Bab 2
"Love is on the way..I can see it in your eyes..Let's give it one more try tonight baby.."
Alunan refrain grup rock Saigon Kick terdengar lirih di walkman yang Adrian putar malam itu.Pikirannya terbang kembali ke kejadian sore tadi.
"
Rian???"
Si ibu berseru tertahan karena kekagetannya..mulutnya yang terbuka karena tertawa tiba-tiba dibungkam dengan mulut Adrian.Kejadian yang hanya 2 detik itu benar-benar membuatnya terkejut.
"Maaf bu,saya turun di sini aja,saya pulang naik angkot besok siang sepulang dari sekolah saya ambil motor saya" ucap Adrian seraya membuka pintu mobil dan berlari ke luar menuju jalanan.
Tak berapa lama ia pun mendapatakan angkutan dan segera naik untuk pulang ke rumah.
"Kenapa aku melakukan hal gila kepada ibunya Fajar?"
"Kenapa aku begitu nekat menciumnya?!"
"Aaarrggghhhhh!!"
Adrian begitu frustasi dan jengkel dengan kelakuannya sendiri tadi sore
Tok..tok..tok..
"Kamu kenapa adrian?"
Tanya ayahnya,
"Nggak apa-apa pak,Adrian hanya pusing dengan pelajaran matematika yang tadi diajarkan di sekolah" sahut Adrian berbohong.
"Tumben kamu belajar hahaha" ayahnya menyahuti tidak percaya.
Adrian diam. Ia mencoba untuk tidur dan melupakan kejadian sore tadi.
Adzan subuh membangunkan Adrian dari tidurnya yang gelisah semalaman. Bayang-bayang ciumannya selalu hadir semalaman.Dadanya berdebar kencang.
Takut,gelisah,gembira,menjadi satu mengombang-ambingkan hati dan pikirannya.
Ia bangun lalu keluar dari kamar.
"Motor dan pakaian seragam mu di mana?" Tanya ibunya
"Di rumah Fajar,kemarin waktu pulang kehujanan terus diajak Fajar berteduh dan mandi di rumahnya." Adrian menuangkan air hangat untuk membasahi kerongkongannya yang kering sambil berdiri di sebelah ibunya yang sedang membersihkan sayuran.
"Kok pulang naik angkot?"
"Sebenarnya kemarin di suruh ibu nya Fajar pulangnya nunggu hujan reda tapi saat ibu nya Fajar mau jemput adik-adiknya pulang sekolah saya ikut,saya turun di lamper sari karena adiknya yang kecil sekolah di sompok."
"Nanti pulang sekolah mau ke rumah Fajar ambil motor dan seragam ku Bu."
"Trus pakaiannya Fajar yang kamu pakai itu gimana?
Masak mau kamu kembalikan tanpa di cuci dulu?"
"Pakaiannya Fajar saya kembalikan besok aja kalau sudah bersih Bu."sembari berjalan kembali ke kamarnya.
"Jangan tidur lagi,nanti bangun mu kesiangan."
"Nanti berangkat biar diantar bapak aja ke rumah Fajar sekalian ambil motor mu."
"Nggak usah bu,saya numpang hermawan ke sekolah" sahut Adrian dari dalam kamarnya
Adrian tiduran termenung,tangan kanannya ia tempelkan di dahinya.Alisnya berkerut-kerut menandakan kegalauan pikirannya.
"Bagaimana kalau ibunya Fajar lapor ke suaminya??"
"Bagaimana kalau ibunya Fajar bilang ke Fajar bahwa aku telah menciumnya??"
Pertanyaan ketakutan dan kegelisahan itu selalu menghantui pikirannya sepanjang malam hingga subuh ini.Akibat rasa kantuk yang kuat tanpa sadar Adrian tertidur.
"Rian,bangun..bangun..sudah jam setengah 7 ini kamu nanti terlambat lagi" ibunya mengguncang-guncang bahu adrian untuk membangunkannya."
"Hoooaaammmzzzz" Adrian membuka mata dan menggeliat.
"Cepetan mandi!!!" Seru ibunya.
Bergegas Adrian lari ke kamar mandi.
Tiiiinn..tiiinn..tiiinnn..
"Ndessss!!!"
"Tuh,Hermawan dah datang" kata ibunya.
"Adrian berangkat dulu ya bu,pak"
"Cepet ndes..nanti terlambat" seru Hermawan jengkel.
"Ngebut ya ndes" sahut adrian sambil membonceng.
Di kelas Adrian hanya diam melamun,gurauan teman-teman sekelas yang riuh rendah tidak mampu menggoyahkan perasaan tidak menentu di hatinya,pikirannya terbang tak tentu arah.
"Nanti pulang bonceng aku aja..sekalian ambil motor mu di rumah" tiba-tiba Fajar duduk disebelahnya.
Adrian menoleh,
"Siap!" Jawabnya
"Kenapa kemarin kamu langsung nyelonong keluar mobil dan pulang??"
"Ibu ku khawatir sama kamu"
Pandangan Adrian menerawang jauh.
"Kenapa ibu mu khawatir?" Dia bertanya sambil menunduk dan kedua telapak tangannya menyati di belakang kepalanya
"Entahlah,ibu ku cm cerita tiba-tiba kamu keluar dari mobil trus naik angkot" kata Fajar tak peduli.
"Nanti ambil motor jangan pulang dulu..ibu ku menyuruh mu menunggu beliau" Fajar bangkit dan berlalu dari sebelahnya.
"Ck"
"Mati aku"
"Ada apa ndes?" Hermawan duduk di meja di depan Adrian.
"Ngapain kepala mu kau pukul sendiri,ada tangan teman mu yang kasar ini kalau memang mau diperbantukan untuk memukul kepala mu" kata Hermawan sambil mengusap-usap telapak tangannya.
Adrian tetap menunduk.
Plak!!!
"Asu!!!" Jerit Adrian mengusap kepalanya.
"Hahahahahaha" Hermawan lari keluar kelas sambil tertawa terbahak-bahak.
Adrian sekolah di STM negeri yang terletak di pusat kota Semarang,hanya ada 1 cewek di kelasnya.
Tidak ada yang menarik dari kehidupan sehari-hari bocah kurus dekil itu.
Kulitnya yg coklat kematangan,rambutnya yang selalu awut-awutan dan pakaian yang tidak pernah rapi seolah menjadi trade mark nya.
Hanya 1 buku yang digulung lalu dimasukkan di saku celana belakang yang jadi sumber pelajarannya.Dan buku itu bersih tanpa noda coretan apapun karena dia hanya meletakkannya di meja tanpa berniat menodai buku itu sedikitpun.
Dia lebih senang lari keluar pagar sekolah bersama Chandra temannya untuk menghabiskan waktu di rental PS 1 waktu itu.
Adrian anak yang sedikit cerdas,walaupun bukunya bersih tanpa catatan apapun tapi nilai pelajarannya tidak pernah jelek pun tidak bagus sekali juga.
Di rumah,belajar adalah hal yang tidak dia pahami.
Dia lebih banyak menghabiskan waktu dengan belajar bermain gitar listrik agar bisa seperti gitaris-gitaris idolanya.
Musik Heavy Metal adalah genre yang dia sukai. Iron Maiden,Judas Priest,Led Zeppelin dan grup-grup band semacam itulah yang selalu mengiringi kehidupannya sejak kelas 4 SD.
Dia banyak belajar mengenai kehidupan dari lirik lagu band-band rock.
Remaja idealis dan anti kemapanan yang merasa usia muda adalah masa untuk berani mendobrak sistem dan berkarya.
Kemampuan bermain gitarnya mumpuni dan karena dentingan suara gitarlah cerita asmara usia muda nya dimulai,hentakan musik rock mendobrak gejolak syahwat nya untuk berani berpetualang dan mengeksplorasi dua kata
"CINTA vs NAFSU"