Andyyy12345
Semprot Holic
- Daftar
- 29 Feb 2020
- Post
- 309
- Like diterima
- 4.363
Andai saja aku bisa mengulang waktu aku ingin kembali dan menghapus kesalahan ku di waktu dulu . kesalahan yang membuat hidup ku kini begitu sangat menderita. Semua ya bermula di tahun dimana aku harus dengan terpaksa menjalani biduk rumah tangga yang lama ku bina harus terpisah sementara karna jarak yang memisahkan.
Semua karena suami ku yang dipindah tugas kan dari dinas dimana iya mengabdi ke daerah yang jauh di pelosok di luar pulau dimana iya mendapat kenaikan jabatan disana dan harus berdinas disana. Sedang aku sebenarnya ingin mengikuti suami ku pindah kesana untuk berbakti pada ya namun karna aku pun bekerja di sebuah perguruan tinggi di salah satu kota B dan kedua anak ku yang saat itu sedang menimba ilmu di kota ini. Membuat ku harus membuat keputusan dan bertekad kuat untuk sementara menjalani biduk rumah tangga ini secara terpisah karna tak memungkinkan aku ikut dengan suami ku pindah ke pulau seberang.
Perkenalan namaku tita nurain seorang ibu rumah tangga dengan 2 anak laki laki seorang anak perempuan. Kehidupan ku sangat lah bahagia saat itu memiliki keluarga yang saling menyayangi satu sama lain. Hari hari ku habiskan sebagai salah satu pengajar di sebuah perguruan tinggi di salah satu kota b. Namun keindahan hidup ku ini segera ku rasa berakhir ketika aku salah melangkah kan kaki dan terjebak didalam ya.
Kembali ke tahun 1998 dimana saat itu aku masih berusia 30 tahunan saat itu pula aku baru di karuniai 2 anak lelaki bernama Dika dan Andi suami. Sepulang dari mengajar aku habiskan untuk mengurus kedua anak ku. Aku di bantu seorang asisten untuk membantu ku menjaga anak anak ku saat aku sibuk mengajar dan suami ku sibuk bertugas. Awal ya semua berjalan lancar dan indah anak anak ku tumbuh kembang dengan baik karir ku pun meningkat begitu pun karir suami ku. Tapi cobaan datang dikala suami ku harus di pindah tugaskan ke pulau seberang. Setelah perundingan yang cukup panjang aku putuskan untuk hidup terpisah dengan suami ku. Dan itu adalah awal semua bencana ini terjadi.
Awal ya ku jalani hari hari seperti biasa bangun pagi mengurus kedua anak ku lalu berangkat mengajar. Sepulang mengajar aku kembali mengurus kedua buah hati ku. Rutinitas yang terus berulang tanpa adanya sosok suami di samping ku. Aku hanya bisa bersua lewat telpon dengan suami ku dikala rindu datang menggebu. Itu pun tak semulus yang ku harapkan faktor telekomunikasi yang masih sangat terbatas kala itu sangat menyulitkan ku untuk sekedar bertukar kabar dengan suami ku setiap waktu. Itu menjadi tantangan terbesar bagi ku saat itu. Hari hari berlalu aku kian terlarut dalam kesibukan mencoba membunuh rasa sepi di hati tanpa ada ya suami yang sangat aku cintai disisi ku. Rasa rindu ini begitu dalam hingga kadang membuat ku sperti orang linglung karna terus merindukan sosok suami ku hadir temani ku. Namun karna tugas yang sedang iya jalankan di sebrang sana aku harus mengalah dan menelan segala rasa rindu ini. Sampai pada suatu ketika hal buruk itu datang menghampiri.
Awal ya semua indah hidupku kurasa kembali berbunga. Tak lain dan tak bukan karna kehadiran sosok seorang Lelaki yang begitu bisa merebut perhatianku.
Sosok yang selalu ada dan mau mendengarkan seluruh keluh kesah ku. Semua terasa indah saat itu meski ku tahu itu salah karna aku sudah memiliki seorang suami namun apa daya ketika cinta datang menyapa hati ini hanya bisa pasrah menjalani.
Pria itu bernama abaw Sorang pria keturunan dengan postur tubuh yang kala itu lumayan gagah dan cukup tampan dan bersih ditambah dia adalah seorang pengusaha penyedia alat komputer yang saat itu tempat ku bekerja sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan abaw untuk pengadaan fasilitas komputer di lingkungan kerja ku. Hal itu yang membuat ku dan abaw bisa dekat dan menjalin komunikasi pada awal ya semua terasa wajar wajar saja. Aku yang disekeharian ya selalu mengunakan kerudung dan berdandan minimalis karna aku tak mau menjadi fitnah mengingat suami ku yang kini sedang jauh bertugas disana sebisa mungkin ku jaga kehormatan ku. Baju yang ku kenakan saat di luar rumah selalu tertutup meski saat itu tidak terlalu longgar dan lebar baju baju yang ku kenakan seperti misalnya rok panjang dan gaun. Aku selalu menjaga penampilan ku agar tetap sopan tertutup namun tetap elegan tutur kata selalu ku jaga karna aku adalah seorang tenaga pengajar. Hal itu nampak ya membuat abaw yang sudah beberapa kali berkomunikasi dengan ku sering melontarkan pujian pujian atas penampilan ku ataupun sikap ku di keseharian ku saat mengajar dimana abaw terkadang ada di kantor tempat ku mengajar untuk mengawasi proyek yang sedang dia jalani." wah wah ternyata di sini ada bidadari ya " sahut Abaw dikala itu yang kebetulan sedang ada diruang pengajar yang sedang berkumpul dimana abaw sedang mengawasi anak buah ya yang sedang bekerja memasang instalasi perangkat komputer. Apa yang abaw ucapkan sontak membuat beberapa rekan kerjaku menimpali ya " siapa memangnya koh" timpal salah satu rekan pengajarku yang kebetulan juga sedang berkumpul di sana " itu tuh yang pake kerudung putih" timpal abaw menambahkan. Hal itu sontak membuat ku sedikit risih pada awal ya karna di ruangan tempat ku berada hanya aku yang menggunakan kerudung berwarna putih. " eh pak abaw hati hati loh Bu tita itu suami ya aparat nanti bisa bisa pak abaw di tembak karna berani ganguin" timbal rekan kerja ku yang lainnya coba menjelaskan situasi ku. Aku yang mendengar itu semua hanya bisa diam dan tak terlalu menggubris semua ya. "Haduh bahaya dong ya kalo gitu sungguh tapi suami ya beruntung banget punya bidadari yang cantik di rumah betah banget itu pasti kalo pulang kerja" goda abaw yang sontak membuat ruang kerja ku ramai dengan gelak tawa karna mendengar abaw yang selalu berusaha mengombal. Itu semakin membuat ku risih tapi jujur sebagai seorang wanita dewasa yang saat ini sedang dilanda kegalauan karna di tinggal tugas suami ku. Pujian pujian seperti yang abaw ucap tadi membuat perasaan ku sedikit berbunga karna biasa ya memang suami ku selalu memuji kecantikan dan kepatuhan ku sebagai seorang wanita dan istri. Hal yang kurindukan berupa pujian yang sudah lama tak kudengar langsung dari suami ku yang saat ini sedang sibuk bertugas.
Hari hari selanjutnya abaw kian dekat dengan ku walau hanya sebatas di tempat ku mengajar kadang secara kebetulan kita makan siang bersama begitu pun dengan rekan rekan lainnya dan abaw tak sungkan untuk mentraktir kita semua saat itu. Hari hari aku kian dekat dengan abaw abaw mulai berani mengajak ku makan siang berdua saja tanpa sepengetahuan rekan kerja yang lain ataupun sekedar temani ku yang sedang santai di taman tempat ku mengajar. Kami mulai mau berbincang bincang mulai dari obrolan ringan sampai perihal lainnya. Dan abaw selalu menyelipkan puja puji ya pada diriku yang menurutnya masih sangat menarik meski sudah memiliki 2 anak tapi penampilan ku baik secara fisik ataupun kepribadian masih sangat terawat menurut abaw. Hal itu tak lepas dari kebiasaan ku menjaga penampilan ku dengan cara senam dikala waktu senggang ku. Dari obrolan ringan itu pula abaw mulai tau kalo saat itu posisi ku dengan suami ku sedang terpisah karna jarak pekerjaan. Abaw tak sungkan untuk mendengarkan seluruh keluh kesah ku yang mulai bisa ku curahkan pada seseorang selain suami ku. Meski ku tau itu salah namun aku merasa sangat bahagia.
Sampai pada hari itu di suatu akhir pekan abaw mengajak ku jalan jalan ke villa ya untuk melepas penat. Awal ya aku tak mau namun abaw bisa menyakinkan ku dan bisa membuat diri ku luluh agar dapat ikut temani ya jalan jalan ke villa. Aku pun akhirnya menyetujui ya. Abaw menjemput ku dengan mobil ya kala itu ditempat yang aman yaitu di sebuah persimpangan jalan agar tak ada yang curiga dengan hal ini.
"Wah cantik ya bidadari ini" puji abaw pada ku kala itu sambil membuka kan pintu mobil dan aku bergegas masuk kedalam ya. Dalam perjalanan kami bersanda gurau dan abaw tak sungkan untuk ungkap puja puji bagi ku selama perjalanan tak terasa perjalan berakhir. Tibalah kami di sebuah villa yang asri dengan pemandangan kebun teh villa yang aga jauh dari pemukiman dan ku ketahui itu adalah villa pribadi abaw untuk bersantai.
Ketika sampai depan villa abaw bergegas keluar dan membuka kan pintu mobil dan aku keluar melihat pemandangan sejuk sekitar " silahkan tuan putri" seru abaw menyambut ku seolah aku adalah putri raja yang siap dilayani.
Tak berapa lama ada penjaga villa milik abaw menyambut kami " silahkan tuan selamat berlibur dan beristirahat" sambut ya pada abaw begitu ramah barang barang kami dibawa masuk oleh penjaga itu aku dan abaw masih menikmati pemandangan dari luar villa dengan hati gembira.
"Barang barang sudah saya letakan di tempat biasa tuan bila ada apa apa pangil saya saja tuan saya permisi pamit" sahut bapa bapa penjaga villa milik abaw " iya mang makasih ya mang " seraya abaw memberikan beberapa uang kepada penjaga villa ya. Terlihat sosok abaw yang begitu loyal pada pegawainya. " terimakasih tuan" sahut bapak penjaga villa sembari mengambil uang yang abaw berikan dan berlalu pergi berjalan kaki
"Ayo bidadari ku kita masuk ke villa ku" sahut Abaw sembari mengandeng tangan ku. Tanpa sadar aku pun menerima gandengan tangan abaw kami terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang di mabuk asmara.
Semua karena suami ku yang dipindah tugas kan dari dinas dimana iya mengabdi ke daerah yang jauh di pelosok di luar pulau dimana iya mendapat kenaikan jabatan disana dan harus berdinas disana. Sedang aku sebenarnya ingin mengikuti suami ku pindah kesana untuk berbakti pada ya namun karna aku pun bekerja di sebuah perguruan tinggi di salah satu kota B dan kedua anak ku yang saat itu sedang menimba ilmu di kota ini. Membuat ku harus membuat keputusan dan bertekad kuat untuk sementara menjalani biduk rumah tangga ini secara terpisah karna tak memungkinkan aku ikut dengan suami ku pindah ke pulau seberang.
Perkenalan namaku tita nurain seorang ibu rumah tangga dengan 2 anak laki laki seorang anak perempuan. Kehidupan ku sangat lah bahagia saat itu memiliki keluarga yang saling menyayangi satu sama lain. Hari hari ku habiskan sebagai salah satu pengajar di sebuah perguruan tinggi di salah satu kota b. Namun keindahan hidup ku ini segera ku rasa berakhir ketika aku salah melangkah kan kaki dan terjebak didalam ya.
Kembali ke tahun 1998 dimana saat itu aku masih berusia 30 tahunan saat itu pula aku baru di karuniai 2 anak lelaki bernama Dika dan Andi suami. Sepulang dari mengajar aku habiskan untuk mengurus kedua anak ku. Aku di bantu seorang asisten untuk membantu ku menjaga anak anak ku saat aku sibuk mengajar dan suami ku sibuk bertugas. Awal ya semua berjalan lancar dan indah anak anak ku tumbuh kembang dengan baik karir ku pun meningkat begitu pun karir suami ku. Tapi cobaan datang dikala suami ku harus di pindah tugaskan ke pulau seberang. Setelah perundingan yang cukup panjang aku putuskan untuk hidup terpisah dengan suami ku. Dan itu adalah awal semua bencana ini terjadi.
Awal ya ku jalani hari hari seperti biasa bangun pagi mengurus kedua anak ku lalu berangkat mengajar. Sepulang mengajar aku kembali mengurus kedua buah hati ku. Rutinitas yang terus berulang tanpa adanya sosok suami di samping ku. Aku hanya bisa bersua lewat telpon dengan suami ku dikala rindu datang menggebu. Itu pun tak semulus yang ku harapkan faktor telekomunikasi yang masih sangat terbatas kala itu sangat menyulitkan ku untuk sekedar bertukar kabar dengan suami ku setiap waktu. Itu menjadi tantangan terbesar bagi ku saat itu. Hari hari berlalu aku kian terlarut dalam kesibukan mencoba membunuh rasa sepi di hati tanpa ada ya suami yang sangat aku cintai disisi ku. Rasa rindu ini begitu dalam hingga kadang membuat ku sperti orang linglung karna terus merindukan sosok suami ku hadir temani ku. Namun karna tugas yang sedang iya jalankan di sebrang sana aku harus mengalah dan menelan segala rasa rindu ini. Sampai pada suatu ketika hal buruk itu datang menghampiri.
Awal ya semua indah hidupku kurasa kembali berbunga. Tak lain dan tak bukan karna kehadiran sosok seorang Lelaki yang begitu bisa merebut perhatianku.
Sosok yang selalu ada dan mau mendengarkan seluruh keluh kesah ku. Semua terasa indah saat itu meski ku tahu itu salah karna aku sudah memiliki seorang suami namun apa daya ketika cinta datang menyapa hati ini hanya bisa pasrah menjalani.
Pria itu bernama abaw Sorang pria keturunan dengan postur tubuh yang kala itu lumayan gagah dan cukup tampan dan bersih ditambah dia adalah seorang pengusaha penyedia alat komputer yang saat itu tempat ku bekerja sedang menjalin kerja sama dengan perusahaan abaw untuk pengadaan fasilitas komputer di lingkungan kerja ku. Hal itu yang membuat ku dan abaw bisa dekat dan menjalin komunikasi pada awal ya semua terasa wajar wajar saja. Aku yang disekeharian ya selalu mengunakan kerudung dan berdandan minimalis karna aku tak mau menjadi fitnah mengingat suami ku yang kini sedang jauh bertugas disana sebisa mungkin ku jaga kehormatan ku. Baju yang ku kenakan saat di luar rumah selalu tertutup meski saat itu tidak terlalu longgar dan lebar baju baju yang ku kenakan seperti misalnya rok panjang dan gaun. Aku selalu menjaga penampilan ku agar tetap sopan tertutup namun tetap elegan tutur kata selalu ku jaga karna aku adalah seorang tenaga pengajar. Hal itu nampak ya membuat abaw yang sudah beberapa kali berkomunikasi dengan ku sering melontarkan pujian pujian atas penampilan ku ataupun sikap ku di keseharian ku saat mengajar dimana abaw terkadang ada di kantor tempat ku mengajar untuk mengawasi proyek yang sedang dia jalani." wah wah ternyata di sini ada bidadari ya " sahut Abaw dikala itu yang kebetulan sedang ada diruang pengajar yang sedang berkumpul dimana abaw sedang mengawasi anak buah ya yang sedang bekerja memasang instalasi perangkat komputer. Apa yang abaw ucapkan sontak membuat beberapa rekan kerjaku menimpali ya " siapa memangnya koh" timpal salah satu rekan pengajarku yang kebetulan juga sedang berkumpul di sana " itu tuh yang pake kerudung putih" timpal abaw menambahkan. Hal itu sontak membuat ku sedikit risih pada awal ya karna di ruangan tempat ku berada hanya aku yang menggunakan kerudung berwarna putih. " eh pak abaw hati hati loh Bu tita itu suami ya aparat nanti bisa bisa pak abaw di tembak karna berani ganguin" timbal rekan kerja ku yang lainnya coba menjelaskan situasi ku. Aku yang mendengar itu semua hanya bisa diam dan tak terlalu menggubris semua ya. "Haduh bahaya dong ya kalo gitu sungguh tapi suami ya beruntung banget punya bidadari yang cantik di rumah betah banget itu pasti kalo pulang kerja" goda abaw yang sontak membuat ruang kerja ku ramai dengan gelak tawa karna mendengar abaw yang selalu berusaha mengombal. Itu semakin membuat ku risih tapi jujur sebagai seorang wanita dewasa yang saat ini sedang dilanda kegalauan karna di tinggal tugas suami ku. Pujian pujian seperti yang abaw ucap tadi membuat perasaan ku sedikit berbunga karna biasa ya memang suami ku selalu memuji kecantikan dan kepatuhan ku sebagai seorang wanita dan istri. Hal yang kurindukan berupa pujian yang sudah lama tak kudengar langsung dari suami ku yang saat ini sedang sibuk bertugas.
Hari hari selanjutnya abaw kian dekat dengan ku walau hanya sebatas di tempat ku mengajar kadang secara kebetulan kita makan siang bersama begitu pun dengan rekan rekan lainnya dan abaw tak sungkan untuk mentraktir kita semua saat itu. Hari hari aku kian dekat dengan abaw abaw mulai berani mengajak ku makan siang berdua saja tanpa sepengetahuan rekan kerja yang lain ataupun sekedar temani ku yang sedang santai di taman tempat ku mengajar. Kami mulai mau berbincang bincang mulai dari obrolan ringan sampai perihal lainnya. Dan abaw selalu menyelipkan puja puji ya pada diriku yang menurutnya masih sangat menarik meski sudah memiliki 2 anak tapi penampilan ku baik secara fisik ataupun kepribadian masih sangat terawat menurut abaw. Hal itu tak lepas dari kebiasaan ku menjaga penampilan ku dengan cara senam dikala waktu senggang ku. Dari obrolan ringan itu pula abaw mulai tau kalo saat itu posisi ku dengan suami ku sedang terpisah karna jarak pekerjaan. Abaw tak sungkan untuk mendengarkan seluruh keluh kesah ku yang mulai bisa ku curahkan pada seseorang selain suami ku. Meski ku tau itu salah namun aku merasa sangat bahagia.
Sampai pada hari itu di suatu akhir pekan abaw mengajak ku jalan jalan ke villa ya untuk melepas penat. Awal ya aku tak mau namun abaw bisa menyakinkan ku dan bisa membuat diri ku luluh agar dapat ikut temani ya jalan jalan ke villa. Aku pun akhirnya menyetujui ya. Abaw menjemput ku dengan mobil ya kala itu ditempat yang aman yaitu di sebuah persimpangan jalan agar tak ada yang curiga dengan hal ini.
"Wah cantik ya bidadari ini" puji abaw pada ku kala itu sambil membuka kan pintu mobil dan aku bergegas masuk kedalam ya. Dalam perjalanan kami bersanda gurau dan abaw tak sungkan untuk ungkap puja puji bagi ku selama perjalanan tak terasa perjalan berakhir. Tibalah kami di sebuah villa yang asri dengan pemandangan kebun teh villa yang aga jauh dari pemukiman dan ku ketahui itu adalah villa pribadi abaw untuk bersantai.
Ketika sampai depan villa abaw bergegas keluar dan membuka kan pintu mobil dan aku keluar melihat pemandangan sejuk sekitar " silahkan tuan putri" seru abaw menyambut ku seolah aku adalah putri raja yang siap dilayani.
Tak berapa lama ada penjaga villa milik abaw menyambut kami " silahkan tuan selamat berlibur dan beristirahat" sambut ya pada abaw begitu ramah barang barang kami dibawa masuk oleh penjaga itu aku dan abaw masih menikmati pemandangan dari luar villa dengan hati gembira.
"Barang barang sudah saya letakan di tempat biasa tuan bila ada apa apa pangil saya saja tuan saya permisi pamit" sahut bapa bapa penjaga villa milik abaw " iya mang makasih ya mang " seraya abaw memberikan beberapa uang kepada penjaga villa ya. Terlihat sosok abaw yang begitu loyal pada pegawainya. " terimakasih tuan" sahut bapak penjaga villa sembari mengambil uang yang abaw berikan dan berlalu pergi berjalan kaki
"Ayo bidadari ku kita masuk ke villa ku" sahut Abaw sembari mengandeng tangan ku. Tanpa sadar aku pun menerima gandengan tangan abaw kami terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang di mabuk asmara.