Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Mafia Barkeley

petercarey

Semprot Lover
Daftar
14 Jul 2016
Post
203
Like diterima
1.123
Bimabet
Di antara sekian banyak konspirasi politik. Saya yang bukan sejarawan ini tertarik membahas konspirasi ekonomi walau pada akhirnya terkait politik juga. Terkait dengan almamater saya.

Pernahkah mendengar nama Mafia Barkeley? Mafia Barkeley adalah istilah yang disematkan oleh David Ronsom pada 1970 melalui jurnal internasional yang ditulisnya. Mafia Barkeley ini terdiri dari anak anak muda cerdas yang menempuh sarjananya di almamater yang selalu memegang kerangka makro ekonomi dan keuangan Indonesia bahkan hingga hari ini sejak Soeharto berkuasa, FEUI. Mereka yang di antaranya Widjojo Nitisastro dan Ali Wardhana setelah lulus dari sarjananya melanjutkan pendidikan master dan doktoral di University of California Barkeley AS.

Sepulangnya dari sana, mereka mengajar di SESKOAD angkatan darat. Di sana pula mereka mengajar Soeharto yang belum menjadi presiden. Terlepas dari hingar bingar kontroversial tahun 65, pasca Soeharto didaulat naik menjadi Presiden RI ke 2, para mafia barkeley ini yang juga dosen soeharto di seskoad diangkat menjadi tim ekonomi soeharto (menteri bidang ekonomi). Sejak saat itu bermunculan masalah dari masalah penanaman modal asing hingga paling kontroversial, yaitu Freeport. Tentu saya tidak akan merembet kesana. Para mafia barkeley inilah yang kemudian memulihkan perekonomian Indonesia yang luluh lantak pasca krisis politik tahun 65. Tak hanya itu pembangunan yang dilakukan sepanjang era Orde Baru merupakan buah pikiran para mafia barkeley.


Widjojo Nitisastro, tokoh dibalik perekonomian Orde Baru. Soko Guru bagi Menteri bidang Ekonomi era Ordebaru hingga sekarang, termasuk Sri Mulyani Indrawati​

Kontroversialnya, para menteri ekonomi soeharto yang dijuluki Mafia Barkeley ini menempuh master dan doktoral di Barkeley AS atas jasa Ford Foundation yang bekerja sama dengan pendiri sekaligus Dekan FEUI, Sumitro Djojohadikusumo. Atas dasar itu, banyak yang berpikiran 'gara-gara' mafia barkeley lah ekonomi Indonesia jadi liberal. Namun, itu disangkal oleh Faisal Basri, salah satu dosen feui, saat Widjojo Nitisastro wafat. Ia bependapat bahwa Barkeley University tempat para mafia barkeley menempuh pendidikan berpaham mazhab ekonomi sosialis, bukan liberal. Kalau mereka kuliah di Chicago university barulah liberal karena mazhab ekonominya memang liberal. Semakin menarik lagi tentang Mafia Barkeley ini karena konon yang mengajari mereka ialah para dosen yang mempunyai ikatan dengan CIA, agen intelijen AS. Dari sini pula berkembang info bahwa Mafia Barkeley merupakan bagian rencana CIA terhadap Indonesia. Selesai sampai di situ?

Mungkin para suhu ada yang ingin menambahkan?
 
Terakhir diubah:
Nambahin dari Wikipedia aja aaahhhh...

Mafia Berkeley adalah julukan yang diberikan kepada sekolompok menteri bidang ekonomi dan keuangan yang menentukan kebijakan ekonomi Indonesia pada masa awal pemerintahan Presiden Suharto. Mereka disebut mafia karena pemikiranya dianggap sebagai bagian dari rencana CIA untuk membuat Indonesia sebagai boneka Amerika oleh seorang penulis muda Amerika Serikat.

Terminologi

Istilah "Berkeley Mafia" atau Mafia Berkeley pertama kali dicetuskan oleh seorang aktivis-penulis 'kiri' AS, David Ransom, dalam sebuah majalah bernama Ramparts, edisi 4 tahun 1970. Istilah ini merujuk pada ekonom-ekonom Indonesia lulusan University of California, Berkeley yang menjadi arsitek utama perekonomian Indonesia pada tahun 1960-an. Ramparts adalah sebuah majalah yang awalnya terbit sebagai media literatur kelompok Katolik, tetapi belakangan menjadi media kelompok 'kiri baru.' Majalah ini sudah berhenti terbit tahun 1975. Dalam artikel tersebut Ransom menghubungkan Mafia Berkeley dengan proyek AS (terutama CIA) untuk menggulingkan Soekarno, melenyapkan pengaruh komunis di Indonesia, mendudukan Soeharto di kekuasaan untuk menjalankan kebijakan politik dan ekonomi yang berorientasi pada Barat, hingga mengaitkan Widjojo dkk. dengan pembantaian massal eks PKI pada akhir tahun 1960-an.

Anggota

Sebagian besar dari menteri-menteri yang dituduh sebagai Mafia Berkeley adalah lulusan doktor atau master dari University of California at Berkeley pada tahun 1960-an atas bantuan Ford Foundation. Para menteri tersebut sekembalinya dari Amerika Serikat mengajar di Universitas Indonesia. Pemimpin tidak resmi dari kelompok ini ialah Widjojo Nitisastro. Para anggotanya antara lain Emil Salim, Ali Wardhana, dan J.B. Soemarlin. Dorodjatun Koentjoro-Jakti yang lulus belakangan dari Berkeley kadang-kadang juga dimasukkan sebagai anggota kelompok ini.

Asal mula

Pada pertengahan tahun 1950-an, sebagian besar ekonom yang nantinya disebut sebagai Mafia Berkeley adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Saat itu fakultas dipimpin oleh Sumitro Djojohadikusumo, seorang ekonom yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri serta Menteri Keuangan. Sumitro ketika itu adalah satu-satunya dosen yang memiliki gelar doktor ekonomi. Karenanya ia meminta bantuan kawan-kawan dosen dari Belanda dan dari fakultas lainnya untuk membantu pendidikan mahasiswa FEUI.

Saat tensi antara pemerintah Indonesia dan Belanda sedang tinggi akibat perebutan Irian Barat (sekarang disebut sebagai Papua Barat), para pengajar dari Belanda itu mulai meninggalkan Indonesia. Sumitro meminta bantuan Ford Foundation, yang kemudian memutuskan untuk mengadakan program beasiswa di mana beberapa mahasiswa FEUI dipilih untuk dikirim ke luar negeri dan belajar di University of California, Berkeley. Program ini dimulai pada tahun 1957 dan beberapa tahun kemudian, pada tahun 1960-an, seluruh mahasiswa yang dikirim telah kembali pulang ke Indonesia. Mereka kemudian ditugaskan mengajar di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD).

Pada tahun 1966, Jenderal Soeharto mengambil alih kekuasaan di Indonesia dari Presiden Soekarno melalui Supersemar. Meskipun belum menjadi presiden hingga dua tahun berikutnya, Soeharto mulai membangun dasar-dasar pemerintahan yang nantinya akan disebut sebagai rezim Orde Baru. Pada akhir Agustus 1966, Soeharto mengadakan seminar di SESKOAD untuk mendiskusikan masaldah ekonomi dan politik serta bagaimana Orde Baru akan mengatasi permasalahan itu. Ekonom-ekonom FEUI, yang diketuai oleh Widjojo Nitisastro, mengikuti seminar itu.

Dalam seminar, para ekonom mempresentasikan ide mereka serta rekomendasi kebijakan kepada Soeharto. Soeharto kagum akan ide mereka dan dengan cepat meminta mereka untuk bekerja sebagai Tim Ahli di bidang Ekonomi dan Keuangan.

Pencapaian dan kontroversi

Pada 3 Oktober 1966, atas saran dari para ekonom ini, Soeharto mengumumkan program untuk menstabilisasi dan merehabilitasi ekonomi Indonesia. Pada akhir masa kepemimpinan Soekarno, inflasi di Indonesia secara tak terkendali telah mencapai empat digit dan tumpukan hutang yang besar. Hal ini terjadi karena pemerintahan di bawah Soekarno menghabiskan uang besar-besaran untuk membangun monumen, menasionalisasi industri, dan membiayai defisit anggaran dengan pinjaman luar negeri. Mafia Berkeley memperbaikinya dengan melakukan deregulasi dan berusaha menurunkan inflasi serta menyeimbangkan anggaran.

Efek dari program tersebut berlangsung cepat dengan turunnya tingkat inflasi dari 650% pada tahun 1966 menjadi hanya 13% pada tahun 1969. Rencana itu juga menekankan rehabilitasi infrastruktur dan juga pengembangan di bidang pertanian. Ketika Soeharto akhirnya menjadi presiden pada tahun 1968, Mafia Berkeley segera diberi berbagai jabatan menteri di kabinet Soeharto. Dengan posisi ini, Mafia Berkeley memiliki pengaruh kuat dalam kebijakan ekonomi dan membawa perekonomian Indonesia ke tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi. Pertumbuhan ekonomi terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 6,5 persen per tahun antara tahun 1965 hingga 1997, ketika Asia Tenggara dilanda krisis moneter.

Namun, tidak semua orang menyukai pendekatan liberal yang dijalankan Mafia Berkeley. Dari dalam Order Baru sendiri, mereka menghadapi perlawanan dari para Jenderal seperti Ali Murtopo, Ibnu Sutowo, dan Ali Sadikin yang mengharapkan pendekatan ekonomi yang lebih nasionalistik. Beberapa pihak, seperti Hizbut-Tahrir Indonesia, menganggap Mafia Berkeley sebagai pengkhianat karena langkah privatisasi yang mereka lakukan dinilai sebagai bentuk penjualan aset-aset bangsa. Pada masa kenaikan harga minyak pada tahun 1970-an, Indonesia yang kaya akan cadangan minyak meraup banyak keuntungan. Soeharto mulai berpaling ke kelompok ekonomi nasionalis dan kekuatan Mafia Berkeley pun dikurangi.

Soeharto kembali ke Mafia Berkeley saat pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai terhambat karena turunnya harga minyak di pertengahan tahun 1980-an. Mafia Berkeley sekali lagi melakukan liberalisasi dan deregulasi, sebagai hasilnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali meningkat. Namun sekali lagi, saat perekonomian Indonesia tumbuh, Mafia Berekley menghadapi oposisi politik. Kali ini lawan mereka adalah Sudharmono dan Ginandjar Kartasasmita yang menginginkan nasionalisme ekonomi serta dari BJ Habibie yang menginginkan pengembangan ekonomi berbasis teknologi. Dan seperti yang sebelumnya telah terjadi, Soeharto kembali berpihak pada nasionalis ekonomi dan memperlemah posisi Mafia Berkeley.

Pada masa kehancuran perekonomian Indonesia akibat krisis finansial Asia Tenggara pada tahun 1997, Mafia Berkeley turut dipersalahkan dan dianggap sebagai bagian dari rezim Orde Baru. Pada masa reformasi, hanya Widjojo yang masih dipertahankan di pemerintahan.

Semoga membantu :beer: :p
 
Ini menyangkut ortunya pak prabowo ya? Hhhmmmm.....

Kalau iya menyangkut pak Mitro justru sangat kontroversi karena pak mitro sendiri sering menentang kebijakan2 mbah harto :dance: sampai beberapa x konflik sama keluarga cendana

Kalau soal penggilingan pak karno ada dalang CIA sih saya nggak ragu :jimat: seperti yang sudah pernah saya tulis dithread sebelah ada beberapa kok konspirasi yang melibatkan CIA termasuk pelengseran si mbah harto :dance:

CIA memang ahli membuat konflik didalam sebuah negara dengan berbagai macam teori'nya
 
Ini menyangkut ortunya pak prabowo ya? Hhhmmmm.....

Kalau iya menyangkut pak Mitro justru sangat kontroversi karena pak mitro sendiri sering menentang kebijakan2 mbah harto :dance: sampai beberapa x konflik sama keluarga cendana

Kalau soal penggilingan pak karno ada dalang CIA sih saya nggak ragu :jimat: seperti yang sudah pernah saya tulis dithread sebelah ada beberapa kok konspirasi yang melibatkan CIA termasuk pelengseran si mbah harto :dance:

CIA memang ahli membuat konflik didalam sebuah negara dengan berbagai macam teori'nya

Kalau Pak Mitro atau Sumitro Djojohadikusumo bukan bagian dari Mafia BArkeley kok suhu noname. Untuk masalah hubungan di dengan Pak Harto memang begitu ada pasang surutnya, tidak perlu diragukan lagi. Mungkin dengan Soekarno dia agak bermasalah karena menjelang akhir pemerintahan soekarno dia salah satu orang Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang anti Soekarno pasca ditangkapnya dan dipenjarakannya ketua PSI Sutan Syahrir oleh Soekarno.

Nah kalau kaitannya dengan Mafia BArkeley, barangkali dia bukan bagian tapi terlibat dalam proses penciptaan anak-anak muda yang ke Barkeley University. Jadi, di tengah PRRI (dia ikut bergabung) dia menjalin kontak dengan AS juga. Di sisi lain karena beliau dekat dengan Ford Foundation akibat dia pernah beberapa kali jadi menteri perindustrian dan perdagangan di era parlementer. NAh, saat dia menjabat sebagai menteri, beliau mendirikan fakultas ekonomi ui sekaligus dekannya. Di sana ada murid-murid cerdas bidang ekonomi, salah satunya Widjojo Nitisastro. Murid-murid itu pula diberangkatkan Sumitro ke luar negeri untuk belajar ekonomi di AS atas kerjasama dengan ford foundation (beasiswa). Pulangnya mereka jadi dosen di seskoad, salah satu murid mereka soeharto. Pak Harto terkesima sama mereka ini. Maka, gak heran pak harto pas naik langsung angkat mereka jadi menteri.

Karena belum ada tulisan yang membahas khusus tentang ini hingga sekarang, kita jadi berpikir mungkin tidak mungkin. Bisa jadi bukan karena pak harto hanya terkesima atau mungkin ada faktor lain terpilihnya widjojo dkk/mafia barkeley jadi tim ekonominya pada era Orde BAru. Nah kaitannya dengan Sumitro, sumitro gak pegang kendali waktu perekonomian orde baru. Ya pegang kendali Widjojo Nitisastro. Dia pula yang mengemukakan perlunya stabilitas politik sebagai faktor pendukung utama dalam stabilitas ekonomi, agar pembangunan ekonomi dapat berjalan semustinya. Tak hanya itu, Widjojo dkk/mafia barkeley pun sempat bersitegang dengan para mahasiswa 1974 (Malari) yang anti terhadap modal asing (dalam hal ini masuknya modal jepang ke Indonesia). Tak hanya itu pula, Widjojo dkk berperan penting membuka keran utang yang mengalir dari CGI hingga berubah menjadi IGGI ke Indonesia.
 
Salah satu buah pikir mafia barkeley yang diterapkan di indonesia adalah keluarga berencana. Widjojo yang ahli demografi itu berpendapat kalo makin banyak manusia yang lahir makin banyak yang perlu dikasih makan. Siapa yang bakal repot kalau bukan pemerintah. Maka perlu pengendalian jumlah penduduk.
 
Terakhir diubah:
Nah masalahnya banyak yg menghubung2kan dengan mafia berkeley apalagi pas waktu pemilu kemarin. Lha iki opo2an emang sedih kalau sudah menyangkut kepentingan politik segala sesuatu bisa diputar2 semaunya sendiri.

Ya dihubungkan nya karena beliau termasuk yg suhu jelaskan diatas beliau termasuk pendiri tu fak ui :jimat:

Padahal kalau melihat sepak terjangnya sendiri justru pak mitro banyak mengkritik kebijakan2 si mbah harto sampai sering ribut sama keluarga cendana karena kerap berseberangan.

Banyak jasa2 beliau dalam membangun ekonomi negara ini disaat sedang terpuruk terkena inflasi yang gila2an berhasil dipulihkan dengan baik. Karena iyah keluarga cendana nggak berani macam2 walau dikritik dengan keras oleh pak mitro :lol:
 
mantab tuh mafia berkeley, klo gada mereka indo ga mgkn bs maju kali ya.. walau ditebus dg harga kedaulatan yg mahal, ex papua friport, blok2 migas sumatra & kalimantan..

mdh2an ada mafia baru yg bisa mengembalikan smua itu ke indonesia asli.. :)
 
Tak hanya itu mafia barkeley yang teknokrat ini sempat konflik dengan teknolog macam Habibie. Bagi mafia barkeley yang penting itu teknologi pendukung faktor produksi. Bagaimana teknologi di bidang pangan ditingkatkan supaya padi bisa tumbuh lebih cepat. Sementara habibie punya keyakinan indonesia perlu teknologi tingkat tinggi seperti menciptakan pesawat, mobil, kapal dsb kalau ingin jadi negara maju.
 
Kalau bisa bikin kuil penghormatan, itu udah ada kuil Widjojo di FEUI :D. Entah ada konspirasi atau tidak, mengapa menteri bidang ekonomi di Indonesia terutama keuangan dan gubernur BI pasca soeharto selalu dari sana? apa sudah ada kaderisasi terselubung? Bahkan, macam anggito abimanyu wamenkeu yang berpeluang menjadi menkeu menggantikan sri mulyani yang diangkat menjadi pejabat di world bank, juga harus batal. Anggito berasal dari almamater UGM. posisi menkeu akhirnya didapat agus martowardojo yang saat itu kalau tidk salah menjabat sebagai presiden direktur bank mandiri. Dan, dia dari almamater yang sama dengan mafia barkeley dan sri mulyani. kebetulan atau tidak ya?

Mafia barkeley ini sepertinya sukses yaa menancapkan pondasi pereknomian Indonesia yang selalu dibawah kendali almamaternya. Asal suhu pada tahu, kalau semua fakultas di ui saat bbm naik pada nentang, cuma di feui kompak pada dukung naik. Anehkan? ;)
 

Widjojo dan Srimulyani Indrawati

Widjojo: Lanjutkan muridku!
Srimulyani: Baik Guru...​
 
Tak hanya itu mafia barkeley yang teknokrat ini sempat konflik dengan teknolog macam Habibie. Bagi mafia barkeley yang penting itu teknologi pendukung faktor produksi. Bagaimana teknologi di bidang pangan ditingkatkan supaya padi bisa tumbuh lebih cepat. Sementara habibie punya keyakinan indonesia perlu teknologi tingkat tinggi seperti menciptakan pesawat, mobil, kapal dsb kalau ingin jadi negara maju.

Karena inilah akhirnya mungkin tu proyeknya pak habibie ditutup tanpa kejelasan padahal waktu uji coba pesawat sukses dengan baik (disamping banyak yg takut nggak dapat cuan :dance: hilangnya proyek pembelian pesawat terbang )

Seperti sekarang ini ketika ada yang menggagas pembuatan mobil listrik seperti dimatikan. Gimana nggak dimatikan banyak orang bakal kehilangan cuan)

Owh Indonesiaku kapan engkau benar2 maju dan selalu menjadi tertinggal....padahal dari orang2nya mampu seperti yg dilakukan negara2 maju.
 
Kalau bisa bikin kuil penghormatan, itu udah ada kuil Widjojo di FEUI :D. Entah ada konspirasi atau tidak, mengapa menteri bidang ekonomi di Indonesia terutama keuangan dan gubernur BI pasca soeharto selalu dari sana? apa sudah ada kaderisasi terselubung? Bahkan, macam anggito abimanyu wamenkeu yang berpeluang menjadi menkeu menggantikan sri mulyani yang diangkat menjadi pejabat di world bank, juga harus batal. Anggito berasal dari almamater UGM. posisi menkeu akhirnya didapat agus martowardojo yang saat itu kalau tidk salah menjabat sebagai presiden direktur bank mandiri. Dan, dia dari almamater yang sama dengan mafia barkeley dan sri mulyani. kebetulan atau tidak ya?

Mafia barkeley ini sepertinya sukses yaa menancapkan pondasi pereknomian Indonesia yang selalu dibawah kendali almamaternya. Asal suhu pada tahu, kalau semua fakultas di ui saat bbm naik pada nentang, cuma di feui kompak pada dukung naik. Anehkan? ;)

bgmn dg mbah budiyono om? alma mater ugm tp klo g salah pernah mjabat menkeu jg.. apa sdh dpt restu dr mafber ato krn pak buya sdg out of ..... ?
 
bgmn dg mbah budiyono om? alma mater ugm tp klo g salah pernah mjabat menkeu jg.. apa sdh dpt restu dr mafber ato krn pak buya sdg out of ..... ?

haha... cek aja di om google, pak boed pengagum berat Widjojo Nitisastro.
"Boediono bela Widjojo Nitisastro atas tuduhan Mafia Barkeley" (Tempo, 2010)
"Boediono: Bagi saya pak Widjojo patriot sejati (Kompas,2010)
Selain itu, Boediono dikenal sangat dekat hubungan keilmuannya dengan Sri Mulyani.

 
Gara-gara Widjojo dkk pula nama Universitas Indonesia melambung sebagai kampus kesayangan pak harto. Buktinya? Jaket Kuning UI. Mirip warna Partai Beringinkan alias GOLKAR?

Tidak heran sebelum reformasi bergulir, di depan gerbang utama UI ada tulisan sambutan,

SELAMAT DATANG DI KAMPUS PERJUANGAN ORDE BARU​
 
Gara-gara Widjojo dkk pula nama Universitas Indonesia melambung sebagai kampus kesayangan pak harto. Buktinya? Jaket Kuning UI. Mirip warna Partai Beringinkan alias GOLKAR?

Tidak heran sebelum reformasi bergulir, di depan gerbang utama UI ada tulisan sambutan,

SELAMAT DATANG DI KAMPUS PERJUANGAN ORDE BARU​

tambahan lagi, cingato berhsl membawa mantan aktipis 66 asal ui mnjdi menpora.. ada yg tau?
 
Di antara sekian banyak konspirasi politik. Saya yang bukan sejarawan ini tertarik membahas konspirasi ekonomi walau pada akhirnya terkait politik juga. Terkait dengan almamater saya.

Pernahkah mendengar nama Mafia Barkeley? Mafia Barkeley adalah istilah yang disematkan oleh David Ronsom pada 1970 melalui jurnal internasional yang ditulisnya. Mafia Barkeley ini terdiri dari anak anak muda cerdas yang menempuh sarjananya di almamater yang selalu memegang kerangka makro ekonomi dan keuangan Indonesia bahkan hingga hari ini sejak Soeharto berkuasa, FEUI. Mereka yang di antaranya Widjojo Nitisastro dan Ali Wardhana setelah lulus dari sarjananya melanjutkan pendidikan master dan doktoral di University of California Barkeley AS.

Sepulangnya dari sana, mereka mengajar di SESKOAD angkatan darat. Di sana pula mereka mengajar Soeharto yang belum menjadi presiden. Terlepas dari hingar bingar kontroversial tahun 65, pasca Soeharto didaulat naik menjadi Presiden RI ke 2, para mafia barkeley ini yang juga dosen soeharto di seskoad diangkat menjadi tim ekonomi soeharto (menteri bidang ekonomi). Sejak saat itu bermunculan masalah dari masalah penanaman modal asing hingga paling kontroversial, yaitu Freeport. Tentu saya tidak akan merembet kesana. Para mafia barkeley inilah yang kemudian memulihkan perekonomian Indonesia yang luluh lantak pasca krisis politik tahun 65. Tak hanya itu pembangunan yang dilakukan sepanjang era Orde Baru merupakan buah pikiran para mafia barkeley.


Widjojo Nitisastro, tokoh dibalik perekonomian Orde Baru. Soko Guru bagi Menteri bidang Ekonomi era Ordebaru hingga sekarang, termasuk Sri Mulyani Indrawati​

Kontroversialnya, para menteri ekonomi soeharto yang dijuluki Mafia Barkeley ini menempuh master dan doktoral di Barkeley AS atas jasa Ford Foundation yang bekerja sama dengan pendiri sekaligus Dekan FEUI, Sumitro Djojohadikusumo. Atas dasar itu, banyak yang berpikiran 'gara-gara' mafia barkeley lah ekonomi Indonesia jadi liberal. Namun, itu disangkal oleh Faisal Basri, salah satu dosen feui, saat Widjojo Nitisastro wafat. Ia bependapat bahwa Barkeley University tempat para mafia barkeley menempuh pendidikan berpaham mazhab ekonomi sosialis, bukan liberal. Kalau mereka kuliah di Chicago university barulah liberal karena mazhab ekonominya memang liberal. Semakin menarik lagi tentang Mafia Barkeley ini karena konon yang mengajari mereka ialah para dosen yang mempunyai ikatan dengan CIA, agen intelijen AS. Dari sini pula berkembang info bahwa Mafia Barkeley merupakan bagian rencana CIA terhadap Indonesia. Selesai sampai di situ?

Mungkin para suhu ada yang ingin menambahkan?
Itu bukan konspirasi tpi real knyataan.
 
Nambahin dari Wikipedia aja aaahhhh...

Mafia Berkeley adalah julukan yang diberikan kepada sekolompok menteri bidang ekonomi dan keuangan yang menentukan kebijakan ekonomi Indonesia pada masa awal pemerintahan Presiden Suharto. Mereka disebut mafia karena pemikiranya dianggap sebagai bagian dari rencana CIA untuk membuat Indonesia sebagai boneka Amerika oleh seorang penulis muda Amerika Serikat.

Terminologi

Istilah "Berkeley Mafia" atau Mafia Berkeley pertama kali dicetuskan oleh seorang aktivis-penulis 'kiri' AS, David Ransom, dalam sebuah majalah bernama Ramparts, edisi 4 tahun 1970. Istilah ini merujuk pada ekonom-ekonom Indonesia lulusan University of California, Berkeley yang menjadi arsitek utama perekonomian Indonesia pada tahun 1960-an. Ramparts adalah sebuah majalah yang awalnya terbit sebagai media literatur kelompok Katolik, tetapi belakangan menjadi media kelompok 'kiri baru.' Majalah ini sudah berhenti terbit tahun 1975. Dalam artikel tersebut Ransom menghubungkan Mafia Berkeley dengan proyek AS (terutama CIA) untuk menggulingkan Soekarno, melenyapkan pengaruh komunis di Indonesia, mendudukan Soeharto di kekuasaan untuk menjalankan kebijakan politik dan ekonomi yang berorientasi pada Barat, hingga mengaitkan Widjojo dkk. dengan pembantaian massal eks PKI pada akhir tahun 1960-an.

Anggota

Sebagian besar dari menteri-menteri yang dituduh sebagai Mafia Berkeley adalah lulusan doktor atau master dari University of California at Berkeley pada tahun 1960-an atas bantuan Ford Foundation. Para menteri tersebut sekembalinya dari Amerika Serikat mengajar di Universitas Indonesia. Pemimpin tidak resmi dari kelompok ini ialah Widjojo Nitisastro. Para anggotanya antara lain Emil Salim, Ali Wardhana, dan J.B. Soemarlin. Dorodjatun Koentjoro-Jakti yang lulus belakangan dari Berkeley kadang-kadang juga dimasukkan sebagai anggota kelompok ini.

Asal mula

Pada pertengahan tahun 1950-an, sebagian besar ekonom yang nantinya disebut sebagai Mafia Berkeley adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI). Saat itu fakultas dipimpin oleh Sumitro Djojohadikusumo, seorang ekonom yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Industri serta Menteri Keuangan. Sumitro ketika itu adalah satu-satunya dosen yang memiliki gelar doktor ekonomi. Karenanya ia meminta bantuan kawan-kawan dosen dari Belanda dan dari fakultas lainnya untuk membantu pendidikan mahasiswa FEUI.

Saat tensi antara pemerintah Indonesia dan Belanda sedang tinggi akibat perebutan Irian Barat (sekarang disebut sebagai Papua Barat), para pengajar dari Belanda itu mulai meninggalkan Indonesia. Sumitro meminta bantuan Ford Foundation, yang kemudian memutuskan untuk mengadakan program beasiswa di mana beberapa mahasiswa FEUI dipilih untuk dikirim ke luar negeri dan belajar di University of California, Berkeley. Program ini dimulai pada tahun 1957 dan beberapa tahun kemudian, pada tahun 1960-an, seluruh mahasiswa yang dikirim telah kembali pulang ke Indonesia. Mereka kemudian ditugaskan mengajar di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD).

Pada tahun 1966, Jenderal Soeharto mengambil alih kekuasaan di Indonesia dari Presiden Soekarno melalui Supersemar. Meskipun belum menjadi presiden hingga dua tahun berikutnya, Soeharto mulai membangun dasar-dasar pemerintahan yang nantinya akan disebut sebagai rezim Orde Baru. Pada akhir Agustus 1966, Soeharto mengadakan seminar di SESKOAD untuk mendiskusikan masaldah ekonomi dan politik serta bagaimana Orde Baru akan mengatasi permasalahan itu. Ekonom-ekonom FEUI, yang diketuai oleh Widjojo Nitisastro, mengikuti seminar itu.

Dalam seminar, para ekonom mempresentasikan ide mereka serta rekomendasi kebijakan kepada Soeharto. Soeharto kagum akan ide mereka dan dengan cepat meminta mereka untuk bekerja sebagai Tim Ahli di bidang Ekonomi dan Keuangan.

Pencapaian dan kontroversi

Pada 3 Oktober 1966, atas saran dari para ekonom ini, Soeharto mengumumkan program untuk menstabilisasi dan merehabilitasi ekonomi Indonesia. Pada akhir masa kepemimpinan Soekarno, inflasi di Indonesia secara tak terkendali telah mencapai empat digit dan tumpukan hutang yang besar. Hal ini terjadi karena pemerintahan di bawah Soekarno menghabiskan uang besar-besaran untuk membangun monumen, menasionalisasi industri, dan membiayai defisit anggaran dengan pinjaman luar negeri. Mafia Berkeley memperbaikinya dengan melakukan deregulasi dan berusaha menurunkan inflasi serta menyeimbangkan anggaran.

Efek dari program tersebut berlangsung cepat dengan turunnya tingkat inflasi dari 650% pada tahun 1966 menjadi hanya 13% pada tahun 1969. Rencana itu juga menekankan rehabilitasi infrastruktur dan juga pengembangan di bidang pertanian. Ketika Soeharto akhirnya menjadi presiden pada tahun 1968, Mafia Berkeley segera diberi berbagai jabatan menteri di kabinet Soeharto. Dengan posisi ini, Mafia Berkeley memiliki pengaruh kuat dalam kebijakan ekonomi dan membawa perekonomian Indonesia ke tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi. Pertumbuhan ekonomi terus meningkat dengan rata-rata pertumbuhan 6,5 persen per tahun antara tahun 1965 hingga 1997, ketika Asia Tenggara dilanda krisis moneter.

Namun, tidak semua orang menyukai pendekatan liberal yang dijalankan Mafia Berkeley. Dari dalam Order Baru sendiri, mereka menghadapi perlawanan dari para Jenderal seperti Ali Murtopo, Ibnu Sutowo, dan Ali Sadikin yang mengharapkan pendekatan ekonomi yang lebih nasionalistik. Beberapa pihak, seperti Hizbut-Tahrir Indonesia, menganggap Mafia Berkeley sebagai pengkhianat karena langkah privatisasi yang mereka lakukan dinilai sebagai bentuk penjualan aset-aset bangsa. Pada masa kenaikan harga minyak pada tahun 1970-an, Indonesia yang kaya akan cadangan minyak meraup banyak keuntungan. Soeharto mulai berpaling ke kelompok ekonomi nasionalis dan kekuatan Mafia Berkeley pun dikurangi.

Soeharto kembali ke Mafia Berkeley saat pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai terhambat karena turunnya harga minyak di pertengahan tahun 1980-an. Mafia Berkeley sekali lagi melakukan liberalisasi dan deregulasi, sebagai hasilnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali meningkat. Namun sekali lagi, saat perekonomian Indonesia tumbuh, Mafia Berekley menghadapi oposisi politik. Kali ini lawan mereka adalah Sudharmono dan Ginandjar Kartasasmita yang menginginkan nasionalisme ekonomi serta dari BJ Habibie yang menginginkan pengembangan ekonomi berbasis teknologi. Dan seperti yang sebelumnya telah terjadi, Soeharto kembali berpihak pada nasionalis ekonomi dan memperlemah posisi Mafia Berkeley.

Pada masa kehancuran perekonomian Indonesia akibat krisis finansial Asia Tenggara pada tahun 1997, Mafia Berkeley turut dipersalahkan dan dianggap sebagai bagian dari rezim Orde Baru. Pada masa reformasi, hanya Widjojo yang masih dipertahankan di pemerintahan.

Semoga membantu :beer: :p
Menambah wawasan. mantab
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd