Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Lust & Love (Update Part 16)

Cuma penasaran aja. Di cerita ini yang paling suhu tunggu-tunggu siapa?

  • Kalala

    Votes: 84 24,6%
  • Kak Ay

    Votes: 40 11,7%
  • Tepini

    Votes: 37 10,9%
  • Meme

    Votes: 36 10,6%
  • Chikuy (coming soon)

    Votes: 144 42,2%

  • Total voters
    341
Suhu, keknya lu salah dalam penomoran chapter dah. Soalnya di Page 15 sama Page 17 ada chapter yang belom ke index gitu, Jadinya kalau ngebaca via index serasa rumpang.

Btw, AAA Chikuy
 
Yaaaahh diembat juga nih chika ckckckckckcckk
Memang bibit unggulan harus dipersiapkan dengan matang
anjir meme sangean wkwk
Gitu emang dia mah
bangsat ngakak pas bagian cikuy
Hahahaha
Mantap Dyah Hu, biar semangat nulisnya 😆
Semangat lah
Wakakakakaka kena stun
Stunnya gede banget ini mah, kudu dinerf Chikuy ni
Updatenya kocak, trus nampak gesre fans banget
Chikuy gak ada obat
kacau nih ah kacau
Heheheh
Chikuyyyyyyyyyyyy
Ya ada apa?
Ad chikuy nii...mantapp hu lanjutkan!!!
Lanjut lah
Suhu, keknya lu salah dalam penomoran chapter dah. Soalnya di Page 15 sama Page 17 ada chapter yang belom ke index gitu, Jadinya kalau ngebaca via index serasa rumpang.

Btw, AAA Chikuy

Naini. Pantesan serasa chapterny udah banyak kok baru update ke 9 gitu. Eh ternyata ada yang salah penomoran chapter nya. Makasih banyak hu, udah dibenerin nih. Hehe.

Mon maap ya semua
 
Part 12 - Gadisku yang Lucu

Aku kini sedang dalam perjalanan menuju kost Lala dengan motorku. Jalanan malam ibukota yang sudah sepi membuatku bisa melakukan motor sekencang mungkin. Angin malam yang terus bertiup menghantam diriku ini adalah suatu kenikmatan tersendiri. Sudah lama rasanya tidak melakukan ini.

Oiya sebelumnya ini masih hari yang sama dengan hari handshake festival itu. Harusnya, aku menjemput Lala dan Brielle dari lokasi, namun karena aku pulanh dan ketiduran lagi, jadi mereka harus pulang dengan taxi online. Jahat sekali memang aku ini.

Saat aku bangun dan menghubungi Lala dia terus menerus bilang kangen dan minta dijemput. Dan ya beginilah sekarang, aku terpaksa menembus angin malam untuk menjemput Lala. Tapi gak terpaksa juga sih emang mau.

Saat aku sampai di depan kost-nya aku langsung mengirim pesan dan meminta dia memakai jaket. Beberapa menit kemudian Lala keluar dari gerbang dengan sweater cukup tebal. Mukanya ditekuk menunjukkan dia sedang kesal. Dia berjalan menghampiriku.

"Kenapa itu muka? Ditekuk gitu..."

"Gak apa-apa. Kok tumben bawa motor?"

"Ya pengen aja. Kamu gak mau? Kalau gak mau aku balik lagi ni ambil mobil."

"Gak usah. Yaudah ayok jalan."

Aku bisa melihat dia sedang ingin menunjukkan perasaan sebal kepadaku. Entah karena aku kembali ketiduran saat harus menjemputnya atau apa. Muka Lala saat sebal seperti ini terlihat sangat lucu sebenarnya.

"Nih, pake." Aku menyerahkan sebuah helm dan Lala langsung menggunakannya.

Lala naik di jok belakang tangannya langsung melingkar ke perutku dengan kasar. Nah kan, sudah jelas dia sedang kesal denganku. Aku melakukan motor dengan perlahan.

"Kamu kenapa sih? Bete gitu." Kataku padanya.

"Siapa juga yang bete." Tapi nada bicaranya mengatakan hal sebaliknya.

"Jangan boong deh. Bete sama aku ya?"

"Pikir aja sendiri!" Ucap Lala ketus.

"Dih, galak. Kenapa sayang? Gara-gara aku gak jemput? Ya maap aku ketiduran kan."

Lala menggeleng.

"Terus kenapa dong?"

Lala diam sejenak sebelum menjawab. "Kakak tadi HS sama Chika kan?"

Oh aku mulai mengerti.

"Kok tau sih?"

"Iiiiihhh... Bukannya ngelak atau ngasih pembelaan malah kok tau sih." Lala memukul punggungku

"Ya, soalnya aku emang HS sama dia. Gak cuma sama dia, sama Brielle juga kok."

"Tuh. Ngapain coba HS sama Chika?! Kenapa gak sama aku?!" Lala kembali memukul-mukul sebal punggungku.

"Ya kan sesi kamu sold-out semua sayang. Bukannya bersyukur dih berarti banyak kamu fans nya. Lagian itu aku juga dikasih sama temen, bukan aku sendiri yang beli jadi yaudahkan penasaran coba-coba aja sama member gak kenal."

"Tapi kenapa harus Chika sih?!"

"Kenapa emang? Kamu cemburu?" Aku menggodnya

"Iiihhhhhhhh" Kini perutku jadi sasaran cubitan Lala.

"AWWW AWW LALA LAAAAAA. SAKITTTTT."

"Chika tuh cantik, nanti kamu suka dia lagi."

"Ya emang sih dia cantik." Sengaja aku ingin membuatnya tambah kesal.

"KAK IH" Lala menabok helm ku dengan keras.

"Duh. Iya iya maap. Ya tapi kan kamu lebih cantik sayang, lucu lagi, bikin aku klepek-klepek." Agak jijik juga sebenarnya ngegombal seperti ini.

"Dih. Cowok gombal."

"Ya gapapa sekali-kali gombalin kamu daripada gombalin...."

"GOMBALIN SIAPA? HAH?" Lala mencubit perutku begitu kencang.

"AAAAA... ANU ITU... AAAA GOMBALIN TIANG LISTRIK, Daripada godain tiang listrik nanti disangka orang gila."

Lala melepaskan cubitannya. Kini ia hanya diam.

"Yah beneran marah. Maaf dong, Sayang." Tidak ada respon dari Lala. "Lalaluv aku minta maaf. Ya? Maafin ya?" Lagi-lagi tidak ada respon.

Ide jahil ku muncul. Kini aku pacu motorku dengan kencang. Pegangan Lala makin mengerat kepadaku. Aku yakin dia mulai ketakutan sekarang. Aku terus menambah kecepatan, sekali-kali aku meliuk-liukan motor sampai seolah akan jatuh.

"KAAAAAAKKKKK IHHHHH JANGAN KENCENG-KENCENG!" Teriak Lala ketakutan.

"MOTORNYA CUMA BISA PELAN KALAU KAMU MAAFIN AKU!"

"PAANSI GAK!"

"YAUDAH" Laju motor kubuat lebih cepat.

"KAK IH. IYA-IYA AKU MAAFIN KAKAK. PELANIN MOTORNYA CEPET!!!"

"Nah gitu dong." Aku menurunkan kecepatan laju motor.

"Ih jail banget sih jadi orang." Lala kembali menepuk pundakku namun dengan tepukan yang beda.

Tangannya yang melingkar di pinggang ku makin erat, pelukan yang begitu lembut dan dalam. Aku sekarang bisa membayangkan dia sedang tersenyum di balik helm itu.

"Jadi, kita mau kemana nih?" Tanyaku.

"Ke apart kakak aja."


*****


Kini aku sudah bersama Lala di kamar, merebahkan diri sambil saling memeluk satu sama lain. Lala tidak banyak bicara, mungkin dia lelah setelah melakukan aktivitas seharian ini.

Dari parkiran tadi dia tidak henti-hentinya memeluk lenganku. Untung saja suasana di tengah malam seperti ini sepi. Jadi aku tidak perlu terlalu khawatir akan ada fansnya yang melihat. Kalau dipikir-pikir beruntung juga ya diriku ini, bisa dirindukan oleh seorang idola seperti Lala ini sementara para Wota disana harus membayar sejumlah uang untuk hanya bisa bersalaman atau foto bareng. Haha. Iri bilang bos!



Aku mengusap kepalanya, ia sedang memejamkan mata namun tampaknya belum terlelap.

"Kak." Dia membuka mata.

"Apa sayang?"

"Kakak beneran gak akan ninggalin aku kan?"

"Enggak lah. Kok kamu nanyanya gitu sih?"

"Ya aku takut aja gitu kalo kakak nanti tiba-tiba kepincut sama cewek lain, apalagi member Jeketi kan cantik-cantik. Hubungan kita juga kan dimulai dengan cepat, aku takut kakak juga cepet untuk suka sama yang lain."

Aku sedikit mengangkat badan untuk duduk kemudian kembali mengelus kepalanya.

"Sayang, kan suka itu gak cuma dari cantik atau enggaknya. Emang aku sedangkal itu nilai cewek. Aku sayang kamu bukan dari cantik aja kok, ya aku ngerasa cocok aja gitu ngobrol sama kamu, nyaman. Jadi aku nggak akan tinggalin kamu kok."

Senyum Lala mengembang, wajahnya tampak sangat bahagia. Ia bangkit dari tidurnya dan langsung mencium lembut bibirku. Ciuman penuh kasih sayang.



"Makasih, Kak. Aku sayang Kak Egi."

"Aku juga sayang kamu, La." Kami berpelukan. "Yaudah cepet tidur. Capek pasti kamu."

Lala kembali menjatuhkan tubuhnya di kasur. Ia memejamkan mata mencoba untuk tidur. Aku mengelus rambutnya sambil memperhatikan setiap lekuk wajahnya yang begitu indah, sepertinya aku tidak akan bosan jika harus terus memandang wajahnya ini.

Jarum menit terus bergerak, Lala sepertinya sudah terlelap dan aku masih belum bosan memandangi wajahnya. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa rasa kekaguman ini juga pasti diiringi oleh hasrat birahi. Mana ada sih cowok yang tahan melihat cewek secantik Lala tidur di samping nya. Gils, kalau ada lu homo fix.

Tanganku jahil meraba payudara Lala yang masih tertutupi kaos. Payudaranya yang pas digenggaman terasa begitu kenyal saat aku pijat perlahan.

"Tangannya jail banget sih." Ucap Lala tanpa membuka matanya.

"Hehe. Kirain udah tidur. Gapapa ya?" Aku cengengesan.

Lala hanya menjawab dengan anggukan. Merasa diberi lampu hijau aku kembali melanjutkan aktivitasku. Aku memijit lembut payudara menggemaskan Lala bergantian.

"Enak sayang?" Tanyaku padanya.

"Heem." Lala masih terpejam.

"Pijit nya dari dalem boleh?"

"Sok aja."

Aku menelusupkan tanganku dari bagian bawah kaosnya. Bh yang menghalangi aku turunkan sedikit hingga aku bisa meremas payudara Lala tanpa terhalang apapun. Lala tak banyak bereaksi, namun aku yakin dia juga sedang merasakan kenikmatan di tubuhnya. Dengan satu jari aku memainkan putingnya. Aku bisa mendengar suara lenguhan Lala yang kecil. Putingnya pun perlahan mulai mengeras.

"Ah gak bisa tidur jadinya." Lala kini membuka mata.



"E... Maap deh kalo gitu. Abisnya kamu tadi ngebolehin." Aku menghentikan permainanku.

"Iiihhhh... Kok malah berhenti."

"Lah kan kamunya jadi gak bisa tidur."

"Yaudasi gapapa gampang tidur mah. Lanjutin lagi buruan."

"Lah. Gimana si" Tanpa pikir panjang aku kembali meremas dan memainkan payudara Lala

"Mmmhhh." Aku memperhatikan wajah Lala yang sedang menikmati permainanku.

"Kamu lucu deh Yang kalo lagi keenakan gitu." Aku menggodanya.

"Ihhhh malu tau." Lala mencubit hidungku. "Wajah kamu juga tuh kalo lagi remes-remes ini keliatan seneng banget."

"O ya jelas seneng."

"Dasar." Lala menyentil jidatku.

Aku memilin puting Lala, sedikit mencubitnya lalu kembali mengusap-ngusapnya. Remasanku pun sedikit aku kencangkan.

"EmmmmnHhhh ahhh" Lenguhan Lala kini jelas terdengar.

Lala tiba-tiba menyosor bibirku, bibir kami pun berpagutan. Lidah Lala dengan gemasnya menari di dalam mulutku. Aku membiarkan Lala melakukan apa yang dia mau.

"Aaahhhh...." Ciuman Lala makin atraktif, sambil menikmati pijatan di payudaranya ia terus menjilati bagian dalam rongga mulutku, sesekali lidahku dihisap olehnya, mulutku kini sudah basah dipenuhi air liurnya.

"Nghhhhh Ahhhh..." Lala kini mencium lembut pipiku lalu membisikan sesuatu. "Mmhhhh... Kak, isepin puting Lala."

Bulu kudukku merinding mendengar itu, nafsuku langsung melonjak naik. Dengan semangat yang menggebu, aku menyingkap kaos Lala dan menurunkan bh nya sampai kedua payudara Lala menggantung bebas. Dalam posisi miring ini aku segera menjilati puting Lala, membuat keduanya dibasahi seluruhnya oleh liurku. Setelah itu aku langsung menyedot puting Lala.

"AAAHHHHH.... Kakakkngggghhh...."

Sekarang aku menghisap-hisap puting Lala bagai bayi yang sedang menyusu. Putingnya yang satu lagi tak kubiarkan diam. Puting itu terus aku mainkan dengan jariku.

"Ssssshhhh Kakh, enak bangethhh." Lala melingkarkan tangannya ke leherku. Sesekali ia menjabat rambutku saat merasakan kenikmatan yang tak tertahankan.

"Kakkkhhh Ahhh..." Tubuh Lala jadi tak bisa diam, pinggulnya tak henti bergerak. Aku rasa dia sudah benar-benar sange.

Aku mendekatkan pahaku pada pinggulnya, berdasarkan pengalaman, dia tidak mau daerah kewanitaannya itu diraba jadi aku mencoba membuatnya keenakan tanpa ia sadari.

Sambil terus menghisap putingnya bergantian aku menggoyangkan pahaku menggesek selangkangannya. Lala mengikuti tempo gerakan pahaku.

"Ahhhhh Ahhhh Aaaaaahhhhh...." Matanya yang terpejam, wajahnya yang memerah, desahan yang keluar dari mulutnya mampu membuatku benar-benar terhipnotis.

Aku makin cepat menggesekan pahaku, Lal mengikuti gerakannya bahkan mulai terasa dia yang lebih liar menggesek selangkangannya pada pahaku. Aku bisa merasakan bawahan piyama nya itu telah benar-benar basah.

"Kaaaakkkkhhh ahhhh. Aku mau pipisssss."

"Aaaahhhh ahhh"

"Kaakhh."

"Ahhh"

Tubuh Lala menggelinjang, kini celananya sudah benar-benar dibanjiri oleh cairan kemaluannya. Nafasnya jadi berat. Pelukannya mengendur. Ia tampak sangat lemas.

"Enak sayang?"

"Banget, Kak. Haahhh haah." Dia masih mengatur nafasnya.

"Yaudah sekarang ganti celana gih ntar masuk angin bobo pake celana basah gitu."

Lala langsung melepas bawahan piyama dan celana dalamnya. Ia melempar sembarang kedua barang itu kemudian menarik selimut untuk menutupi bagian bawah tubuhnya.

"Makasih, Kak. Selamat malam" Lala mengecup bibirku kemudian memejamkan matanya.

Ya aku tau ini jadi momen kentang untukku, tapi biarlah. Aku tak sampai hati kalo harus membuatnya melayani ku sekarang.

"Selamat malam juga, Lala sayang." Aku mengecup keningnya.

Kami berdua berpelukan lalu terlelap tidur.






Bersambung
 
Oh jadi ini yg nyebabin kemarin kalala engga bisa tidur hehe
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd