Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Mama pujaan hatiku

Titip BH dulu ya hu...
Mana tau ada update nya lagi...
 
Sejak aku dan mama bersikap saling jujur dan terbuka, kami pun menjadi semakin dekat dan mesra. Mama tampak tidak keberatan menjalani hubungan layaknya pasangan kekasih denganku. Karena aku tahu mama seperti butuh pelarian dan sungguh haus akan kasih sayang. Ya biduk rumah tangga ayah dan ibuku memang tak lagi harmonis. Keduanya sering cekcok dan ayah juga punya sifat yang temperamental sehingga tak jarang suka main tangan kalau sudah marah. Padahal mama lah yang sebenarnya selama ini menjadi tulang punggung keluarga, sementara papa hanya kerja serabutan dan kadang seringkali menganggur.

Aku sendiri juga sering menganggur dan seperti kurang memikirkan masa depan. Tapi semenjak resmi memacari mama, maka aku seperti diserahi tanggung jawab, maka dari itu aku pun mulai giat cari kerja. Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, mama memang cukup membuka diri ketika aku mulai mengajaknya untuk menjalin hubungan tabu yang terlarang ini. Tapi tidak serta merta mama langsung memberikan kemaluannya untuk aku nikmati.

"Ri, kemaluan mama ini ibaratnya mahkota suci yang selalu mama jaga dan rawat dengan sebaik-baiknya," kata mama. "Jika kamu sungguh menginginkan kemaluan mama ini maka terlebih dahulu kamu harus mampu membuktikan jika kamu memang pantas mendapatkannya. Mama menantang mu untuk bisa mengambil alih peran kepala keluarga di rumah ini dari papamu. Karena kamu tahu sendiri papamu kerjanya hanya menganggur dan berpangku tangan saja, sementara gaji mama sebagai karyawati juga tidaklah sebegitu banyak. Apalagi jujur aja kalau mama sebenarnya selama ini juga terlilit hutang yang tak sedikit. Untuk itulah ri, mama sungguh berharap banyak kepadamu. Apalagi mama juga sekarang udah jadi kekasihmu, tentu mama juga ingin dibahagiakan sama kamu ri. Untuk itulah perbaiki perekonomian keluarga kita agar kita bisa hidup lebih layak lagi. Bila kamu bisa melakukan itu semua tentu mama akan dengan senang hati menyerahkan kemaluan mama yang begitu kamu idam-idamkan ini."
"Baiklah ma aku berjanji akan melakukan semua yang mama minta," ujarku. "Meski mungkin nanti hasil yang kuperoleh tidak sebesar gaji orang-orang yang berpendidikan tinggi."
Mama tersenyum. "Itu sama sekali nggak masalah, ri. Yang penting kamu mau berusaha dulu. Mengenai hasilnya nanti seperti apa, ya kita serahkan sepenuhnya sama yang di atas."
Mama lalu menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku pun memeluknya dengan hangat seraya membelai rambutnya dengan lembut. "Aku mencintaimu Nursita," ucapku menyebut nama mama langsung seraya mencium wajahnya dengan mesra.
Mama tersenyum. "Aku juga mencintaimu Ari, mama adalah wanitamu, milikmu seorang. Tapi maaf bila untuk saat ini mama belum bisa memberikan kemaluan mama ini kepadamu. Mama harap kamu tidak kecewa sama mama."
"Aku mengerti kok ma," kataku. "Kemaluan mama emang ibaratnya mahkota yang sangat berharga, tentu saja tidak mudah untuk mendapatkan barang yang berharga."
"Tapi mama yakin jika kamu terus berusaha pasti kamu akan mendapatkan apa yang kamu mau, ri." mama menyemangatiku.

Aku pun kemudian mulai mencari-cari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian ku, dan mengirimkan lamaran ke beberapa perusahaan. Namun memang tak gampang mencari pekerjaan di zaman seperti sekarang ini. Dari banyak lamaran yang aku kirim tak satupun yang mendapat respon. Namun aku tak menyerah dan terus berupaya mencari pekerjaan demi membantu perekonomian keluarga, juga demi agar aku bisa menikmati tubuh mama. Dan akhirnya keberuntungan datang juga. Pada saat aku mengantarkan mama menghadiri suatu acara resepsi pernikahan, kami bertemu dengan beberapa kerabat dekat, salah satunya bernama om iwan, yang masih punya hubungan saudara dengan mama. Om iwan memiliki bisnis percetakan yang cukup berkembang. Mengetahui kalau aku sedang butuh pekerjaan maka om iwan kemudian menawariku untuk bekerja di tempatnya.
"Kebetulan percetakan yang om kelola sedang butuh tambahan tenaga desain grafis ri," kata om iwan. "Kamu kan lulusan sekolah komputer, jadi kalau k
 
Mengetahui kalau aku sedang butuh pekerjaan maka om iwan kemudian menawariku untuk bekerja di tempatnya.
"Kebetulan percetakan yang om kelola sedang butuh tambahan tenaga desain grafis ri," kata om iwan. "Kamu kan lulusan sekolah komputer, jadi kalau kamu mau kamu bisa kerja di percetakan milik om."
Tentu saja aku sangat senang mendengarnya. "Iya om tentu saja saya mau. Terima kasih banyak," ujarku.

Singkat cerita aku pun akhirnya bekerja di percetakan milik om iwan tersebut. Disana aku selalu bekerja dengan giat dan sungguh-sungguh. Mama pun terlihat senang karena sekarang aku bisa membantu menyokong perekonomian keluarga, karena gaji yang kuperoleh tergolong cukup lumayan. Dan setiap kali aku menerima amplop gaji pasti langsung aku serahkan seluruhnya pada mama meski beliau tidak pernah memintanya. Perlahan tapi pasti kondisi keuangan kelurga kami jadi semakin membaik. Aku dan mama merasa sangat bahagia.
"Ari, mama sungguh merasa bangga dan salut kepadamu," ujar mama. "Kamu udah berhasil memenuhi harapan mama."
"Semua juga berkat doa dari mama," kataku. "Aku tahu mama selalu mendukungku, dan aku siap melakukan apapun agar mama bahagia."
Mama tersenyum. "Kamu sudah cukup membahagiakan mama ri. Sekarang giliran mama yang akan membahagiakan mu." Mama lalu menggenggam tanganku dan menuntunnya untuk menyentuh kemaluannya. "Ri kalau kamu pengen menyetubuhi mama, mama sudah siap lahir batin."
Hatiku serasa bergetar ketika mendengar mama berkata seperti itu. Mama akhirnya menepati janjinya.
"Kok cuma diem?" Tanya mama mengagetkan ku.
"Oh, ini rasanya seperti mimpi ma," kataku seraya mengusap-usap kemaluan mama yang masih terbalut celana dalam.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd