Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Malaikat Paling Sempurna Diantara Lima Malaikat (by : meguriaufutari)

greget bener bersambungnya, kaya pelem" india hahhaaha

lanjutkan om meg

good job

kalo udah tamat, akankah ada season selanjutnya ???

hmmm
rencananya sih cerita ini hanya satu season aja. walaupun setelah season 1 habis, ada cerita sequel pendek, sekitar 2-8 episode gambaran ane sih. mungkin bisa lebih dikit

Ditunggu banget lanjutanya... Greget juga liatnya... Ga melulu tentang seks aja.. Jadi ga harus coli terus... Hahahaha...

terima kasih gan

Boleh bantu menganalisa suhu mega.. Mengenai devina rosalli

kaga


minggu ini double update
jadi ada update besok Jumat 10 Februari 2017
 
Cerita yang bengini yang ane seneng banyak rahasia dibaliknya, awalnya tenang seperti gak ada masalah ketengah mulai muncul rahasia demi rahasia

lanjut suhu ditunggu updatenya
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
EPISODE 25 : Tercengang

Sekarang aku benar-benar tepar di tempat tidur. Gila, tercebur ke sungai seperti itu pada saat hari sudah lumayan gelap langsung membuatku masuk angin seketika. Ah sial, sendirian... betul-betul sendirian, dan sakit pula. Rasanya jika tiba-tiba Mbak Fera muncul dihadapanku, aku akan langsung memasrahkan nyawaku untuk diambil olehnya, saking tidak berdayanya aku.

Aku ingat waktu aku kuliah semester lima, aku kos di dekat kampus karena tugas kuliah dan project yang begitu menumpuk, sehingga memaksaku untuk kos dekat kampus karena jarak antara rumahku dan kampusku cukup jauh. Salah satu permasalahan anak kosan adalah ketika sakit. Cukup repot karena tidak ada yang merawatnya, meskipun aku terbiasa melakukan semuanya sendirian. Waktu itu, karena aku sangat dekat dengan Valensia, ujung-ujungnya dia yang datang ke kosan aku untuk merawatku. Yah, walaupun sekedar membuatkanku air hangat dan tolak angin. Walaupun otaknya seencer orang jenius manapun, itulah kelemahannya, yaitu kurang bisa mengungkapkan perasaannya, dalam hal ini perasaan untuk merawat aku selaku sahabatnya ya. Meskipun ujung-ujungnya juga dia memberiku ciuman di bibir dan melakukan handjob terhadap diriku, karena aku yang minta. Aku ternyata bejat juga ya hahaha. Ah, tapi yang penting mau sama mau kok. Bodo amat!

Aku sempat sudah makan mi kuah instan yang panas dan teh manis hangat, sehingga paling tidak perutku sudah terisi untuk malam ini. Yang tersisa hanyalah tidur di tempat yang hangat seperti kamar kontrakan ini. Bisakah aku tidur dengan nyenyak? Bagaimana jika saat tidur aku didatangi oleh orang-orang yang ingin membunuhku? Karena terlalu banyak mikir seperti itu, aku malah jadi kurang fokus pada sakit yang melanda diriku ini. Malahan aku bisa tertidur akhirnya, tanpa kusadari.

Tok! Tok! Tok! Aku terbangun karena ada yang mengetuk pintu kamarku. Ah, siapa sih malam-malam begini? Aku segera bangun dan membukakan pintu kamarku. Astaga, aku begitu kaget ketika menemui Villy didepan pintuku. Ia langsung menghampiriku dan memelukku.

“Kokoo. Syukurlah koko nggak apa-apa.” Kata Villy sambil memelukku.

“Iya nih, Vil. Untungnya aku selamat sih.” Kataku.

Syukurlah, aku sangat senang melihat Villy disini. Sebelumnya, entah kenapa aku punya perasaan tidak enak takutnya Villy dan Martha kenapa-kenapa disana. Akan tetapi, ternyata paling tidak Villy baik-baik saja. Oh iya, bagaimana dengan Martha?

“Vil, kamu ama Martha ga apa-apa?” Tanyaku.

“Nggak apa-apa kok, ko. Iya kan, Tha?” Tanya Villy sambil menengok kebelakang.

Lho? Martha juga ikut kesini? Akan tetapi, dibelakang Villy tidak ada siapa-siapa.

“Lho, Martha kemana ya?” Tanya Villy.

Rumah ini betul-betul sederhana sekali. Hanya ada ruang utama dan kamar. Tiba-tiba, Martha masuk dari pintu depan ke ruang utama.

“Ko Jay... Vil... Larii...” Kata Martha dengan suara terputus-putus.

“Tha, lu kenapa?” Tanya Villy sambil mendekati Martha.

Kemudian, Martha terjatuh. Di punggungnya sudah menancap tiga puah pisau. Pisau itu... milik Mbak Fera. Gawat!

“Vil, sini!!” Kataku.

Belum sempat Villi memahami kata-kataku, tiba-tiba ada pisau yang melesat melewati pintu utama yang terbuka. Pisau itu kemudian menancap di dada sebelah kiri Villy. Gawat, itu kan daerah... jantung! Tanpa sempat berteriak, Villy pun langsung terjatuh.

“Lihat kan, Jay? Seharusnya kamu mati saja tadi, tidak perlu melawan.” Kata Mbak Fera sambil menampakkan dirinya dari pintu depan.

Aah... Villy... Martha... Mereka jadi celaka karena aku.

“Sekarang, giliranmu.” Kata Mbak Fera.

Belum sempat aku memposisikan diriku, Mbak Fera sudah melempar pisaunya dengan sangat cepat kearah mataku. Pisau itu melesat begitu cepat dan menancap di mataku. Aku langsung berteriak dengan sekencang-kencangnya. Tiba-tiba, sekarang aku berada di kamarku. Aku sedang dalam posisi terbaring di tempat tidur. Keringatku mulai mengucur dengan deras. Ah, rupanya mimpi ya? Gila, mimpi itu terasa begitu nyata.

Aku langsung bangun dan menyalakan lampu kamarku. Sepertinya, karena keringat yang begitu deras mengalir, ditambah kelegaan atas segalanya bahwa itu cuma mimpi saja, membuat kondisi tubuhku sudah jauh lebih baik. Aku melihat jam, dan jam sudah menunjukkan pukul satu. Aku tertidur selama dua jam ya. Dalam dua jam itu pula, aku juga sudah jauh lebih baik.

Sepertinya mimpi barusan adalah penglihatan bagiku. Penglihatan sekaligus peringatan, bahwa aku tidak bisa bersantai-santai saja. Ah, ingat tentang Mbak Fera membuatku teringat tentang kertas yang masuk kantong belakang celanaku secara ajaib itu. Aku ingat bahwa kertas itu kuletakkan di meja yang ada di kamarku ini. Aku mengambil kertas itu dan membukanya. SGT-2032210978-622653. Apa artinya ya?

Ada tiga hipotesa tentang kertas ini. Pertama, yang memberikan kertas ini pastilah Mbak Fera. Aku tidak bisa memikirkan kemungkinan lain selain Mbak Fera yang memasukkannya ke kantong celanaku. Kedua, kertas ini ditulis dengan menggunakan tinta biru. Biasanya jika ini adalah suatu ancaman atau niat yang tidak baik, ditulis menggunakan tinta merah, seperti yang dilakukan oleh mantannya Martha yang aku lupa siapa namanya. Apakah ini bukan ancaman, melainkan suatu pemberitahuan? Atau bisa saja ditulis menggunakan sembarangan tinta, dalam hal ini tinta biru. Ketiga, dari tulisan tangannya, sepertinya wanita.

Hanya ketiga hipotesa itu yang berhasil kudapatkan dari satu-satunya petunjuk yang kupunya ini. Tiga hipotesa yang sebetulnya kurang berarti. Sepertinya memang untuk mendapatkan sesuatu yang berarti, aku harus memecahkan kode yang terkandung dari tulisan ini. SGT-2032210978-622653. Apa ya? Tanda strip yang ada pada kode ini harusnya adalah pemisah. Jika kupisahkan dengan tanda strip ini, maka akan kudapatkan SGT, 2032210978, dan 622653. Hmmm? Angka 622653 itu sepertinya sangat familiar denganku. 622653... 622653... Pernah kulihat dimana ya?

“./run.sh 622653”

Tiba-tiba aku teringat akan tulisan itu di kepalaku. Ya, itu adalah perintah yang harus diketik di komputer kantor untuk menjalankan aplikasi chat internal kantor. Apakah maksud dari kode ini berhubungan dengan aplikasi chat internal kantor? Aku segera membuka laptopku, dan mengunduh aplikasi chat internal kantor itu dari repositori rahasia milik kantor. Setelah selesai menginstallnya, aku segera membuka aplikasi chat kantor itu. Aku melihat-lihat seluruh pilihan dalam aplikasi itu, tapi tidak menemukan input apapun selain username dan password yang harus kumasukkan untuk login sebagai diriku dalam aplikasi itu.

Hmmm. Lalu apa arti SGT dan 2032210978 ini ya? Aku sudah mengotak-atik seluruh aplikasi dan juga konfigurasinya, tetapi tetap saja tidak menemukan sesuatu yang berhubungan dengan SGT dan 2032210978. Baiklah, aku akan mencoba cara terakhir. Karena aku seorang programmer, dan kebetulan aku hobi menulis kode program, aku mempunyai kebiasaan untuk menulis sendiri program untuk mencari sesuatu yang berhubungan dengan suatu kata-kata dalam suatu aplikasi. Kebetulan, aku sudah mempunyai contoh kode program yang pernah kubuat sendiri untuk mencari struktur aplikasi dan korelasinya dengan suatu kata-kata. Aku segera mengunduh kode program itu dari repository online yang biasa kugunakan. Sekedar pengetahuan, repository online adalah tempat orang menaruh arsip-arsip yang berharga dalam internet. Salah satu contohnya, walau bukan persis repository online, adalah email. Akan tetapi, repository online yang kali ini kugunakan bernama GIT.

Setelah mendapatkan kode program itu, aku segera menjalankan kode program milikku itu untuk mencari kata-kata yang berhubungan dengan SGT dan 2032210978 dalam aplikasi chat kantor itu. Saat programku selesai melakukan pencarian, programku menunjukkan bahwa ada file konfigurasi bernama SGT.conf, yang merupakan file konfigurasi yang tersembunyi bahkan dari sisi sistem operasi sekalipun. Gila, bisa menyembunyikan file konfigurasi dari sistem operasi sekalipun. Yang melakukan ini pastilah orang jenius.

Aku segera membuat program untuk mengetahui isi dari file konfigurasi bernama SGT.conf itu. Dalam file itu, aku mengetahui bahwa ternyata aplikasi ini bisa juga digunakan untuk video call melalui private network, dimana hasil dari percakapan itu tidak disimpan sama sekali dimanapun. Dengan demikian, hasil dari percakapan itu tidak mungkin bisa didapatkan kembali, dan juga karena melalui private network, sangat kecil kemungkinan untuk dilacak. Akan tetapi, jalur pribadi video conference itu membutuhkan suatu alamat IP. Aahh... Alamat IP. 2032210978 adalah alamat IP! 203.221.097.8... atau 203.221.09.78.

Aku segera mempelajari cara untuk menggunakan fitur video conference itu. Dalam beberapa menit setelah membaca petunjuknya secara berulang-ulang, aku sudah memahami sebagian besar caranya. Tinggal satu pertanyaan besar yang tersisa. Jika aku melakukan video conference dengan alamat IP itu, siapa yang akan mengangkat telponnya? Apakah langsung dengan orang yang mengincar nyawaku itu? Akan tetapi, jika tidak kulakukan, aku tidak akan melangkah kemanapun. Sampai kapan pun, aku akan terus diam di status ini, hanya lari dari kejaran orang-orang. Baiklah, kucoba saja! Aku harus mencobanya kalau aku mau maju selangkah ke depan.

Aku segera mengikuti petunjuk cara menggunakan fitur video conference itu. Aku sudah selesai melakukan pengaturan dalam lima menit. Aku pun segera mematikan semua internet, untuk mencegah posisiku terlacak. Kemudian, aku menekan tombol panggil di aplikasi itu dengan dada yang berdebar-debar. Kemudian, di layar laptopku itu muncul gambar bergerak-gerak, tanda bahwa aplikasi ini sedang menunggu orang yang kutuju itu mengangkat telpon. Dadaku semakin lama semakin berdebar-debar, penasaran sekali dengan siapa yang akan kulihat di aplikasi ini. KLIK! Tidak lama kemudian, aplikasi ini sudah menampilkan gambar orang yang mengangkat video conference ini.

“Hai, Jay. Dua jam. Ternyata cukup lama juga ya kamu memecahkan arti sandi yang kutulis itu.” Kata Mbak Fera.

Ternyata orang yang ada disana itu adalah Mbak Fera. Cih, langsung dengan pembunuhku ya?

“Yaah, aku sempat tertidur sih sampai jam satu. Maaf membuat Mbak Fera menunggu.” Kataku sambil senyum mengejek.

“Hmmm, jam satu ya? Berarti dua puluh menit waktu yang kamu perlukan untuk memecahkan sandi itu sampai kesini. Hebat, Jay. Seperti yang Diana prediksikan.” Kata Mbak Fera.

Ci Diana? Berarti artinya Ci Diana juga ada di pihak musuh ya?

“Jay, ada beberapa hal yang perlu kamu tahu.” Kata Mbak Fera.

“Udah... udah... Ga ada yang perlu aku ketahui kan karena sebentar lagi aku bakal mati dibunuh sama Mbak? Langsung to the point aja. Dimana kita bisa ketemu?” Tanyaku.

“Hooo... langsung frontal begitu ya? Apa kamu merasa punya strategi untuk menang melawanku? Kamu tahu kan seharusnya bahwa kamu nggak akan punya kesempatan menang jika berhadapan langsung denganku?” Tanya Mbak Fera.

“Iya. Aku mao mengakhiri ini aja, Mbak. Kita bertarung aja satu lawan satu. Kalo aku menang, bawa aku ke bos Mbak. Kalau aku kalah, silakan bunuh aku, tapi tolong lepasin semua orang-orang yang ga ada kaitannya dengan masalah ini.” Kataku.

“Percaya diri sekali ya, kamu.” Kata Mbak Fera sambil tersenyum.

“Memang kemampuan Mbak Fera diatasku, aku perlu akui hal itu. Akan tetapi, aku pun juga punya keuntungan. Dari pertarungan kita yang terakhir, aku sudah berhasil menganalisa beberapa kebiasaan dan teknik Mbak Fera. Bukan tidak mungkin kok aku bisa menang melawan Mbak Fera, walaupun kemungkinannya kecil.” Kataku.

Mendengar perkataanku, Mbak Fera hanya tersenyum sambil menutup matanya.

“Iya, memang bukan tidak mungkin kamu menang melawanku. Tapi gimana kalo ternyata aku nggak serius bertarung melawan kamu? Dan juga bagaimana kalo aku melempar pisau bukan kearah gagang pisau Valensia yang kamu jepit di pinggang kanan kamu?” Kata Mbak Fera.

Mendengar hal itu, aku langsung terkejut. Mbak Fera berarti tahu bahwa Valensia hanya menusukku dengan pisau mainan? Gawat, berarti nyawa Valensia dalam bahaya.

“Tenang, Jay. Kamu nggak perlu khawatir sama Valensia. Dan sekedar info aja nih, aku cukup serius bertarung sama kamu kok. Diana udah pesen sama aku, katanya aku bisa aja kalah kalo aku ngeremehin kamu. Dan mungkin si Diana betul.” Kata Mbak Fera.

“Mbak Fera. Sebetulnya ada apa?” Tanyaku.

“Akhirnya kamu mao dengerin juga nih?” Tanya Mbak Fera.

Aku hanya menganggukkan kepalaku saja. Kemudian Mbak Fera menghela napasnya.

“Jay, kamu fokus aja memecahkan masalah kamu ini. Nggak perlu khawatir sama keluarga kamu. Aku yakin rekan-rekanku di kantor udah ngamanin keluarga kamu.” Kata Mbak Fera.

“Oh, gimana aku bisa percaya sama Mbak Fera?” Tanyaku.

“Terserah kamu, Jay. Mao percaya ato nggak sama aku. Aku disini cuma bertugas untuk menyampaikan pesan aja, karena cuma aku yang bisa.” Kata Mbak Fera.

“Oke. Aku dengerin.” Kataku.

“Saat kejadian kamu buron sudah tersebar. Pak Jent sudah mencium adanya sesuatu yang nggak beres. Dia langsung menelpon keluarga kamu, ngaku sebagai promotor travelling, dan memberi keluarga kamu voucher jalan-jalan gratis keluar negeri, termasuk akomodasi dan biaya jalan-jalan. Saat itu juga, mereka langsung berangkat tanpa sempat memberitahumu, karena Pak Jent bilang bahwa promonya hanya berlaku jika mereka berangkat hari itu juga.” Kata Mbak Fera.

“Haah? Terus bagaimana dengan visa-nya?” Tanyaku.

“Kamu nggak perlu khawatir ama hal-hal itu. Hal yang perlu kamu ketahui hanyalah bahwa mereka tuh selamat dan baik-baik aja disana.” Kata Mbak Fera.

“Oke, lanjut.” Kataku.

“Mengenai Martha, Villy, dan Senja. Kamu juga nggak usah khawatir. Mereka ada bareng Diana. Seharusnya kalo nggak ceroboh, si Diana nggak mungkin gagal jagain mereka.” Kata Mbak Fera.

“Mereka juga diincar ya, Mbak?” Tanyaku.

“Semua orang-orang yang dekat sama kamu itu diincar, Jay. Keluarga kamu, bawahan kamu, dan Diana. Nggak usah khawatir sama Diana, karena selain dia bisa jaga diri sendiri, Pak Jent juga nge-backup dia.” Kata Mbak Fera.

“Oke, kalo gitu, apa maksudnya bahwa cuma Mbak Fera yang bisa nyampein pesen sama aku?” Tanyaku.

“Saat ini, keberadaan kamu bener-bener nggak boleh terlacak sama orang-orang itu, Jay. Begitulah menurut Pak Jent. Orang-orang yang deket sama kamu, itu pasti diawasi penuh. Bahkan sekalipun Pak Jent.” Kata Mbak Fera.

“Nah itulah yang aneh. Bukankah Mbak Fera harusnya juga diawasi?” Tanyaku.

“Memang. Tapi, pengawasanku paling nggak agak longgar.” Kata Mbak Fera.

“Hmmm. Karena Mbak Fera kerja sama mereka ya?” Tanyaku.

“Ah, tajam sekali pengamatan kamu, Jay. Emang Diana nggak pernah salah kalo udah menyangkut kamu. Betul banget, Jay. Saat ini, kebetulan perusahaan tempat kita kerja terkait kerjasama dengan mereka. Dan kebetulan aku sedang ditugaskan di site mereka.” Kata Mbak Fera.

“Lalu?” Tanyaku.

“Permasalahannya disini adalah bahwa perusahaan kita udah sepakat dengan mereka untuk membantu mereka dalam menangkap kamu. Karena mereka juga mempunyai keterikatan dengan polisi. Mereka tinggal mengatakan bahwa kamu adalah buronan yang diincar karena kamu menewaskan banyak personil polisi.” Kata Mbak Fera.

Hmmm, begitu ya? Memang masuk di akal sih.

“Oke, berikutnya, Mbak. Tadi Mbak bilang bahwa Villy, Martha, dan Senja aman. Bagaimana dengan Valensia dan Devina?” Tanyaku.

Mendengar hal itu, Mbak Fera pun berpikir. Kemudian, ia kembali menatapku.

“Aku nggak tahu banyak tentang Valensia, Jay. Yang kutahu, ia memang bekerjasama dengan mereka atas kemauannya sendiri. Aku sendiri nggak tahu motif dan latar belakang kenapa dia bisa bekerjasama dengan mereka. Dan hati-hatilah Jay, kalo bukan aku yang nuker pisau yang dia bawa dengan pisau mainan, kamu sudah tertusuk dan nggak selamat.” Kata Mbak Fera.

Apa?? Jadi Valensia memang berniat menusukku? Benarkah memang Mbak Fera yang menukar pisau yang dia bawa dengan pisau mainan. Ah sial, semuanya jadi membingungkan sekali.

“Oke. Valensia biar kuurus. Devina gimana?” Tanyaku.

“Kamu pernah denger grup mafia yang bernama Naga Emas Hijau?” Tanya Mbak Fera.

“Aku cuma pernah denger namanya doang, dan cuma tahu bahwa mereka sangat sadis. Itu aja.” Kataku.

“Nama pemimpin grup mafia itu, adalah Gandar Siantana.” Kata Mbak Fera.

Gandar Siantana. Tidak pernah kudengar namanya. Siantana, kok nama yang tidak lazim ya untuk orang Indonesia? Nama belakang Siantana itu mirip sekali dengan nama belakang... Devina!! Devina Rosali Siantana. Itu nama panjang dia. Mustahil...

“Mbak Fera... Apakah orang itu adalah...” Kataku.

“Ya, ayah dari Devina.” Kata Mbak Fera.

Ayah dari Devina? Mengapa ia mengincarku? Apakah aku sudah berbuat jahat pada Devina? Setahuku, waktu itu aku pernah main ke rumahnya karena diundang makan malam olehnya. Akan tetapi, harusnya sih tidak terjadi sesuatu yang jahat ya.

“Kenapa papanya Devina ngincer aku, Mbak?” Tanyaku.

“Aku sendiri juga belum tahu. Tapi yang jelas, sekarang Devina ada sama papanya.” Kata Mbak Fera.

Mungkinkah ini berhubungan sama taruhan yang mereka lakukan untuk siapa yang dulu-duluan bisa berhubungan seks denganku? Apa jangan-jangan karena dia merasa akan kalah, dia jadi meminta bantuan pada ayahnya? Ah, memangnya kalau pada kalah taruhan kenapa sih? Aku lupa bertanya itu kepada Martha dan Villy. Ah, lagipula, kurasa Devina bukan orang seperti itu. Mungkin ia memiliki motif tersendiri.

“Jay, waktuku hampir habis. Cuma itu yang bisa kusampaikan.” Kata Mbak Fera.

“Mbak, tolong jawab satu pertanyaanku dulu.” Kataku.

“Iya, Jay?” Tanya Mbak Fera.

“Kenapa Mbak Fera berpihak sama aku?” Tanyaku.

Mbak Fera hanya tersenyum sambil menutup matanya.

“Jangan ge-er, Jay. Aku nggak berpihak sama kamu kok.” Kata Mbak Fera.

“Hmmm, terus kenapa Mbak Fera ngasihtau semua ini ke aku? Terus juga kenapa Mbak Fera menukar pisau yang dibawa Valensia?” Tanyaku.

“Aku dari dulu cuma selalu berpihak sama Pak Jent, Diana, dan Abby. Dalam hal ini, Pak Jent dan Diana percaya bahwa kamu itu tidak bersalah. Apapun yang mereka pikirkan, aku akan selalu percaya ama mereka dan dukung mereka. Itu aja.” Kata Mbak Fera.

“Oke. Terima kasih, Mbak.” Kataku.

“Oke. Good luck, Jay.” Kata Mbak Fera.

Kemudian, video call ini ditutup. Haah, sepertinya aku akan punya banyak PR dan banyak hal yang harus kupikirkan. Akan tetapi, mengetahui bahwa semuanya baik-baik saja, aku begitu lega sekali. Paling tidak, aku bisa fokus menyelesaikan masalahku ini. Mungkin, aku harus memulai dari menyelidiki motif Valensia.

BERSAMBUNG KE EPISODE-26
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ditunggu lanjutannya suhu, ternyata devina bukan org biasa

Pasti val sengaja supaya tau rencana org2 yg ngincer jay
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Ah masa gara2 taruhan sex jadi begini sih.. Eh emang devina belum kebagian ya? Yaudah lah samperin kerumahnya aja have sex and done
All clear
Hahahaha
Ampun hu.. Saya nunggu update aja
:ampun:
 
Akhirnya apdet n kode nya terjawab. Mkasih suhu updatenya. Di tunggu 1 lagi double update nya.
 
Makasih updatenya. ....
Di tunggu yg selanjutnya....
Katanya mau double update
Akhirnya apdet n kode nya terjawab. Mkasih suhu updatenya. Di tunggu 1 lagi double update nya.

sorry agan2
mungkin ane kurang jelas
maksudnya double update minggu ini itu, kan kemarin Senin update tuh, nah hari ini juga update, makanya double update
jadi di minggu ini ga akan ada update lagi
sorry kl mungkin ane kurang jelas

Ditunggu lanjutannya suhu, ternyata devina bukan org biasa

Pasti val sengaja supaya tau rencana org2 yg ngincer jay

hmmm
yap, definitely ternyata Devina bukan orang biasa
about Val. ya itu mungkin aja...

Ah masa gara2 taruhan sex jadi begini sih.. Eh emang devina belum kebagian ya? Yaudah lah samperin kerumahnya aja have sex and done
All clear
Hahahaha
Ampun hu.. Saya nunggu update aja
:ampun:

hahahaha
well, kl ini ane bisa buka
tentu saja alasan si Devina itu ga sekonyol itu
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd