Setelah 1 menit berlari mengejar ibuku aku belum melihat siluet ibu, ya memang tak akan bisa melihat jika hanya berlari 1 menit ,harusnya jika ingin melihat siluet ibu aku harus berlari setidaknya 5 menit atau mungkin sudah menyusulnya
Semakin ku tambah kecepatan lariku demi menyusul bidadari ku tapi sayang 3 menit kemudian aku kehabisan nafas padahal sudah samar samar terlihat air kolam dari Curug tersebut bahkan telinganya sudah bisa suara air terjun
Ku paksakan kakiku untuk melangkah walau sudah kehabisan nafas sambil mengatur teknik pernafasan masuk hidung keluar mulut
Dan setelah 3 menit lamanya barulah ku sampai di lokasi Curug lalu terduduk karena sendi kaki sudah berderit dan terpaksa untuk beristirahat sebentar sambil menangkap O² terengah-engah
Setelah beristirahat 1 menit barulah mulai kucari ibuku ku tengok kanan kiri tak terlihat siapapun bahkan ibuku tak terlihat,sepi hanya suara air
Aku mengambil ambil arah kanan dan kususuri jalan tanah yang terbentuk secara alami karena terinjak injak entah berapa orang yang melewatinya sambil melihat pemandangan indah ini yang konon katanya bukan terbentuk secara alami melainkan di bentuk oleh sekolompok orang yang "Who know"
Setelah sampai di tempat yang paling pojok aku tak melihat adanya ibuku lalu ku ingat ingat sepertinya aku pernah mendengar bahwa ibu pernah bilang adanya tempat favorit diwaktu dlu ibu pergi bersama ayah
kembalilah aku ke tempat istirahat tadi dan mengambil jalan kiri yang penuh dengan batuan setelah berjalan sekitar 10 menit lamanya , kulihat pemandangan indah lebih dari yang pertama adanya bunga berwarna ,lingkungan lebih bersih seperti ada yang memelihara, ada juga tanah lapang dan ayunan homemade,
"haaah worth it juga capek capek gini" sambil mengusap keringat di keningku setelah melihat semua itu ku heran
Apakah ada orang yang tinggal di hutan seperti ini ? Aku Pun melihat lebih cermat ke kanan dan kiri dan benar saja samar samar seperti ada sebuah bangunan Lalu ku dekati gubuk itu
Sesampainya di sana dan semakin membenarkan apa yang kulihat ternyata mataku tidak bohong dan bukan fatamorgana, itu gubuk dan tepat di samping gubuk itu sekitar 5 meter juga ada makam
Ku Dekati makam itu terlihat seperti dibuat secara terburu buru dan acak"kan terkesan hanya sedikit orang bahkan mungkin 1 orang dan ku baca nama pemilik makam tersebut,
Thrall Ogrimare ....
....
...
ku garuk daguku sambil berpikir orang aneh macam apa pemilik nama tersebut, asia ? Sepertinya bukan apalagi eropa dan Amerika jelas bukan mereka apakah Afrika ?Tidak juga karena Afrika lebih mirip ke barat, hmm berarti dunia lain ? Sedikit ragu tapi juga mengangguk angguk memang sepertinya ini yang paling mungkin
Tiba" terdengar suara
"Uhhhh hi hi hihi"
Telingaku menangkap suara tawa
Spontan saja ku tengok kanan kiri tidak ada orang hanya gubuk sedangkan bulu kudukku merespon dengan cepat.... merinding! Suasana horor makin terasa didukung angin yang membawa daun kering ke sana kemari dan pohon rimbun yang akarnya bergelantungan
Ku mencoba berpikir positif tapi melihat sekeliling yang memang sepi dan banyak pohon rimbun ku langkahkan kakiku mundur teratur
"Ahhhh pelan sayang"
Telingaku menangkap lagi suara itu tapi... Hmm sepertinya familiar kucoba untuk mengingat tapi langsung cepat cepat menggelengkan kepalaku karena bulu kudukku menjerit meminta pergi dari sini aku pun berbalik dan tiga langkah kemudian
" Ohh hgnnnnhhh saaayangg"
Deg .!
Langkahku berhenti secara spontan,
Dan sedikit loading, otakku seperti sedang mengacak-acak memperlihatkan memori demi memori flashback " atas bawah warna pink kemerahan... Cuit cuit serabi lempit... Coklat keemasan lebih panjang dari titit ku... Byuuur aku pun" tersadar
Ibu.!!
Aku berbalik lagi kini menghadap ke gubuk dan menfokuskan seluruh inderaku di kuping untuk melacak dan memastikan bahwa suara tersebut benar benar berasal dari dalam gubuk itu
" Uhhhh esstt pelan sayang .. janghhaann keras keraaahhh arrgghhh usst"
Arrgghh mama gitu deh Yang di tinggal pemiliknya, aku pun menarik narik rambut kepalaku merasa cemburu lalu memegang tengah dadaku oh nyesek sakit hatiku dan berkata dalam hati " ohh kenapa Bu " sambil menitikan air mataku " kenaapaahhh.. hiks .. kenapa voting Gio Friska lebih baik dari pada Gio Farin hikks " aku pun mencoba menahan rasa sesak di dada ini dengan mencoba mendekat pelan pelan ke gubuk itu
Suara desahan semakin keras semakin dekat semakin keras
Sesampainya di depan pintu gubuk semakin jelas bahwa itu benar benar dan benar suara ibunya kucoba berputar putar mencari celah sekecil pun di antara anyaman bambu itu, sudah kuputari beberapa kali tapi tak kunjung juga kudapatkan. Lalu ku pastikan berputar sekali lagi melihat dengan cermat dan menegaskan dirinya bahwa yah anyaman bambu itu benar benar sooliiiiiiiiiiidd...!
satu satunya jalan memang dari pintu depan aku berpikir untuk mendobrak tapi aku merasa ragu" ada berapa orang di dalam apakah ibu kesakitan
"Ahhgggg iyah sayang disituuh enakk ..... Plak plakk plakkk ... Aww sakiit hihihi."
Emm sepertinya tidak. Sebelum ku lanjutkan pikiranku aku mendengar lagi
" Uhh iya sayang punyamuhh keras kayak batuu"
Argghhh ayolahh.! berani berani berani,! mikir apa sih lama banget dobrak aja lah ibu lu di dalem ******.!dobrak banci kau ini dasar, kelamaan dan yah bisikan bisikan yang entah dari mana terdengar lirih makian seseorang
Aku melihat sekeliling dan tidak ada orang di sekitarku kecuali suara dalam gubuk ini aku menggigit jariku. perlahan sedikit demi sedikit tekadku bangun dan mantap.. hidup ya hidup mati ya mati
Dan ku menjauh pelan" mengambil jarak sekitar 3 meter dari pintu gubuk aku pun steady... Siap... Yakk.. door langsung berlari kencang ke pintu dan melakukan tendangan ala Liu Kang mortal kombat sambil teriak waathhhaaaa pintu gubuk itu langsung jebol dan aku berdiri mantap sambil melihat pemandangan di dalam
Ada lemari ada meja ada kursi dan ada ranjang .. fokusku langsung tertuju ke ranjang dimana ada 2 orang berlawan jenis ,yang laki" terlihat mempunyai otot perut 8 pack dan ibuku yang duduk sambil terengah-engah kelihatan kehabisan nafas ,ku tatap lehernya ku tatap wajahnya banyak peluh berjatuhan
Mereka sedang menatapku kaget karena tiba tiba,, tiba menjebol pintu dan berteriak wataa aku juga mulai melihat dengan jelas perihal apa yang sedang mereka lakukan
Aku melihat lelaki itu memegang pergelangan kaki ibuku dimana disitu terdapat memar biru ungu dan aku melihat wajah ibuku sembab bewarna merah tapi dia tersenyum kepadaku lalu menjulurkan kedua tangannya ke arahku
"Sayang peluuuk " kata ibu manja
Aku lekas berjalan mendekat bukan ke ibu tapi ke lelaki itu dan mencoba menarik paksa tangannya dari kaki ibuku pria itu pun melepaskan pegangannya sendiri.
Setelah lepas ku tarik tangan pria itu lagi tapi ... Hmmm?
Kucoba lagi tarik menggunakan seluruh tenagaku tetap saja .... Hmmmm??!!!
"Sayang ??" Ibu pun terlihat bingung melihatku
Ku Hiraukan panggilan dan mencoba lagi seluruh tenaga + teriak....dan tarikk ... "Hnngg arrrghkk" sampai melotot mataku "Haah haaah haaah" tarikk " hnngg" hah hah " aku melangkah mundur sambil memegangi pinggulku dan setengah jongkok
Mengatur nafas dan aku melihat kembali lelaki itu dan menunduk lagi wajahku memerah malu
"Hihihi" ibu juga tertawa lirih sambil menutupi giginya
Lelaki itu juga paham lalu berdiri dan memberi ruang untuknya
Setelah lelaki itu mundur aku langsung mendekat ke ibu dan memeluknya
"Ibu kenapa .. ibu gpp ?" Aku mengusap kening ibu yang berkeringat
"Ibu gpp ko sayang.. cuman tadi ibu salah pijak, ehh terkilir deh kaki, dan mas itu yang menolong ibu, ini rumahnya lho sayang.ko kamu gitu tadi .. hihi"
Aku pun berdiri dan melihat ibu "ibu maaf sudah berpikiran negatif tentang ibu " ibu mengangguk dan ku melihat lelaki itu " mas maaf sudah berpikir negatif tentang mas" aku menunduk melihat tak ada jawaban dari lelaki itu aku pun menengok ke lelaki itu .. ternyata dia mengulurkan tangannya dan memperkenalkan dirinya
" Angan dan jangan panggil mas kita seumuran" angan memperkenalkan lebih dirinya
Aku terbengong mendengarnya . Sekejap kemudian aku menjabat tangannya dan memperkenalkan
" Arjun ..." ku Sempat terdiam sebentar lalu melanjutkan" apakah u jujur ? "
menganggukkan kepalanya
" 20 ? "
Dia mengangguk lagi
Aku pun melihat perutnya yang bergelombang dan perutku yang menggunung , perutnya lagi, dan membandingkan "sangat jauh gilak" lalu menengok ke ibu ibu pun mengigit bibir bawahnya dan menganggukkan kepala sambil mengerlingkan matanya seolah tau pikiranku " haaaah hadeeh berat nih"
Kita berdua pun menggoyangkan tangan
Setelah itu dia menceritakan bagaimana kronologinya dan bagaimana dia menolong karena rumahnya dekat dia membawa kesini dlu untuk perawatan darurat soalnya masih baru lukanya dia menceritakan baru beberapa saat di urut aku datang dengan heboh ,aku pun malu lalu menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"Ngan gimana perut u bisa gitu" aku bertanya karena sepertinya ibu menyukai bentuk seperti itu
"Ya selama u ada niat dan usaha pasti bisa"
Aku Pun memiringkan kepalaku tanda tak paham dan menginginkan penjelasan lebih lanjut
"Ya biasanya orang pasti ada niat tapi tak ada usaha begitu juga sebaliknya orang ada usahanya tapi tak niat"
Aku hanya mengangguk anggukan kepalaku dan keluar lewat kuping kanan
"Jun i pijat dulu ya ibu u" sambil menunjuk pergelangan kakinya
Aku hanya mengangguk dan dia memulai lagi sesi pijatnya .. di urut urut ,usap usap , tepuk tepuk lah kaki ibuku bedanya tidak ada desahan ibu..
Aku pun mencium bau bau aneh ni lalu kucoba tatap ibuku dia hanya tersenyum sambil sedikit mengkerut dahinya lalu memandangku dengan senyuman dan mengedipkan 1 matanya.
1 jam kemudian
" Jun sudah selesai kalo mau pulang, tapi bisa ga atau mau nginap aja disini.. ? " Dia menawarkan
Aku berpikir dan masuk untuk berdiskusi dengan ibu , sementara dia masih berdiri di depan pintu
"Bu., ibu bisa jalan ? Atau mau nginap disini.. " aku duduki pinggiran ranjang dan mengambil tangan ibu lalu mengelus punggung tangan yang halus itu
"Pulang aja sayang ibu ga enak disini kasian dia " ibu pun menjawab setelah berpikir sesaat sambil melihat sekeliling
"Ya udah tapi pelan pelan ya" aku pun mengangguk menkonfirmasi jawaban ibu
Aku melihat ibu mencoba untuk turun dari ranjang sambil kupegang tangannya, kakinya berhasil menapak ke lantai tapi di saat mau berdiri
"Aduh sakit " ibu meringis kesakitan
Lalu terduduk kembali.
Dia yang berdiri di depan pintu masuk menengok dan masuk menghampiri kami
"Mau pulang ?" Dia bertanya dengan ramah
Kami berdua mengangguk
"Dimana memang"
"Desa tango" ku jawab sambil menunjuk keluar dengan jempolku
Dia terlihat berpikir dan mencoba menawarkan
"Tante mau ku gendong ?" Tawarnya dan melihat ke arahku lalu ke ibuku
Aku juga melihat ke ibu , ibu juga melihatku, kami saling menerka pikiran lewat tatapan mata dan akhirnya ibu mengangguk setuju, dengan merona terlihat jelas karena kulitnya putih bersih yang bahkan urat hijau melintang di pelipisnya pun kelihatan.
Dia mendekati ibu ,sekilas mereka berdua bertatapan seperti saling bertukar kode menggunakan kedipan mata.
Aku yang melihat pun gatal untuk menggodanya lagi
"Ehgem.. tadi sosis nya pak rete ga mau eh ternyata maunya sosis brondong ya "? Sambil berkedip, ibu yang digoda pun menunduk dengan wajah merah seperti akan menguap
Aku mengangguk kepadanya dan angan lekas berbalik membelakangi ibu sambil duduk di tepi ranjang
" Pelan pelan Tante "
" Iya " jawab lirih dan hup ibu menempelkan tubuhnya di punggung angan yang keras itu
"Bener u kuat bro? " aku bertanya terakhir kalinya untuk memastikan
Dia hanya mengangguk mantap
Kulihat dia mencengkram erat pantat ibuku
"Oohh" ibu kembali melenguh kecil sambil memejamkan matanya tangannya pun memeluk leher angan dengan 1 tangan melewati pundak leher dan 1 lewat ketiak, ibu pun menapak kan tangannya di dada dia juga lehernya di taruh di pundak angan.
"Pimpin jalan bro " dia mengucap dan ku iyakan , lalu menuju ke rumah .
Selama di perjalanan ibu terlihat nyaman mata memejam sambil mengelus elus dada angan. Sedangkan tangan angan tangan kirinya ku lihat mencengkram pantat ibu seperti tapi sedikit bergerak dan ku asumsikan bahwa dia sedang meremasnya. Dan yang kanan lebih menjorok ke bawah terlihat sedang bergerak seperti menggoyang goyangkan tangan nya
Terlihat dari raut wajah ibu seperti menahan sesuatu dan juga sesekali kulihat ibu seperti mencium cium leher angan, angan yang terlihat tenang tegap tak ada nafas tersengal masih melihat ke depan tanpa meneteskan keringat setetes pun
Aku yang melihat itu cuma menghendikan pundakku ke atas dan berpikir bahwa "gila siapa sih dia.? kuat banget.! sudah 5 menit berjalan dan bahkan tidak ada keringat setetes pun di dahinya" sambil mengerutkan dahiku,
Sesekali aku juga bertanya dengan ibu tapi dijawab agak Laen
"Bu... masih sakit ?" Ibu menatapku kaget dan dengan mata sayu dan tersenyum membalas ku
" Emmst Ehh ..? Oooh iya masih sedikit terasa sayan..." tiba tiba ibu seperti menegakkan tubuhnya di gendongan angan dan mengeratkan pelukannya dengan kepala mendongak ke atas dan mulutnya membentuk huruf 'O'
"Orrhgg.."
Terdengar lirih seperti di tahan dengan nafasnya. Kulihat ibu wajahnya merah padam ada sekitar beberapa detik seperti itu dan ibu tiba tiba seperti lemas lalu menyandarkan kepalanya di bahunya sambil berkata
"Udah enakan dikit ko sayang" sambil tersenyum dengan mata memejam ke arahku
Aku menganggukkan kepalaku dan mencoba mempercepat langkah 2x dari sebelumnya seolah olah meninggalkan mereka berdua dan di rasa sudah sedikit jauh ku tengok ke belakang dan ingin berteriak untuk memanggil cepat tiba tiba tak jadi karena angan masih menempel di belakangku berjarak 2 kaki
Aku pun melakukan itu berkali kali tapi akhirnya tak kejadian juga ,aku menggelengkan kepalaku sambil memejam kan mata seolah olah itu tidak mungkin dan mengangguk meyakinkan dugaannya bahwa dia itu robot tiba tiba
*Brukk
Aku tersandung batu dan jatuh bergaya ala pemain sepak bola, aku tengok ke belakang angan berhenti berjalan sambil melihatku tapi ibu.!
Kulihat seperti sebelumnya memejam mata dan mendesah lirih sambil menciumi leher angan bahkan kulihat sesekali lidahnya keluar menjilatinya ibu tak tahu bahwa anaknya yang sedang jatuh dan duduk itu sedang memperhatikannya
Aku lekas cepat berdiri dan balik kanan grak lalu dengan cepat berjalan kembali ke rumah karena sudah terlihat gapura desanya dengan angan yang masih setia berjarak 2 langkah di belakangnya
Sesampainya di rumah aku membuka kunci pintu rumah dan masuk dan melihat angan
Angan mengangguk dan menurunkan ibu di kursi sofa ruang tamu yang lembut mantul mantul itu langsung ibuku bersandar
Lalu angan berdiri dan pamit kepadaku untuk balik ke gubuknya karena ingin memperbaiki apa yang ku lakukan tadi .
Aku menggaruk lalu mengangguk sambil meminta maaf karena telah merusaknya dan mengantar angan keluar pintu sambil melambaikan tangan
Dirasa sudah hilang dari pandangan mata aku kembali masuk rumah dan melihat ibu yang masih terengah engah
Aneh padahal ibu tadi tidak berjalan dan hanya di gendong oleh angan sambil kugaruk kepalaku yang tak gatal itu dan memperhatikan ibuku dari atas dahinya berkeringat banyak lehernya basah dadanya mengembang kempis lalu pandanganku berhenti di bawah perutnya
" Buu .. ibu kencing di celana ya ? Aku yang melihat itu langsung mendekat
" Tidak sayan.. ehh .." dan sebelum ibu selesai bicaranya yang sebelumnya memejamkan mata tiba tiba terbuka dengan mata melotot sambil melihat aku yang memegang ke dua betis kakinya dan mengangkatnya sampe ke atas
Dan
*swoop
Aku terbengong melihat bahwa celana ketat ibu yang basah kebas dan ada sobekan juga , jelas di tengahnya terlihat serabi pink kemerahan itu mengembang kempiskan lewat lubang seolah olah bernafas serta memuntahkan sedikit cairan
Ibu yang melihatku terbengong mencoba menyadarkan ku lewat tepukan dan meronta kan kakinya
Aku yang masih terbengong melihat serabinya berpikir " gila gw yang anaknya saja belum pernah menyapa langsung serabi ibuku tapi angan baru ketemu langsung menyapa"
Sedikit demi sedikit kesangean ku naik sedikit demi sedikit pula aku berjongkok di depan ibu dan mendekat dengan kepalaku
Serabi ibu terlihat melambai lambaikan tangan seolah ingin mengajak ku berciuman dan akhirnya
*Smooooth cpak
Ya ,...kecupan serabi ibuku dengan bibirku berbunyi nyaring juga terdengar lenguhan
"Uuuuhhh eesstt"
Aku mengulanginya dan mengulangi sembari menjulurkan lidahku ke dalam serabinya
"Uluululhhh sluuurp.. uluhulul" begitulah bunyi nya dan tiba" ada yang menjambak rambutku dari atas , ku tengok yang ternyata ibu dengan wajah merah mulutnya terbuka sedikit dan
"Oh jadi desahan tadi dari situ ya" aku bicara dalam hati dan aku mencoba menjilat dari dalam ke atas
"Uhh " oh merduu
...
Lagi
"Uusshht" ohh sexy
...
Lagi
"Uhh" tiba tiba
*plaak
Ibu melihatku dengan mata sayu sambil mengelus-elus pipiku sambil tersenyum menggoda
"Yang bener sayang"
Aku yang sudah mendapatkan jalan tol langsung saja cus, kulepaskan pegangan tanganku di betis ku pindahkan dua duanya tangan kiri di klitoris sambil memainkan jempolku dan tangan kanan di anusnya
Sambil senam analog stick kujilati dalamnya dan mulai terdengar lagi lenguhan, desahan, teriakan, jambakan itu ku dengar dan kurasakan
Dengan nafsuku yang semakin ke puncak, tangan kananku turun menurunkan celanaku sampai lepas dan menegakkan tubuhku posisikan sosisku di serabinya dan menggesekkan naik turun
"Uhhstt iyahh.... pelan pelan sayang"
Suaranya seperti menggesek telapak tangan ke lengan tapi bedanya ada suara yang lebih becek dan kental
1 menit ku mainkan
Aku merasakan kekurangan kucoba menambah variasi dengan memegang batangku dan memasukan palakon kedalam lalu ku goyang kan tanganku memutar
"Auuhh sayanggh. Kaya tadi ajahhh dihh geseekk lebihgg enakk" aku menurutinya dan menggesek lagi
Cukup lama menggeseknya dan kurasakan serabi ibu sangat becek sampai basah Sofanya
"Iyaaahh saayaaangghh hnnnggg"
Kulihat ibu mendongak dan terlihat urat lehernya yang keluar.. juga 2 tangan ibu sedang meremas remas gunungnya
Aku yang melihat itu paham bahwa ibu ingin orgasm instan saja ku tekan batangku dengan ibu jari tangan kanan dan ku perbanyak gesekan yang mengarah klitorisnya
Ibu tambah girang dan
"Oorrhhggggggg" tetap dengan kepala mendongak, bedanya seperti nafasnya tertahan dadanya pun melambung ke depan dan tiba tiba
"Ooorggaaaahhh"dengan meringis dan tetap terbuka "hagg... haagg ..hagg" terkejar kejat kakinya pun kaku keatas dan bergetar cepat
Matanya berkaca kaca dan
*Cuuuuuukrucekkrekcer
Yea.. anda benar .. ibu kencing di depanku
"Haaahh haahh haaahh" ibu menarik nafas cepat dan dalam
Tik tik tik tik detik demi detik berlalu, ibu yang sudah mulai tenang pun tersenyum memandangku dan bicara dengan manja sekali
"Iiiiii sayang siniiih peyuukk " ibu yang masih menggelepar terlentang akibat orgasm hebatnya itu mengajakku
Aku mendekat dan memeluknya sambil mencium bibirnya. Ibu antusias langsung beringas di sedotnya lidahku seperti mau dia telan sampai sampai
" Aghh ihuu....khahik ihahkhuu.." ibu pun melepas lidahku dan tertawa kecil
" Hihihi" dan kita berciuman lagi dengan hot selama beberapa detik
Dan kurasakan nafas ibu semakin melemah, melemah dan melemah
Detak jantung pun sudah tak sekencang tadi , dan ku perhatikan wajah ibuku semakin menutup matanya sampai bergetar getar mencoba untuk tetap terbuka
Aku yang merasakan itu pun kaget langsung berdiri dan duduk di samping ibu yang tergeletak di sofa
Ibuku membuat senyum dan mengarah padaku, tangan nya yang memegang tanganku lalu tiba tiba
*Pluk
Tangan ibu jatuh melambai , aku panik !! Panik sepanik paniknya
Lalu ku panggil ibu
"Ibuu .. "
"Ibuukk .. ga lucu ibuu ..please jangan bercanda Buu.." sambil menggoyang bahunya pelan dan mataku meneteskan air
"Ibuu.... hiiikss"
.....
....
..
.
Tiba tiba "grrr....... grrr...."
ibu mendengkur keras
Wajahku pun kaku adan alisku berkedut.. wajahku masam
Lalu berteriak dalam pikiran
"aaarrgggggghhhhh..... kenntaannggg..jiaanncoook"
sambil menangis