Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Mak Comblang Seks

Kota Solo nyaris sebentar lagi sampai, detak waktu menunjukkan pukul 03.00 WIB. Gue perhatikan Mama masih terlelap, memeluk selimut yang dibawa dari Jakarta. Tante Viona belum juga tertidur. Ia sedang mengecek ponselnya. Terakhir gue lihat ia masih ngobrol dengan Pak Mardi. Kantuk berat membuat gue tak bisa fokus lagi apa yang kiranya mereka berdua bahas. Yang gue tangkap seputaran info mengenai kota Solo. Pak Mardi sendiri tetap dengan mata awas mengendarai mobil kami. Sungguh sudah terlatih dia untuk perjalanan jauh seperti ini. Gue akuin. Gue pribadi yang gampang ngantuk gak sanggup nyetir mobil untuk perjalanan luar Jakarta.

Gue coba periksa ponsel pintar gue. Ada beberapa chat masuk, yang menarik perhatian adalah dari Tante Viona. Untuk apa ia mengirimkan chat dalam posisi dekat seperti ini. Mengapa tidak langsung mengatakannya saja. Daripada menebak-nebak, gue jawab saja pesan itu. Boleh jadi ada yang mau dia katakan tapi tidak bisa to the point.

Tante Viona: Val, udah tidur?

Gue: Baru bangun (Langsung gue bales)

Chat gue langsung dibaca, singkat ia memandang ke belakang, menengok ke arah gue. Kemudian chat gue dibales lagi.

Tante Viona: iya Tante boleh minta tolong gak?

Gue: iya, minta tolong apa?

Tante Viona: Kamu deket sama Pak Mardi kan?

Gue: Iya Tante, kenapa, perasaan udah pernah aku jawab deh. Tapi Tante gak bales waktu itu.

Tante Viona: oh gitu ya, jadi begini Val. Mumpung kamu deket sama Pak Mardi, Tante mau minta tolong kamu nih.., bisa gak kamu bantu atur, gimana caranya bikin settingan seolah-olah Tante selingkuh sama Pak Mardi?

Gue: apa? Selingkuh? Gak salah denger aku...

Tante Viona: selingkuhnya settingan, Val. Bohong-bohongan.

Gue: oh bohongan. Buat apaan? Ada ada aja Tante ish.

Tante Viona: nanti Tante ceritain, intinya kamu bisa atau gak nih?

Gue: bisa-bisa aja sih Tante, nanti aku rekam gitu kan? Seolah olah aku lapor ke Om kalau Tante Viona sama lelaki lain, bener?

Tante Viona: pinter kamu! terus menurut kamu bagaimana caranya?

Gue: entar deh, aku omongin dulu sama Pak Mardi. Boleh ya?

Tante: boleh kok...

Ada-ada aja Tante Viona. Oh ini yang kemarin dia mau bicarakan ke gue. Mau bikin selingkuh settingan. Kira kira buat apa ya. Tidak mau berspekulasi, gue mencoba mengirimkan pesan ke Pak Mardi yang sedang mengemudi. Kali aja dibaca dan dibalas. Ketika gue kirim pesan sapaan, terdengar jelas dering ponsel Pak Mardi. Duh! Norak banget ini orang. Untungnya dia langsung ambil dan baca. Gue berharap dia lekas membalas walaupun harus tertunda beberapa menit. Sambil menunggu balasan, gue coba cari tahu dengan menanyakan ke Tidar. Ah, tapi gak mungkin. Sepupu gue jam segini pastinya masih tidur. Lenyaplah hasrat gue untuk membereskan rasa penasaran ini. Akan tetapi, gue yang gak suka sama rasa penasaran, langsung mendesak Tante Viona cerita. Kalau tidak, aku tidak akan membantunya.

Melalui pesan chat, Tante Viona menceritakan bahwa Om Heri ada main dengan rekan kerjanya, seorang perempuan muda dan belum menikah. Tuduhan Tante Viona berdasarkan informasi rekan kerja Om Heri yang berkawan dengan Tante Viona. Awalnya, Tante Viona juga tidak percaya. Karena kawan Tante Viona ini sering mengirimkan foto Om Heri dengan perempuan itu, momen apapun dan terlampau sering berdua, membuat kecurigaan Tante Viona menguat. Tante Viona pernah diam-diam mengecek ponsel Om Heri, tetapi tidak ada bukti yang dicari. Meskipun begitu, Tante Viona masih yakin ada main hati dengan perempuan tersebut yang gue diberitahu namanya, Lastri. Oleh karena itu, Tante Viona minta tolong gue bikin settingan seolah-olah Pak Mardi selingkuh dengannya. Tujuan Tante Viona adalah ingin membuktikan apakah masih ada rasa cemburu di hati Om Heri?

Gue yang diberi tanggung jawab merasa ini adalah peluang. PELUANG EMAS! Menurut gue, kalau bisa dibikin beneran, selingkuh aja! Tanggung amat pakai acara settingan segala. Ah Pak Mardi belum balas pesan gue. Biarlah dia fokus mengemudikan mobil daripada bahaya menimpa perjalanan. Alangkah lebih baik gue pikirin bagaimana settingan itu, settingan yang mengarah ke sungguhan. Hehe.


^^^^​


Pagi hari rombongan keluarga Noval sudah tiba di Solo, Jawa Tengah. Mereka melipir terlebih dulu ke sebuah angkringan untuk sarapan di sekitaran stasiun Balapan, kebetulan dekat dengan hotel tempat mereka akan menginap. Setelah perut kenyang, Mama Noval dan Tante Viona kembali ke mobil. Noval dan Pak Mardi berada di minimarket untuk membeli sesuatu. Sambil mengelilingi tiap rak barang, Pak Mardi dan Noval bercengkerama dengan serius, mengenai apa yang Noval katakan.

"Gue gak akan nolak, Val!"
"Tapi bagaimana dulu?"
"Kalau gue tahu tahu digebukin sama suaminya? Lo mau tanggung jawab?"

"Bener juga sih ya..."

"Jangan enak di awal"
"Ngenes di akhir"

"Gue hanya kasih lo jalan, pak..."
"Ya gue gak bisa apa-apa juga semua kembali ke bapak juga..."
"Bisa gak rayu-rayunya..."

"Jaminan gue aman bagaimana?"

"Tante Viona!"
"Kan dia yang ngusulin"

"Yakin dia mau sampai begituan?"

"Kalo Itu tergantung bapak"
"Hoki-hokian kayaknya..."
"Lagian baru ada jalan sedikit, larinya udah ke sono aja"

"Hemm..."
"Maklumlah....", jawab Pak Mardi yang sudah lama mengidamkan sosok istri baru.

Tante Viona mendadak menyusul ke minimarket, disuruh Mama Noval agar Noval dan Pak Mardi jangan terlampau lama di dalam. Yang terjadi justru sebaliknya. Noval tak mau ambil pusing. Di hadapan Tante Viona dan Pak Mardi, Noval membeberkan apa yang sebetulnya dia rencanakan. Noval berkeinginan merekam dari jauh tiap momen kebersamaan antara Tante Viona dan Pak Mardi. Tentu kebersamaan itu tidak sungguhan, penuh drama agar Om Heri percaya Tante Viona benar telah berbuat curang. Tahapannya seperti apa, Noval berkeinginan supaya tidak ada kesan dibuat-buat, Pak Mardi dan Tante Viona membangun chemistry terlebih dahulu. Pastinya, Noval tidak bisa ikut campur di bagian itu. Noval menyerahkan sepenuhnya kepada Pak Mardi dan Tante Viona.

Sejujurnya bagi Tante Viona, Noval terlalu berlebihan. Akan tetapi, demi mengetes suaminya. Tante Viona menyanggupi usul Noval. Dia bingung dari mana harus memulai. Sementara Pak Mardi sangat setuju sekali dengan Noval. Ia tidak sabar menundukkan Tante Viona sehingga tubuh wanita itu bisa segera ditiduri. Noval kemudian mengajak kembali ke mobil, khawatir Mamanya mengamuk karena dibikin bosan menunggu. Tante Viona yang disuruh memperingatkan Noval dan Pak Mardi buru-buru malah ikut tertahan di dalam.

"Kalian dari mana bertiga? Beli apaan sih lama banget?"
"Viona juga, malah ikutan lama"

"Maaf Maa, tadi emang lagi bingung soal kembalian aja di kasir"

"Makanya lain kali belanja pakai uang pas..."

"Yaudah kita buru-buru jalan..."

"Kita mau ke mana, Bu?", tanya Pak Mardi sepengetahuannya hotel baru bisa masuk kamar saat siang menjelang sore.

"Saya mau ke tempat temen dulu..."
"Kalian kalau mau ikut, ayo aja.."
"Tapi kalau mau jalan sendiri, silakan..."

"Nah....", Noval bergumam. Pak Mardi dan Tante Viona saling berpandangan. Tak ada kata terucap hingga Mama Noval tiba di tempat tujuan di dekat sebuah sekolah. Mereka janji bertemu pukul 12.00 Mama Noval minta dijemput di tempat yang sama. Setelah berpisah, Ketiga penumpang di mobil tak tahu harus dan mau ke mana. Sebaliknya bagi Noval ini kesempatan buat Tante Viona dan Pak Mardi membangun chemistry agar saat direkam tampak nyata.

"Kan udah duduk berdua, sebelahan lagi..."
"Terserah deh gimana"

"Gimana apanya?", tanya Tante Viona linglung, namun tersenyum malu-malu.

"Aduh, pakai nanya lagi..."

"Begini...", Pak Mardi tak sungkan mengenggam telapak tangan Tante Viona.

"Idisssshhh sadaaap"

"Eits Pak Mardi...", Tante Viona menarik tangannya.

"Yaaah..."
"Gini aja deh, aku tinggal"
"Intinya Pak, rajin cek hape"
"Nanti gue kasih tahu jemput dimana"

"Kamu mau kemana, Val?"

"Jemput jam berapa?!"

"11an.."
"Aku mau jalan jalan aja Tante, ada temen juga yang tinggal di Solo"
"Semoga sukses ya Pak Mardi dan Tante Viona".

Dari kejauhan, Noval mengintip. Mobil pribadinya pergi meninggalkan tempat ia turun. Besar harapan Noval, Pak Mardi dan Tante Viona jadi pasangan selingkuh sungguhan.



Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd