Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Maafkan aku mamah 2

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Update....

Beberapa hari kemudian, Rio dan mamahnya secara diam – diam masih saja terus memadu kasih serta saling mencurahkan hasrat dan nafsunya bagai pengantin baru. Masih bagus apa yang mereka lakukan tak sampai diketahui oleh Retno yang jelas – jelas sebelumnya pernah diketahui olehnya. Bahkan bukan hanya Retno saja yang kini telah mengetahui apa yang pernah terjadi antara mamahnya dan kakaknya itu. Mbak Surti adalah seorang asisten rumah tangga yang kesehariannya bekerja di rumah mamah Irma itu juga telah mengetahui apa yang tengah terjadi antara mamah Irma dengan putranya itu, namun diancam oleh Rio agar tak cerita kepada siapapun tentang apa yang telah ia lihat.

…….
Pagi itu Nampak sosok pria setengah baya sedang duduk dengan santainya disebuah ruang keluarga.
“ ayah sudah bangunn….??, serta melangkah mendekat pada pria tersebut”, sapa mamah Irma kepada sosok yang sedang duduk santai di sofa ruang keluarga itu dan tengah focus menatap layar HPnya.
“ eehh… mamah..!!, sudah sayang…”, jawab pria yang tak lain adalah Adi Purwanto, suami dari mamah Irma yang pada waktu dini hari tadi baru pulang dari pekerjaan dinasnya.
“ mmmuahhh…. Aku kangen sayang…”, tambah mamah Irma seraya mengecup lembut pipi suaminya itu sesaat setelah berada di sisi suaminya itu serta memeluknya dengan penuh kehangatan.
“ apalagi aku sayang…”, jawabnya seraya membalas kecupan istrinya itu pada keningnya.
“ kirain ayah sudah tidak lagi perduli sama aku…”, goda mamah Irma.
“ mana mungkin ayah mampu berpaling dari istri ayah yang cantik ini…”, balas papah.
“ ahhh… yang bener, tapi kenapa akhir – akhir ini papah selalu menolak ketika mamah mengajak Video Call untuk sex”, Tanya mamah Irma yang membuat suaminya tercekat mendengarnya.
“ akhh.. gpp mah, papah hanya sangat sibuk saja pada detik – detik waktu kepulangan papah, Karena harus serah terima pekerjaan dengan rekan ayah..”, jawabnya membual karena ia belum mampu mengatakan apa yang terjadi sesungguhnya kepadanya.
“ anak – anak belum pada bangun mah..??”, Tanya suaminya lebih lanjut mencoba mengalihkan pembicaraan.
“ belum pahhh…, biasanya mereka nanti setelah sudah rapi baru turun dari kamarnya, mungkin sebentar lagi..”, jawab mamah Irma.
Dan tak lama kemudian
“ papaahhh…. …”, tiba – tiba terdengar suara teriakan memanggil hingga membuat mamah Irma dan suaminya itu tercekat kaget.
Retno kemudian menghambur ke arah ayahnya itu seraya memeluk papahnya dengan sangat erat.
“ papah.. kok pulang gak ngomong- ngomong sihh….”, ucap retno dengan ketus kepada papahnya.
“ sengaja sayang… surprise untuk anak gadis ayah yang cantik ini…”, jawabnya seraya membalas pelukan hangat putrinya itu.
“ tuhh… kalau udah ketemu sama papah selalu bikin mamah cemburu dehh…’, ucap mamah Irma juga dengan ketusnya.
“ biarin….”, jawab retno pada mamahnya itu.
“ papah lama khan di Jakarta..?”, Tanya retno pada papahnya.
“ papah paling 2 minggu dijakarta sayang, nanti papah harus berangkat lagi ke papua untuk proyek yang baru ”, jawabnya.
“ kenapa sihh.. papah selalu mementingkan pekerjaan ketimbang aku…”, ucap Retno dengan sikap ngambeknya itu.
“ semua yang papah lakukan juga untuk masa depan kamu nanti sayang…, tidak lama lagi papah juga akan pensiun kok sayang”, jelasnya menjawab pertanyaan putri tercintanya itu.
“ sudah – sudah…, ayo sarapan dulu, kamu juga harus mengerti dengan pengorbanan papah sayang, kita bisa hidup berkecukupan semua Karena papah..”, ucap mamah Irma.
“ iya mahhh… retno ngerti kok, retno hanya kasihan saja sama papah yang sudah semestinya istirahat..”, jawab retno penuh rasa cinta pada ayahnya itu.
“ terima kasih untuk perhatiannya putri kecil papah yang cantik…., doakan saja papah sehat selalu ya sayang…”, ucap papah seraya mencium lembut pipi putrinya itu.
Setelah beberapa obrolan kecil ituKemudian mereka sama – sama beranjak menuju meja makan untuk sarapan di pagi itu.
“ mas Rio belum bangun sayang…?”, Tanya papah pada Retno.
“ gak tau pahh… tadi sih aku tidak dengar apapun dari kamar kakak, masih tidur kali…”, jawabnya dengan cueknya.
“ bagaimana sih sayang, bukannya kamu lihat dan bangunkan kakak kamu kalau memang belum bangun..”, ucap mamah sedikit kesal pada putrinya itu.
“ ya sudah kalian lanjutkan dulu sarapannya…, aku mau lihat anak itu dulu ke kamarnya, aku tinggal sebentar ya pahh…”, ucap mamah Irma lebih lanjut.
“ oke mahh… coba kamu lihat anak itu..”, jawab papah kemudian.

Mamah Irma kemudian melangkahkan kakinya berjalan ke arah kamar putranya itu, “ hmmm… mamah tau kamu sengaja khan tidak turun agar mamah datang ke kamar kamu..!!”, ucapnya dalam hati dengan senyum nakalnya karena sudah memahami kelakuan putanya itu.
Tiba dihadapan kamar putranya itu, mamah Irma perlahan membuka tuas pintu dan membuka daun pintu perlahan seraya kepalanya ia masukkan lebih dulu untuk ,mengintai dalam kamar putranya itu. “ yaa ampun anak ini….”, ujarnya dalam hati saat ia lihat putranya itu tengah duduk diatas pembaringannya dengan posisi duduk santai bersandar pada tembok dibelakangnya, namun sudah berpakaian kerja yang sudah rapih, namun pada bagian resleting celananya masih terbuka dan batang kontolnya yang panjang dan besar itu tengah mengacung tegak menantang.
“ haii mahh…”, ucapnya menggoda.
“ Riooo… “, hanya itu yang mamah Irma ucapkan seraya mendekat kemudian duduk disamping putranya itu.
“ Pejuh Rio sudah banyak mahh…”, ucap Rio.
Perlahan tangan mamah Irma bergerak mengarah pada batang kontol putranya itu dan kemudian ia genggam dengan lembutnya. “ akkhh.. mahh…”, desah Rio lembut.
“ ada papah sayang dibawah…’, ucap mamah Irma.
“ papah sudah pulang mahh…!!”, kejut Rio.
“ dini hari tadi papah pulang sayang…”, lanjut mamah Irma.
“ kita lakukan nanti ya sayang… kalau sekarang tidak cukup waktunya dan berbahaya kalau sampai ketahuan oleh ayah..”, mamah Irma mengerti keinginan putranya itu.
“ ya sudah mahh… tidak apa, Rio hanya merasa cemburu aja, karena pastinya nanti mamah akan disetubuhi oleh papah..’, ucapnya.
“ papah khan suami mamah sayang, kamu harus memahami itu sayang.., tapi rasa cinta mamah akan tetap sama buat kamu, dan hanya kamu yang benar – banar mampu memberikan kepuasan untuk mamah sayang..”,
“ iya mahh… dan hanya Rio yang benar – benar bisa mengisi rahim mamah tepat didalamnya…’, tambahnya.
“ itu benar sayang…., jadi sekarang sabar dulu ya sayang untuk beberapa hari sampai papah kembali dinas, lagi pula sampai sekarang, pejuh kamu yang kemarin kamu tuang di rahim mamah juga masih mengendap didalam rahim mamah tertahan disana sayang…’,
“ biarkan itu tetap bersemayam didalam ya mahh…”, ucap Rio.
“ tentu sayang… dengan senang hati..”, jawab mamah.
“ Ya sudah untuk saat ini Rio akan tahan mah…, tapi Rio tidak janji untuk esok atau lusa mahh.., apa mamah rela kalau Rio melakukan Onani dan membuang pejuh Rio pada tembok kamar mandi…’, tambahnya.
“ owhh.. jangan sayang, jangan kamu buang sia – sia pejuh kamu, karena itu semestinya dibuang didalam rahim mamah sayang…’, jawab mamah seraya menggenggam erat batang kontol putranya itu yang masih saja ia genggam dan melumat lembut bibir putranya untuk sesaat.
“ ya sudah sekarang masukkan dulu tongkat sakti kamu sayang…, kita turun dulu untuk sarapan dengan papah…, adik kamu juga sudah dibawah..”, lanjut perintah mamah.
“ oke mahh…, mamah duluan saja nanti Rio menyusul..”, jawab Rio seraya berdiri dan memasukkan kembali batang kontolnya dengan terpaksa. :” sabar ya Rio cilik…, hari ini kamu belum bisa masuk ke rumahmu..”, ucapnya dan membuat mamah tersenyum lucu mendengarnya.
“ sabar yaa Rio cilik…’, ucap mamah lebih lanjut untuk menggoda putranya itu.


Tak lama kemudian mereka sudah berkumpul dalam satu meja makan untuk melakukan sarapan guna menunjang aktivitas mereka di pagi itu, dan melakukan obrolan – obrolan kecil karena hal itu memang suatu yang dirindukan oleh mereka.
“ bagaimana pekerjaan kamu Rio…”, Tanya papah pada Rio.
“ Baik pahh… Alhamdulillah lancer jaya..”, jawabnya
“ LANCAR JAYA…, macam nama matrial saja..”, ucap papah menggoda dan membuat mereka semua tertawa ringan mendengarnya.
“ kalau kamu bagaimana sekolahmu Retno… “, Tanya papah kemudian pada putrinya.
“, baik pahh… cukup menyenangkan..’, jawab retno.
“ iyalah menyenangkan… yang punya pacar baru bagaimana tidak hapy..”, goda Rio pada adiknya itu.
“ iyalah… dari pada kakak jomblo tulen… tidak laku.. kasian dehhh…”, jawab Retno membalas candaan kakaknya itu.
“ eehhh… awas yahhh…, kakak bukannya gak laku dek…, banyak yang mau sama kakak tapi tidak sesuai criteria kakak….”, tangkis Rio seraya matanya melirik ke arah mamahnya.
“ kalau cari pasangan jangan kebanyakan pilih, - pilih nanti malah salah pilih..”, ucap papah. “ seperti papah memilih mamah adalah yang terbaik menurut papah…”, tambah papah seraya tangannya menggenggam lembut tangan istrinya.
“ kamu juga jaga diri kamu dari laki – laki yang tak bertanggung jawab ya Retno..”, ucap papah untuk Retno.
“ cieee.. papah genitt….”, ucap retno melihat polah lucu papahnya itu.
Ha.. Ha.. Ha…, merka kemudian tertawa bersamaan.

Aktivitas mereka di meja makan akhirnya usai dan mereka kemudian beraktivitas dengan kesibukannya masing – masing, Rio berangkat ke kantor bareng dengan Retno yang akan bersekolah. Sedangkan mamah Irma hari ini memutuskan untuk tidak ke Butik miliknya karena ada papah dirumah yang tentunya sedang berlibur.
“ mamah tidak ke Butik..??”, Tanya papah pada istrinya itu.
“ ya tentu tidak pah…, khan aku mau kangen – kangenan sama papah..”, jawab mamah.
Papah yang mendengar itu bukannya senang namun malah terdengar seolah mendengar kabar sial untuknya.
“ kenapa pahh…??”, Tanya mamah Irma ketika heran melihat raut muka suaminya itu yang terlihat tiba – tiba murung seperti tengah menyembunyikan sesuatu.
Papah diam tak mampu menjawab dan pandangannya menatap jauh ke atas awan penuh kegundahan dalam hatinya, karena saat itu mereka memang sedang berada di teras rumah mereka. “ papah kenapa…”, Tanya sang istri dan membuat ia tersadar dari lamunannya.
“ tidak apa – apa mahh…”, jawab papah.
“ kita hidup bersama sudah sangat lama pahh…, jangan papah bilang tidak apa – apa, karena mamah tau pasti ada sesuatu…”, desak mamah Irma.
Mamah Irma mampu menangkap sikap aneh pada suaminya itu,
“ bukan sesuatu yang penting mahh…”, jawab papah.
“ kalau tidak penting.., tidak mungkin membuat papah seperti itu..”, ucap mamah Irma dengan penasarannya.
“ jujurlah pahh…, aku istrimu…”, ucap mamah Irma.
“ apakah ada masalah yang serius di pekerjaan papah…”, tanyanya lebih lanjut.
“ bukan masalah pekerjaan mahh…!!”, jawab papah.
“ lalu ,masalah apa pahh…”, Tanya sang istri seraya mendekat kepada suaminya.
“ kita bicarakan nanti saja ya mahh… sekarang papah masih lelah dan mau istirahat dulu..”, ucap papah minta pengertian pada istrinya itu, seraya beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar.
“ ok… nanti malam aku minta papah untuk cerita..”, ucap mamah Irma penuh ketegasan.
Namun di dalam kamar papah tak mampu memejamkan matanya, pikirannya masih terngiang akan ucapan istrinya yang ingin kangen – kangenan dengannya, dan sudah tentu maksudnya adalah istrinya minta jatah nafkah batin yang sudah lama tak didapat darinya. Sedangkan ia sendiri kini sudah tak mampu lagi untuk menunaikan tanggung jawabnya itu terhadap istrinya dikarenakan lumpuh permanent pada kemaluannya karena sakit gula yang dideritanya. Ia bingung harus bagaimana caranya ia untuk memberitahukan masalah itu kepada istrinya, sedangkan ia tau betul istrinya itu masih memiliki hasrat serta gairah sex yang berapi – api dan seringkali membuatnya kewalahan menghadapi nafsu istrinya itu.
“ ohh.. tuhan bagaimana aku harus mengatakan yang sesungguhnya kepada istriku tentang sakitku ini…, sungguh aku sangat mencintainya dan tak mau kehilangan dirinya..”, ucapnya dalam hati kecilnya.
Ia takut karena sakit yang ia alami itu dapat membuat istrinya akhirnya bermain serong mencari kepuaan ditempat lain dan kemudian meninggalkannya.

Dilain tempat mamah Irma duduk termenung memikirkan apa sebenarnya yang terjadi pada suaminya itu. Pikirannya terus mengira – ngira apa yang sebenarnya terjadi namun tak satupun dalam pikirannya yang mampu menebak tentang sakit impotensi pada suaminya itu.
“ apa yang terjadi sama papah ya…??”, ujarnya dalam hati.
“ biar nanti malam akan aku desak papah untuk cerita..”, ujarnya lebih lanjut.
Namun hingga menjelang malam tiba mamah Irma masih belum mendapat jawaban apapun dari papah, dan bahkan hingga beberapa hari kemudian yang membuatnya menjadi kesal terhadap papah. Hal itu membuat dirinya tak mendapatkan jatah nafkah batinnya dari papah, walaupun mamah Irma selalu merajuk pada papah dan mencoba memancing nafsu suaminya itu. Namun papah selalu saja beralasn ada pekerjaan yang harus ia kerjakan malam itu.
“ kamu memang sudah tidak lagi mencintaiku…!!!”, suara mamah keluar dalam kesalnya pada papah dengan cukup keras hingg terdengar oleh anak – anak mereka.
Namun papah tidak menggubris ucapan mamah tersebut seraya keluar kamar serta menuju ruang kerjanya dan tentunya dengan batin yang menangis.
“ ada apa sih mahh…”, Tanya Retno yang saat itu sudah berada dalam kamar mamahnya serta memeluk mamahnya yang saat itu sedang telungkup dan terdengar menangis tersedu m- sedu.
“ papah sudah tidak cinta lagi sama mamah….!!”, jawab mamah Irma pada putrinya itu.
Retno yang mendengar itu sejenak diam termenung mencoba mencerna maksud dari ucapan mamahnya itu.
“ tidak cinta lagi bagaimana sih mahh…”, Tanya Retno minta penjelasan mamahnya.
“ kamu Tanya aja sama papah…”, jawab mamah lebih lanjut dengan ketusnya.

Retno tak lagi melanjutkan pertanyaannya lalu kemudian meninggalkan mamahnya dan beranjak pergi menuju ruang kerja papahnya.
“ pahhh… mamah kenapa pahhh…??”, Tanya Retno setibanya diruang kerja papahnya itu.
“ apakah mamah menangis sayang…??”, Tanya papah.
“ mamah menangis pahh…”, jawab Retno
“ maafkan papah mahh…, maafkan papah…”, ucap papah dengan urian air mata yang mengalir keluar dari matanya.
Retno sekejap terkejut melihat apa yang terjadi lalu kemudian mendekat kepada sang papah yang saat itu sedang duduk di kursi kerjanya dan menatap pada layar computer didepannya.
“ memang ada apa sih pah…, maafkan Retno bukannya mau turut campur dalam urusan orang tua, tapi Retno tidak ingin terjadi seperti ini…!!”, ucap Retno dengan menggenggam erat tangan sang papah.
“ papah yang salah telah menyakiti mamah kamu sayang…, maafkan papah..!!”, ucap papah terbata – bata.
“ maksud papah…, maaf Retno tidak mengerti…, apakah papah telah selingkuh..??”, Tanya Retno minta ketegasan papahnya.
“ tak ada yang mampu menggantikan mamah dihati papah sayang… tak ada..!!”, jawab papah.
“ terus apa masalahnya pahh…”, tanya Retno juga mulai terlihat emosi.
“ baiklah… papah mungkin bisa berkata jujur sama kamu, tapi papah belum mampu berkata jujur sama mamah kamu, jadi sementara papah belum cerita ke mamah tolong Retno rahasiakan ya..”,
“ oke… Retno akan diam…, sekarang tolong katakana ada apa pahh..”, kejar retno.
Mata papah sejurus kemudian menatap tajam mata putrinya itu mencoba meyakinkan dirinya untuk mampu menceritakan yang sebenarnya terjadi padanya dan kemudian, “ mulai saat ini papah sudah tak lagi mampu memberikan nafkah batin untuk mamah sayang…”, ucap papah pada putrinya itu.
“ apaaa…. Apa maksud papah…”, kejut Retno mendengar penuturan sang ayah, yang tentunya Retno juga telah paham dengan apa yang dikatakan oleh papahnya itu.
“ iya sayang… papah terkena sakit impotensi dampak dari sakit gula papah yang terbilang cukup kronis..”, jawab papah menerangkan.
“ hikksss… papahhh…..,”, tangis Retno pecah dan kemudian memeluk erat papahnya itu.
Papah kemudian memberikan semua keterangan yang terjadi pada dirinya kepada Retno putrinya itu dengan sangat detail tanpa ada yang ia tutupi.
“ kamu kini telah tau semua yang terjadi pada papah sayang…, papah minta tolong jangan kamu ceritakan dulu sama mamah, biar nanti papahsendiri yang akan bicara langsung…”,
“ iya pahh… retno janji…., Retno sayang papah…, papah yang sabar yahh..”, ucap Retno seraya memeluk papahnya dengan erat.
“ Retno minta papah jangan terlalu lama menyimpan rahasia ini terhadap mamah…, mamah juga punya hak untuk tau pahh…”, pinta Retno.
“ itu pasti sayang…., dan tolong jangan kamu ceritakan masalah ini sama kakak kamu ya sayang…”, perintah papah.
“ baik pahh…”, jawab retno.

Sejak kejadian itu hubungan papah dan mamah terlihat menjadi dingin tanpa ada kemesraan, bahkan mamah akhirnya memutuskan untuk menyibukkan dirinya ke Butik miliknya daripada bersama suaminya yang tak mampu memberikan apa yang ia harapkan selama ini dalam penantiannya, dan hari – harinya mamah Irma selalu memasang wajah cemberutnya pada siapapun seisi rumah itu.
Dan entah kenapa papah tetap belum mau cerita perihal yang terjadi pada dirinya kepada istrinya itu, padahal beberapa hari lagi ia akan kembali dinas keluar kota dan meninggalkan keluarganya untuk waktu yang cukup lama.
Rio yang melihat itu juga turut bertanya – Tanya apa yang tengah terjadi pada kedua orang tuanya itu, namun setiap kali ia mengirim pesan pada mamahnya, pesannya tak pernah dijawab hingga membuatnya makin penasaran.
Hingga suatu malam, tepatnya saat itu waktu telah menunjukkan pukul 2:00 dini hari tanpa sengaja mamah Irma yang saat itu bangun dari tidurnya karena rasa haus yang dideranya, ia keluar kamar hendak menuju ke dapur untuk mengambil minum. Namun sebelum ia melangkahkan kakinya ke arah dapur ia sempatkan dirinya menuju ruang kerja yang dimana suaminya saat itu masih saja menyibukkan dirinya untuk bekerja dan meninggalkan dirinya tidur seorang diri. Tampak olehnya saat itu suaminya tengah asyik masyuk dengan pekerjaannya dan tak menyadri dirinya yang sedang memperhatikan dari balik pintu.
Tak lama kemudian mamah Irma melanjutkan langkah kakinya mengarah ke dapur untuk mengambil minum. Namun tanpa ia ketahui suaminya sepintas melihat sosok istrinya yang semula berada tepat di depan pintu ruang kerjanya. “ mamah…”, hanya itu yang sempat papah ucapkan.
Mamah Irma kemudian membuka kulkas dan mengambil air putih dingin dari dalamnya, serta kemudian duduk pada kursi yang terletak pada dapur tersebut dan sejurus kemudian tanpa ia sadari diam dalam lamunannya.
“ mamah sedang apa….”, tiba – tiba terdengar suara memanggil dirinya dan terasa oleh mamah ada yang meremas bahu kanannya cukup kuat hingga menyadarkan dirinya dari lamunannya.
“ Rioo…”, hanya itu yang mampu mamah ucapkan, sesaat setelah Nampak olehnya sosok yang berada dibelakangnya itu adalah putranya.
“ mamah sedang apa..??”, Tanya Rio lebih lanjut seraya memeluk mamahnya erat dari belakang.
Mamah Irma tak menjawab apapun pertanyaan putranya itu dan hanya menitikkan air mata hingga membasahi pipinya. “ hikss…”, hanya suara itu yang keluar darinya.
“ mamah kenapa…, jangan buat Rio kuatir mahh… ceritalah..”,
“ kamu sedang apa sayang…”, Tanya mamah pada putranya itu.
“ aku terbangun karena haus mahh… dan tak kusangka bertemu mamah disini..”, jawabnya masih dengan memeluk lembut mamahnya itu seraya mengecup lembut telinga serta tengkuk mamahnya untuk memancing hasrat birahi mamahnya itu.
Memang sudah sejak ayah pulang mereka belum lagi melakukan persetubuhan yang kerap mereka lakukan seperti biasanya.
“ ayah masih di ruang kerja sayang…”, ucap mamah namun tak menahan apa yang tengah dilakukan putranya terhadap dirinya itu.
“ aku tau mahh…., tapi aku rindu…, dan pejuh Rio sudah sangat banyak terkumpul..”, ucap Rio ditelinga mamahnya dengan lembut.
Sesaat mamah Irma merasakan hasrat birahinya bangkit karena mendengar ucapan putranya itu, namun karena keadaan ia mencoba menahan hasrat itu.
“ jangan sekarang yah sayang…, takut papah tau nanti…”, ucap mamah Irma mencoba memberikan pengertian pada putranya itu.
“ terus kapan mahh…, jangan bilang mamah sudah terpuaskan oleh papah…”, ucap Rio sedikit kesal.
Namun yang terjadi malah tiba – tiba mamah Irma malah terengar terisak menangis mendengar ucapan putranya itu.
“ maafkan Rio mahhh kalau salah bicara…”, ucap Rio merasa bersalah.
Kemudian mamah bangkit dari duduknya dan menghadap pada putranya seraya berkata, “ maafkan mamah sayang, mamah belum bisa melayani kamu saat ini…, simpan dulu pejuh kamu ya sayang…, dan satu hal lagi mamah kasih tau…, Papah sama sekali belum menjamah mamah sejak papah pulang…!!”, ucap mamah Irma dan kemudian pergi meninggalkan putranya yang saat itu terdiam mencerna ucapan mamahnya itu.

“ aku tau mahh…., tapi aku rindu…, dan pejuh Rio sudah sangat banyak terkumpul..”,
apa maksudnya pikir papah yang saat itu tanpa mereka ketahui kalu papah sedang mengintai mamah dan tak sengaja sedang ngobrol dengan putranya, dan sangat jelas olehnya kalimat yang keluar dari mulut putranya itu.
“ maafkan mamah sayang, mamah belum bisa melayani kamu saat ini…, simpan dulu pejuh kamu ya sayang…”,
juga kalimat ini jelas terdengar dari mulut istrinya terhadap putranya itu.
“ apaa maksudnya ini…. Apa…???”,
kini papah malah diterpa oleh pertanyaan yang tak mampu ia mengerti dan menjadikannya bertambah dilema oleh pernyataan – pernyataan itu.
Dalam penglihatannya saat itu putranya tak lama berada disana dan kemudian kembali kedalam kamarnya, ia berusaha diam tak bergerak agar keberadaannya dibelakang lemari tak terlihat oleh putranya itu.
Sesaat setelah dirasa sudah aman papahmulai beranjak dari persembunyiannya dan kembali masuk kedalam ruang kerjanya serta mulai merenungi tentang kalimat yang tadi ia dengar.
“ apa maksudnya… apa yahhh…???.”, pikirnya keras.
“ tapi masa ia sihh… akhh tidak mungkin aku tidak percaya itu terjadi…”, ia berusaha menentang hasil pemikirannya sendiri.

Begitupun didalam kamar, Rio juga tak mampu melanjutkan lagi tidurnya dan turut serta memikirkan apa yang telah mamahnya ucapkan itu..
”Papah sama sekali belum menjamah mamah sejak papah pulang…!!”
Dalam pikirannya Kalimat mamah itu masih saja terus terngiang.
“ ada apa dankenapa…??”, timbul pertanyaan dalam hatinya.
“ apakah papah selingkuh…?, tapi tidak mungkin, aku tau papah bukan type pria seperti itu…”,
terus saja pertanyaan itu berkecamuk dalam pikiran Rio, dan tanpa ia mampu mandapatkan jawabannya.



Tiit… tiit… tiit…, tiba – tiba terdengar pesan masuk dari telpon genggam papah.
“ kenapa papah masih belum cerita juga ke mamah pahh…, kasihanilah mamah pah, ia juga punya hak untuk tau pahh”, bunyi pesan yang datangnya tak lain dari Retno putrinya itu yang ternyata sepertinya masalah orang tuanya itu juga membuat akhir – akhir ini tidurnya tidak nyenyak.
“ maafkan papah Retno…, papah sedang mengumpulkan keberanian papah, dan sepertinya tak lama lagi papah akan cerita ke mamah ya sayang…”, menjawab pesan dari putrinya itu.
“ okeh pahhh… Retno paham, tapi biarkan semuanya menjadi jelas pahh…, oke pahh Retno lanjut bobo yap ah..”,
“ pasti sayang…, daah selamat bobo sayang…”, menanggapi ucapan putrinya itu.
Sesaat kemudian papah kembali memikirkan kalimat – kalimat yang telah ia dengar dan ia telah mendapatkan sebuah kesimpulan dari kalimat yang telah ia dengar tadi.
“ aku tidak percaya dengan pemikiranku, namun sepertinya aku memang harus mencari tau itu…”, kata hatinya sesaat setelah ia berhasil menyimpulkan tentang kalimat yang telah ia dengar, walaupun kebenarannya masih hanya 60%.
“ tapi harus bagaimana aku mencari tau kebenarannya itu…??”,pikirnya.
“ dan apa yang harus aku lakukan jika apa yang aku pikirkan itu ternyata adalah benar…??”, banyak sekali pertanyaan – pertanyaan yang timbul di kepala papah.
“ okehh… aku akan lakukan dan mencari tau kebenarannya walaupun mungkin akan menyakitkan jika apa yang aku sangka itu adalah benar..”, papah mulai mempersiapkan siasatnya serta mempersiapkan hatinya untuk menerima kenyataan yang ada nanti.



Hingga akhirnya 2 hari sebelum keberangkatan papah kembali dalam perjalanan dinasnya papah mulai menjalankan siasatnya untuk mencari tau bahwa yang ia pikirkan itu benar atau salah.
Pagi itu tak biasanya di hari sabtu yang cerah papah pamit kepada istrinya untuk pergi menemui relasinya di sebuah mall di Jakarta, dan ia turut menwarkan pada istrinya untuk ikut atau tidak dengannya walaupun sebenarnya yang ia harapkan istrinya itu membiarkan dirinya untuk pergi sendiri. Dan pucuk dicinta, ternyata istrinya itu tak ingin ikut bersamanya dengan alas an ingin istirahat saja dirumah.
Dan tanpa sepengetahuan seisi rumah ia sudah meletakkan beberapa kamera mini pada tiap – tiap sudut ruangan pada rumahnya agar nantinya ia mampu melihat dengan jelas apa saja aktivitas yang terjadi dirumahnya itu. Dan ia cukup duduk santai di café yang terbilang masih sangat dekat dengan rumahnya itu.

Selang tak beberapa lama sepeninggal dirinya, ternyata Retno juga memiliki acara diluar rumah bersama rekan – rekan sekolahnya dan berpamitan pada mamahnya.
“ mahhhh… Retno pamit pergi ke tempat kawan sekolah ya mahh….”, teriaknya didepan pintu kamar mamahnya yang saat itu masih tertutup dan terkunci.
“ iyaa sayang…. Jangan malam – malam pulangnya yaa…”, jawab mamah Irma.
Praktis kini didalam rumah itu tinggal mamah Irma dan Rio seorang yang masih tidur didalam kamarnya itu. Dan pada setiap hari sabtu dan minggu mbak Surti tidak masuk bekerja karena jatah libur.

Beberapa saat kemudian mamah Irma keluar dari dalam kamarnya dan gilanya saat itu ia menggunakan rok span yang sangat pendek hingga berada jauh diatas lututnya, bahkan sepertinya mamah Irma juga tak mengenakan celana dalamnya hingga saat ia sedikit saja membungkuk ke depan terlihat dengan sangat jelas dari belakang pinggulnya Nampak sekali belahan lubang vaginanya yang saat itu telah bersih dari bulu – bulu kemaluannya.
Hal itu sangat jelas sekali terlihat oleh suaminya mamah Irma yang saat itu tengah memata – matainya dengan kamera kecil yang telah ia pasang pada setiap sudut ruangan. “ gilaa…. Istriku…., mau apa dia dengan pakaian itu…”, gundah hati papah saat menyaksikan yang terjadi pada istrinya melalui layar telepon genggamnya itu.

Sejurus kemudian mamah melangkahkan kakinya menuju bagian taman dibelakang rumah dan memulai kegiatan menyirami tanaman yang ada disitu seraya Nampak bibirnya tersenyum serta sinar mata yang menandai bahwa ia tengah memikirkan sesuatu.
“ lihat saja apa yang akan kamu lakukan kalau lihat mamah seperti ini…, sudah lama aku merindukannya…”, pikiran yang bersemayam dalam otak mamah Irma sepertinya tengah dipengaruhi oleh hasrat sexualnya.
Mamah Irma terus saja melakukan aktivitasnya dan sepertinya ia tengah menunggu seseorang saat itu.
“ mahhhh….. mamahhhh…..”, suara panggilan dari putranya Nampak terdengar memanggilnya.
“ mamah di taman belakang sayang….”, jawab mamah pada putranya itu.
“ MAMAHHH….”, suara putranya Nampak terkejut saat ia lihat mamahnya yang saat itu tengah asyik menyirami tanaman. Namun yang membuatnya terkejut adalah penampilan mamahnya yang ia nilai sangat sexy dan menggoda birahinya.
“ kamu sudah bangun sayang….”, ucap mamah dengan santainya saat ia lihat putranya telah berdiri tepat dibelakangnya, dan dengan sengaja ia sedikit membungkukkan tubuhnya pura – pura memindahkan pot kecil yang ada didepannya hingga Nampak jelas dari belakang belahan lubang vaginanya dan seraya melirik ke belakang melihat sikap putranya itu, serta tersenyum melihat sikap lucu putranya itu melihat polahnya.
Namun entah kenapa Rio hanya mampu diam dan memperhatikan sikap mamahnya itu seperti itu adalah hal yang baru ia temui, padahal sudah sering kali ia melihat lubang vagina mamahnya itu. Tapi sepertinya ia tetap diam dan hanya mengagumi serta menahan hasrat birahinya karena takut kesalahan dan apa yang dilakukan pada mamahnya dapat diketahui oleh papahnya saat itu.
“ mamahhh…..”, lagi – lagi hanya itu yang mampu Rio ucapkan saat melihat kelakuan mamahnya itu.
“ kenapa sayang…., sexy gak mamah sayang…”, ucap mamah Irma menggoda dan kembali membungkukkan tubuhnya serta sedikit merenggangkan posisi kakinya hingga makin terpampang jelas bongkahan lubang vaginanya itu.
“ sexy mahhh…. Sexy…, ada papah mahh….”, jawab Rio terbata seraya menahan gejolak birahinya dan rasa takut ketahuan oleh papahnya.
Mamah Irma tersenyum mendengarnya karena ia tau kalau putranya itu tidak tau menau tentang papahnya yang sedang pergi keluar.
Sesaat kemudian mamah Irma kembali melirik kebelakang dirinya dan ia terkejut ketika ia tak lagi mendapati putranya yang semula berada tepat dibelakangnya.
“ kemana anak itu… ??’, pikir mamah irma dalam hati bartanya – tanya.

Yang terjadi ternyata Rio tiba – tiba pergi meninggalkan mamahnya dan berusaha mencari keberadaan papahnya serta adiknya retno dan juga ia mengecek pintu rumahnya dan memastikannya kalau sudah terkunci. Ketika setelahsosok yang ia cari tidak ia temui Rio baru menyadari kalau papah dan Retno adiknya tengah pergi keluar dari rumah, karena tak mungkin jika mereka berada dirumah, mamah akan bersikap seperti itu dan serta merta menggoda dirinya.
Sesaat ia bergegas pergi ke kamarnya serta mengambil sesuatu yang telah ia persiapkan sebelumnya dalam kondisi seperti ini dan sejurus kemudian ia kembali menemui mamahnya di taman belakang.
Semua aktivitas yang mereka lakukan tanpa mereka sadari tengah diperhatikan dengan seksama oleh suami mamah Irma dan papahnya Rio melalui jaringan selular dengan perasaan yang berkecamuk dalam dadanya.

Rio kini telah kembali mendatangi mamahnya yang masih saja asyik menyirami tanaman. “ darimana sayang… kok mamah ditinggalin begitu saja…”, Tanya mamah Irma pada putranya.
Namun Rio hanya diam tanpa menjawab pertanyaan mamahnya itu dan melangkahkan kakinya untuk duduk di sofa yang memang berada di taman tersebut. Namun mamah Irma dibuat heran dengan kelakuan putranya itu, karena Nampak olehnya putranya tak lagi menggunakan busana apapaun saat melangkah dibelakangnya menuju sofa itu.
“ RIOOO….”, hanya itu yang mamah Irma mampu ucapkan melihat kelakuan putranya itu.
Dan Rio hanya membalas dengan senyum nakalnya seraya duduk santai di sofa itu serta tangannya yang tengah asyik mengocok lembut batang kontolnya yang telah tegak mengacung dengan gagahnya, dan Nampak berkilat seolah batangnya dilumuri oleh minyak atau sesuatu.

“ gilaaa… besar sekali kontol anak ituu….”, kejut papah saat ia jelas – jelas melihat ukuran dari batang kontol putranya itu.
“ apakah mampu masuk semua itu..??”, kembali pikiran papah baertanya – Tanya.


“ ada papah sayang….”, ucap mamah Irma pada putanya itu.
“ Biarkan papah melihat apa yang kita lakukan mahh…., rio sudah sangat rindu dengan jepitan memek mamah, dan pejuh Rio juga sudah sangat banyak ingin tumpah di rahim mamah…”, jawab rio mengacuhkan himbauan mamahnya itu, karena ia tau bahwa papahnya dan adiknya tengah pergi.
“ kamu nakal sayang…!!”, jawab mamah Irma seraya mulai mendekati putranya itu.
“ pakai apa ini sayang.. kok Nampak licin dan basah..??”, Tanya mamah Irma pada putranya saat ia perhatikan pada batang kontol putranya terlihat licin, mengkilat, dan basah.
“ ini aku pakai minyak lubricant mahh…, sekedar pelumas agar saat penetrasi nanti akan lebih cepat menyatu dengan sempurna mahh… dan mengurangi rasa sakit yang akan mamah terima pada lubang vagina mamah..”, jawab Rio menjelaskan.
“ kamu memang baik dan pengertian anakku…”, ucap lembut mamah dan seraya mendekatkan bibirnya serta melumat lembut mulut putranya itu.
Pagutan – pagutan lembut mulut mereka Nampak begitu sangat mesra, dan tak tinggal diam mamah Irma mulai meraih batang kontol putranya itu dan mengocoknya dengan lembut. “ akkhhh…. Mahhh…”, desah rio menikmati kocokan lembut tangan mamahnya pada batang kontolnya itu.
Tak tinggal diam Rio mulai menggapai lubang kemaluan mamahnya dan dengan jari tangannya ia mainkan biji basah pada kemaluan mamahnya itu hingga membuat mamah Irma mendesah dan tubuhnya turut bergetar lembut, “ akkkhhh…. Iyya Rioo… ennak sayang… akkhhh…”,

Sesaat kemudian setelah sudah beberapa saat mereka saling memberikan rangsangan pada kemaluan lawan mainnya, mamah Irma mulai merubah posisi tubuhnya serta mulai menempatkan dirinya diatas pangkuan putranya itu dan melebarkan kedua pahanya hingga kini kemaluannya terpampang dan merekah merah hingga menambah lonjakan birahi Rio ketika melihatnya.
Dengan cara berhadapan dengan putranya itu mamah Irma mulai menempatkan dirinya diatas pangkuan putranya dan salah satu tangannya menggenggam erat serta mengarahkan agar kepala kontol putranya itu berada tepat pada gerbang masuk ke dalam lubang vaginanya itu.
“ sudah siap menanam pejuh kamu didalam rahim mamah sayang..??”, ucapan mamah Irma pada putranya semakin membangkitkan suasana birahi mereka.
“ siap mahh… akan kusiram semua pejuhku ini tepat dalam rahim mamah…”, jawab Rio sehingga membuat mamah Irma semakin terbakar oleh birahi.
“ maka lakukanlah sayang… mamah akan tampung semua pejuh kamu tepat didalam rahim mamah sayang, tempat dimana dulu kamu pernah bersemayam disana selama 9 bulan dan kini kamu kembali masuk dan mengisi kembali dengan bibit produktif kamu sayang!!”, ucapan mamah Irma itu semakin membakar birahi putranya itu.
“ maka kini aku akan masuk lagi dalam tubuhmu mamah…”, jawab Rio.
“ akkhhh…. Riooo…. Akkhh…. Masuklah sayang…”,
desah mamah Irma sesaat dimana ia mulai menekan kebawah pinggulnya saat ia rasakan kepala kontol putranya telah tepat berada pada lubang masuk memeknya, hingga membuat batang kontol putranya itu melesak dengan mudahnya karena sebelumnya putranya telah memberikan pelumas pada batang kontolnya itu, bahkan mamah Irma terus menekan pinggulnya serta memaksakan batang kontol putranya itu untuk terus melesak jauh memasuki lubang memeknya tanpa jeda seperti biasanya hingga akhirnya dapat dirasakan olehnya jauh didalam lubang memeknya itu, kepala kontol putranya itu telah membentur ujung dari kedalaman liang vaginanya itu.
AAAKKKHHHHH…. IYYAAAA…. OUKKHHH….., desah mereka hampir bersamaan saat proses penyatuan kelamin mereka telah terkait dengan sangat sempurna, walapun seperti biasa masih menyisakan beberapa centi dari panjang batang kontol Rio yang belum dapat terendam dalam liang vagina mamahnya itu.

“ selamat datang kembali ke rumahmu sayang… akkhhh….”, desah mamah seraya tetap membiarkan batang kontol putranya untuk tetap diam sejenak terendam dalam hangat dan lembutnya lubang memeknya itu.
“ akkhhh… mahhh… hangat dan lembut didalam sana mahh… nyaman sekali rasanya…”, ucap Rio seraya memeluk erat pinggul mamahnya yang kini telah rapat menghimpitnya dari atas, dan tak tinggal diam selagi mamahnya tetap membiarkan batang kontolnya sementara terendam dalam kehangatan lubang memeknya, Rio mulai menjamah kedua bongkahan payudara mamahnya itu dengan kedua tangannya, ia remas dengan sesekali Nampak lembut dan sesekali ia remas dengan kuat guna menambah rangsangan untuk mamah tercintanya itu, dan bahkan sesekali puting payudara mamahnya itu ia hisap kuat dengan mulutnya secara bergantian.

“ akkkhhh…. Riooo… akkhhhh… iyya sayang, ennak… terus sayang… terrusss…”, desah mamah menikmati rangsangan – rangsangan yang diberikan oleh putranya itu.

Batang kontol Rio yang masih terendam dalam lubang memeknya kemudian ia lumat dengan jepitan lubang memeknya dengan menggoyangkan pinggulnya kekiri dan kekanan hingga membuat rangsangan yang amat sangat untuk putranya itu, karena dengan begitu Rio dapat merasakan pada batang kontolnya seperti tengah dipelintir dengan ketat serta terasa seperti diperas oleh ketatnya jepitan lubang memek mamahnya itu.
“ OUUUKKHHH….. Mahhhh…..”, desah kuat Rio seraya mencoba menahan laju putaran pinggul mamahnya itu.
“ kenapa sayang…. Enak khan Riooo….”, senyum mamah Irma menggoda melihat putranya yang tengah menahan laju birahinya itu karena goyangan pinggulnya.

“ ngilu… tapi enak mahhh…”, jawab Rio dan membuat mamahnya menjadi tersenyum dengan nakalnya.

Perlahan namun pasti mamah Irma mulai menggerakkan pinggulnya naik dan turun secara perlahan mula – mula hingga membuat batang kontol putranya itu bergerak keluar masuk mengaduk – aduk lubang memeknya, dan sesekali ia menggerakkan pinggulnya kekiri dan kanan seraya menekan kuat pinggulnya kebawah hingga ia dapat merasakan batang kontol putranya seperti mengaduk – aduk liang vagina dan menggesek seluruh dinding lembut dari liang vaginanya.
AAAKKhhhhh…. Oukkhhhh…. Akkhhhh…. Hmmmm…, desahan – desahan terus keluar dari mulut mereka mengiringi kenikmatan yang mereka rasakan dari persetubuhan terlarang itu.
Bahkan suara becek dari perpaduan kelamin mereka juga turut menambah panas birahi merka.
Pergumulan birahi itu terus berlanjut hingga tanpa mereka sadari sudah memakan waktu hingga lebih dari 30 menit tanpa mereka merubah posisi senggama mereka. Dan sepertinya gerakan pinggul mamah Irma kini sudah mulai Nampak tak beraturan, itu menandakan sepertinya ia tak lama lagi akan mencapai klimaksnya.
“ Rrrrioooo…. Akkhhhh…. Sepertinya mamah udah mau keluar sayang… akkhhh…”, desah mamah Irma saat putranya itu selalu menyambut setiap hujaman pinggulnya dengan cara menghentak ke atas pinggulnya dengan cukup kuat, hingga ia merasakan bagaimana batang kontol putranya itu terasa menekan kuat dasar liang naginanya hingga semakin menambah rangsangan yang tak terkira nikmatnya..
“ iyyaa.. mahhh… bareng mahhh… Rio juga kayaknya tidak lama lagi mahhh…”, jawab Rio yang sepertinya juga merasakan hal yang sama dengan mamahnya itu.
Dapat ia rasakan pada kantung spermanya, pejuhnya mulai mengalir dengan panasnya ke arah batang kontolnya dan sepertinya tak lama lagi akan tersembur keluar melalui lubang pada kepala kontolnya itu.
“ ayooo sayang… ayooo… keluarkan… bareng sayang…”, Nampaknya mamah Irma semakin gencar menggerakkan pinggulnya untuk mengejar puncak kenikmatan dari persetubuhan itu dengan gerakan yang kadang naik turun dan kadang memutar.

Ia juga dapat menyadari perubahan pada batang kontol putranya itu, yang kini dapat ia rasakan semakin bertambah besar dan keras di dalam liang memeknya itu.

Mengetahui itu ia mencoba mempersiapkan dirinya pada saat hujaman terakhir batang kontol putranya itu pada liang vaginanya nanti, yang dimana saat itu ia sangat memahami,saat orgasme nanti batang kontol putranya akan dengan sangat kuat menekan serta menghujam masuk dalam liang vaginanya serta akan menerobos batas dari kedalaman liang vaginanya hingga nantinya kepala kontol putranya akan mendobrak mulut rahimnya dan bagian dari kepala kontol serta sebagian dari batang kontol putranya akan dapat masuk dengan sangat sempurna terendam dalam lubang memeknya itu serta menembus mulut rahimnya.
Tentunya hal itu akan membuatnya merasakan sakit pada saat dimana kepala kontol putranya itu nanti memaksa dengan kuat menembus mulut rahimnya. Namun mamah Irma juga tau hal itu akan cepat terobati nantinya dengan kehangatan, banyaknya, serta kentalnya cairan pejuh yang keluar dari lubang pada kepala kontol putranya itu dan akan langsung mengisi ruang yang ada dalam rahimnya dan bukan lagi hanya tumpah pada liang vaginanya, seperti saat dimana suaminya menyetubuhinya.


AAAAKKKKKHHHHH…… MMAMAHHHH…. OUKKKHHH…..
Jerit kenikmatan itu akhirnya keluar dari mulut Rio, seraya tangan Rio menekan keras pinggul mamahnya itu kebawah dan pinggulnya ia hujamkan dengan sangat kuat ke atas berlawanan dengan gerakan pinggul mamahnya, akibat itu jadi membuat sisa dari panjangnya batang kontol Rio yang semula tidak dapat terendam dalam lubang nikmat mamahnya itu kini telah turut masuk dan terendam dalam kehangatan lubang nikmat mamah Irma.
“ Oukhhh…. Rriooo… adduhhh… akhhh…, sakittt sayang… akkhhh…”,
desah mamah Irma dengan suaranya seperti orang yang sedang tercekik manakala ia rasakan tusukan yang sangat kuat dalam lubang vaginanya itu, tubuhnya sesaat menegang dari bagian pinggul hingga ke kakinya saat ia rasakan pedihnya tusukan yang ia terima pada mulut rahimnya di dalam sana ketika kepala kontol putranya itu mendobrak serta memaksa masuk hingga kini telah benar – benar berada dalam rahimnya dan seluruh batang kontol putranya telah masuk dengan sangat sempurna dalam liang vaginanya.

“ akkhhh Riooo…. Akkhhhh…. Keluarkan semua sayang… akkhhh… terruss akkhhh…”,
Sesaat tubuh mamah Irma seperti kaku dan tegang serta ia juga memejamkan matanya saat rasa nyeri yang kemudian disusul oleh rasa nikmat yang ia rasakan tepat pada rahimnya itu. Croottt… croottt… crottt…. , mamah Irma sangat dapat merasakan setiap pancutan – pancutan pejuh putranya yang keluar dari kepala kontol putranya dan langsung mengisi relung yang ada pada rahimnya. Pejuh dari putranya yang ia rasakan begitu hangat dan sangat kental, bahkan juga dengan jumlah yang sangat banyak sekali, seolah – olah putranya ingin menguras semua persediaan pejuh yang ada pada kantung spermanya itu.

“ akkhhh… mamahhh…. Terima pejuh Rioo mahhh…”, jerit desah rio mengantar orgasmenya hingga semburan – semburan pejuhnya dengan segera langsung mengisi rahim mamahnya.
Ia peluk dengan sangat erat pinggang mamahnya itu yang masih kaku dan terpejam menikmati semburan pejuhnya didalam rahimnya, dan kepalanya juga turut ia sandarkan pada kedua buah payudara mamahnya dengan nafasnya yang masih belum teratur.
“ akkhhhh… Rioooo… akkhhhh….”, jerit mamah Irma dan kemudian kembali tubuhnya mengejang saat tak lama setelah putranya ia turut menyusul mendapatkan puncak kenikmatannya dan dari dalam liang vaginanya Criittt… Crittt… Crittt… keluar luapan cairan cintanya dan menyiram hangat batang kontol putranya yang saat itu masih tertancap dalam liang vaginanya.

Sesaat mereka diam dan meresapi semua kenikmatan yang telah mereka reguk. Mamah Irma Nampak masih mengadahkan wajahnya ke atas dengan mata terpejam dan tangannya meremas kuat pundak putranya, serta masih dengan nafas yang mulai beranjak teratur. Tak berbeda dengan apa yang Rio rasakan saat itu, ia juga masih dengan ketatnya memeluk tubuh indah mamahnya itu yang masih berada pada pangkuannya serta batang kontolnya yang masih dengan kokohnya tetap bersemayam dalam lubang vagina mamahnya.

“ bukan main banyaknya pejuh kamu sayang….”, ucap mamah Irma setelah dirinya telah mampu menguasai keadaan dan menatap lembut wajah putranya itu serta melempar senyum kebahagiaan.
“ Rio sengaja menyimpannya beberapa hari ini mahh…, dan selalu menahan diri untuk tidak ber onani karena pejuh Rio tempatnya adalah didalam rahim mamah..”, jawab Rio yang semakin membuat hati mamahnya menjadi bahagia mendengarnya.
“ sekarang sudah lega khan… , sudah kamu tuang ditempatnya..”,
“ lega sekali mahhh… dan Rio sangat bahagia sekali…., terima kasih mahh…”,
“ mamah juga sangat bahagia sayang… “, jawab mamah Irma.
“ kontol kamu sepertinya masih sangat tegang sayang….”, ucap mamah saat ia masih merasakan kontol putranya itu masih sangat keras didalam lubang memeknya itu.
“ mamah seperti tidak mengerti Rio saja…”, jawab Rio.
“ istirahat dulu ya sayang… mamah masih lemas…, lagi juga sepertinya mamah masih merasakan kontolmu masih saja menyemburkan pejuh sayang…”, ucap mamah Irma saat ia masih sangat dapat merasakan pada rahimnya itu, dimana kepala kontol putranya itu masih saja menyemburkan pejuh kentalnya.
“ semuanya untuk mamah…”, hanya itu jawaban dari Rio.
“ iya sayang… mamah akan dengan senang hati menerima semua pejuh putra mamah ini dalam rahim mamah, dan mamah akan menampungnya seperti biasa..”,balas mamah Irma dan kemudian memeluk lembut putranya seraya mengecup kening putranya itu hingga akhirnya mereka saling melumat bibir dengan penuh kemesraan.

Sambil beristirahat serta membiarkan kelamin mereka yang masih menyatu dengan ketatnya tiba – tiba Rio ingin menanyakan sesuatu pada mamahnya itu.
“ mahhh…., bolehkah Rio bertanya suatu hal..”,
“ apa sayang.. coba katakan , akan mamah jawab kalau memang mamah bisa menjawabnya…”, ucap mamah Irma.
“ mengapa mamah dan papah tidak berhubungan badan..??”, pertanyaan Rio yang tiba – tiba merubah raut wajah mamahnya itu.
“ maafkan aku mah…, Rio hanya ingin tau apa yang sedang terjadi…”, lanjut Rio.
“ mamah juga tidak mengerti sayang… papahmu tidak memberitahukan alasannya walau sebenarnya mamah selalu ingin melakukan itu itu dengannya, mungkin papah sudah tidak lagi mencintai mamah…”, jawab mamah Irma dan membuat matanya Nampak berkaca – kaca.
“ tapi Rio yakin papah tidak seperti itu mahh…, Rio yakin papah sangat mencintai mamah… “, hibur Rio pada mamahnya.
“ mamah pasrah sayang….”, hanya itu yang mamah ucapkan dan kepalanya kemudian I sandarkan pada bahu putranya itu.
“ baiklah mahhh… kalau memang itu yang terjadi mamah tidak usah kuatir, Rio mampu menggantikan papah untuk menyayangi serta mengasihi mamah, dan tak akan Rio biarkan mamah bersedih..”, ucapnya penuh ketulusan.
“ mamah sayang kamu nak…”, tatap mamah tajam menatap putranya penuh kebahagian mendengarnya.
Kemudian Rio mendaratkan ciuman lembut pada bibir mungil mamahnya itu, serta memeluk lembut mamahnya, yang kemudian lumatan bibir itu dibalas oleh mamahnya.

“ Kontol kamu masih keras banget sayang… kamu masih mau lagi..?”,
“ hanya jika mamah bersedia mahh…, Rio tidak mau kalau mamah merasa terpaksa”, ucap Rio.

Mamah Irma kemudian menatap wajah putranya seraya berkata, “ untuk putra mamah ini apa yang tidak ingin mamah berikan…?, bahkan jika kamu meminta hidup mamahpun akan mamah berikan sayang..”,

“ terima kasih mamah…”, ucap Rio dan kemudian mulai menggerakkan pinggulnya kekiri dan kanan tanpa ia tarik kebawah pinggulnya karena takut nanti kepala kontolnya terlepas dari jepitan mulut rahim mamahnya dan itu akan membuat pejuhnya yang semula bersemayam dalam rahim mamahnya akan mengalir keluar karena mulut rahim mamahnya menjadi terbuka.
“ akkhhh…. Iyya sayang… oukhh…”, desah mamah Irma turut membantu menggerakkan serta memutar pinggulnya untuk memberikan kenikmatan pada batang kontol putranya yang saat itu masih dengan kerasnya bersemayam dalam lubang memeknya.
OUKKHHH…. AKKHHH… OUKKHHHh….,
Desahan – desahan mereka mengiringi persetubuhan babak kedua itu, namun kini gerakan mereka terlihat begitu sangat erotis, dengan mamah Irma yang hanya meliuk – liukkan pinggulnya kekiri dan kanan guna mengimbangi gerakan putranya dibawah serta terkadang menekan kuat keatas dan memutar pinggulnya. Pagutan demi pagutan mulut mereka serta remasan – remasan lembut tangan Rio pada kedua bongkahan payudara indah mamahnya semakin menambah terbakarnya birahi mereka.
Semua terus berlangsung hingga tak terasa keringat mulai bercucuran dari tubuh mereka dan waktu juga berjalan sangat cepat hingga pergumulan kedua itu kini sudah memakan wakrtu hampir satu jam lamanya.
Tubuh mamah Irma tiba – tiba tegak dan pinggulnya semakin gencar memutar meliak – liuk diatas pangkuan putranya, serta tatapannya tajam menatap wajah putranya itu. Bahkan rona wajahnya semakin terlihat merah padam menahan gejolak yang ia rasakan semakin dekat.
“ mamah udah mau sampai sayang…”, ucap mamah Irma disela – sela goyangan pinggul yang semakin binal.
“ oukkhhh… barengin mahhh… Rio juga sebentar lagi…”, jawab Rio juga merasakan hal yang sama dirasakan oleh mamahnya itu.
Terasa oleh Rio bagaimana lubang memek mamahnya itu jadi semakin ketat menjepit ketat batang kontolnya hingga membuat kepala kontolnya semakin terasa ngilu dijepit oleh mulut rahim mamahnya itu.

Hingga selang tak beberapa lama kemudian, AAAKKHHHHH…… Oukkhhhh…. Aaakkkhhhh…., jerit nikmat keduanya hampir bersamaan dengan puncak kenikmatan yang akhirnya mereka dapatkan.
Kembali dua insan itu berpelukan dengan ketatnya dan pinggul mereka saling menekan satu sama lain seolah ingin menyatukan kelamin mereka dengan begitu ketatnya.
“ akkhhhh…. Oufhhh… Riooo… akkhhh….”, desah mamah Irma saat ia dapatkan puncak kenikmatan persetubuhan itu dan dari dalam liang vaginanya kembali keluar cairan cintanya yang kemudian menyiram hangat batang kontol putranya yang melesak jauh memenuhi lubang memeknya. Serta desahnya ketika bagaimana ia rasakan kembali dari kepala kontol putranya menyemburkan dengan jumlah yang juga masih banyak pejuh kental dan hangat mengisi kembali ruang dalam rahimnya, yang kini ia rasakan sepertinya sudah tak akan mampu lagi rahimnya untuk menampung pejuh putranya jika harus bersetubuh untuk yang ketiga kalinya.
Ada sekitar sepuluh kali batang kontol putranya itu ia rasakan menyemburkan isinya, dan setiap semburannya membuat tubuh mamah Irma berkejut memberikan nikmat yang tak terkatakan.

“ akhhhh… mamahh…. Oukhhh…”, rasa nikmat itu juga turut dirasakan oleh Rio, dimana lubang memek mamahnya begitu ketat dan lembut meremas batang kontolnya, serta ia juga merasakan hangatnya cairan cinta mamahnya yang menyiram kembali batang kontolnya hingga tak tanggung – tanggung itu membuat batang kontolnya terpancing untuk menumpahkan semua sisa persediaan pejuh dalam kantung spermanya untuk disemburkan dan langsung mengisi rahim mamahnya itu.
Ketika meraka telah dapat mengatasi keadaan, mamah Irma perlahan mengangkat pinggulnya hingga membuat kepala kontol putranya yang semula menerobos mulut rahimnya dan bersemayam didalamnya ikut tercabut keluar dari rahimnya. Namun mamah Irma tidak langsung mencabut keluar batang kontol putranya itu dari jepitan liang memeknya.
Jadi ketika kepala kontol putranya itu dirasa sudah tercabut keluar dari jepitan mulut rahimnya, kemudian perlahan mamah Irma kembali menekan pinggulnya hingga ia rasakan kepala kontol putranya telah menyentuh ambang dari mulut rahimnya dan membiarkan kepala kontol putranya itu tetap bertahan seperti itu hingga nantinya mulut rahimnya akan kembali menutup seperti sedia kala sehingga semua pejuh anaknya yang telah mengisi penuh rahimnya tidak keluar kembali dan tetap tertahan di rahimnya.
Beberapa saat setelah dirasa mulut rahimnya sudah menutup kembali dengan sempuran mamah Irma mulai mengangkat pinggulnya, Aaakhhh…., desahnya saat ia rasakan ngilu pada dinding liang vaginanya yang bergesekan dengan batang kontol putranya itu yang kini juga sudah mulai lemas.
Kini mamah Irma duduk disamping putranya itu dengan sengaja mengakat kakinya ke atas sofa dan mengangkang dengan lebarnya.
Mata Rio juga turut memperhatikan pada area lubang memek mamahnya yang kini terlihat terbuka dan merekah akibat ditembus oleh batang kontolnya yang memang terbilang sangat besar itu.
Cukup lama mamah Irma pada posisi seperti itu namun tak ada aliran pejuh yang keluar dari dalam memek mamah Irma, dan itu berarti semua pejuh Rio telah benar – benar bersemayam dengan sempurna dalam rahim mamah Irma.
“ pejuh Rio benar – benar talah bersemayam dalam rahimmu mahh… dengan sangat sempurana..”, ucap Rio.
“ kamu senang sayang…”,
“ tentu Rio sangat senang mahh… , Rio sangat senang mamah mau menampung pejuh Ria di rahim mamah…”,
“ tentu sayang…., apa yang tidak buat anak mamah …”, ucap mamah.
“ kontol kamu juga sudah lemas sayang…”, lanjut mamah ketika melihat kontol putranya sudah mulai berangsur – angsur melemah.
“ itu karena ia sudah mengeluarkan semua isinya mahh… tanpa ada yang tersisa..”, jawab Rio.
“ tentu saja bagaimana tidak sayang… ini mamah terasa sekali perut bagian bawah mamah rasanya seperti kembung karena terisi penuh dengan pejuh kamu tanpa menyisakan ruang sedikitpun disana…”,
Rio Nampak tersenyum bangga mendengar penuturan mamah itu, “ terima kasih ya mahh…”, ucapnya kemudian.
“ tentu sayang…”, ucap mamah seraya bangkit berdiri yang kemudian diikuti oleh putranya itu kemudian sejenak mereka saling melumat bibir mereka, namun tak lama kemudian mereka memutuskan untuk menyudahi persetubuhan hari ini.
“ terima kasih juga sayang…, kamu telah memuaskan mamah…”,
“ aku juga terimakasih mahh…”,
Kemudian mereka merapikan bekas persetubuhan mereka dan kemudian masing – masing masuk kedalam kamar untuk istirahat dan membersihkan diri.
 
Bimabet
Makasih suhu @kutilmemek .
Bagaimana reaksi bapak melihat mama Irma setubuh dengan Rio ditunggu kelanjutannya suhu.
Sepertinya akan saya buat seperti halnya dalam kehidupan nyata guys, bagaimana perasaa. Itu akan terasa campur aduk hingga ia sepertinya harus memilih mana yang terbaik harus ia lakukan sebagai suami yang teramat cinta dan sayang dengan istrinya, dan juga sebagai seorang ayah...., bagaimana selanjutnya silahkan dinantikan kelanjutannya....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd