Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Masa Lalu

Pagi itu,di depan sebuah sanggar senam yang heboh dengan dentuman House Music nya membuat gerah seorang remaja yang duduk di atas motornya. Volume speaker yang kencang dan teriakan nyaring penuh semangat instruktur dan ibu-ibu peserta senam seolah semakin memekakkan gendang telinga remaja kurus itu.

"Besok sabtu Ibu tunggu di sanggar senam depan SDN. Sompok, jam 8 Rian harus sudah sampai sana" pesan Bu Kartika berbisik saat Adrian keluar dari kamar mandi.

Pesan itulah yang membawa Adrian sampai di depan sanggar senam ini.

"Rian!!" Suara Bu Kartika membuatnya menoleh,

Bu Kartika berjalan bersama seorang temannya. Wanita yang sepertinya seumuran dengannya. Wajahnya manis,berkulit putih dan bertubuh sintal.

"Motor mu parkir sini aja, Rian ikut di mobil Ibu" perintah Bu Kartika.

Mereka bertiga masuk ke mobil, Adrian duduk di belakang.

"Mau sarapan dulu apa langsung pulang Mbak?" Tanya Bu Kartika kepada wanita di sampingnya.

"Pulang aja lah, nanti jadi kipas angin doang kalau ikut kalian sarapan." kata teman Bu Kartika menggoda.

"Hahaha, kok jadi kipas angin?" Ujar Bu Kartika geli.

"Lha iya lah, aku cuma diam aja noleh kanan-kiri lihatin kalian berduaan,hahaha" sahut temannya.
*Emangnya kamu pacaran??!!" elak Bu Kartika. Mereka tertawa bersamaan.

Adrian diam saja, matanya tidak sengaja ketemu mata Bu Kartika yang melihat dari spion tengah mobil. Bu Kartika tersenyum.

"Adrian,kenalin ini Mbak Anis." kata Bu Kartika mengenalkan singkat.

"Halo Adrian." sapa wanita yang dipanggil Mbak Anis itu.

"Iya Bu." Balas Adrian singkat.

Sebenarnya Adrian sudah merasakan gairahnya meningkat melihat tubuh sintal kedua wanita paruh baya itu. Payudara besar dan pantat sekal keduanya menimbulkan sejolak nafsunya naik.

Setelah selesai makan,mereka mengantar Bu Anis pulang.

"Rian,kapan-kapan main ke rumah Ibu, ajarin main gitar." Pinta Bu Anis dengan kerling yang menggoda saat Adrian berpindah ke depan.

"Mbak Anis?!" Seru Bu Kartika.

"Hahahaha" Mbak Anis ketawa melambaikan tangan masuk ke rumahnya.

Adrian hanya diam,Bu Kartika melajukan mobilnya,

Saat mobil itu melewati gapura menuju rumah Fajar,Adrian terkejut,

"Kenapa pulang ke rumah Ibu?"

"Rumah sepi sayang, semuanya pergi ke Magelang ke rumah kakeknya Fajar."

"Kok Ibu nggak ikut?"

"Ibu bilang ke mereka kalau Ibu ada kerjaan."

Adrian terdiam,

"Ibu minta motor mu parkir di sanggar agar tetangga gak curiga, mereka akan bertanya-tanya kalau lihat motor mu di garasi."

Bu Kartika membuka pagar lalu memasukkan mobilnya.

"Mmmmppphhh" Bu Kartika langsung melumat bibir Adrian setelah mengunci pintu. Adrian membalas lumatan itu dengan liar,nafsunya sudah tinggi sedari tadi, lidah keduanya saling menjilat dan memilin. Bu Kartika memagut bibir Adrian dengan bernafsu,Adrian pun membalas tak kalah panas.

Tangan Adrian meremas dan sedikit mengangkat pantat Bu Kartika sehingga ciuman keduanya semakin dalam. Ciuman itu membawa mereka ke sofa. Foto keluarga yang terpampang di atas mereka seakan tidak bermakna apapun.

Adrian melepaskan pakaiannya,setelah mendorong Bu Kartika pelan hingga terduduk di sofa. Mata Bu Kartika nanar melihat penis yang beberapa kali memuaskan dahaga orgasmenya. Tangannya langsung memegang dan mengocoknya pelan. Keras dan kenyalnya penis itu membuat syahwatnya semakin tak terkendali.

"Cup..cup..cup."

"Sluuurrrpp..sluuurrpp." diciumi dan dijilatinya mulai dari kepala penis hingga ke buah zakarnya.

Mata Bu Kartika jalang dan menggoda menatap mata Adrian. Tangan Adrian menarik rambut Bu Kartika ke belakang kepalanya.

"Glok..glok..glok." pipi Bu Kartika mengembung saat penis itu dimasukkan ke mulutnya dan mulai mengoral. Kepalanya maju mundur kedua tangannya meremas pantat Adrian

"Sssshhh..aaaahhhh..sepongan Ibu semakin nikmat." desis Adrian sambil menggerakkan pinggulnya.

"Kontol mu sepertinya semakin besar dan panjang sayang." Kata Bu Kartika di sela oralnya.

"Ibu yang bikin kontol ku seperti sekarang." Tatap Adrian mesum.

"Aaaahhhh...oooooouuuhhh"

Gerakan pinggul Adrian semakin cepat menyebabkan penisnya liar meyodok mulut hingga ke kerongkongan Bu Kartika. Liur Bu Kartika menetes-netes, ia berusaha sekuat tenaga utk bertahan wlpun terasa sesak.

"Uhuk..uhuk..uhuk." Bu Kartika melepaskan penis Adrian dari mulutnya. Matanya semakin sayu dan wajahnya memerah.

Keduanya kembali berciuman dengan ganas,Adrian melucuti seluruh pakaian Bu Kartika.

Adrian meletakkan kepalanya dipinggir sofa,

"Naik sofa Bu,jongkok." Perintah Adrian.

"Iya sayang." sahut Bu Kartika.

"Oooouuuuhhhh...Riaaaaannn" lenguh Bu Kartika saat sengatan lidah Adrian menyeruak masuk dan mengenai klitorisnya.

Sengatan itu menimbulkan sensasi kegelian yang luar biasa bagi vaginanya. Ditambah remasan dan tamparan kecil di pantatnya semakin mengeraskan cengkeramannya jemarinya di sofa. Adrian selalu mampu membuat gairahnya cepat meninggi.

Gerakan lidah Adrian yang liar membuat kedutan vaginanya semakin kuat.

"Aaaahhhh..Riaaan..aaaauuuuuhhh." desahan Bu Kartika semakin tak terkendali.

"Lidah mu enak sekali sayang..ooouuuhhh." Racauan Bu Kartika menambah semangat Rian untuk mengantarkannya ke puncak kenikmatan. Ia memasukkan jari tengahnya menusuk vagina Bu Kartika. Vagina Bu Kartika semakin merengsek menekan lidah Adrian.

"Ampuunnn..aaaahhh..Riaaan..Ibu keluar!!"

Jerit kenikmatan dan lelehan cairan kewanitaan Bu Kartika meluber hingga ke pahanya. Tubuhnya bergelinjang dan ambruk di sofa. Adrian membebaskan diri dari vagina Bu Kartika lalu berjalan menuju kulkas untuk mengambil minum.

"Ibu suka?" Tanya Adrian,duduk di sebelah Bu Kartika dan memberikan segelas air dingin.

Nafas Bu Kartika terengah-engah,matanya terpejam,

"Kamu semakin liar sayang." Jawab Bu Kartika dengan gemetar.

"Terima kasih Rian." ucap Bu Kartika sambil meminum air dingin itu.

"Ibu tidak bisa melupakan kenikmatan bercinta dengan mu sayang." ucap Bu Kartika.

Adrian menyingkirkan meja lalu menyuruh Bu Kartika berbaring di karpet. Tanpa berkata-kata dia segera memasukkan penisnya yang masih keras itu ke dalam vagina Bu Kartika. Bu Kartika hanya bisa pasrah.

"Jlebb."

"Sssshhhh..kenapa memek Ibu seenak ini." desis Adrian.

"Sebenarnya saya masih belum bisa menerima penolakan cinta saya Bu." kata Adrian, pinggulnya bergerak perlahan mengantarkan tusukan penisnya yang sangat keras. Tangannya meremas keras payudara Bu Kartika dan jarinya memilin kedua puting yang mengeras.

"Ibu ternyata gak bisa lupain entotan Rian, Ibu yang menyuruh Fajar ngomong kamu untuk ngajarin Vena."

"Ooouuhhh..kontol mu semakin penuh di memek Ibu,eeeggghhh." Obrolan vulgar diringi desahan keduanya membuat syahwat Bu Kartika kembali naik.

"Ibu membuat saya menjadi ketagihan ngentot, eeeggghhh."

"Plok..plok..plok." suara benturan kedua kelamin terdengar keras karena Adrian menaikkan tempo sodokan penisnya.

"Ooouuuuggghh..terus Rian..kenceng lagi..aaaahhhh." Bu Kartika semakin tidak mampu mengendalikan birahinya.

Dia merasakan getaran kenikmatan di vaginanya semakin cepat.

Adrian menaikkan kedua kaki Bu Kartika di pundaknya,menekuknya sehingga kedua lutut itu menempel di perut Bu Kartika ia berjongkok sehingga penisnya semakin dalam menusuk,kedua tangannya meremas kuat-kuat kedua payudara yang bergerak,bergoyang seiring tusukan penisnya.

"Eeeeeuuuuhhhh..dalam banget kontol mu sayang..enak banget entotan mu." Racau Bu Kartika.

Ia semakin terbuai dengan berbagai gaya bercinta yang diperagakan Adrian. Beberapa kali ia terkejut karena remaja itu mempunyai imajinasi seksual yang menyenangkan dan membawa kenikamatan yang luar biasa. Daya tahan penis remaja itu sungguh tidak ia nyana begitu kuat. Bu Kartika yang diawal berniat mendominasi dan mengajari remaja itu sekarang justru kewalahan dan keenakan karena Adrian justru lebih dulu mempelajari teknik-teknik bercinta yang mampu membuat wanita tak berdaya dan hanya bisa mengerang nikmat.

"Stop dulu Rian, heeh..heeh."

"Ibu mau di atas sayang." Kata Bu Kartika.

Adrian menghentikan gerakan pinggulnya. Setelah mengeluarkan penis,ia tidur telentang,penisnya mengacung tegak. Bu Kartika menaikinya, vaginanya di arahkan ke muka Adrian dan wajahnya menghadap penisnya. 69, gaya yang selalu ingin ia coba.

"Sluuurp..slurrpp..clok..clok..emmmmhhhhh"

Mulutnya liar mengulum,menyedot dan menjilati penis perkasa remaja itu, rasa geli di vaginanya akibat jilatan di klitorisnya semakin meningkatkan kinerja mulutnya,

"Sudah Bu, saya mau keluar di memek Ibu." Kata Adrian yang sudah tidak tahan dengan sensasi geli di penisnya karena kuluman Bu Kartika lebih hebat dengan gaya ini.

Bu Kartikan menarik pantatnya hingga pas di atas penis Adrian. Tubuhnya membelakangi Adrian.

"Bleessss" penis itu dengan lancar masuk ke vaginanya.

"Ooouuuhhh..dalem banget kontol mu sayang..aaaahhh." Bu Kartika menggoyang pantat sekalnya dengan liar bak penyanyi dangdut di atas panggung. Ia menaik-turunkan pantatnya dan mencoba kembali teknik kegel yang dipelajarinya di tempat senam, tangannya menapak di kedua lutut Adrian

"Goyang terus Bu..empotan memek Ibu enak banget." Desah Adrian yang semakin terangsang karena melihat bokong semok itu bergerak liar.

Ia bisa melihat bagaimana penisnya di bor,di patah-patah dan dipluntir oleh vagina Bu Kartika. Tangannya meremas dan menampar pantat itu.

"Ooouuuhhh..saya gak kuat Bu..aaaaahhh." Penisnya ia tekan semakin dalam ke vagina Bu Kartika,membuat Bu Kartika pun kegelian dan mencapai puncaknya.

"Aaaahh..Riaaannn..aduuuhh" jerit Bu Kartika saat orgasme kembali menghantam dirinya.

"Crot..crot..crot" sperma Adrian deras menghujam rongga terdalam vagina Bu Kartika.

Kedua kakinya bergetar hebat. Keduanya memejamkan mata untuk menikmati puncah birahi mereka. Bu Kartika mendongakkan kepala,tangannya semakin kuat menapak di lutut Adrian. Bu Kartika seakan enggan melepaskan penis Adrian,ia goyang lembut pantatnya seakan ingin menguras seluruh isi penis remaja itu.

Dengan mengumpulkan sisa tenaga yang tersisa, Bu Kartika bangkit lalu berjalan ke kamar mandi dengan langkah gontai, vaginanya terasa panas karena pergumulan panasnya dengan Adrian. Ia membersihkan dan mendinginkan vaginanya dengan air shower.

Setelah membersihkan diri. Dengan hanya melilitkan handuk ia keluar lalu membuka kulkas,mengeluarkan beberapa bahan untuk dia masak, ia yakin nanti akan kelaparan karena pergumulan syahwat ini pasti akan berlanjut mengingat waktu mereka sangat panjang hingga sore nanti.

Saat sedang sibuk di meja dapur ia dikejutkan dengan sebuah kecupan lembut di pipinya,

"Mau ngapain Bu?" Tanya Adrian, sambil memeluk tubuh Bu Kartika dari belakang.

Perlakuan gentle dari Adrian inilah yang membuat Bu Kartika selalu terkenang dan enggan mengakhiri kisah seksual mereka. Dia tidak pernah merasakan ini sebelumnya, tapi remaja kencur ini selalu bisa membuatnya nyaman seusai bercinta. Obrolan kecil atau senda guraunya membuat Bu Kartika merasa diperlakukan sebagai wanita yang istimewa bagi Adrian.

"Mau masak sayang." Jawab Bu Kartika sambil mengiris tomat.

"Saya jadi ingat saat saya mencium Ibu di tempat ini" tangan Adrian mulai bergerilya,melepaskan ikatan handuk Bu Kartika lalu menjepit kedua puting Bu Kartika diantara jari tengah dan telunjuknya. Ciuman lembut pun ia sarangkan di tengkuk mulus Bu Kartika.

"Aaahhh..Rian ternyata semesum ini." Kata Bu Kartika sedikit mendesah. Reaksi tubuhnya yang melonjak seakan menggoda Adrian untuk melanjutkan aksinya.

Bu Kartika tetap melanjutkan aktivitasnya,

"Ibu terkejut?" Goda Adrian, tangannya yang kiri segera berpindah ke vagina,jari tengahnya mengelus bibir vagina itu lalu menyergap klitorisnya.

"Ooouuugghhh.." Kedua kaki Bu Kartika melebar,semakin mempermudah jari tengah Adrian mengobok-obok vaginanya.

Serangan combo Adrian di tengkuk,payudara dan vagina membuat tubuhnya bergetar. Bu Kartika tidak mampu menjawab godaan Adrian karena kegelian di tiga titik sensitifnya. Vaginanya semakin becek.

"Aaaaahhh..Riaaann..ini gilaaa." Desahan Bu Kartika berubah menjadi racauan.

Tanggan kanannya langsung menuju penis Adrian.

"Kontol kesayangan Ibu yang selalu siap tempur." Puji Bu Kartika sambil mengocok penis Adrian.

Adrian menarik pantat Bu Kartika, mengarahkan penisnya,

"Bleeess."

"Uuuuggghhh." Keduanya melenguh.

Didiamkannya penis itu di dalam vagina Bu Kartika. Ia tolehkan wajah Bu Kartika lalu melumat bibirnya.

"Memek Ibu membuat kontol ku ketagihan." bisik Adrian di telinga Bu Kartika sembari menggerakkan pinggulnya mengocok vaginanya.

"Aaauuuggghhhh..aaaaahhh." Bu Kartika kembali hanya mendongakkan kepala, dan memejamkan mata. Kenikmatan sodokan penis,bisikan vulgar dan cumbuan mulut Adrian membuatnya menjadi wanita yang benar-benar berbahagia. Dia seakan lupa siapa dirinya.

Adrian mencurahkan perasaan dan pikirannya untuk membuat orang yang dia cintai sekaligus melukai hatinya ini merasa senang untuk bercinta dengannya.

Ada perasaan gembira dan bahagia saat ia mendengar desahan dan jeritan kepuasan wanita separuh baya yang mengambil keperjakaaan dan hatinya.

"Ibu..ouuugghhh..eeeeehhh." desah Adrian,kedua tangannya menelungkup di payudara Bu Kartika.

"Aaaaahhhh..aaaahhh..aaaahhh" desahan Bu Kartika semakin sering seiring sodokan penis Adrian yang cepat dan dalam.

Bu Kartika merangkulkan kedua tangannya di leher Adrian,ciuman dan gigitan manja Adrian di punggungnya semakin memabuat desahannya membahana di ruangan dapur.

Adrian menarik mundur pantat Bu Kartika membuat Bu Kartika semakin menungging tangannya menggapai tepian meja dapur. Tangan Adrian berpindah ke pinggang Bu Kartika.

"Plak..plak..plak."

"Aaaahhh..aduuuhhh..oooohhhh." tamparan telapak tangan Adrian di pantatnya menjadikan sensasi kenikmatan itu beraneka rasa. Gatal dan perih di pantat dan vaginanya membuat cairannya meluber hingga ke paha. Entah sudah berapa kali ia orgasme.

Gerakan memutar dan maju mundurnya pinggul Adrian semakin liar.

"Aaaaaahhhh..eeemmmhhhh..Ibuuuuu!!" Jerit Adrian, tak berselang lama,

"Crot..crot..crot." penisnya kembali memuntahkah sperma di vagina Bu Kartika.

"Riaaaan..sayang..aaaahhhh."

Bu Kartika membalik lalu memeluk Adrian dan mencium bibirnya.

"Kenapa kamu selalu bisa memberikan Ibu kenikmatan ini sayang?"

"Ibu nggak percaya bisa mendapatkan sex yang indah ini dari mu."

"Ibu tidak ingin mencintaimu, tapi apa yang kamu lakukan ini membuat Ibu tidak tahu harus bersikap seperti apa pada mu"

Entahlah, isakkan yang bersamaan dengan kata-kata yang keluar itu adalah kebahagian atau kegalauan Bu Kartika.
Katanya gak bisa nerima cinta Adrian, kok nyari terus? Bahkan sampe merasa diperlakukan layaknya wanita istimewa

Apa yang diceritain ke Bu Anis ya? Wah... Obrolan wanita kadang ngeri² sedap

Awas loh Bu Kartika, jangan² Bu Anis juga ada mau sama Adrian
Kadang temen sendiri yang jadi benalu
(Hahahaha kompor mleduk)


Makasih suhu
Karyamu TOP
Update rutin
Semoga bisa membawa keramaian di cerita paruh baya sampe bisa ngalahin cerita bersambung
Semoga jadi pionir :ampun::ampun::ampun::Peace::Peace::Peace:
 
Pagi itu,di depan sebuah sanggar senam yang heboh dengan dentuman House Music nya membuat gerah seorang remaja yang duduk di atas motornya. Volume speaker yang kencang dan teriakan nyaring penuh semangat instruktur dan ibu-ibu peserta senam seolah semakin memekakkan gendang telinga remaja kurus itu.

"Besok sabtu Ibu tunggu di sanggar senam depan SDN. Sompok, jam 8 Rian harus sudah sampai sana" pesan Bu Kartika berbisik saat Adrian keluar dari kamar mandi.

Pesan itulah yang membawa Adrian sampai di depan sanggar senam ini.

"Rian!!" Suara Bu Kartika membuatnya menoleh,

Bu Kartika berjalan bersama seorang temannya. Wanita yang sepertinya seumuran dengannya. Wajahnya manis,berkulit putih dan bertubuh sintal.

"Motor mu parkir sini aja, Rian ikut di mobil Ibu" perintah Bu Kartika.

Mereka bertiga masuk ke mobil, Adrian duduk di belakang.

"Mau sarapan dulu apa langsung pulang Mbak?" Tanya Bu Kartika kepada wanita di sampingnya.

"Pulang aja lah, nanti jadi kipas angin doang kalau ikut kalian sarapan." kata teman Bu Kartika menggoda.

"Hahaha, kok jadi kipas angin?" Ujar Bu Kartika geli.

"Lha iya lah, aku cuma diam aja noleh kanan-kiri lihatin kalian berduaan,hahaha" sahut temannya.
*Emangnya kamu pacaran??!!" elak Bu Kartika. Mereka tertawa bersamaan.

Adrian diam saja, matanya tidak sengaja ketemu mata Bu Kartika yang melihat dari spion tengah mobil. Bu Kartika tersenyum.

"Adrian,kenalin ini Mbak Anis." kata Bu Kartika mengenalkan singkat.

"Halo Adrian." sapa wanita yang dipanggil Mbak Anis itu.

"Iya Bu." Balas Adrian singkat.

Sebenarnya Adrian sudah merasakan gairahnya meningkat melihat tubuh sintal kedua wanita paruh baya itu. Payudara besar dan pantat sekal keduanya menimbulkan sejolak nafsunya naik.

Setelah selesai makan,mereka mengantar Bu Anis pulang.

"Rian,kapan-kapan main ke rumah Ibu, ajarin main gitar." Pinta Bu Anis dengan kerling yang menggoda saat Adrian berpindah ke depan.

"Mbak Anis?!" Seru Bu Kartika.

"Hahahaha" Mbak Anis ketawa melambaikan tangan masuk ke rumahnya.

Adrian hanya diam,Bu Kartika melajukan mobilnya,

Saat mobil itu melewati gapura menuju rumah Fajar,Adrian terkejut,

"Kenapa pulang ke rumah Ibu?"

"Rumah sepi sayang, semuanya pergi ke Magelang ke rumah kakeknya Fajar."

"Kok Ibu nggak ikut?"

"Ibu bilang ke mereka kalau Ibu ada kerjaan."

Adrian terdiam,

"Ibu minta motor mu parkir di sanggar agar tetangga gak curiga, mereka akan bertanya-tanya kalau lihat motor mu di garasi."

Bu Kartika membuka pagar lalu memasukkan mobilnya.

"Mmmmppphhh" Bu Kartika langsung melumat bibir Adrian setelah mengunci pintu. Adrian membalas lumatan itu dengan liar,nafsunya sudah tinggi sedari tadi, lidah keduanya saling menjilat dan memilin. Bu Kartika memagut bibir Adrian dengan bernafsu,Adrian pun membalas tak kalah panas.

Tangan Adrian meremas dan sedikit mengangkat pantat Bu Kartika sehingga ciuman keduanya semakin dalam. Ciuman itu membawa mereka ke sofa. Foto keluarga yang terpampang di atas mereka seakan tidak bermakna apapun.

Adrian melepaskan pakaiannya,setelah mendorong Bu Kartika pelan hingga terduduk di sofa. Mata Bu Kartika nanar melihat penis yang beberapa kali memuaskan dahaga orgasmenya. Tangannya langsung memegang dan mengocoknya pelan. Keras dan kenyalnya penis itu membuat syahwatnya semakin tak terkendali.

"Cup..cup..cup."

"Sluuurrrpp..sluuurrpp." diciumi dan dijilatinya mulai dari kepala penis hingga ke buah zakarnya.

Mata Bu Kartika jalang dan menggoda menatap mata Adrian. Tangan Adrian menarik rambut Bu Kartika ke belakang kepalanya.

"Glok..glok..glok." pipi Bu Kartika mengembung saat penis itu dimasukkan ke mulutnya dan mulai mengoral. Kepalanya maju mundur kedua tangannya meremas pantat Adrian

"Sssshhh..aaaahhhh..sepongan Ibu semakin nikmat." desis Adrian sambil menggerakkan pinggulnya.

"Kontol mu sepertinya semakin besar dan panjang sayang." Kata Bu Kartika di sela oralnya.

"Ibu yang bikin kontol ku seperti sekarang." Tatap Adrian mesum.

"Aaaahhhh...oooooouuuhhh"

Gerakan pinggul Adrian semakin cepat menyebabkan penisnya liar meyodok mulut hingga ke kerongkongan Bu Kartika. Liur Bu Kartika menetes-netes, ia berusaha sekuat tenaga utk bertahan wlpun terasa sesak.

"Uhuk..uhuk..uhuk." Bu Kartika melepaskan penis Adrian dari mulutnya. Matanya semakin sayu dan wajahnya memerah.

Keduanya kembali berciuman dengan ganas,Adrian melucuti seluruh pakaian Bu Kartika.

Adrian meletakkan kepalanya dipinggir sofa,

"Naik sofa Bu,jongkok." Perintah Adrian.

"Iya sayang." sahut Bu Kartika.

"Oooouuuuhhhh...Riaaaaannn" lenguh Bu Kartika saat sengatan lidah Adrian menyeruak masuk dan mengenai klitorisnya.

Sengatan itu menimbulkan sensasi kegelian yang luar biasa bagi vaginanya. Ditambah remasan dan tamparan kecil di pantatnya semakin mengeraskan cengkeramannya jemarinya di sofa. Adrian selalu mampu membuat gairahnya cepat meninggi.

Gerakan lidah Adrian yang liar membuat kedutan vaginanya semakin kuat.

"Aaaahhhh..Riaaan..aaaauuuuuhhh." desahan Bu Kartika semakin tak terkendali.

"Lidah mu enak sekali sayang..ooouuuhhh." Racauan Bu Kartika menambah semangat Rian untuk mengantarkannya ke puncak kenikmatan. Ia memasukkan jari tengahnya menusuk vagina Bu Kartika. Vagina Bu Kartika semakin merengsek menekan lidah Adrian.

"Ampuunnn..aaaahhh..Riaaan..Ibu keluar!!"

Jerit kenikmatan dan lelehan cairan kewanitaan Bu Kartika meluber hingga ke pahanya. Tubuhnya bergelinjang dan ambruk di sofa. Adrian membebaskan diri dari vagina Bu Kartika lalu berjalan menuju kulkas untuk mengambil minum.

"Ibu suka?" Tanya Adrian,duduk di sebelah Bu Kartika dan memberikan segelas air dingin.

Nafas Bu Kartika terengah-engah,matanya terpejam,

"Kamu semakin liar sayang." Jawab Bu Kartika dengan gemetar.

"Terima kasih Rian." ucap Bu Kartika sambil meminum air dingin itu.

"Ibu tidak bisa melupakan kenikmatan bercinta dengan mu sayang." ucap Bu Kartika.

Adrian menyingkirkan meja lalu menyuruh Bu Kartika berbaring di karpet. Tanpa berkata-kata dia segera memasukkan penisnya yang masih keras itu ke dalam vagina Bu Kartika. Bu Kartika hanya bisa pasrah.

"Jlebb."

"Sssshhhh..kenapa memek Ibu seenak ini." desis Adrian.

"Sebenarnya saya masih belum bisa menerima penolakan cinta saya Bu." kata Adrian, pinggulnya bergerak perlahan mengantarkan tusukan penisnya yang sangat keras. Tangannya meremas keras payudara Bu Kartika dan jarinya memilin kedua puting yang mengeras.

"Ibu ternyata gak bisa lupain entotan Rian, Ibu yang menyuruh Fajar ngomong kamu untuk ngajarin Vena."

"Ooouuhhh..kontol mu semakin penuh di memek Ibu,eeeggghhh." Obrolan vulgar diringi desahan keduanya membuat syahwat Bu Kartika kembali naik.

"Ibu membuat saya menjadi ketagihan ngentot, eeeggghhh."

"Plok..plok..plok." suara benturan kedua kelamin terdengar keras karena Adrian menaikkan tempo sodokan penisnya.

"Ooouuuuggghh..terus Rian..kenceng lagi..aaaahhhh." Bu Kartika semakin tidak mampu mengendalikan birahinya.

Dia merasakan getaran kenikmatan di vaginanya semakin cepat.

Adrian menaikkan kedua kaki Bu Kartika di pundaknya,menekuknya sehingga kedua lutut itu menempel di perut Bu Kartika ia berjongkok sehingga penisnya semakin dalam menusuk,kedua tangannya meremas kuat-kuat kedua payudara yang bergerak,bergoyang seiring tusukan penisnya.

"Eeeeeuuuuhhhh..dalam banget kontol mu sayang..enak banget entotan mu." Racau Bu Kartika.

Ia semakin terbuai dengan berbagai gaya bercinta yang diperagakan Adrian. Beberapa kali ia terkejut karena remaja itu mempunyai imajinasi seksual yang menyenangkan dan membawa kenikamatan yang luar biasa. Daya tahan penis remaja itu sungguh tidak ia nyana begitu kuat. Bu Kartika yang diawal berniat mendominasi dan mengajari remaja itu sekarang justru kewalahan dan keenakan karena Adrian justru lebih dulu mempelajari teknik-teknik bercinta yang mampu membuat wanita tak berdaya dan hanya bisa mengerang nikmat.

"Stop dulu Rian, heeh..heeh."

"Ibu mau di atas sayang." Kata Bu Kartika.

Adrian menghentikan gerakan pinggulnya. Setelah mengeluarkan penis,ia tidur telentang,penisnya mengacung tegak. Bu Kartika menaikinya, vaginanya di arahkan ke muka Adrian dan wajahnya menghadap penisnya. 69, gaya yang selalu ingin ia coba.

"Sluuurp..slurrpp..clok..clok..emmmmhhhhh"

Mulutnya liar mengulum,menyedot dan menjilati penis perkasa remaja itu, rasa geli di vaginanya akibat jilatan di klitorisnya semakin meningkatkan kinerja mulutnya,

"Sudah Bu, saya mau keluar di memek Ibu." Kata Adrian yang sudah tidak tahan dengan sensasi geli di penisnya karena kuluman Bu Kartika lebih hebat dengan gaya ini.

Bu Kartikan menarik pantatnya hingga pas di atas penis Adrian. Tubuhnya membelakangi Adrian.

"Bleessss" penis itu dengan lancar masuk ke vaginanya.

"Ooouuuhhh..dalem banget kontol mu sayang..aaaahhh." Bu Kartika menggoyang pantat sekalnya dengan liar bak penyanyi dangdut di atas panggung. Ia menaik-turunkan pantatnya dan mencoba kembali teknik kegel yang dipelajarinya di tempat senam, tangannya menapak di kedua lutut Adrian

"Goyang terus Bu..empotan memek Ibu enak banget." Desah Adrian yang semakin terangsang karena melihat bokong semok itu bergerak liar.

Ia bisa melihat bagaimana penisnya di bor,di patah-patah dan dipluntir oleh vagina Bu Kartika. Tangannya meremas dan menampar pantat itu.

"Ooouuuhhh..saya gak kuat Bu..aaaaahhh." Penisnya ia tekan semakin dalam ke vagina Bu Kartika,membuat Bu Kartika pun kegelian dan mencapai puncaknya.

"Aaaahh..Riaaannn..aduuuhh" jerit Bu Kartika saat orgasme kembali menghantam dirinya.

"Crot..crot..crot" sperma Adrian deras menghujam rongga terdalam vagina Bu Kartika.

Kedua kakinya bergetar hebat. Keduanya memejamkan mata untuk menikmati puncah birahi mereka. Bu Kartika mendongakkan kepala,tangannya semakin kuat menapak di lutut Adrian. Bu Kartika seakan enggan melepaskan penis Adrian,ia goyang lembut pantatnya seakan ingin menguras seluruh isi penis remaja itu.

Dengan mengumpulkan sisa tenaga yang tersisa, Bu Kartika bangkit lalu berjalan ke kamar mandi dengan langkah gontai, vaginanya terasa panas karena pergumulan panasnya dengan Adrian. Ia membersihkan dan mendinginkan vaginanya dengan air shower.

Setelah membersihkan diri. Dengan hanya melilitkan handuk ia keluar lalu membuka kulkas,mengeluarkan beberapa bahan untuk dia masak, ia yakin nanti akan kelaparan karena pergumulan syahwat ini pasti akan berlanjut mengingat waktu mereka sangat panjang hingga sore nanti.

Saat sedang sibuk di meja dapur ia dikejutkan dengan sebuah kecupan lembut di pipinya,

"Mau ngapain Bu?" Tanya Adrian, sambil memeluk tubuh Bu Kartika dari belakang.

Perlakuan gentle dari Adrian inilah yang membuat Bu Kartika selalu terkenang dan enggan mengakhiri kisah seksual mereka. Dia tidak pernah merasakan ini sebelumnya, tapi remaja kencur ini selalu bisa membuatnya nyaman seusai bercinta. Obrolan kecil atau senda guraunya membuat Bu Kartika merasa diperlakukan sebagai wanita yang istimewa bagi Adrian.

"Mau masak sayang." Jawab Bu Kartika sambil mengiris tomat.

"Saya jadi ingat saat saya mencium Ibu di tempat ini" tangan Adrian mulai bergerilya,melepaskan ikatan handuk Bu Kartika lalu menjepit kedua puting Bu Kartika diantara jari tengah dan telunjuknya. Ciuman lembut pun ia sarangkan di tengkuk mulus Bu Kartika.

"Aaahhh..Rian ternyata semesum ini." Kata Bu Kartika sedikit mendesah. Reaksi tubuhnya yang melonjak seakan menggoda Adrian untuk melanjutkan aksinya.

Bu Kartika tetap melanjutkan aktivitasnya,

"Ibu terkejut?" Goda Adrian, tangannya yang kiri segera berpindah ke vagina,jari tengahnya mengelus bibir vagina itu lalu menyergap klitorisnya.

"Ooouuugghhh.." Kedua kaki Bu Kartika melebar,semakin mempermudah jari tengah Adrian mengobok-obok vaginanya.

Serangan combo Adrian di tengkuk,payudara dan vagina membuat tubuhnya bergetar. Bu Kartika tidak mampu menjawab godaan Adrian karena kegelian di tiga titik sensitifnya. Vaginanya semakin becek.

"Aaaaahhh..Riaaann..ini gilaaa." Desahan Bu Kartika berubah menjadi racauan.

Tanggan kanannya langsung menuju penis Adrian.

"Kontol kesayangan Ibu yang selalu siap tempur." Puji Bu Kartika sambil mengocok penis Adrian.

Adrian menarik pantat Bu Kartika, mengarahkan penisnya,

"Bleeess."

"Uuuuggghhh." Keduanya melenguh.

Didiamkannya penis itu di dalam vagina Bu Kartika. Ia tolehkan wajah Bu Kartika lalu melumat bibirnya.

"Memek Ibu membuat kontol ku ketagihan." bisik Adrian di telinga Bu Kartika sembari menggerakkan pinggulnya mengocok vaginanya.

"Aaauuuggghhhh..aaaaahhh." Bu Kartika kembali hanya mendongakkan kepala, dan memejamkan mata. Kenikmatan sodokan penis,bisikan vulgar dan cumbuan mulut Adrian membuatnya menjadi wanita yang benar-benar berbahagia. Dia seakan lupa siapa dirinya.

Adrian mencurahkan perasaan dan pikirannya untuk membuat orang yang dia cintai sekaligus melukai hatinya ini merasa senang untuk bercinta dengannya.

Ada perasaan gembira dan bahagia saat ia mendengar desahan dan jeritan kepuasan wanita separuh baya yang mengambil keperjakaaan dan hatinya.

"Ibu..ouuugghhh..eeeeehhh." desah Adrian,kedua tangannya menelungkup di payudara Bu Kartika.

"Aaaaahhhh..aaaahhh..aaaahhh" desahan Bu Kartika semakin sering seiring sodokan penis Adrian yang cepat dan dalam.

Bu Kartika merangkulkan kedua tangannya di leher Adrian,ciuman dan gigitan manja Adrian di punggungnya semakin memabuat desahannya membahana di ruangan dapur.

Adrian menarik mundur pantat Bu Kartika membuat Bu Kartika semakin menungging tangannya menggapai tepian meja dapur. Tangan Adrian berpindah ke pinggang Bu Kartika.

"Plak..plak..plak."

"Aaaahhh..aduuuhhh..oooohhhh." tamparan telapak tangan Adrian di pantatnya menjadikan sensasi kenikmatan itu beraneka rasa. Gatal dan perih di pantat dan vaginanya membuat cairannya meluber hingga ke paha. Entah sudah berapa kali ia orgasme.

Gerakan memutar dan maju mundurnya pinggul Adrian semakin liar.

"Aaaaaahhhh..eeemmmhhhh..Ibuuuuu!!" Jerit Adrian, tak berselang lama,

"Crot..crot..crot." penisnya kembali memuntahkah sperma di vagina Bu Kartika.

"Riaaaan..sayang..aaaahhhh."

Bu Kartika membalik lalu memeluk Adrian dan mencium bibirnya.

"Kenapa kamu selalu bisa memberikan Ibu kenikmatan ini sayang?"

"Ibu nggak percaya bisa mendapatkan sex yang indah ini dari mu."

"Ibu tidak ingin mencintaimu, tapi apa yang kamu lakukan ini membuat Ibu tidak tahu harus bersikap seperti apa pada mu"

Entahlah, isakkan yang bersamaan dengan kata-kata yang keluar itu adalah kebahagian atau kegalauan Bu Kartika.
mksh updatenya suhu
 
Katanya gak bisa nerima cinta Adrian, kok nyari terus? Bahkan sampe merasa diperlakukan layaknya wanita istimewa

Apa yang diceritain ke Bu Anis ya? Wah... Obrolan wanita kadang ngeri² sedap

Awas loh Bu Kartika, jangan² Bu Anis juga ada mau sama Adrian
Kadang temen sendiri yang jadi benalu
(Hahahaha kompor mleduk)


Makasih suhu
Karyamu TOP
Update rutin
Semoga bisa membawa keramaian di cerita paruh baya sampe bisa ngalahin cerita bersambung
Semoga jadi pionir :ampun::ampun::ampun::Peace::Peace::Peace:
Terima kasih support nya dari para suhu semua 🙏
 
Pagi itu,di depan sebuah sanggar senam yang heboh dengan dentuman House Music nya membuat gerah seorang remaja yang duduk di atas motornya. Volume speaker yang kencang dan teriakan nyaring penuh semangat instruktur dan ibu-ibu peserta senam seolah semakin memekakkan gendang telinga remaja kurus itu.

"Besok sabtu Ibu tunggu di sanggar senam depan SDN. Sompok, jam 8 Rian harus sudah sampai sana" pesan Bu Kartika berbisik saat Adrian keluar dari kamar mandi.

Pesan itulah yang membawa Adrian sampai di depan sanggar senam ini.

"Rian!!" Suara Bu Kartika membuatnya menoleh,

Bu Kartika berjalan bersama seorang temannya. Wanita yang sepertinya seumuran dengannya. Wajahnya manis,berkulit putih dan bertubuh sintal.

"Motor mu parkir sini aja, Rian ikut di mobil Ibu" perintah Bu Kartika.

Mereka bertiga masuk ke mobil, Adrian duduk di belakang.

"Mau sarapan dulu apa langsung pulang Mbak?" Tanya Bu Kartika kepada wanita di sampingnya.

"Pulang aja lah, nanti jadi kipas angin doang kalau ikut kalian sarapan." kata teman Bu Kartika menggoda.

"Hahaha, kok jadi kipas angin?" Ujar Bu Kartika geli.

"Lha iya lah, aku cuma diam aja noleh kanan-kiri lihatin kalian berduaan,hahaha" sahut temannya.
*Emangnya kamu pacaran??!!" elak Bu Kartika. Mereka tertawa bersamaan.

Adrian diam saja, matanya tidak sengaja ketemu mata Bu Kartika yang melihat dari spion tengah mobil. Bu Kartika tersenyum.

"Adrian,kenalin ini Mbak Anis." kata Bu Kartika mengenalkan singkat.

"Halo Adrian." sapa wanita yang dipanggil Mbak Anis itu.

"Iya Bu." Balas Adrian singkat.

Sebenarnya Adrian sudah merasakan gairahnya meningkat melihat tubuh sintal kedua wanita paruh baya itu. Payudara besar dan pantat sekal keduanya menimbulkan sejolak nafsunya naik.

Setelah selesai makan,mereka mengantar Bu Anis pulang.

"Rian,kapan-kapan main ke rumah Ibu, ajarin main gitar." Pinta Bu Anis dengan kerling yang menggoda saat Adrian berpindah ke depan.

"Mbak Anis?!" Seru Bu Kartika.

"Hahahaha" Mbak Anis ketawa melambaikan tangan masuk ke rumahnya.

Adrian hanya diam,Bu Kartika melajukan mobilnya,

Saat mobil itu melewati gapura menuju rumah Fajar,Adrian terkejut,

"Kenapa pulang ke rumah Ibu?"

"Rumah sepi sayang, semuanya pergi ke Magelang ke rumah kakeknya Fajar."

"Kok Ibu nggak ikut?"

"Ibu bilang ke mereka kalau Ibu ada kerjaan."

Adrian terdiam,

"Ibu minta motor mu parkir di sanggar agar tetangga gak curiga, mereka akan bertanya-tanya kalau lihat motor mu di garasi."

Bu Kartika membuka pagar lalu memasukkan mobilnya.

"Mmmmppphhh" Bu Kartika langsung melumat bibir Adrian setelah mengunci pintu. Adrian membalas lumatan itu dengan liar,nafsunya sudah tinggi sedari tadi, lidah keduanya saling menjilat dan memilin. Bu Kartika memagut bibir Adrian dengan bernafsu,Adrian pun membalas tak kalah panas.

Tangan Adrian meremas dan sedikit mengangkat pantat Bu Kartika sehingga ciuman keduanya semakin dalam. Ciuman itu membawa mereka ke sofa. Foto keluarga yang terpampang di atas mereka seakan tidak bermakna apapun.

Adrian melepaskan pakaiannya,setelah mendorong Bu Kartika pelan hingga terduduk di sofa. Mata Bu Kartika nanar melihat penis yang beberapa kali memuaskan dahaga orgasmenya. Tangannya langsung memegang dan mengocoknya pelan. Keras dan kenyalnya penis itu membuat syahwatnya semakin tak terkendali.

"Cup..cup..cup."

"Sluuurrrpp..sluuurrpp." diciumi dan dijilatinya mulai dari kepala penis hingga ke buah zakarnya.

Mata Bu Kartika jalang dan menggoda menatap mata Adrian. Tangan Adrian menarik rambut Bu Kartika ke belakang kepalanya.

"Glok..glok..glok." pipi Bu Kartika mengembung saat penis itu dimasukkan ke mulutnya dan mulai mengoral. Kepalanya maju mundur kedua tangannya meremas pantat Adrian

"Sssshhh..aaaahhhh..sepongan Ibu semakin nikmat." desis Adrian sambil menggerakkan pinggulnya.

"Kontol mu sepertinya semakin besar dan panjang sayang." Kata Bu Kartika di sela oralnya.

"Ibu yang bikin kontol ku seperti sekarang." Tatap Adrian mesum.

"Aaaahhhh...oooooouuuhhh"

Gerakan pinggul Adrian semakin cepat menyebabkan penisnya liar meyodok mulut hingga ke kerongkongan Bu Kartika. Liur Bu Kartika menetes-netes, ia berusaha sekuat tenaga utk bertahan wlpun terasa sesak.

"Uhuk..uhuk..uhuk." Bu Kartika melepaskan penis Adrian dari mulutnya. Matanya semakin sayu dan wajahnya memerah.

Keduanya kembali berciuman dengan ganas,Adrian melucuti seluruh pakaian Bu Kartika.

Adrian meletakkan kepalanya dipinggir sofa,

"Naik sofa Bu,jongkok." Perintah Adrian.

"Iya sayang." sahut Bu Kartika.

"Oooouuuuhhhh...Riaaaaannn" lenguh Bu Kartika saat sengatan lidah Adrian menyeruak masuk dan mengenai klitorisnya.

Sengatan itu menimbulkan sensasi kegelian yang luar biasa bagi vaginanya. Ditambah remasan dan tamparan kecil di pantatnya semakin mengeraskan cengkeramannya jemarinya di sofa. Adrian selalu mampu membuat gairahnya cepat meninggi.

Gerakan lidah Adrian yang liar membuat kedutan vaginanya semakin kuat.

"Aaaahhhh..Riaaan..aaaauuuuuhhh." desahan Bu Kartika semakin tak terkendali.

"Lidah mu enak sekali sayang..ooouuuhhh." Racauan Bu Kartika menambah semangat Rian untuk mengantarkannya ke puncak kenikmatan. Ia memasukkan jari tengahnya menusuk vagina Bu Kartika. Vagina Bu Kartika semakin merengsek menekan lidah Adrian.

"Ampuunnn..aaaahhh..Riaaan..Ibu keluar!!"

Jerit kenikmatan dan lelehan cairan kewanitaan Bu Kartika meluber hingga ke pahanya. Tubuhnya bergelinjang dan ambruk di sofa. Adrian membebaskan diri dari vagina Bu Kartika lalu berjalan menuju kulkas untuk mengambil minum.

"Ibu suka?" Tanya Adrian,duduk di sebelah Bu Kartika dan memberikan segelas air dingin.

Nafas Bu Kartika terengah-engah,matanya terpejam,

"Kamu semakin liar sayang." Jawab Bu Kartika dengan gemetar.

"Terima kasih Rian." ucap Bu Kartika sambil meminum air dingin itu.

"Ibu tidak bisa melupakan kenikmatan bercinta dengan mu sayang." ucap Bu Kartika.

Adrian menyingkirkan meja lalu menyuruh Bu Kartika berbaring di karpet. Tanpa berkata-kata dia segera memasukkan penisnya yang masih keras itu ke dalam vagina Bu Kartika. Bu Kartika hanya bisa pasrah.

"Jlebb."

"Sssshhhh..kenapa memek Ibu seenak ini." desis Adrian.

"Sebenarnya saya masih belum bisa menerima penolakan cinta saya Bu." kata Adrian, pinggulnya bergerak perlahan mengantarkan tusukan penisnya yang sangat keras. Tangannya meremas keras payudara Bu Kartika dan jarinya memilin kedua puting yang mengeras.

"Ibu ternyata gak bisa lupain entotan Rian, Ibu yang menyuruh Fajar ngomong kamu untuk ngajarin Vena."

"Ooouuhhh..kontol mu semakin penuh di memek Ibu,eeeggghhh." Obrolan vulgar diringi desahan keduanya membuat syahwat Bu Kartika kembali naik.

"Ibu membuat saya menjadi ketagihan ngentot, eeeggghhh."

"Plok..plok..plok." suara benturan kedua kelamin terdengar keras karena Adrian menaikkan tempo sodokan penisnya.

"Ooouuuuggghh..terus Rian..kenceng lagi..aaaahhhh." Bu Kartika semakin tidak mampu mengendalikan birahinya.

Dia merasakan getaran kenikmatan di vaginanya semakin cepat.

Adrian menaikkan kedua kaki Bu Kartika di pundaknya,menekuknya sehingga kedua lutut itu menempel di perut Bu Kartika ia berjongkok sehingga penisnya semakin dalam menusuk,kedua tangannya meremas kuat-kuat kedua payudara yang bergerak,bergoyang seiring tusukan penisnya.

"Eeeeeuuuuhhhh..dalam banget kontol mu sayang..enak banget entotan mu." Racau Bu Kartika.

Ia semakin terbuai dengan berbagai gaya bercinta yang diperagakan Adrian. Beberapa kali ia terkejut karena remaja itu mempunyai imajinasi seksual yang menyenangkan dan membawa kenikamatan yang luar biasa. Daya tahan penis remaja itu sungguh tidak ia nyana begitu kuat. Bu Kartika yang diawal berniat mendominasi dan mengajari remaja itu sekarang justru kewalahan dan keenakan karena Adrian justru lebih dulu mempelajari teknik-teknik bercinta yang mampu membuat wanita tak berdaya dan hanya bisa mengerang nikmat.

"Stop dulu Rian, heeh..heeh."

"Ibu mau di atas sayang." Kata Bu Kartika.

Adrian menghentikan gerakan pinggulnya. Setelah mengeluarkan penis,ia tidur telentang,penisnya mengacung tegak. Bu Kartika menaikinya, vaginanya di arahkan ke muka Adrian dan wajahnya menghadap penisnya. 69, gaya yang selalu ingin ia coba.

"Sluuurp..slurrpp..clok..clok..emmmmhhhhh"

Mulutnya liar mengulum,menyedot dan menjilati penis perkasa remaja itu, rasa geli di vaginanya akibat jilatan di klitorisnya semakin meningkatkan kinerja mulutnya,

"Sudah Bu, saya mau keluar di memek Ibu." Kata Adrian yang sudah tidak tahan dengan sensasi geli di penisnya karena kuluman Bu Kartika lebih hebat dengan gaya ini.

Bu Kartikan menarik pantatnya hingga pas di atas penis Adrian. Tubuhnya membelakangi Adrian.

"Bleessss" penis itu dengan lancar masuk ke vaginanya.

"Ooouuuhhh..dalem banget kontol mu sayang..aaaahhh." Bu Kartika menggoyang pantat sekalnya dengan liar bak penyanyi dangdut di atas panggung. Ia menaik-turunkan pantatnya dan mencoba kembali teknik kegel yang dipelajarinya di tempat senam, tangannya menapak di kedua lutut Adrian

"Goyang terus Bu..empotan memek Ibu enak banget." Desah Adrian yang semakin terangsang karena melihat bokong semok itu bergerak liar.

Ia bisa melihat bagaimana penisnya di bor,di patah-patah dan dipluntir oleh vagina Bu Kartika. Tangannya meremas dan menampar pantat itu.

"Ooouuuhhh..saya gak kuat Bu..aaaaahhh." Penisnya ia tekan semakin dalam ke vagina Bu Kartika,membuat Bu Kartika pun kegelian dan mencapai puncaknya.

"Aaaahh..Riaaannn..aduuuhh" jerit Bu Kartika saat orgasme kembali menghantam dirinya.

"Crot..crot..crot" sperma Adrian deras menghujam rongga terdalam vagina Bu Kartika.

Kedua kakinya bergetar hebat. Keduanya memejamkan mata untuk menikmati puncah birahi mereka. Bu Kartika mendongakkan kepala,tangannya semakin kuat menapak di lutut Adrian. Bu Kartika seakan enggan melepaskan penis Adrian,ia goyang lembut pantatnya seakan ingin menguras seluruh isi penis remaja itu.

Dengan mengumpulkan sisa tenaga yang tersisa, Bu Kartika bangkit lalu berjalan ke kamar mandi dengan langkah gontai, vaginanya terasa panas karena pergumulan panasnya dengan Adrian. Ia membersihkan dan mendinginkan vaginanya dengan air shower.

Setelah membersihkan diri. Dengan hanya melilitkan handuk ia keluar lalu membuka kulkas,mengeluarkan beberapa bahan untuk dia masak, ia yakin nanti akan kelaparan karena pergumulan syahwat ini pasti akan berlanjut mengingat waktu mereka sangat panjang hingga sore nanti.

Saat sedang sibuk di meja dapur ia dikejutkan dengan sebuah kecupan lembut di pipinya,

"Mau ngapain Bu?" Tanya Adrian, sambil memeluk tubuh Bu Kartika dari belakang.

Perlakuan gentle dari Adrian inilah yang membuat Bu Kartika selalu terkenang dan enggan mengakhiri kisah seksual mereka. Dia tidak pernah merasakan ini sebelumnya, tapi remaja kencur ini selalu bisa membuatnya nyaman seusai bercinta. Obrolan kecil atau senda guraunya membuat Bu Kartika merasa diperlakukan sebagai wanita yang istimewa bagi Adrian.

"Mau masak sayang." Jawab Bu Kartika sambil mengiris tomat.

"Saya jadi ingat saat saya mencium Ibu di tempat ini" tangan Adrian mulai bergerilya,melepaskan ikatan handuk Bu Kartika lalu menjepit kedua puting Bu Kartika diantara jari tengah dan telunjuknya. Ciuman lembut pun ia sarangkan di tengkuk mulus Bu Kartika.

"Aaahhh..Rian ternyata semesum ini." Kata Bu Kartika sedikit mendesah. Reaksi tubuhnya yang melonjak seakan menggoda Adrian untuk melanjutkan aksinya.

Bu Kartika tetap melanjutkan aktivitasnya,

"Ibu terkejut?" Goda Adrian, tangannya yang kiri segera berpindah ke vagina,jari tengahnya mengelus bibir vagina itu lalu menyergap klitorisnya.

"Ooouuugghhh.." Kedua kaki Bu Kartika melebar,semakin mempermudah jari tengah Adrian mengobok-obok vaginanya.

Serangan combo Adrian di tengkuk,payudara dan vagina membuat tubuhnya bergetar. Bu Kartika tidak mampu menjawab godaan Adrian karena kegelian di tiga titik sensitifnya. Vaginanya semakin becek.

"Aaaaahhh..Riaaann..ini gilaaa." Desahan Bu Kartika berubah menjadi racauan.

Tanggan kanannya langsung menuju penis Adrian.

"Kontol kesayangan Ibu yang selalu siap tempur." Puji Bu Kartika sambil mengocok penis Adrian.

Adrian menarik pantat Bu Kartika, mengarahkan penisnya,

"Bleeess."

"Uuuuggghhh." Keduanya melenguh.

Didiamkannya penis itu di dalam vagina Bu Kartika. Ia tolehkan wajah Bu Kartika lalu melumat bibirnya.

"Memek Ibu membuat kontol ku ketagihan." bisik Adrian di telinga Bu Kartika sembari menggerakkan pinggulnya mengocok vaginanya.

"Aaauuuggghhhh..aaaaahhh." Bu Kartika kembali hanya mendongakkan kepala, dan memejamkan mata. Kenikmatan sodokan penis,bisikan vulgar dan cumbuan mulut Adrian membuatnya menjadi wanita yang benar-benar berbahagia. Dia seakan lupa siapa dirinya.

Adrian mencurahkan perasaan dan pikirannya untuk membuat orang yang dia cintai sekaligus melukai hatinya ini merasa senang untuk bercinta dengannya.

Ada perasaan gembira dan bahagia saat ia mendengar desahan dan jeritan kepuasan wanita separuh baya yang mengambil keperjakaaan dan hatinya.

"Ibu..ouuugghhh..eeeeehhh." desah Adrian,kedua tangannya menelungkup di payudara Bu Kartika.

"Aaaaahhhh..aaaahhh..aaaahhh" desahan Bu Kartika semakin sering seiring sodokan penis Adrian yang cepat dan dalam.

Bu Kartika merangkulkan kedua tangannya di leher Adrian,ciuman dan gigitan manja Adrian di punggungnya semakin memabuat desahannya membahana di ruangan dapur.

Adrian menarik mundur pantat Bu Kartika membuat Bu Kartika semakin menungging tangannya menggapai tepian meja dapur. Tangan Adrian berpindah ke pinggang Bu Kartika.

"Plak..plak..plak."

"Aaaahhh..aduuuhhh..oooohhhh." tamparan telapak tangan Adrian di pantatnya menjadikan sensasi kenikmatan itu beraneka rasa. Gatal dan perih di pantat dan vaginanya membuat cairannya meluber hingga ke paha. Entah sudah berapa kali ia orgasme.

Gerakan memutar dan maju mundurnya pinggul Adrian semakin liar.

"Aaaaaahhhh..eeemmmhhhh..Ibuuuuu!!" Jerit Adrian, tak berselang lama,

"Crot..crot..crot." penisnya kembali memuntahkah sperma di vagina Bu Kartika.

"Riaaaan..sayang..aaaahhhh."

Bu Kartika membalik lalu memeluk Adrian dan mencium bibirnya.

"Kenapa kamu selalu bisa memberikan Ibu kenikmatan ini sayang?"

"Ibu nggak percaya bisa mendapatkan sex yang indah ini dari mu."

"Ibu tidak ingin mencintaimu, tapi apa yang kamu lakukan ini membuat Ibu tidak tahu harus bersikap seperti apa pada mu"

Entahlah, isakkan yang bersamaan dengan kata-kata yang keluar itu adalah kebahagian atau kegalauan Bu Kartika.
ini lanjutan atau Part baru, mohon kejelasannya
 
Bimabet
Bab 15.

"Someone said life is for the taking
Here I am with my hand out waiting for a ride
I've been living on my great expectations
What good is it when I'm stranded here
And the world just passes by
Where are the signs to help me get out of this place

If I should stumble on my moment in time,
How will I know?
If the story's written on my face, does it show?
Am I strong enough to walk on water
Smart enough to come in out of the rain?
Or am I a fool going where the wind blows (wind blows)?

Here I sit halfway to somewhere
Thinking about what's in front of me and what I left behind
On my own, supposed to be so easy
Is this what I've been after

Or have I lD3ost my mind?
MaybSeee this is my chance and it's coming to take me away, yeah

If I should stumble on my moment in time,
How will I know?
If the story's written on my face, does it show?
Am I strong enough to walk on water
Smart enough to come in out of the rain?
Or am I a fool going where the wind blows (wind blows)?

Here I am walking naked through the world
Taking up space, society's child
Make room for me, make room for me,
make room for me

Am I strong enough to walk on water?
Smart enough to come in out of the rain?
Or am I a fool
Going where the wind blows (where the wind blows),
Going where the wind blows?"


Lagu dari Mr. Big ini membangungkan Adrian dari tidurnya. Ia bersiap berangkat bersama Bapaknya karena hari ini penerimaan raport kenaikan kelas.

Adrian agak terkejut melihat kedatangan Bu Kartika bersama Fajar di sekolahan. Bu Kartika sama sekali tidak meliriknya.

Dia teringat beberapa minggu yang lalu sesaat setelah Bu Kartika mengantarkannya mengambil motor di sanggar senam.

"Ibu suka dengan permainan sex mu sayang, Ibu ketagihan dengan kontol mu, jika Ibu masih muda, Ibu akan dengan senang hati menerima mu sebagai kekasih Ibu, kamu pandai menyenangkan hati wanita, terutama sikap after sek mu, tidak banyak cowok mampu melakukan seperti yang kamu lakukan. Tapi, Ibu harus melepasmu. Sepertinya hari ini menjadi akhir dari petualangan sex Ibu dengan mu. Ibu tidak akan pernah melupakannya sayang. Jika kamu merindukan Ibu, mainlah ke tempat Mbak Anis.

Adrian saat itu hanya diam, kepalanya menjadi pusing dan pikirannya menjadi ruwet.


"Kenapa harus berhenti??"

"Apa hubungannya dengan Bu Anis??"

"Apakah Bu Kartika ingin ketemuan ini terjadi di rumah temannya??"

Pertanyaaan itu timbul dan muncul setelah Bu Kartika meninggalkannya.


Saat ini pun dia ingin bertanya tetapi enggan karena ada Fajar bersama Bu Kartika. Sepertinya sekarang ini dia harus juga mampu melepaskan nafsu dan perasaannya kepada Bu Kartika. Tapi dia harus mendatangi Bu Anis untuk mendapatkan kejelasan mengenai masalah ini.

Adrian,remaja bau kencur dipaksa dewasa sebelum waktunya karena perasaannya kepada seorang wanita paruh baya yang mengajarinya kenikmatan dan kepuasan seksual dibalik penolakan cintanya.

Rasa penasaran membuatnya mendatangi sebuah rumah yang terletak dipinggiran jalan raya. Rumah dengan bangunan minimalis itu terlihat asri dengan adanya sebuah pohon mangga di pojokan taman di pekarangannya. Siang yang terik seakan tidak mampu mengendurkan tekadnya untuk menuntaskan rasa penasaran di dalam hatinya. Ia sudah bisa menerima penolakan cintanya tapi belum mampu menerima penghindaran Bu Kartika atas dirinya.

"Ting..tong..ting..tong.""

Suara bel itu berbunyi bersamaan dengan pencetan jemari adrian di saklar yang terletak di tembok sebelah pagar besi rumah itu.

Pintu rumah terbuka dan munculah sesosok wanita berdaster merah, terlihat mencolok karena kulitnya yang putih. Bu Anis berjalan menuju pagar.

"Eh..Adrian..akhirnya mampir juga ke rumah ku..nggak bawa gitar mu?" Tanya Bu Anis sambil membuka pagar.

"Maaf Bu kalau saya mengganggu, saya kesini hanya mau sedikit bertanya, bukan untuk mengajari gitar." Jawab Adrian

"Masukin motor mu, tutup lagi pagarnya,jangan lupa gemboknya di kuncikan." katanya sambil berjalan menuju ke gazebo yang terletak dibawah pohon mangga.

"Di sini aja yang agak sejuk, di ruang tamu panas karena nggak ada kipas anginnya." Kata Bu Anis

Mereka duduk berhadapan, terhalang meja kecil yang berfungsi sebagai payung. Adrian hanya menunduk, tanpa sengaja melihat kaki jenjang yang putih mulus, dadanya berdegup kencang.

"Kamu mau tanya soal Kartika?" Tanya Bu Anis to the point.

Adrian memandang Bu Anis lalu menganguk. Kali ini dia tidak menunduk,matanya mengarah ke belahan payudara mulus yang sedikit basah oleh butiran keringat.

"Kartika benar-benar berhasil membuat mu menjadi lelaki di usia mu yang belum seharusnya, hehehe." Ujar Bu Anis.

"Maksud Ibu?" Tanya Adrian heran.

"Ibu ambilkan minum sebentar ya." ujar Bu Anis cuek dengan pertanyaan Adrian.

Mata Adrian jalang menatap bokong semok Bu Anis dari belakang. Nafsunya mulai naik.

"Ini, diminum." kata Bu Anis sambil meletakkan 2 gelas es teh di meja kecil itu.

Adrian hanya menatap Bu Anis, matanya seakan menunggu jawaban.

"Kamu kira Ibu nggak tau bagaimana matamu memandang Ibu saat di sanggar senam, saat makan dan barusan saja??" Ucap Bu Anis mengejutkan Adrian.

"Ibu ini wanita dewasa Rian, pengalaman ibu menghadapi remaja-remaja dan lelaki sudah banyak, mata kalian itu selalu liar memandang wanita dewasa alih-alih melihat cewek-cewek seksi seumuran kalian."

"Dari tadi kamu menatap belahan tete ku, kamu kira Ibu nggak tau??" Kata Bu Anis semakin menyudutkan Adrian yang hanya menundukkan muka.

"Kartika sudah banyak bercerita soal hubungan mu dengannya, apakah kamu benar-benar mencintai Kartika? Apa yang membuat mu mencintai wanita yang usianya mungkin seusia ibu mu??" Tanya Bu Anis dengan tekanan.

"Ibu hanya heran kenapa Kartika begitu menyukai bercinta dengan mu, badan dan wajah mu biasa saja padahal Kartika wanita yang istimewa" ejekan itu terdengar mengentengkan.

Adrian mengangkat wajah dan menatap Bu Anis.

"Apakah ibu selalu menanggapi remaja-remaja mesum itu?" Tanya Rian sedikit emosi

"Rian!!!! Kamu kira Ibu ini jalang, hah!!!!" Bentak Bu Anis sambil berdiri.

"Saya hanya bertanya Bu,kenapa Ibu tersinggung??" Jawab Adrian santai, ia berhasil menenangkan emosi dan mulai mengambil alih pembicaraan.

"Kalau pun iya tidak menjadi masalah bagi saya. Saya ke sini karena pesan dari Bu Kartika sendiri untuk mendatangi Ibu. Apakah Bu Kartika salah mempercayai orang??" Sindiran telak Adrian membuat muka Bu Anis memerah.

"Soal hubungan kami itu adalah urusan kami, maaf jika ini merepotkan Ibu" Kata Adrian tegas.

Matanya tajam memandang mata Bu Anis yang memerah.

Bu Anis kembali duduk, meneguk minumannya lalu mendesah.

"Heehhh, Kartika benar-benar sukses mendidik mu" ujar Bu Anis pelan.

"Kartika tidak suka dengan mata mu yang selalu memandang mesum wanita-wanita dewasa, dia tahu dan takut kamu menjadi predator. Kartika tidak ingin mengatakan ini sendiri, jadi dia menyerahkan tugas ini kepada Ibu"

"Kartika merasa bersalah karena membiarkan mu jatuh cinta kepadanya dan membuat mu tenggelam dalam lautan nafsu, dia paham kamu berpotensi untuk menjadi seorang petualang."

Adrian hanya diam menyimak tuturan Bu Anis, matanya tidak pernah bisa beralih dari belahan payudara yang naik turun mengikuti tarikan nafas Bu Anis.

"Ck, ck, ck."

"Ibu bicara soal Kartika pun mata mu tidak pernah lepas dari belahan tete Ibu, seperti nggak pernah lihat aja." Sindir Bu Anis

"Bagus untuk kesehatan mata Bu, kalau tete ibu baru sekali ini,lagian ibu sudah terbiasa dengan mata mesum gini kan?" Balas Adrian.

"Hmmmm..kau benar Tika." Gumam Bu Anis seperti berbisik.

"Hanya itu yang bisa Ibu katakan Rian, Kartika telah pergi dari hidupmu." Kata Bu Anis.

Adrian terdiam cukup lama, beberapa kali meneguk es teh hingga tinggal sedikit.

"Kenapa Ibu ingin belajar gitar?" Tanya Adrian mengalihkan pembicaraan.

"Ibu hanya menggoda kalian saja waktu itu, jangan anggap serius ucapan Ibu." jawab Bu Anis.

"Saya dulu selalu bertanya-tanya kenapa saya bernafsu dengan wanita dewasa Bu, tapi sekarang sudah tidak lagi." kata Adrian

"Tadinya saya mau bertanya mengenai itu sama Bu Kartika tapi karena sudah tidak bisa,saya ingin bertanya ke Ibu, tapi setelah ibu berbicara soal remaja-remaja tadi saya merasa tidak sendirian, terima kasih Bu Anis" ujar Adrian.

"Maaf, tete ibu lebih besar dari Bu Kartika, tp soal kekenyalannya saya nggak tau karena belum pernah merasakannya, itulah yang ada dipikiran saya tadi saat melihat belahan payudara ibu" ucap Adrian jujur.

"Hei!!! Jaga mulut mu Rian!!!" Bu Anis terlihat murka.

"Maaf Bu, saya permisi."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Liburan sekolah selama sebulan dimanfaatkan Adrian untuk menenangkan diri, rasa kecewa dan kehilangan Bu Kartika semakin lenyap dari hati dan pikirannya. Adrian tetaplah remaja secara fisik, tapi tatapan tajam mata Adrian menunjukkan kematangan.

Sore itu Adrian dan Hermawan asyik makan di warung mie ayam langganan mereka, tempat yang luas dan rasanya yang enak sesuai dengan nama warungnya, MIE AYAM PUAS. Saat sedang makan mereka dikejutkan dengan gaduhnya suara serombongan ibu-ibu yang masuk ke warung dengan canda tawa mereka. Hermawan cuek, tapi tidak dengan Adrian. Mata tajam nan mesumnya melirik mengamati lekuk tubuh ke 6 orang ibu itu.

"Lirikan mesum mu berbahaya." bisikan di telinganya membuatnya otomatis menoleh,

"Hahahaha." Bu Anis berlalu dengan ketawanya.

"Siapa itu Ndes?" Tanya Adrian sambil menggigit kerupuk.

"Teman Ibu ku." kata Adrian berbohong.

Adrian mendongkol dengan godaan Bu Anis barusan. Ia dan Hermawan segera membayar lalu pergi.

Ia menoleh ke arah rombongan ibu-ibu senam itu, matanya bertemu dengan mata Bu Anis. Senyum Bu Anis terlihat entah menggoda entah mengejek yang pasti Adrian sebal dengan senyuman itu.

Adrian mencoba melupakan kejadian di warung tadi dengan berkeliling-keliling kota berboncengan dengan Hermawan. Suasana sejuk Kota Semarang ditambah guyonan mereka berdua berhasil mengalihkan kesebalan Adrian. Mereka hanya berputar di Simpang Lima,memarkirkan motor lalu nongkrong di lapangan Pancasila. Suasana sore itu sangat ramai.

"Ndes!!" Mereka berdua menoleh ke arah suara yang akrab di telinga mereka.

Chandra dan Vena berjalan mendekati mereka.

"Mas Rian kok gak pernah main ke rumah ku kenapa?" Tanya Vena.

Adrian sedikit kaget dengan pertanyaan itu.

"Ahhh..luka itu sudah tidak berbekas" kata Adrian dalam hati untuk menenangkan diri dari pertanyaan Vena.

"Aku nggak pernah keluar rumah Ven, baru ini keluar gara-gara ditraktir Hermawan."

"Eh..sudah jadian belum ini? Gak bilang-bilang, ayo traktir..hahahaha" goda Adrian mengalihkan kecanggungannya.

"Vena belum boleh pacaran Ndes, sementara hanya boleh ngajak jalan sore doang." Kata Chandra.

"Dia siapa Ndes??" Tanya Hermawan yang belum kenal Vena adik teman sekelasnya.

"Kenalin Ndes, ini Vena, adinya Fajar Nugroho" kata Chandra mengenalkan.

Vena dan Hermawan bersalaman.

Mereka berempat bercanda dan ngobrol seru.

Adrian seringkali teringat Bu Kartika saat melihat Vena tertawa, persis ibunya. Adrian berusaha mengalihkan pikiran yang selalu membawanya ke bayangan Bu Kartika.

Menjelang maghrib mereka membubarkan diri dan segera pulang.

Saat arah pulang, Adrian seperti melihat Bu Anis berdiri bingung di pinggir jalan. Suzuki Esteem hijau di sebelahnya tampak mengepulkan asap.

"Ndes, berhenti Ndes,putar balik." Perintah Adrian kepada Hermawan yang memboncengkannya.

"Ada apa?" Tanya Hermawan menghentikan motor. Lalu melihat kanan-kiri dan memutar arah.

"Itu lho, kayaknya mobil teman ku mogok." Kata Adrian sambil menunjuk ke mobil di seberang jalan.

"Mobilnya over heat Bu?" Tanya Adrian setelah turun dari motor, mengejutkan Bu Anis yang sedang duduk di depan mobil.

"Eh, Adrian, gak tau ini tiba-tiba mogok trus keluar asapnya." Jawab Bu Anis.

"Tolong buka kap mesinnya Bu."

"Ndes,beli air mineral yang satu setengah liter 3 botol" katanya kepada Hermawan setelah mengecek indikator suhu dan membuka kap mesin. Hermawan bergegas pergi.

Bu Anis hanya duduk di jok depan setir sambil mengamati Adrian karena dia tidak tau apa-apa soal mesin mobil.

"Ada lap atau gombal gak Bu?" Tanya Adrian, kepalanya melongok dari samping kap mesin.

"Ada di bagasi belakang Rian." KataBu Anis tanpa beranjak. Kakinya yang kanan terjulur ke tanah, tubuhnya rebahan di jok, matanya terpejam. Adrian mulai gondok karena Bu Anis tidak bergerak.

"Bu,buka bagasinya gimana?" Tanya Adrian dari belakang mobil.

"Ada tuasnya di bawah jok depan." Jawab Bu Anis tetap memejamkan mata.

Adrian semakin gondok melihat Bu Anis hanya rebahan di jok padahal jika Bu Anis sedikit bergerak sudah pasti bagasinya akan terbuka.

Adrian agak sungkan juga karena tuas itu pas persis ada dibawah selangkangan Bu Anis.

"Maaf Bu, itu tuasnya dibawah selangkangan Ibu." Kata Adrian mengalihkan pandangan. Ia malas juga kalau dikatain mata mesum lagi.

"Ibu capek,habis senam malah mobilnya mogok" Sahut Bu Anis.

Adrian semakin gondok dan sebal. Ia sangat gemas.

"Cup..cup..cup" ia cium pipi Bu Anis.

"Rian!!!, ngapain kamu nyium Ibu??!!!" Seru Bu Anis

"Biar Ibu bangun, nanti saya dikatain kurang ajar kalau tangan saya tidak sengaja menyentuh selangkangan Ibu." Kata Adrian santai

"Jadi mencium pipi Ibu bukan kurang ajar ya?!!!" Seru Bu Kartika semakin jengkel.

"Mmpppphhh" lumatan kilat bibir Adrian semakin mengagetkan Bu Anis.

Saking marahnya Bu Anis sampai kehilangan kata-kata.

"Nah,kalau gini kan saya narik tuasnya nggak menyentuh memek Ibu" goda Adrian sambil menarik tuas pintu bagasi.

Ia ingin membuat Bu Anis marah karena ia gondok dikatain terus.

Setelah mengambil gombal ia lalu membuka tutup radiator agar radiatornya cepat dingin.

Bu Anis sekuat tenaga menahan gemuruh emosi di dadanya. Anak remaja kencut itu berani-beraninya mencium 2x,pipi dan bibirnya. Ia masih mengingat saat ini Adrian mencoba membantunya mengatasi mobilnya yang mogok.

Tak berselang lama Hermawan datang.

Adrian dan Hermawan mengobrol santai di depan mobil sambil merokok.

Kemarahan Bu Anis mulai mereda. Ia marah karena Adrian menciumnya di tempat umum, walaupun di dalam mobil dan lalu lintas yang ramai tidak memungkinkan orang untuk memperhatikan kejadian yang begitu cepat.

Setelah menunggu 1 jam,Adrian mengisi penuh radiator dan saluran pengisi airnya. Ia menutupkan kap mesin dan menyalakan mesinnya.

Mesin mobil menyala dengan lancar.

"Saya kawal Ibu sampai rumah."

Bu Anis hanya diam lalu melajukan mobilnya pulang.

Sesampainya di rumah Bu Anis, Adrian turun mendekati Bu Anis bermaksud untuk langsung berpamitan.

"Rian,terima kasih ya. Besok Ibu tunggu kamu di rumah, Ibu marah dengan apa yang tadi kamu lakukan. Kalau kamu tidak datang, Ibu akan mengadukan kelakuan mu ke suami Ibu." Ancam Bu Anis

"Baik Bu. Saya pulang Bu." Kata Adrian tanpa takut dan merasa bersalah.

"Aku harus bisa menjaga diri dari Adrian" batin Bu Anis sambil menatap kepergian remaja kencur itu.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd