Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Mahasiswi Magang Bikin Tegang

Bimabet
Ini ceritanya hampir mirip sama gw wkwk beberapa tahun yg lalu, ayo suhu lanjutkan
 
Akhirnya kami pun tiba di kontrakan, aku parkirkan innova kantor yang ku bawa untuk perjalanan dinas nanti di tempat biasa gerobak tua ku parkir. Koper kecil Novi dan dokumen kerja pun juga ku turunkan. Dengan sigap Novi meminta kunci kontrakan, karena melihat tanganku yang sedang mengangkat koper dan dokumen. Sambil berjalan, ku perhatikan gerak tubuh Novi yang berjalan di depan ku, goyang pantat nya yang sekal membuat mataku fokus kesana. Krekkk... Novi membuka kan pintu, mempersilahkan aku duluan untuk masuk. "Silahkan masuk mas Tama" ujarnya tersenyum. "Terima kasih, buatin kopi ya sayang" aku menimpali dengan tawa. "Yee.. sayang.. sayang.. enak aja" ujar Novi sambil membuka koper kecilnya yang aku bawa tadi.

"Mas, Novi mandi dulu yaa abisnya gerah" kata Novi sambil membuka kopernya. Segera aku pancing "aku sekalian ikut mandi, boleh?" dengan senyum mesum andalanku. "Ihhh.. masa mandi berdua, nanti malah bukan cucuran air tapi cucuran keringat" ujarnya tertawa. "Udah ahh, Novi buatin kopi dulu, biar mas Tama ngopi sambil nunggu Novi mandi" kata Novi sambil berlalu ke belakang. Aku pun segera membuka kemeja kerja, hanya mengenakan kaos dalam dan kemudian mengambil rokok putih ku di saku dan duduk di sofa, sambil menunggu Novi membuatkan kopi. Tak lama kemudian, "ini mas Tama, kopinya sudah siap" Novi mengagetkan ku dari samping. Ku toleh, dan terbelalak mata ini, bukan kopi yang segera ku ambil. Tapi, melihat Novi yang hanya menggunakan lilitan handuk ditubuhnya, paha putih mulus Novi terlihat jelas, kontras dengan warna kopi yang ada di tangannya. "Hayoo.. lihat apa, ini kopinya mas Tama, Novi mau mandi dulu yaa" kembali Novi tersenyum. Aku pun segera menyambut kopi yang di bawa Novi, kembali ku goda "kok kopi hitam sihh... kan aku maunya kopi susu" sambil bibir ini sedikit monyong seolah menunjuk ke payudara Novi di balik handuk itu. Novi diam dan segera berlalu ke belakang untuk mandi, sambil melangkah Novi berkata "susunya nyusul ntar malam" dan aku membalasnya dengan tertawa kecil.

30 menit berlalu, Novi sudah selesai mandi dan berganti pakaian, menghampiri ku yang masih duduk di sofa menikmati kopi dan rokok putihku. Novi terlihat cantik sekali, rambutnya yang diikat memperihatkan lehernya yang sedikit jenjang. Apalagi Novi hanya mengenakan setelan piyama yang mana celana pendeknya tertutup oleh baju piyama yang dikenakan, sekilas malah seperti tidak mengenakan celana. Novi tidak sungkan lagi, segera duduk di sampingku dan mengambil remote untuk mengganti channel TV yang sedari tadi ku tonton. "Mas.. sana mandi dulu, bau tau" katanya sambil menutuo hidung mengejek ku. "Bau gini, tapi suka kan" aku kembali memancingnya dan beranjak tegak dari sofa untuk mandi. Byarr.. byurr.. segar rasanya ku guyur seluruh tubuh dengan air dan menyabuni seluruh bagian tubuh, termasuk batang kejantanan ku yang berdiri membayangkan Novi tadi. Aku pun menyelesaikan mandi, mengenakan kaos oblong hitam dan celana pendek juga. Ku hampiri Novi di sofa, ternyata Novi sudah menyiapkan makan malam yang tadi kami beli.

Sambil makan malam, aku dan Novi kembali berdiskusi terkait rencana berangkat besok pagi, sekaligus memastikan bahwa dokumen yang akan dibawa sudah lengkap. "Mas.. nanti klo kerjaan sudah selesai, kita jalan-jalan ya disana" ujarnya. Kami mempunyai waktu 3 hari disana, dan jika sesuai rencana maka bisa saja pada hari terakhir bisa di manfaatkan untuk jalan-jalan. Aku pun meng-iyakan ajakan Novi tersebut. Tak terasa waktu berjalan sambil bercengkerama, makan malam sudah selesai, dokumen sudah siap dan waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 Aku pun meminta Novi untu beristirahat, karena pagi sudah harus bangun dan bersiap berangkat. "Novi, sana tidur.. besok kita mah berangkat pagi lho". "Oh iya, mas.. Novi beresin dulu ini" sambil mengangkat piring makanan ke belakang. Aku pun ikut membantu memasukkan dokumen kerja ke dalam wadahnya. Novi pun pamit, "mas.. Novi tidur dulu yaa, maaf nih kasurnya Novi pakai, mas Tama tidur di sofa dulu" katanya sambil bercanda. "Enak aja, masa yang punya kasur di sofa" ujarku juga ngeledeknya.

Novi pun masuk ke kamarku, aku pun masih melanjutkan nonton TV di sofa depan. Lagi asyiknya menonton, ku dengar Novi memanggil namaku dari kamar. "Mas Tama.. sini dulu" ujarnya dengan teriak kecil. Aku pun beranjak dari sofa, ku lihat pintu kamar tidak di kunci. Segera ku tongolkan kepala di sela pintu itu, "ada apa?" kataku. Novi tersenyum dan menjawab "tadi kan udah minum kopi, susunya belum nih" dengan tawa kecilnya. Aku pun bergairah mendengar ucapan itu "mau.. mau.. nyusu" ujarku dengan mesum. "Waduhh, maunya.. gak kaliii" kata Novi. "Kasian mas Tama tidur di sofa, nanti gak nyenyak tidurnya, kan besok mau nyetir" kata Novi dan menepuk tangan kanannya di kasur menandakan agar aku tidur disebelahnya. "Sini mas.. tidur disamping Novi, tapi tidur yaa" katanya kembali. Aku pun beranjak mendekatinya dan berbaring disebelahnya dengan posisi sambil duduk bersandar pada kepala kasur. "Iya.. iya, tidur ini.." ujarku.

Novi pun tersenyum, dan membalikkan badannya membelakangiku, ntah benar-benar tidur atau belum. Aku pun menarik selimut yang tersisa dari Novi. Sekarang posisi kami sudah berbaring dalam satu selimut yang sama, lampu kamar sebelumnya ku matikan dan mengganti dengan lampu tidur yang temaram cahayanya. Pelan-pelan, ku coba mengelus rambut Novi yang terurai. Aku pun mengarahkan badanku sejajar dengan Novi. "Vi.. sudah tidur?" Tanyaku berbisik ke telinganya. "Ehmm, belum mas" ujarnya. Aku pun mencoba memeluknya dari belakang, ku lihat tidak ada respon penolakan dari Novi. Ku elus-elus punggungnya dan sekitaran lehernya. Novi hanya diam dan mengeluh kecil "uhm.. uhmm" aku kembali berbisik "aku ingin tidur, tapi ada yang bangun nih" Novi pun membalikkan badannya, posisi kami sekarang saling berhadapan. Mata sayunya terlihat seolah meminta "mas, peluk aku".Refleks ku rangkul kembali badannya, dan ku arahkan wajah kami yang semakin mendekat, "cupp.." ciuman kecil dariku mendarat di bibirnya yang mungil itu.

Novi pun membalas ciumanku, tangannya pun sekarang sudah merangkul di leherku. Lama kami berciuman, dari french kiss hingga deep kiss. Lidah kami saling bersentuhan, sambil ku gigit tipis bibir bagian bawahnya. Nafsu birahi sudah menguasai dalam diri kami berdua. Novi terus mengeluh "uhh.. uhh.." tanganku pun mulai meraba payudaranya, dari luar piyama yang dikenakan kembali ku rasakan gundukan payudara Novi. Pelan-pelan mulai ku buka kancing piyama yang dikenakan Novi, masih dengan posisi yang bersilat lidah dan bertukar ludah. Novi pun semakin erat memeluk ku, mengeluh erang ketika aku berhasil menyentuh puting imutnya "ahh.. ahh.." pergulatan kami saat itu semakin memanas, posisi Novi sekarang sudah topless, tangan Novi pun tidak kalah gesitnya sudah masuk di celah celana pendek ku menyentuh batang kejantanan ku yang sudah berdiri. Aku pun mengangkat sedikit pantatku untuk menurunkan celana, karena sesak rasanya dengan kondisi ereksi yang sudah maksimal ini.

Ku alihkan sekarang untuk mengecup puting kanan payudara indah Novi dengan aerola kecil disekitar putingnya. Novi kembali megerang "ahh.. ahhh..." Tangan kiriku masih meremas dengan lembut payudara sebelah kirinya. Novi semakin meracau, tangannya pun sekarang mulai memposisikan mengocok penisku dengan lembut, naik turun ku rasakan, sesekali biji zakarku pun di mainkannya. Sekarang ku arahkan tangan kanan ku menuju bagian bawah tubuh Novi, ku selipkan tangan ini masuk dalam CD putih kecil yang ia kenakan saat itu. Ku rasakan, sekarang belahan vaginanya dengan rambut kemaluan tipis yang sudah basah. Ku mainkan jari ini menyentuh bibir vaginanya, Novi hanya mengeluh nikmat mengeluarkan rintihan "ahh.. ahh.. ah..." Mungkin ada sekitar 10 menit, baik tanganku maupun tangan Novi mengekspolasi alat kelamin diantara kami. Aku pun jujur, sangat menikmatinya saat ini.

Kemudian Novi beranjak untuk duduk, perlahan di arahkan wajahnya ke penisku, dan... Plokk... Mulai di kecup dan di emutnya penisku ini. "Plokk.. plokk" naik turun bibir yang ku cium tadi sekarang sudah mengolah dan menikmati penis. Lidahnya bermain dari kepala hingga ke batang penis, dan sesekali di deep thoath nya sehingga memenuhi seluruh rongga mulutnya. Aku tetap berbaring merasakan sensasi nikmat itu, tanganku pun bergerilya masih di dua payudara indahnya itu, sekarang aku pun yang mengeluh keenakan "ahh.. ahh.. terus sayang" ujarku. Aku pun meminta Novi untuk mengangkangi tubuhku. Novi masih asyik mengemut penisku naik turun "plokk.. plokk.." suara gesekan mulutnya di batang penisku. Sekarang tepat di hadapan wajahku, CD putih Novi terpampang menutupi harta kehormatannya. Perlahan, ku pelaskan CD itu Novi pun dengan mengangkat sedikit kakinya seolah meng-iyakan tindakan ku, dan terlepaslah CD putih mungil itu.

Tidak ingin kalah dengan Novi, segera ku cium aroma nikmat khas vagina. Mulai ku sapu bibir vaginanya dengan lidahku, ku mainkan dahulu di sekitar bibir luarnya. Novi tersentak mengerang nikmat "ahhh..." Mulai ku buka perlahan di antara bulu tipis kemaluannya, kulihat ku sedot jugs vagina pink kemerahan itu, dengan sesekali memainkan lidah ini seolah menusuk vaginanya. Keracauan Novi semakin menjadi setelah ku oral vaginanya itu. Tak lama ku rasakan kedua pahanya menjempit kepalaku, otot-ototnya mengeras dan "serr.... serr..." Cairan kenikmatan memancar keluar dari vagina Novi, mengenai muka ku. Novi lemas, merasakan nikmatnya, mulutnya pun sudah lepas dari penisku. Ku biarkam sesaat, Novi menikmati moment itu, moment orgasme yang di dapatkannya. Ku sapu cairan yang masih mmengalir di sekitar pahanya, agar Novi merasa sempurna menikmati akhir orgasmenya itu.

Aku pun membalikkan badan Novi, ku baringkan ia seperti posisi semula saat tidur. Aku duduk di sampingnya dengan batang kemaluan yang masih keras menopang hampir mengenai wajah cantiknya. "Mas Tama, makasih yaa.." ujarnya lirih, menikmati orgasme yang baru di dapatnya. "Malam ini, Novi milik mas Tama.. lakukanlah, mas" kembali Novi berucap. Aku tidak menjawab, hanya kecupan kecil ke bibirnya aku daratkan dan sekarang memposisikan badan bertopang pada lulut dengan pahanya yang sudah terbuka. Takjub ku melihat vagina pink kemerahan itu, di tambah kilau rambut tipis kemaluannya yang sudah sangat basah. Mulai ku sentuh kepala penis ini, memainkan di bibir vaginanya. Novi pun kembali mengeluh erang "ahh.." ketika kepala penis ini bersentuhan dengan bibir vaginanya.

Setelah ku arahkan batang penisku ini tepat di lobangnya, aku pun mengecup kembali bibirnya, pelan-pelan ku dorong penisku untuk masuk. Novi meringis kesakitan, ketika sudh setengah batang penisku memenuhi dinding vaginanya. "Pelan-pelan, ya mas.." dengan tatapan sayunya. Aku pun mengangguk, akan ku buat malam ini berkesan untuk Novi, dengan sentuhan dan kenikmatan yang ku berikan untuknya. Batang penisku sudah masuk seluruhnya "blesss" ku biarkan sesaat agar vagina Novi membiasakan dahulu, bahwa ruang yang selama ini kosong sudah terisi dengan batang penisku. Novi memejamkan matanya, menikmati sensasi yang baru pertama dirasakan.

Pelan-pelan, mulai ku maju mundurkan penisku, dengan tempo pelan terus ku hujam dinding rahimnya. "Ahh.. ahh.. ahh.. ahhh.." suara erangan itu yang hanya keluar dari bibirnya. Tempo pun semakin ku mulai percepat, sambil tangan ini kembali bermain di puting payudara Novi. Erangan dan eluhan antara kami berdua saling mengisi kekosongan ruang kamarku. Keringat diantara kami pun sudah menyatu. Aku pun merasakan sensasi luar biasa, dinding rahim itu terus berdenyut menjepit penisku. Sekitar 10 menit ku pompa terus Novi, aku pun tak tahan lagi, gejolak dan dorongan untuk segera memuntahkan sperma ku rasakan. "Ahhh... Ahh... Ahh.." Novi terus mengerang. Dengan sekali hentakan kencang terakhir, ku semprotkan cairan kental sperma yang sedari tadi di tahan ke dalam vagina Novi, "crooottt... crooottt.. croott..." dan cairan itu memenuhi vaginanya menembus dinding rahimnya. Ku robohkan badan ini, diatas tubuh Novi. Deruan dan desahan nafas lelah kami saling menyahut. Ku biarkan penisku tetap di dalam vaginanya, biar Novi kembali menikmati momen dalam hidupnya ini. Kembali ku kecup bibirnya dengan lembut dan berucap "makasih ya, sudah memberi kenikmatan untukku" Novi hanya membalas dengan senyum. Perlahan ku cabut penisku, terlihat jelas cairan putih kental yang memenuhi vaginanya tadi mengalir keluar, menetes di bibir vaginanya.

Aku pun kembali memeluknya, memposisikan berbaring disebelahnya, sambil ku usap lembut rambutnya itu. Ku tarik selimut yang ada di ujung kasur, menutupi tubuh kami berdua. Malam itu, kami lalui dengan penuh kenangan. Malam terus larut, aku dan Novi pun tertidur lelap, diatas kasur yang menjadi tempat peraduan kami tadi, berbalut selimut untuk mengusir dinginnya angin malam. Dengkuran burung diluar sana menemani tidur kami malam ini. Lelah yang penuh kenikmatan, semakin melelapkan kami dalam tidur, "ya.. ini nyata, ini bukan mimpi tidur" ujarku sebelum memejamkan mata ini.

Bersambung... Page 7
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd