Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Maaf, Aku tak sealim penampilanku (No SARA)

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Minta pendapatnya nih, mumpung udah ada 2 chapter yg selesai ditulis mending nanti malem double update atau malam ini satu dan besok malem satu?

Kan sekarang malming nih takut ganggu kalian yg udh ada janji ama GF:fmalu:

Dan juga setelah ini TS udh mulai sibuk lagi dengan RL, jadi untuk update chapter 7 nya mungkin minggu depan disaat weekend lagi hehe :ngacir:
Maybe better one now, and one tomorrow...
Ingat, sebagian ada yang JoJoBa😂
 
Minta pendapatnya nih, mumpung udah ada 2 chapter yg selesai ditulis mending nanti malem double update atau malam ini satu dan besok malem satu?

Kan sekarang malming nih takut ganggu kalian yg udh ada janji ama GF:fmalu:

Dan juga setelah ini TS udh mulai sibuk lagi dengan RL, jadi untuk update chapter 7 nya mungkin minggu depan disaat weekend lagi hehe :ngacir:
yang penting g kentang sis...... :D
malah klo bisa dua2nya malam ini, hahaha
 
Minta pendapatnya nih, mumpung udah ada 2 chapter yg selesai ditulis mending nanti malem double update atau malam ini satu dan besok malem satu?

Kan sekarang malming nih takut ganggu kalian yg udh ada janji ama GF:fmalu:

Dan juga setelah ini TS udh mulai sibuk lagi dengan RL, jadi untuk update chapter 7 nya mungkin minggu depan disaat weekend lagi hehe :ngacir:
Double update aja hu..biar gak penasaran
 
Minta pendapatnya nih, mumpung udah ada 2 chapter yg selesai ditulis mending nanti malem double update atau malam ini satu dan besok malem satu?

Kan sekarang malming nih takut ganggu kalian yg udh ada janji ama GF:fmalu:

Dan juga setelah ini TS udh mulai sibuk lagi dengan RL, jadi untuk update chapter 7 nya mungkin minggu depan disaat weekend lagi hehe :ngacir:
malam ini aja hu langsung dobel!😂😂😂
 
Chapter 5

Gara – gara mang Dedi

Beberapa hari kemudian,

Aku masih bertanya - tanya pada diriku sendiri, aku masih bimbang dengan apa yang sudah ku perbuat, hati kecilku berkata bahwa ‘ini merupakan kesalahan besar’ namun sisi lain diriku berkata ‘tak apa itu wajar kok’,

Sebelumnya tak pernah terbayang dalam benakku bahwa aku akan bersetubuh dengan seseorang selain suamiku, entah karena aku yang begitu lemah karena tak mampu menguasai hawa nafsuku atau mungkin aku yang mudah terbuai oleh kata - katanya yang seolah meyakinkanku, entahlah intinya aku telah merelakan tubuh ayuku ini untuk dinikmati oleh orang selain suamiku,

Tapi selama suamiku tak tahu tak apa kan? walaupun begitu ada perasaan bersalah dalam jiwaku kepada seorang suami yang telah memercayai istrinya dengan sepenuh hati,

Selain itu hampir saja aku ketahuan oleh seseorang kalau saja pak manto tidak menutupi keberadaanku, beberapa waktu lalu ketika pak manto telah selesai menodaiku ada seseorang yang masuk untuk mencarinya, aku sangat terkejut hingga aku menutupi tubuhku semampuku, untung pak manto sangat sigap, dengan tubuh kekarnya ia mampu menghalangiku sehingga rekannya tak tahu kalau aku berada disana, padahal aku dalam keadaan telanjang dengan payudara yang dipenuhi oleh spermanya,

Sudahlah aku tak ingin memikirkan masalah itu lagi, biarlah itu menjadi aib bagiku, memikirkannya hanya membuatku pusing dan sebal, beruntung akhir - akhir ini aku tak bertemu dengan pak manto lagi, aku selalu menghindarinya dan aku juga disibukan dengan kegiatan lain,

Lagipula hari ini merupakan hari yang aku tunggu – tunggu, akhirnya setelah sekian lama aku bisa bertemu dengan teman – temanku lagi, untuk pertama kalinya setelah wisuda akan ada reuni khusus untuk teman – teman satu geng ku,

Memang agak sulit bagi kami untuk bisa kembali bertemu karena ada beberapa yang sibuk dengan pekerjaan, ada yang sudah menikah bahkan ada yang sudah menjadi mamah muda. Namun dihari ini kami semua bisa meluangkan waktu untuk kembali bertemu, akhir – akhir ini cuma maya yang sering kali berhubungan denganku, selebihnya bahkan nyaris ‘lost contact’.

Karena momen spesial ini, kami sampai memesan gamis khusus agar bisa mengenakan sesuatu secara bersamaan, pertemuan akan diadakan di pantai ancol jadi aku sangat menantikannya,

“ehhh firrr udah siapp belumm, aku jemput yahh?”

Aku terkejut dengan notif hpku yang berbunyi, rupanya ada pesan masuk dari maya, dia sahabatku bahkan dia yang paling dekat denganku diantara kelompok geng kami, menurut orang – orang kami berdua lah yang paling cantik di kampus pada zamannya, aku tertawa mengingat banyaknya pesan rahasia yang dikirimkan ke kami baik itu dari kakak kelas ataupun teman seangkatan, terutama untuk maya.

Maya merupakan mahasiswi aktif dengan banyaknya organisasi yang ia ikuti, bahkan ia pernah menjadi pemenang ‘miss kampus’ ketika berpasangan dengan andi, salah satu teman sekelasku, andi juga pernah menyatakan cintanya pada maya namun diluar dugaan maya menolaknya, ia tak ingin memiliki suatu ikatan dulu dan kini andi telah menikah dengan wanita lain yang tak kalah cantik.

“iyya sayyy udah kok, jemputt yahhhhh” balasku,

Aku mengenakan hijab putih untuk melengkapi gamis kembaran kami, memang tak ada ketentuan khusus untuk masalah hijab, yang penting warnanya cerah, tak lupa aku membawa kacamata biar bisa tampil trendy,

“Tinnnn tinnnnn” terdengar suara klakson memanggil,

“iyyya sayanggg ,sebennttaarr” akupun keluar dan segera membonceng maya yang membawa motor matic miliknya,

Selama perjalanan kami sering kali mengobrol untuk melepas rasa rindu yang kami pendam, terlebih dikala lampu merah, selebihnya dikala perjalanan kami sering kali salah sambung karena suara kami yang kalah oleh hembusan angin yang menerjang,

Sesampainya di ancol kami langsung bertegur sapa, pipi kami saling mengecup dan lisan kami saling mengobrol, selayaknya orang yang sudah lama tak bertemu ada saja pembahasan yang ingin kami obrolkan, tentu inti dari acara ini adalah ghibah berjamaah, bukan sesuatu yang mengejutkan bukan ketika ada lebih dari satu wanita berkumpul bersama di satu tempat ?

Kami saling tertawa mengingat momen kebersamaan kami dikala ‘ngampus’,

Mungkin banyak orang yang keheranan ketika melihat kami berkumpul di satu tempat, karena beberapa kali kami kedapatan melihat mereka melongo, mungkinkah mereka terkejut karena melihat bidadari bertemu?

Mungkin saja, terutama maya, ia selalu berada di sisiku, ia tampil cantik dengan topi putih yang ia kenakan, tak hanya itu aku juga terkejut dengan payudaranya yang tampak besar walaupun sudah mengenakan gamis lebar,

Namun aku melihat ekspresinya berubah ketika ia membuka hpnya, apakah ada sesuatu yang mengganggu pikirannya? hebatnya ia mampu tuk berpura - pura menyembunyikan ekspresinya seolah tak ada sesuatu yang terjadi padanya,

5-Firda-Reuni.jpg

Setelah kami mengobrol panjang ngalor ngidul , tak lupa kami berfoto bersama sebagai kenang - kenangan, setelah itu perasaan gelisah kembali terlihat di wajah maya, ia seperti tak mampu menahannya lagi, wajahnya seperti pucat dan keringat dingin mulai keluar membasahi wajah ayunya,

"sayyy, maaf aku pulang dulu yah, ada musibah nih" ucap maya meminta izin,

"lohh kok gitu, yaudah yang sabar yahhhh, hati hati" ucap salah satu temanku,

Maya langsung pergi menjauh membawa kendaraannya untuk menuju suatu tempat, aku sebagai teman dekatnya merasa keheranan , apa yang sebenarnya terjadi pada maya? kenapa ia tak pernah bercerita sesuatu padaku? seberapa berat cobaan yang sedang ia hadapi sebenarnya? sebagai seorang sahabat aku hanya mampu mendoakannya agar semuanya baik baik saja,

Seketika aku baru tersadar akan sesuatu, aku begitu terkejut dengan kenyataan yang baru saja kusadari ini, kalau maya sudah pulang terus aku gimana? kulihat tadi teman temanku saling berpasangan ketika berangkat kesini, aku pun menghembuskan nafas dengan perasaan bingung yang melanda hatiku,.

"huffttt mayaaa, aku piye ?" ucapku lirih,

***

Kini suasana hatiku sedang bahagia, dalam hitungan dua hari lagi suamiku akan segera pulang ke rumah setelah sekian lama meninggalkanku disini sendirian, aku berniat untuk menyiapkan semuanya, aku ingin menyambutnya agar mas Hendra tau seberapa besar rasa rindu yang telah kupendam kepadanya selama ini,

Kumasukan semua baju kotor yang menumpuk di keranjang, maklum sebagai wanita yang tinggal sendiri di rumah membuatku malas untuk mengerjakan sesuatu, tak ada motivasi bagiku untuk tampil cantik selain ketika hendak keluar rumah, saking menumpuknya, mesin cuci yang ku miliki nyaris tak muat untuk dimasuki oleh buntelan ku,

"hufftt banyak amat sihhh" ucapku,

Tak lupa aku memasukan semua pakaian yang sedang ku kenakan ke dalamnya sehingga kini aku telanjang bulat di dalam kamar mandiku, ku nyalakan shower dan kurasakan kesegaran dari guyuran air yang mulai membasahi tubuh ayuku ini,

Setelah selesai mandi, aku segera keluar dengan hanya mengenakan handuk saja, aku bertanya - tanya dalam hati, mana mang dedi? kok suaranya gak kedengeran lagi? apa jangan - jangan ia sedang berada di rumah mbak liya?

'ahh tidak mungkin, saat itu pasti mbak liya pasti sedang khilaf, gak mungkin juga kan wanita secantik mbak liya mau tubuhnya terus menerus dinikmati oleh tukang sayur yang mesum itu,' batinku,

Ku lepas handukku dan ku gunakan untuk mengeringkan rambutku yang berantakan, aku berjalan - jalan di dalam kamar dengan telanjang sambil mengeringkan rambutku hingga mengering, sebisa mungkin aku menghindari cermin agar fikiranku tidak melenceng lagi,

Namun entah kenapa hembusan angin dari AC yang belum ku matikan membuatku merinding nikmat, putingku jadi mengeras dan aku seperti terpanggil untuk melakukan aksi ku lagi, terlebih sudah hampir seminggu tubuhku tak disentuh oleh pak manto,

'pak manto? ehmmmmmm' ucapku lirih,

Sepertinya aku telah dipenuhi rasa candu olehnya, berulang kali aku selalu kepikiran tentangnya walau sudah kutangkis berulang kali, aku rindu dengan kekarnya tubuh yang ia miliki, aku rindu dengan remasannya yang dipenuhi oleh nafsu dan aku rindu dengan pusakanya yang membuatku selalu penasaran, terkadang aku gemas ingin mengecupnya dan berterima kasih karena pernah singgah di dalam kemaluanku ini,

Aku menggelengkan kepala untuk menyadarkanku dari lamunan liarku, beruntung perutku berbunyi karena rasa lapar sehingga diriku mendapatkan kesadaranku kembali,

"hmmm mana mang dedi nih? Lagi pengin makan sesuatu, masa iya kudu ke bandung buat beli odadingnya mang oleh ? terpaksa deh buat belanja ke pasar tradisional" ucapku,

Aku segera memilih pakaian untuk pergi berbelanja, namun perasaanku mulai tak enak, mendadak aku panik didepan almari pakaianku,

"mana pakaian dalamku? kok gak ada? " ucapku panik,

"celaka, aku kehabisan pakain dalamku" ucapku pusing,

Aku mulai duduk di tepi ranjangku dalam keadaan telanjang, aku menimbang - nimbang pilihan yang akan ku ambil, haruskah aku berbelanja ke pasar tanpa mengenakan dalaman yang dapat mengundang syahwat lelaki untuk bernafsu kepadaku ? atau aku tetap di rumah saja dan memilih bertahan dalam kondisi kelaparan ?

"kkruuuukkkkkk" astaga perutku laper bangettt,

Pergi aja deh, semoga aja gak ada yang tau kalau aku berkeliaran di pasar tanpa memakai dalaman dan semoga saja aku gak ketemu pak manto dalam perjalananku ini,

5-1.jpg

Aku mengambil gamis bermotif bunga - bunga yang tak terlalu tipis, ku padukan gamis tersebut dengan hijab yang selalu jadi favoritku yakni hijab berwarna pink yang membuatku selalu terlihat lebih muda,

Aku menuju cermin dan menggerakan tubuhku ke kanan dan ke kiri, aku merasa senang walau tak memakai dalaman , setidaknya dengan gamis ini auratku tak begitu keliatan,

Aku segera pergi dan hanya membawa selembar uang berwarna merah didompetku, aku mulai me-list daftar belanjaan yang akan ku beli, aku ingin membeli cabai dan juga telur untuk ku masak menjadi telur balado kesukaan suamiku,

"kayaknya cuma kurang 2 bahan itu aja deh" ucapku,

Beruntung jam masih menunjukan pukul 8 pagi sehingga sinar mentari tak begitu terik dari atas sana, selama perjalanan tak ada kekhawatiran sedikitpun dariku walau tak mengenakan apapun lagi di balik gamis yang ku kenakan ini,

Kulihat tak ada tatapan yang jelalatan lagi, mungkin mereka mengira aku berpakaian dengan normal di era new normal ini,

Sesampainya di pasar aku langsung mencari dimana aku bisa menemukan penjual telur dan cabai, aku menengok ke arah kanan dan kiri untuk terus mencarinya, seketika aku terkejut ketika ada seseorang yang menggenggam tanganku dengan erat,

"pak manto?" ucapku terkejut hingga mataku sampai terbelalak,

"selamat pagi mbak Firdaku, tumben mampir ke pasar" tanyanya,

Walau pertanyaannya tampak normal, entah kenapa kegugupan masih melanda diriku, sambil terbata - bata aku menjawab pertanyaan yang ia tanyakan padaku,

"ehh iya anuu, mang dedi gak jualan hehe" jawabku dengan canggung,

"ohh begitu, mau belanja bareng? Hati - hati loh terkadang ada beberapa penjual disini yang menaikan harga seenaknya" bisiknya ditelingaku,

"ehhh bbbooo-bolleehhh sihh" jawabku,

Ini aneh, kenapa aku jadi gugup seperti ini, apa yang sebenarnya terjadi padaku ? ini tak mungkin ! rasanya seperti aku bertemu dengan seseorang yang ku kagumi ! apa yang bisa ku kagumi darinya? Itunya kah ?

"mau nyari apa mbak fir?" tanyanya,

"mmaauuuu nyari telur dan cabai pak" jawabku,

"ohh begitu, ayo kesini" ujarnya sambil menarik tanganku,

Entah kenapa wajahku memerah ketika tanganku digenggam olehnya, aku merasa malu , rasanya seperti sedang digenggam oleh cinta pertama dikala SMA,

'aku ini kenapa sihhh????' batinku keheranan,

"saya suka dengan cara berpakaianmu di tempat ini mbak fir" bisiknya ditelingaku,

Seketika aku langsung terkejut, terlebih dengan tangannya yang tiba - tiba menggenggam bokongku ,

"ihhh pak hentikan, nanti ada yang liat" ucapku was - was,

"lohh bukannya mbak berpakaian seperti ini biar bisa dilihat kan?" tanyanya,

Aku merasa malu sekali dibilang seperti itu olehnya, tapi entah kenapa aku tak merasa marah, aku merasa biasa aja diperlakukan seperti ini olehnya,

"gak usah khawatir sayang, nanti akan ku ajari cara mendapatkan diskon ketika berbelanja di tempat seperti ini" ucapnya,

Akupun nurut saja olehnya, sepertinya ini sesuatu yang baik bagiku sehingga aku bisa menghemat pengeluaranku, dibalik sifatnya yang mesum terkadang ia memiliki sisi baik juga,

Kami berjalan dengan bergandengan tangan, kulit tangannya yang kasar begitu erat menggenggam tanganku, sesekali aku melirik wajahnya, entah kenapa aku bersikap seperti malu tapi mau seperti ini,

Sejujurnya aku senang ketika tanganku di genggam olehnya, bahkan saat ia meremas bokongku aku tak begitu kesal, sangat jauh berbeda ketika awal aku dilecehkan olehnya, saat ini aku justru tertarik dengan ukuran itunya yang di atas rata – rata,

'astaga sepertinya pola pikirku sedang konslet saat ini, ingin rasanya aku menyentuh pusakanya itu, kulihat benjolan di celananya membuatku gemas ingin memeloroti celananya, tapi aku masih gengsi untuk menyerahkan harga diriku kepadanya'

"ini mbak tukang telurnya, kebetulan ia juga jualan cabe jadi bisa menyingkat waktu disini kan?" ucapnya kepadaku,

"wahhh iya bener juga" ucapku sambil tersenyum, aku segera menuju ke pedagang tersebut untuk membeli dagangannya,

“Beli 2 kilo telur sama 1 kg cabai yah pak” ucapku,

“iya mbak tunggu sebentar” ucap pedagang tersebut,

Aku agak iba dengan pedagang tersebut, tubuhnya sangat kurus dan nampaknya ia sudah tua, kira – kira usianya sekitar 50 tahunan dengan sebagian rambut yang mulai beruban,

“Semuanya 75 ribu mbak” ucap pedagang tersebut,

Ketika aku ingin membayarnya , tiba – tiba tangan pak manto menghentikanku, ia seperti memberikan kode kepadaku untuk menyerahkan sisanya kepadanya,

“apa gak bisa dimurahin lagi pak?” tanya pak manto,

“ohhh tidak bisa pak, ini sudah harga standar , kalau dikurangi saya yang rugi” ucap pedagang tersebut,

“ayolah pak, 10 ribu saja bagaimana ?” ucap pak manto yang membuatku dan pedagang tersebut terkejut,

“hahaha bapak ini suka becanda yah” ucap pedagang tersebut tertawa sambil menampakan giginya yang tak rata,

“lohh saya serius ini” ucap pak manto menunjukan wajah seriusnya,

“lohh bapak ini sudah gila yah?” ucap pedagang tersebut mulai tersulut emosi,

“pakk sudah cukup, biar kubayar aja sekarang” ucapku kasihan,

“tenang mbak fir, “ ucapnya padaku,

“gini aja deh pak, saya punya sesuatu yang lebih mahal daripada itu, saya yakin bapak gak akan bisa menolaknya” ucap pak manto yang membuat diriku dan pedagang penasaran,

“apa maksud bapak?” tanya pedagang tersebut,

Tiba – tiba pak manto dengan santai berjalan ke arah belakangku dan langsung mengangkat gamisku hingga pusarku terlihat, aku reflek untuk menutupinya namun semuanya terlambat, pedagang tua itu telah berhasil melihat sisi bagian bawahku tanpa ada halangan apapun,

Aku menatap wajah pak manto dengan kesal dan menanyakan apa maksud dari semua ini, namun seperti biasa wajah pak manto terlihat santai seolah ia tak melakukan kesalahan apapun,

“tenang mbak fir, ini semua demi kamu kok” ucapnya kepadaku,

Aku bertanya – tanya apa maksud perkataannya itu, namun kulihat pedagang tersebut diam , mulutnya tak mampu ia tutup, ia seperti terkejut dengan pemandangan yang telah ia lihat tadi,

“Kalau bapak mau memberikan diskon nanti saya izinkan bapak untuk melihat tubuh telanjangnya, full tanpa penghalang apapun lagi” ucap pak manto,

“pakkk, kenapa bapak seenaknya seperti itu?” ucapku kesal,

Dengan santai pak manto menyuruhku untuk diam dan memintaku untuk melihat kearah pedagang tersebut, ketika aku melihatnya ia seperti kesurupan, nafasnya begitu memburu, ia begitu bernafsu untuk menerkamku, aku jadi ketakutan kalau keadaannya seperti ini,

“mari ikut saya” ucap pedagang yang sudah sangat bernafsu itu,

Akupun terpaksa ikut ketika pak manto menggandengku menuju ke arahnya, dalam perjalanan pak manto seperti menasehatiku, ia memberiku wejangan untuk membuka fikiranku,

“tenang mbak gak usah khawatir, saya tau mbak ini sebenarnya mau kan?” ucap pak manto,

“mau dari mana? Enggak aku gak mau” ucapku,

Seketika jemarinya langsung meremasi payudaraku dari luar, aku terkejut bukan main dengan aksinya, padahal ada beberapa orang disekitar kami yang sedang berlalu lalang, bagaimana kalau aksinya ketahuan ?

“tuh kan putingnya udah tegang, gimana gak mau kalau gitu” ujarnya memergokiku,

“Tappii pakk kannn, diiaaa ….” Ucapku,

“tenang, dengan siapapun itu tak penting kok, yang penting nafsumu bisa tersalurkan” ujarnya kepadaku,

Seketika kami sampai disebuah gang sepi di dekat pasar, terlihat pedagang tersebut sudah tak sabar menantikan apa yang akan ia dapat, ketika ia berbalik arah ia terkejut melihat apa yang sedang kulakukan dengan pak manto,

Wajahnya begitu terkejut ketika melihat payudaraku sedang diremas olehnya, aku berusaha untuk menyelamatkan harga diriku untuk memberontak, namun ……..

Namun aku tak mampu untuk melakukannya, aku sangat menikmati remasannya di payudaraku, aku sungguh mengutuk diriku sendiri atas kepasrahanku, namun ……

Ketika ia mengangkat gamisku hingga payudaraku terlihat oleh pedagang itu, obsesiku memuncak, aku tak mampu menjelaskannya ketika pak manto memainkan payudaraku yang besar sambil memilinnya sedangkan didepanku ada seorang pedagang yang sudah menurunkan celananya dan beronani sambil melihatku,

Aku sungguh malu sekali dibuatnya, wajahku memerah, aku tak sanggup menatapnya, membayangkannya saja sudah membuat vaginaku basah, seketika aku terkejut ketika pak manto mencumbuiku, nafasku semakin memburu ketika melakukan aksi ini di ruangan terbuka,

“aaeehhmmmmm” desahku ketika jemarinya mulai menyentuh vaginaku,

‘ohhhh ini nikmatt sekaliiii, aku tak tahan dibuatnya’ batinku,

Tak sadar pak manto sudah memegang tanganku dan mengarahkannya ke gundukan yang berada di celananya, aku mengintip sejenak melihat apa yang sedang ku pegang ini,

‘besar sekali’ batinku,

Aku kembali dicumbui olehnya, nafsu sudah menguasai diriku sepenuhnya, tak peduli siapa diriku, aku sudah benar – benar takluk oleh rangsangannya pada tubuhku, seketika pak manto memintaku untuk berjongkok hingga tubuhku kembali tertutup oleh gamisku,

Aku penasaran apa lagi yang akan ia berikan padaku, seketika ia membuka resleting celananya sehingga torpedonya pun keluar ingin menembaku, pak manto seperti menggodaku, berulang kali ia menempelkannya ke bibirku sehingga aku tergoda untuk memasukannya ke dalam mulutku,

“ehhhmmmmmmmm” desah ku,

Entah kenapa aku sangat menikmati lollipop berukuran besar ini, sebelumnya tiap kali suamiku memintaku untuk mengulum miliknya, aku selalu menolak karena alasan jijik, pernah sih beberapa kali aku mengulumnya tapi entah kenapa ketika aku mengulum milik pak manto, aku begitu menikmatinya,

Bentuknya sangat keras dan besar, aku sampai memejamkan mataku untuk mengulum benda besar ini, ketika aku sedang asyik mengulum , pak manto mulai berbicara pada pedagang penjual telur,

‘astaga aku melupakannya, apa yang sedang ia lakukan sekarang?’ batinku bertanya,

Aku terkejut, rupanya ia sudah bertelanjang bulat tengah mengocok penisnya yang bengkok, wajahnya begitu jelek ketika ia sangat bernafsu seperti itu,

“gimana pak? Boleh kami dapat diskon ?” tanya pak manto,

“bboolehhh bolehh banget pakk” ujarnya dengan sangat bernafsu,

“nahh gitu dong, sekarang saya akan memberikan bapak 2 pilihan, dipilih yah” ucap pak manto,

“apalagi sekarang pak? Saya sudah gak tahan ingin ……..” ucapnya sambil mendekatiku,

Aku ketakutan hingga aku mundur menjauhi dirinya,

“Sabar pak, saya ingin memberikan 2 pilihan, pertama izinkan kami membayar hanya 10 ribu dan bapak saya izinkan untuk mengocok didepan tubuh telanjangnya atau yang kedua izinkan kami untuk mendapatkannya secara gratis maka bapak boleh mengocok penis bapak menggunakan kedua payudaranya, pilih mana?” tanyanya,

Aku sangat terkejut ketika mendengarnya berkata demikian, namun ketika aku ingin protes pak manto langsung menahan kepalaku agar tak lepas dari penisnya,

“saa-ssaayyya pilih yang kedua, silahkan ambil sesuka kalian, biarkan saya ngentotin toketnya ini” ucap pedagang tersebut,

Pak manto langsung melepaskan tangannya dari kepalaku, seketika itu pula si pedagang langsung mengajakku berdiri dan mencumbuiku dengan penuh nafsu, aku hanya mampu memejamkan mata karena tak sanggup untuk melihatnya, tangannya pun bergerak dengan kasar ketika meremasi payudaraku,

“heyyy heyyyy, ingat perjanjiannya, cuma boleh mengocok menggunakan payudaranya saja tak ada percumbuan ataupun lainnya,” ucap pak manto memisahkan kami berdua,

Aku bersyukur pak manto orangnya tegas, kalau ia berkata A ya A gak ada pilihan lain, kulihat pedagang tersebut kesal karena nafsunya ditahan oleh pak manto,

“merepotkan saja” ucapnya dengan kesal,

Pak manto memintaku untuk berlutut dan ia mengangkat gamisku hingga payudaraku terlihat, aku sungguh malu sekali dibuatnya, namun melihat bentuk penisnya yang unik membuat birahiku kembali naik, kurasakan penisnya sangat hangat ketika menyentuh dadaku, bentuknya juga besar dan membuatku gemas ingin memegangnya,

“ahhhh mbakkk, ahhhh ahhhhh” desah pedagang tersebut,

Aku pasrah membiarkan pedagang terseput melecehiku, kulihat dengan seksama ketika penis bengkoknya menggesek dadaku, entah kenapa nafasku semakin sesak, aku semakin bergairah dengan kebinalanku, ini kah maksud pak manto dengan perkatannya ‘ini semua demi kamu mbak fir’,

Apakah ia sedang membantuku untuk mewujudkan obsesi yang selama ini ku impikan? Tapi dengannya ? dengan pedagang telur yang tak kukenal dan memiliki wajah yang tak rupawan ?

Mungkin aku sudah gila tapi aku tak mempermasalahkan hal itu, aku menatap wajahnya dengan tatapan sayu, aku membantunya dengan merapatkan kedua payudaraku hingga penisnya semakin terhimpit oleh payudara besarku,

“ahhh ahhh ahhhhhhhh” desah pedagang tersebut, tanpa kusadari pak manto tersenyum puas melihatku seperti ini, ia seperti tak tahan melihat tetangganya dilecehkan seperti ini, ia pun kembali mendekatkan penisnya ke mulutku,

Entah kenapa tubuhku langsung reflek untuk mengulumnya, dengan senang hati mulutku langsung mengulumnya tanpa perlu perintah lagi, akupun membuka mulutku dan membiarkan penisnya masuk ke dalam rongga mulutku, aku merasa sesak dibuatnya, mulutku tak muat, perutku rasanya mual ketika penisnya dipaksa untuk memasuki mulut kecilku,

“ehhmmmm ehhmmmmm” desahku ketika dilecehkan oleh 2 orang berwajah jelek ini,

Aku tak mampu mengendalikan akal sehatku, pikiranku sudah kacau, otakku sudah dipenuhi oleh nafsu yang telah menggelora, aku bahkan telah lupa fungsi dari hijab yang masih menempel di kepalaku ini,

Pak manto dengan nafsunya mulai mengangkat gamis yang kekenakan dan meloloskannya dari tubuhku, kini aku kembali telanjang didepan orang lain, bukan cuma satu tapi didepan dua orang yang tak sepatutnya bisa menikmati auratku,

Dalam keadaan seperti ini membuat pak pedagang semakin mudah untuk menggesekan penisnya di payudaraku, berulang kali aku mampu menghirup hembusan nafasnya yang bau, nampaknya hanya dalam hitungan detik akan ada sesuatu yang meledak ke arah tubuhku,

“ehhmmm ehhmmm ehhmmmm” desahku menikmati penis yang tersumpal dimulutku,

Ketika aku sedang menikmatinya, aku terkejut dengan erangan pak pedagang, tangannya dengan tegang semakin meremas payudaraku, kurasakan penisnya juga semakin panas,

“argghhhhhhh, arrrgghhhhh, argghhhh, saya gak tahan lagi” desah pedagang,

Pak manto langsung mengundurkan diri ketika mendengarnya berbicara demikian, ia membiarkanku agar fokus menservis penisnya dengan payudaraku,

Aku ketakutan membayangkan bagaimana kalau semprotannya mengenai wajahku, aku berusaha menjauhkan wajahku dari penisnya dan membiarkannya berusaha sendiri untuk mencapai puncak,

“Ahhhhh ahhhhh mbakkk mbakkkk, argrghhhhhhhh” desahnya sambil menekan tubuhnya ke arahku,

“Aahhhhhhh” aku berteriak ketika semprotan penisnya keluar membasahi payudaraku begitu banyak, ada sekitar 4-5 semprotan keluar dari penisnya yang mengenai payudaraku, aku begitu takjub dengan banyaknya yang ia keluarkan ditubuhku ini,

Tanpa menunggu lama, pak manto langsung memintaku menungging bertumpu pada dinding dan memasukan penisnya yang sudah basah karena liurku ke dalam vaginaku,

Aku mengerang ketika penis nya menerobos masuk vaginaku, rasanya luar biasa, yahh ini lah yang membuatku selalu merindukannya, sesuatu yang membuatku selalu terpikirkan olehnya, sesuatu yang membuatku lupa bahwa aku telah dimiliki oleh orang lain yakni suamiku

Sodokannya kurasakan begitu dalam membuatku terdorong maju mundur, saking kerasnya membuat sperma yang berada di payudaraku berjatuhan menetes kebawah, aku berusaha menghadap ke belakang untuk menatapnya, kulihat pak manto memejamkan matanya menikmati tubuhku dengan penuh kenikmatan,

“aohhhhhhh pak , ahhhhhh, ahhhhhhhhhhh” desahku,

Aku tak tahu lagi harus bagaimana, aku sudah sangat kecanduan oleh penisnya, sebisa mungkin ku bertahan tetapi ku tak mampu, kurasa aku sudah menjadi budak penisnya,

Kurasakan penis itu mengaduk – ngaduk isi vaginaku, terkadang ia mengeluarkannya hingga menyisakan kepala penisnya, terkadang ia mendorongnya sejauh mungkin hingga menyentuh rahimku, aku kewalahan, aku tak mampu bertahan menikmati semua ini,

Ketika aku sedang asyik disodok olehnya tiba – tiba aku dikejutkan dengan kehadiran seseorang dari arah pasar tempat kami memasuki gang ini,

“heyyyy manto, gak bilang – bilang kalau lagi mantab – mantab” ucap seseorang yang mengenal pak manto,

“lohhhh indro, kok bisa disini, kenapa gak jaga pasar” ucap pak manto dengan tenang,

“hahaha gimana gak kesini wong daritadi penasaran lu bawa cewek cakep ke gang sini” jawab indro

Aku bingung bagaimana bisa pak manto setenang itu ketika dirinya ketahuan oleh orang lain walau itu temannya sendiri,

5-2.jpg

“mbak firda, kenalin ini indro namanya tukang parkir di pasar kita tadi, dan ndro kenalin, ini firda, tetanggaku yang suka nakal” ucap pak manto mengenalkan kami berdua,

“ohh jadi ini yang biasa diceritain nto?” tanya indro,

‘Apa ? jadi selama ini pak manto telah menceritakan aksi liarku ?’ batinku,

“hahahha tau aja, loh ndro, sini gabung daripada nganggur gitu” ajak pak manto,

‘apa? Ahhhhh, bagaimana bisa semudah itu pak manto mengajaknya bergabung’ batinku,

Aku masih terus terusan disodok olehnya ketika pak manto sedang berbicara padanya, seketika pak manto mengarahkanku untuk menghadap ke arah indro temannya, dilihat dari penampilannya indro masih terlihat muda namun sayang wajahnya boros, mungkin efek dari hasil ngoplos yang sering ia lakukan, rambutnya dicat berwarna kuning seperti oppa korea, namun sayang kulitnya yang kecoklatan membuatnya terlihat seperti orang kampung,

“Ehhmmm ehhmmmmm” aku menutup bibirku menolak ketika penisnya yang sudah menegang ingin masuk kedalam mulutku,

“wahhh gmna nih nto, mulutnya rapet gak mau dimasukin,” ucap indro,

“hahahha pencet aja hidungnya pasti kebuka kok” ucap manto,

Seketika aku kehabisan nafas membuatku terpaksa membuka mulut, dengan terpaksa aku telah dipenuhi oleh penis seseorang di sisi depan dan belakangku,

Aku tak kuasa bertahan ketika mereka saling menyodoku dari dua sisi, ketika pak manto menyodok vaginaku, aku pun terdorong kedepan hingga penis indro menusuk tenggorokanku, begitupula sebaliknya membuat penis pak manto menembus rahimku,

Aku tak tahan lagi dibuatnya, tubuhku sudah lemas sekali, seketika aku ingat kalau aku belum sarapan pagi ini, rangsangan yang dibuat pak manto telah membuatku K.O, akhirnya setelah dilecehkan berulang kali olehnya, aku berhasil mendapatkan orgasmeku, lagi lagi ketika penisnya menyumpal vaginaku,

“ehhmmmmmmmmmm” desahku tersumpal oleh penis indro,

Alih – alih berhenti pak manto justru terus menyodokku sehingga aku mendapatkan multi-orgasme untuk pertama kalinya dalam seumur hidupku, aku jadi semakin lemas, aku tak memiliki tenaga lagi untuk bergerak dan kakiku tak memiliki tenaga lagi untuk berpijak di tanah ini,

Beruntung pak manto dan indro memegangiku, mereka saling bahu - membahu untuk membantuku menungging, aku sudah lemas sekali, aku ingin menyudahi semuanya hari ini,

Beruntung indro yang baru saja memasukan penis dimulutku sudah tak tahan lagi, sambil memegangi kepalaku ia memacu pinggulnya dengan sangat cepat sehingga ia pun mendapatkan orgasmenya dan memuncratkannya di wajahku,

“ahhhhhhhhhhhhhh, gila lu nto, masih kuat aja bertahan ngentotin memek secantik ini” ucap indro sambil menyirami wajahku dengan spermanya,

“ahahahh biasa aja ndro, lu aja yang biasa jajan lonte murahan , sekalinya dapet barang premium gak kuat” ujarnya yang dibalas tawa oleh indro,

Dalam keadaan setengah sadar , aku mendengar pembicaraan mereka, apa yang mereka katakana ? mereka menyamaiku dengan lonte berkualitas premium ?

“ouhhhh ouuhhh ouhhhhhhh mbakk firrr, ahhh ahhh rasakan ini ……” desah pak manto langsung mencabut penisnya dan menyemprotnya ke arah punggung dan bokongku,

Seketika tubuhku ambruk ke tanah, diriku lemas sekali, aku tak memiliki tenaga untuk menggerakan tubuhku, apa ini ? tubuhku kotor sekali. Wajahku, punggungku, dadaku semuanya dipenuhi oleh sperma orang – orang,

Kulihat sejenak mereka seperti mengobrol dan tertawa setelah berhasil menikmati tubuhku, anehnya aku tak dapat mendengarkan suara mereka , apa yang sebenarnya terjadi padaku ?

Dalam keadaan remang – remang ini , aku seperti melihat bayangan seseorang, seseorang yang selalu baik kepadaku, seseorang yang mau menerima diriku seperti ini,

“mas Hendra” panggilku,

Entah kenapa ia tak menengok ke arahku walau aku sudah memanggilnya beberapa kali, perlahan ia semakin jauh dariku, hatiku sangat kacau, hatiku sangat sedih, seketika senyumnya kembali muncul dihadapanku, aku menangis berlari kearahnya,

“maafkan aku mas, maaf karena aku belum bisa menjadi istri yang baik untukmu, maaf karena aku sering kali menghianati cintamu, maaf karena sudah membiarkan beberapa orang untuk menikmati tubuhku yang seharusnya hanya milikmu mas, aku menyesal” ucapku,

“namun mas, yang paling aku sesali adalah aku menikmati semuanya”

Seketika semuanya menjadi gelap dan aku tak mampu melihat apapun lagi,

***

Sementara itu disaat yang bersamaan ada seorang wanita cantik yang sedang gundah gulana, pikirannya entah kemana, banyak job didepan matanya yang tertunda akibat tekanan yang sedang ia alami, berulang kali ia mendapatkan surat peringatan karena terlambat mengumpulkan deadline pekerjaan,

Didalam ruangannya ia melamun memikirkan sesuatu, di meja kerjanya beberapa berkas telah menumpuk untuk digarap olehnya, matanya merah seakan ia kurang tidur, ia menggaruk – garuk kepalanya yang tertutup hijab,

“hufftttttt kenapa semua ini harus terjadi padaku” ungkapnya,

Seketika pintu ruangannya terbuka dan membuat wanita tersebut terkejut bukan main,

“mau apa kalian kemari?” ungkapnya dengan wajah ketakutan,

“ayolah bu maya, kaya baru pertama kali aja” ungkap lelaki tersebut dengan tawa jahat,

“apa yang kalian lakukan , lepaskannnnn, lepaskan akuuu” ungkap seorang wanita yang bernama maya tersebut,

~To Be Continued,
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd