofa. Aku memunggunginya.

"Ngapain lu kesini? Udah sana tidur yang anteng."



Aku harap Melati mau menuruti permintaanku. Tapi seperti yang kuduga tidak akan semudah itu. Melati malah menciumi leherku dari belakang sambil memelukku. Deru nafasnya di leherku terasa begitu hangat. Tentu saja penisku jadi berdiri. Payudaranya yang besar menempel di punggungku. Tubuhku rasanya sudah tidak bisa bergerak lagi, hanya menunggu serangan-serangan berikutnya. Melati menarik tubuhku membuatku rebah di sofa. Kini ia ada di hadapanku.

Aku sekali lagi terpaku melihat seluruh dirinya. Tubuhnya begitu indah dilapisi lingerie merah, payudaranya bulat dan sekal, kulitnya yang sawo matang tampak mengkilat. Dan itu dia, senyumnya. Senyumnya begitu tenang membuatku tak bisa berkata-kata. Semua yang ada di hadapanku ini adalah keindahan.



Wajahnya mendekat ke wajahku. Dengan lembut ia kecup bibirku. Manis lipstiknya terasa stroberi. Perlahan ciuman lembut itu jadi ajang kulum untuk kami berdua. Dengan lembut lidah kami berdua saling melilit di dalam mulut. Sesekali ia menyedot bibirku yang kemudian aku balas dengan menyedot bibirnya yang berada stroberi itu.

Bibir kami sudah benar-benar basah oleh air liur. Melati melepaskan ciumannya, menatapku dengan tatapan yang begitu lembut sambil kembali menunjukkan senyum yang begitu manis. Melati kembali menciumiku. Kini ia lebih agresif. Lidahnya terus menyusuri seluruh rongga mulutku, menjilatinya. Setelah puas dengan bagian dalam mulut, lidahnya kini menjilati bibirku kemudian ke setiap bagian wajahku.

Lidah Melati yang basah menyapu pipiku, hidungku, kelopak mataku, jidatku, bahkan sampai telingaku. Terasa sedikit geli dan aneh, namun aku sangat menikmatinya. Semua bagian wajahku telah dibasahi oleh liurnya, kini ia malah menempelkan pipinya pada pipiku membuat wajahnya juga ikut basah. Setelah pipi, ia tempelkan seluruh wajahnya hingga wajah kami berdua sama dibasahi air liur miliknya. Aku tahu ini aneh, tapi terasa sangat erotis bagiku.



Tak berhenti sampai disitu. Melati kembali menciumku sejenak, lalu membiarkan mulutku terbuka sementara dia mengumpulkan air liur di dalam mulutnya. Setelah terkumpul, air liur itu alirkan ke mulutku. Aku bisa merasakan air liurnya yang terasa manis masuk ke dalam mulutku, tanpa ragu aku meneguk semua air liur itu.

Melati melepaskan mulutnya dari mulutku. Benang saliva terjalin antara kedua bibir kami dan perlahan terputus. Ia kembali menatapku, tampak senang aku telah meminum air liurnya. Dan bagaikan tanda Terima kasih, ia menjilat wajahku dari dagu menuju ke dahi.

Melihat dia, melihat senyumnya kembali. Kini aku benar-benar kalah. Aku tak bisa sedikit pun menolaknya. Aku hanya akan menikmati momen ini.

Melati membuka kaosku, membuangnya sembarang arah. Perlahan ia dekatkan lidahnya pada putingku. Lidahnya dengan begitu halus menyapu membentuk lingkaran di daerah putingku. Aku merasakan geli yang luar biasa. Kini, ujung lidah Melati menyentuh ujung putingku. Ia kemudian menggerak-gerakan lidahnya naik turun di sana, membuatku makin tak karuan. Tak sampai disitu. Kini ia menghisap putingku layaknya anak yang sedang menyusu pada ibunya. Hal itu ia lakukan bergantian antara putingku yang kanan dan yang kiri. Benar-benar luar biasa rasanya.

Setelah puas disana, lidah Melati terus menempel di tubuhku, berjalan menuju ke perut dan akhirnya menuju selangkangan. Melati perlahan membuka resleting celana yang ku kenakan. Perlahan pula ia menurunkan celana dalamku hingga penisku menyembul keluar. Entah sudah berapa banyak cairan pre-cum yang keluar dari sana. Senyuman tergurat di wajah eksotis Melati. Kini ia menjilat seluruh bagian penisku mulai dari kepalanya. Setelah semua basah, ia mengocok penisku dan kini mulutnya melahap testisku satu persatu yang kemudian ia mainkan dalam mulutnya.

"Aaaaaahhh... Melatiiii." Aku sudah tak kuasa.

Ia selesai dengan testisku dan kini wajahnya berhadapan dengan penis milikin yang sudah sempurna tegak. Dengan wajah yang bahagia, Melati mengucapkan penisku ke seluruh wajahnya, tak ada bagian yang terlewat. Penisku bergerak menyusuri setiap lekuk di wajah Melati. Setelah itu barulah ia melahap penisku. Jika sedari tadi dia selalu berlaku lembut, kini ia begitu agresif mem-blowjob penisku. Rongga mulutnya terasa begitu hangat, lidahnya dengan telaten memainkan penisku di dalam, berbagai tempo hisapan juga ia lakukan membuat tubuhku ini benar-benar merasakan kenikmatan yang luar biasa. Ini adalah blowjob ternikmat yang pernah kurasakan. Sesekali Melati melakukan deepthroat sambil menyedot dengan kencang penisku ini. Saat itu terjadi rasanya aku ingin langsung mengeluarkan seluruh isi penisku ke dalam mulutnya.

Ia terus mempercepat tempo blowjob nya, satu tangannya dengan gemas memainkan kedua testisku dan tangan satunya membantu mengocok penisku yang tak tersentuh oleh mulutnya.

"Hhhhh... Aaaaahhh.... Hhhhh..." Aku sudah seperti hendak tak sadarkan diri saking nikmatnya. Tubuhku seakan melayang-layang di langit birahi.

Darah mendesir di penisku. Sesuatu rasanya menyeruak ingin keluar dari dalam penisku. Seakan sudah di ambang batas, Melati langsung melakukan deepthroat kembali, sambil kuat-kuat menyedot penisku. Sperma deras keluar dari penisku memenuhi mulutnya.

Gila kenikmatan ini tiada tara.

Mulut Melati kini dipenuhi oleh air maniku yang aku rasa cukup banyak keluar tadi. Ia menadahkan tangan kirinya dan kemudian mengeluarkan seluruh sperma dalam mulutnya yang sudah bercampur air liur. Melati menatapku penuh arti, aku memperhatikan apa yang akan ia lakukan pada sperma di tangannya itu.

Melati dengan wajah yang seksi menjilat sperma di tangannya seperti anjing yang sedang minum. Mungkin terlihat menjijikkan, tapi saat ini, itu sangatlah erotis. Aku benar-benar dibuat kagum oleh segala tindakan Melati.

Melati kini meneteskan sebagian sperma yang tersisa ke penisku, lalu ia menghisapnya kembali. Lalu ke perutku, setelah itu ia kembali menjilat dan menelan sperma itu, lalu menuju ke dadaku sampai akhirnya sperma itu sudah sempurna ia telan seluruhnya.

Aku mencoba kembali mengatur nafasku. Penisku juga belum kembali menegang. Aku benar-benar kalah oleh Melati.

Melati menarik lenganku untuk bangun dan menuntunku menuju ke kamar. Dengan
sisa-sisa energi yang masih ada aku dapat sampai dan berbaring di kasur kamar. Melati juga ikut berbaring di sampingku.

"Kak, cepetan suruh bangun lagi. Memeknya Meme udah gatel banget." Meme membisikan nya dengan nada yang begitu seksi.

Melati meraih tanganku dan menuntunnya menuju liang wanita miliknya. Aku bisa merasakan memek Melati yang sudah benar-benar basah. Aku langsung menyelipkan jari-jariku pada celana dalamnya. Disana aku memainkan klitoris Meme.

"Euuuhhhhhhhhhh..." Desahan itu langsung keluar dari mulut Meme.

Meme memelukku erat menahan segala kenikmatan yang ia rasakan selagi aku memainkan klitorisnya. Wajahnya memerah desahan terus menerus keluar dari mulutnya. Satu tangannya pun melingkar ke depan dadaku, memeluk erat diriku.

"Aaaahhhhhhhhh.... Teruussshhh... Terussshhhh... Iyaahhh... Ahhhhh..."

Aku mencium bibirnya, dia membalas. Lidah kami kembali beradu. Kini ciuman Meme tidak tenang seperti sebelumnya. Pelukannya makin erat. Ciumanku beralih ke lehernya, memeberikan sedikit jilatan. Setelah puas dengan lehernya, aku menyerang payudaranya, satu tanganku yang menganggur aku gunakan untuk menyibak sedikit lingerie yang ia kenakan, membuat kedua putingnya muncul keluar. Satu tangan kugunakan untuk memilih puting yang sudah tegak itu dan puting yang satunya aku hisap dengan agresif.

Mulut Meme terus meracau tak karuan. Semua ini membuat adik kecilku kembali bangkit perlahan. Aku segera bangkit dan bersiap diatas tubuh Meme.

Kini penisku sudah tegak sempurna. Aku bangkit dan bersiap di atas tubuh Meme. Celana dalamnya ku geser sedikit agar liang vaginanya terbuka. Perlahan aku memasukan penisku ke dalamnya. Seketika penisku merasakan pijatan dari vagina Meme yang sudah basah itu.

"Nggghhhhhhh..." Meme meremas bantal menahan kenikmatan.

Perlahan aku maju mundurkan penis ku di dalam vagina Meme. Pinggul Meme ikut bergerak mengikuti setiap sodokanku seakan bilang ingin dihajar lebih cepat. Aku segera menaikan tempo permainan membuat mengurangi Meme makin menjadi.

"Aaaaaahhhhh.... Aaahhhhh... Kak Egiiihh.. Lebih cepet lagi ayo."

Merasa ditantang, aku langsung menuruti permintaannya itu. Sodokanku kini sangat cepat dan kuat menghantam rahim Meme. Payudara Meme yang berukuran besar terlihat yang masih dibalut lingerie merah itu sedikit memantul. Meme sendiri tampak tersenyum sekejap menikmati sodokan penisku di vaginanya. Tak lama ia kembali meracau.

"AaaAAAaaahhHHH... Kak enakkhh Kak... Memek Meme keenakan Kak... Ahhhh."

Melihat ekspresinya itu membuat aku makin semangat. Meme meremas sendiri payudaranya. Begitu indah.

"Kkkaaakkkhhh Meme gatahan."

"Hnngghh... Aaa~ Aaa~~ Aaaaaahhhh"

Tak lama setelah Meme mengucapkan itu, tubuhnya menggelinjang. Aku bisa merasakan ada sesuatu yang menyemprot dari dalam vagina Meme. Dia mencapai orgasme.

Aku memperlambat tempo sodokanku dan mulai menciumi Meme. Setelah berpagut bibir ciumanku turun ke lehernya. Bau keringat Meme begitu terasa, membuat naik birahi ku.

Meme memeluk leherku lalu kembali mendekatkan wajah kami berdua. Kami kembali berciuman.

"Gantian ya." Bisiknya di telingaku kemudian dia membalikkan posisi kami. Kini dia ada diatasku.

Meme mengeluarkan senyum nakalnya sambil menggoyangkan pinggulnya ke depan dan belakang perlahan. Dalam posisi ini aku bisa melihat dengan jelas tubuh Meme. Meme meraih kedua tanganku, menuntunnya untuk segera meremas payudaranya. Tak perlu pikir panjang aku langsung memainkan kedua payudara Meme yang menggemaskan itu.

"Eeemmhhhh... Euuuhhhh... Aaaaaahhhh."

Ekspresi keenakan Meme begitu indah diliat dari sini. Kini ia menggoyangkan pinggulnya lebih cepat dan bervariasi. Kadang ia memutar pinggulnya, kadang menekan ke salah satu sisi, membuat penisku ini begitu termanjakan.

"Eemmhhh... Ahhh... Gimana kak rasanya goyangan Meme? Enakh?" Tanyanya dengan tatapan yang begitu menggoda.

"Enakh Me, Euuuhhhhh..."

"Ini baru permulaan, Kak."

Kini Meme mbuat goyangannya jadi cepat dengan masih bervariasi. Penisku dibuat benar-benar dibuat kalap.

"Aaaahhhh enak Kakhhhhh kontol Kakak enak bangeth sihhh... Ahhhh Memek Meme keenakan...hhhhh ahhhh"

Aku menampar pantat Meme seperti Pak kusir yang memecat kuda agar lebih cepat. Meme tampak menikmatinya.

Akuntak tahan lagi. Aku kini ikut menyodok memek Meme dari bawah. Pinggul ku bergoyang cepat menghujam memek Meme.

"Emmhhhh ahhhh Me. Enak Me."

"Iyaaahhh Kak... Ahhh enakkhh."

Penisku sudah sampai diujung batas tampaknya. Goyangan Meme begitu sakti memang.

"Eeemmhhh ahhh, Me. Gue mau keluar."

"Diluar Kaaaaakkkhhhh... Aahhhh"

Aku buru-buru mencabut penisku lalu mendorong Meme hingga ia telentang penisku ini aku kocok di hadapan wajahnya dan tak lama

Crooottt... Crooottt...

Tembakan sperma menyemprot wajah Meme. Seketika wajah eksotisnya itu tambah mempesona dengan hiasan cairan kental berwarna putih.

Dengan kedua tangannya, Meme mengusap wajahnya yang dipenuhi sperma. Sperma itu ia kumpulkan lalu ia balurkan ke lehernya, ke kedua payudaranya, ke perutnya dan terakhir ke pahanya. Tak ketinggalan kedua tangan beserta jarinya yang telah dipenuhi sperma ia jilati dengan rakusnya.

Tubuhku ambruk di samping Meme. Aku mencoba mengatur kembali nafasku yang tak beraturan.

"Hhhhhh... Hhh..."


~Bersambung
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd