Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

mbah Waliah (copas)

blegug2

Kakak Semprot
Banned
Daftar
1 Jun 2013
Post
171
Like diterima
6
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
ganteng, pinter, kaya, gak pernah selingkuh... kenanya malah sama wak li .... wkwkwkwk
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
. . . . . . . . . . .
Aku seorang akuntan berinisial G (40 tahun),
bekerja di sebuah Bank terkenal di Jakarta. Aku
sudah menikah sejak 19 tahun yang lalu dengan
seorang wanita yang sangat cantik, dan kami
berdua telah dikaruniai seorang anak laki-laki
tampan yang kini sudah beranjak dewasa.
Hubungan keluarga kami dibilang sangat
harmonis. Aku pintar membagi waktu antara
mengurus pekerjaan, bergaul dengan orang-orang
di lingkungan blok, serta memanjakan isteri dan
ankku. Aku memang bukan seorang pengembara
seks di luar, karena aku yakin isteriku selama ini
sudah memberikan pelayanan seks yang sangat
memuaskan, bak seorang servicer yang mampu
memuaskan kliennya (aku). Tetapi sejak kecil
(entah kelainan atau apa) aku sangat menyukai
hal-hal yang berbau seks dan sebagainya. Aku
sering menonton blue film dan membaca cerita-
cerita panas yang merangsang otot kontolku
berkontraksi.
Secara fisik, aku dinilai oleh orang-orang sebagai
lelaki yang gagah. Wajahku ganteng seperti artis
Hollywood, Tubuku kekar dan atletis, muka bersih,
ditambah penampilanku yang mentereng menarik
siapa saja yang melihatku. Tidak sedikit ibu-ibu
satu blok (tetanggaku) yang memuji
kegagahanku, dan tidak sedikit pula teman-teman
kerjaku yang menyanjung ketampananku. Aku
menjadi geer karenanya, karena itulah aku sering
melakukan perawatan tubuh dengan ikutan fitnes
ataupun ikut olah raga lain yang membuatku
lebih terlihat gagah, berharap predikat tampan
masih kusandang melalui mulut orang-orang
tersebut.
Di lingkungan satu blok, aku mempunyai seorang
tetangga yang kebetulan adalah seorang dukun
pijat. Namanya Mbok Waliah, orang-orang sering
memanggilnya Mbok li atau Wak li. Wak li kini
sudah berusia kepala tujuh (kira-kira 73
tahun )namun kemampuan pijatnya masih pintar
dan dirasakan betul oleh para pelanggannya. Wak
li kini hidup seorang diri di dalam gubuk pijat
kesayangannya. Sang suami tercinta sudah 20
tahun meninggalkannya dan mereka sama sekali
belum dikaruniai anak satupun. Wak li sebatang
kara di usianya yang sudah renta itu dan hidup
dengan menggantungkan usaha pijatnya sampai
sekarang. Aku sendiri, jujur, belum pernah
merasakan enaknya pijatan wak li yang menurut
orang-orang pijatan wak li sangat mujarab
menyembuhkan beberapa keluhan.
Meskipun aku belum merasakan pijatan
lembutnya, tapi sampai saat ini, aku dan wak li
cukup baik dalam hubungan tetangga. Wak li
adalah sosok wanita tua yang baik dan
penyayang, bahkan ia sering memanjakan anak
laki-lakiku sejak anakku kecil. Hubungan
tetangga antara kami berdua pun mengalir
dengan biasa-biasa saja, dan tidak disangka bila
pada suatu siang hubungan itu melebur menjadi
suatu hubungan yang intim layaknya sepasang
suami isteri yang tengah dimabuk hasrat.
Hubungan itu berubah secara tiba-tiba menjadi
suatu hubungan yang lebih dekat karena
dilatarbelakangi oleh nafsu birahi kami. Rasanya
kami berdua pun seperti terbang bersama dalam
udara kenikmatan dan kami pun tak mampu
membendung betapa hasrat kami sangat kuat
hingga kami ingin sekali melakukannya berulang-
ulang sampai hasrat itu terpuaskan.
Siang itu(minggu), mendadak tubuhku pegal-
pegal karena seminggu ini aku dan rekan-rekan
kerjaku touring di beberapa kota untuk sekadar
berekreasi. Sudah hampir seminggu isteriku
pulang ke rumah orang tuanya karena mertuaku
tiba-tiba sakit dan ia berniat merawat orang
tuanya selama beberapa waktu. Anak laki-lakiku
pun ikut dengan isteriku selagi sekarang adalah
musim liburan semester untuk anak sekolah. Aku
yang di rumah sendirian, tidak mempunyai
pembantu, tidak ada orang lain, terpaksa
mengerjakan segala tugas rumah seorang diri. Itu
artinya, sudah seminggu aku tidak melakukan
hubungan seks dengan isteriku sehingga kontolku
ini berada dalam keadaan tegang yang luar biasa
dahsyatnya. Dan di saat-saat seperti ini, dimana
aku pegal-pegal di sekujur tubuhku (termasuk
kontolku minta di service) tentu membuthkan
seorang ahli pijat yang sanggup menyembuhkan
keluhan pegalku ini.
Akhirnya, aku memutuskan diri minta bantuan
wak li untuk memijatku. Dengan hanya
mengenakan kaos oblong berwarna putih dan
celana jeans biru, aku pun mengunjungi gubug
milik wak li yang cukup tua namun tertata rapi di
dalamnya. Dan tentusaja wak li tidak menolak
permintaanku karena aku ini tetangga yang
lumayan dekat dengannya. Dan aku setuju-setuju
saja, karena aku memang membuthkan
pijatannya untuk menghilangkan rasa pegalku ini.
Lalu kututup pintu rumah wak li supaya tidak ada
orang lain yang melihatku sedang dipijit. Dan
setelah masuk ke kamar wak li, wak li dengan
siagap menutup gordyn kamarnya itu.
Kupandangi kamar praktik wak li. Kamar itu
sangat bersih dan rapi, kasurnya yang bersih
ditutupi kelambu biru dan kesannya seperti
kamar pengantin orang-orang India. Meskipun
rumahnya hanyalah gubug yang mungkin
sebentar lagi akan roboh kalau ada angin besar.
Aku pun disuruhnya melepas baju (telanjang
dada) agar wak li bisa leluasa memijat pinggang
dan dadaku. Ya sudahlah, aku menurut. Kulepas
kaos oblongku, sehingga tubuh kekar ini tercetak
dengan jelasnya dibasahi dengan peluh yang
membanjiri dadaku karena siang ini udara begitu
menyengat dan aku cukup lelah. Wak li sendiri
hanya mengenakan jarit untuk menutupi bagian
bawahnya dan bagian atasnya hanya ditutupi oleh
singlet putih tanpa menggunakan BH seperti ibu-
ibu wanita lainnya. Aku tengkurap di atas kasur
itu, sementara wak li sudah mulai megoleskan
minyak (entah namanya apa) ke bagian
punggungku. Sambil memijat-mijat, aku
bercengkarama dengannya.
Mas G badannya kekar ya? Kelihatan perkasa nih,
mas.
Aku tersenyum nyinyir,ah, enggak juga kok,
Wak. Biasa aja kayak bapak-bapak lainnya.
Rahasianya apa supaya badannya bisa kekar
kayak gitu, mas?
Cuma olah raga doang wak, nggak ada lain-lain.
Oh.,hanya itu yang ditambakan.
Tak sampai lima belas menit, aku disuruh
membalikkan badan. Tampak dadaku yang padat
berisi dan susuku yang macho serta otot-otot
tubuhku yang gagah di depan wak li. Wak li
memandang sejenak dadaku. Lalu tersenyum,
sepertinya ia suka dengan dadaku yang gagah ini.
kemudian ia meraba bagian dadaku seperti
sedang menggerayangi penuh nafsu. Sontak saja,
kontolku yang memang udah sering ngaceng, jadi
tambah ngaceng lagi karena rabaannya yang
begitu halus. Aku diam saja. Wak li kemudian
melakukan hal yang serupa: memijatku. Ah,
sungguh rasanya dipijat di bagian dada oleh wak
li sangat enak. Aku menyesal karena selama ini
tidak pernah meminta bantuannya memijatku.
Wak, bagian paha dan betis juga ya? Disitu juga
pegel,ujarku.
Tapi celananya lepas dulu ya, mas. Biar wak enak
mijitnya.
Aduh, parah! Aku disuruh melepas celana jeasku!
Aku cukup panik, bagaimana kalau wak li melihat
kontolku ini sedang ngaceng ? Lagipula, aku
Cuma pakai kolor renang yang sangat ketat.
Sehingga kalau jeansnya kulepas, terlihat
bagaimana besarnya kontolku itu mengembung
di balik kolor renangku.
Ya udah deh, wak,aku bersikap seolah-olah
pasrah saja. Biarin aja. Apa yang nanti terjadi, ya
terjadilah.
Lima menit kemudian, tangan wak li beranjak
melepas gesper / sabuk jeans ku. Matilah aku!
Mau bagimanapun juga, kontol ini akan kelihatan
ngaceng karena kolor renangku sangat ketat. Aku
bahkan tidak bisa mengendalikan kontolku untuk
tidur selama beberapa saat, setidaknya sampai
aku selesai dipijat wak li. Tapi tidak bisa. Kontol
ini terus-menerus ngaceng seolah-olah kontol
yang besar perkasa ini juga minta dipijat,minta
ditarik-tarik, minta dikocok-kocok, minta diciumi,
minta diemut-emut, dan yang nggak kalah
penting kontol ini meminta sang empunya untuk
menembakkan peluru yang warnanya putih pekat
itu. Tau ah! Aku pun membantu wak li melepas
celanaku.
Saat itu, yang tersisa hanyalah kolor renangku
saja. Aku tidak memakai rangkapan celana dalam
lain karena bagiku, kolor renang sajasudah cukup.
Dan hanya dengan memakai kolor renangku saja,
bendulan kontolku yang tercetak di kolor itu pun
jelas terlihat. Wak li terkejut bukan main melihat
bagian tengah kolor renangku tercetak dengan
jelas kontol ini sedang berdiri. Lagi-lagi ia
memandang sejenak bendulan besar kontolku,
kemudian tersenyum nakal. Wak li lalu
melanjutkan aksinya memijit bagian paha dan
betisku berurutan. Perlahan rasa pegal di bagian
bawah tubuhku ini pun hilang dengan pijatan
yang hangat itu. Dan tinggal satu masalahku ,
yakni kontolku. Sungguh, aku sepertinya tidak
mampu mengendalikan senjata ampuhku ini
untuk sedikit melemas, karena setiap detik
rasanya kontol ini berdenyut-denyut. Aku pun
semakin khawatir kalau-kalau wak li memandang
denyutan-denyutan kontol ini. Dan tanpa permisi,
aku membetulkan letak kontolku sekaligus
mengendalikan kontol ini agar tidak terlalu
berdenyutan. Tetapi dengan mata yang masih
tajam, wak li lagi-lagi melihatnya. Dan bukan
hanya itu, reaksi wak li pun semakin berani dan ia
menanyakan sesuatu yang semenstinya tidak
sopan dipertanyakan oleh dua orang berlainan
jenis yang tidak bersuami-isteri.
Kenapa mas? Mas G kontolnya ngaceng ya?
Aku terkejut. Sangat terkejut. Aku dibuat gugup
mendengar pertanyaan wak li. Tapi namanya juga
sudah terlanjur, mau tidak mau harus kujawab
apa adanya,e..eh..iya nih, wak! Tau kenapa dari
tadi ngaceng mulu.
Udah berapa hari nggak ngocok mas?
Seminggu, wak. Tuh, sampe ngacengnya parah
kaya gitu.
Wak li hanya tersenyum. Sepertinya, ia iba
melihatku menderita dengan kontol yang semakin
ngaceng ini. Ia pun malah semakin nekat, tangan
kanannya meraba dengan kasar bendulan
kontolku yang tambah ngaceng kayak gini.
Oh..sungguh rasanya sentuhan tangan wak li
membuatku sangat terangsang, dan yang terjadi
kontolku malah terus-menerus berdenyut
sehingga wak li pun bisa merasakan denyutan
kontolku.
Ini sih ngacengnya udah parah, mas. Keras
banget kayak linggis. Udah minta muncrat tuh.
Iya, wakbingung banget. Kayaknya abis ini aku
mau ngocok deh,
 
. . ... . . . . .
Wak li tersenyum nakal, sementara tangannya
masih merabai kontolku. Aku pun menjadi gugup,
berharap pertolongan selanjutnya datang dari
wak li.
Kalau kontolnya wak kocokin mau nggak, mas?
Senang sekali aku mendengar tawarannya. Wak li
yang selama ini baik terhadap keluargaku,
dengan senang hati mau memberikanpelayanan
servis pengganti isteriku. Aku tentu tidak
menolak, karena aku ini memang butuh
seseorang yang sementara ini bisa mengalihkan
tugas isteriku, yakni seseorang yang memang
bisa kuajak bekerjasama dalam memuaskan
nafsuku.
Mau-mau. Kontolku kocokin sekarang dong, wak.
Udah nggak tahan nih.
Tanpa basa basi wak li langsung melepas celana
renangku. Dan dengan sigap,tangannya segera
meraih kontol besarku. Aku pun membantunya
melepas celana renangku sampai aku betul-betul
telanjang bulat. Ah, baru kali ini aku telanjang
bulat di hadapan oran lain yang bukan isteriku.
Tapi aku suka sih. Dan yang kulakukan kemudian
hanyalah menikmati kocokan wak li yang nanti
akan menjadi kocokan paling spesial dan
kocokannya akan selalu kukenang.
Wak li terangsang melihat kontolku yang
panjangnya hampir 18cm dengan diameter 5cm,
ditambah buah pelir / itil yang hangat plus
rambut kelamin yang sangat lebat selebat hutan
belantara. Kontol dan belahan dada kekarku
sungguh menantang di hadapannya, seakan-akan
inilah profil laki-laki gagah perkasa era tahun ini.
Tangan kanan wak li meggenggam erat kontolku
yang tegang, sementara tangan kirinya merabai
buah pelir dan jembutku bergantian. Dan
genggaman tangan itu sangat erat, bahkan
sampai kepala kontolku ini mencuat dengan
gagahnya hingga lubang kontol terlihat begitu
indanya. Ada cairan lengket yang sedikit sudah
muncul di permukaan lubang ini, cairan mani
hasil pikiran jorok lelaki sepertiku.
Lubang kontol yang basah ini kemudian
dibauinya, seperti kucing pemburu yang sedang
membaui makanan kesayangannya.
Ditempelkannya kepala kontolku pada lubang
hidungnya, dan wak li pun bernafas sambil
membaui kepala dan lubang kontolku dengan
penuh nafsu. Kontol ini agak bau memang, tapi
bau itulah yang justru membuatnya sangat
terangsang.
Baunya peju mas. Udah mau muncrat tuh.
Kocokin aja wak, aku nggak tahan nih.
Tanpa berpikir panjang, wak li akhirnya
melakukan apa yang aku minta. Tangan kanannya
mengocok-kocok kontolku dengan gemasnya
sedangkan tangan kirinya masih bermain-main
dengan itil dan jembutku. Gila, rasanya nikmat
sekali kocokan wak li. Aku terus menerus
mendesah sambil membuka mulut karena hasrat
yang tak kunjung terpuskan ini.
Ohwak li, ayo..ngocoknya tambah kenceng lagi
dong. Biar tambah nikmat. Ohoh.
Iya, mas. Ini kontolmu gede sekali. Pasti rasanya
nikmat kalo dirasain.
Ya udahdiemut aja wak! Pokoknya kontolku ini
diurus deh sampe muncrat. Nih!ujarku penuh
nafsu sambil ku rentangkan kakiki dan
kupamerkan lebih jelas Mr.Big ku.
Aku sunggu tak kuasa menahan nafsu birahiku
saat dia mengocok dengan gesit kontol ini. Kontol
ini juga semakin menantang! Tubuhku bergetar-
getar menahan gejolak yang muncul karena
nikmatnya kocokan wak li. Ohohohterus
wak! Oh..
Sementara dia masih dengan setianya mengocok-
ngocok dan menarik-naik kontolku yang gagah
perkasa ini. Edan, enak sekali kocokannya. Sangat
nikmat rasanya. Meski dia suda tua, tapi dia
begitu menggairahkan. Tidak ada salahnya kalau
kucoba saja dia, itung-itung selain sebagai
pelampiasan hasrat, aku membantu memenuhi
kebutuhan biologisnya
Aku mendesah lebih keras lagi dengan suara
erangan yang penuh dengan gairah. Kulihat
diapun semakin kesenangan dengan apa yang
sedang terjadi di dalam kamar itu. Sampai lima
belas menit kemudian, tubuhku mengejang
penuh gairah, serta kenikmatan ini rasanya telah
mencapai puncak asmaraku. Crottt.peluru
dahsyat berwarna putih pekat nan kental keluar
seperti tembakan mitriliur. Spermaku muncrat
deras dan sebagiannya melelehi tangannya yang
sedang mengocok.
Oh.oh.akhhhhaku keluar, wak. Aku
muncrat
Dia tidak banyak bicara. Dia sedang terobsesi
dengan kontolku yang selalu menunjukkan
pesona kejantananya. Diapun meninum semua
sperma yang kukeluarkan dengan senangnya.
Kontolku yang masih ngaceng, pun dia emut-
emut dan dia sedot-sedot berharap ada tetesan
sperma lagi yang keluar. Mulutnya belepotan
penuh spermaku, karena memang saat itu aku
banyak mengeluarkan cairan kental ini.
Setelah itu, perlahan kontolku tergolek lemas dan
mengendur. Kontraksi kontol ini semakin
berkurang karena aku sangat lemas. Namun wak
li memang pintar. Ia melakukan segala cara,
apapun agar kontolku ini kembali ngaceng dan
kami siap melakukan permainan selanjutnya.
Mas G, sebenernya wak sudah lama pengin main
bareng mas G.Wak merasa bergairah dengan
tubuh kekar mas G yang punya kontol hebat ini.
Dia mengungkapkan curahan hatinya bahwa
sudah lama dia terobsesi denganku. Baiklah, ini
aji mumpung bagiku.
Aku juga wak, gimana kalau hari ini kita puas-
puasin aja main bareng?
Dia langsung setuju. Wak li lalu melepas singlet
putih yang dikenakannya, dan jelas terlihat
gondelannya yang memukau membuatku ingin
menggigitinya. Kuggiti dan kuemut-emut
gondelan susunya itu. Dia mengeluh kegelian,,
namun sebenarnya kesenangan dengan ulahku
yang nakal ini. Perlakuaknku terus berlanjut
dengan menciumi leher dan bahunya bergantian.
Ciuman yang penuh nafsu birahi. Tapi bisa
kupastikan dia selalu melenguh dan merintih kecil
yang membuatku kembali bergairah
melakukannya. Kurengkuh tubuhnya agar aku
bisa menguasai penuh tubuh indah wak li. Tetap
kucium-ciumi lehernya yang semampai dan
menggairahkan itu. Wak Ii dengan gemas
mencakar-cakar bahuku dan menjambak
rambutku karena tidak tahan.
Ciuman itu kembali merajah ke bawah. Aku
kembali menikmati susu wak li. Tangan kananku
ini, dengan beringasnya melepaskan kain
penutup wak li. Dia tidak menolak, malah bahkan
membiarkan aksi brutalku ini. Kulepaskan kain
penutup tubuh itu lalu kulemparkan ke bawah,
kini tubuhnya yang sangat menggairahkan jelas
terlihat di depan mataku. Wowwtubuh putih
mungil, nan renta, membuatku ingin segera
menguasainya. Memeknya merekah bersih tanpa
sehelai bulupun. Aku pun beranjak meciumi
bagian bawah tubuhnya. Dia sama sekali tidak
mneolak. Kuperhatikan, dia mendongakkan
kepalanya dan membuka mulutnya sambil
mengeluarkan nafas. Lidahnya menari-nari di
bibirnya karena hasrat.
Kugigiti pahanya dan dia tambah merasa nikmat
dengan makin kerasnya pula desahannya. Dan
setelah itu, aku lidahku bergelirnya menuju
bagian tengah di antara dua pahanya, di bagian
itulah lidah ini merasa menemukan gairah untuk
menjilatinya. Menjilati bagian lunak itu. Lidah ini
kumain-mainkan dengan otot-otot mulutku yang
kuat, menjilati bagian bibir memeknya yang
lembek. Kemudian masuk ke bagian yang lebih
dalam lagi dari bibirnya. Disana, mulutku
menemukan klitorisnya. Kugigit-gigit dengan
ganas dan diapun semakin menjadi-jadi
erangannya. Tangan wak li yang lincah, tetap
menjambak-jambakkan rambutku, namun tidak
bermaksud menarik kepalaku dari bagian nikmat
itu. Malah justru terkesan menekan-nekan
kepalaku ini agar aku terus menguasai
memeknya.
Kemudian dengan tiba-tiba, dia terbaring dan
melentangkan pahanya agar aku bisa menguasai
dengan penuh betapa enak memeknya. Akupun
semakin bersemangat. Kulakukan pemanasan ini
dalam dua puluh menit di bagian itu, dan diapun
mengalami orgasme pertamanya. Ada cairan
putih kental yang juga keluar dari memeknya,
yang beriringan dengan suara erangan mulutnya
karena tidak tahan. Kucabut lidahku dari bagian
itu, dan memeknya yang basah kuyup kusodok-
sodok dengan jari tengahku sehingga ia pun
semakin mengerang penuh iba. Sejenak
kemudian, tubuh wak li terkulai lemas seperti
kapas yang tertiup angin. Nafasnya masih
terengah-engah dengan lidah yang masih menari
di bibirnya.
Kutindihi tubuh wak li. Kami pun saling
berpagutan. Kuciumi kembali lehernya yang
menggairahkan dan pipinya yang kempot nan
manis kujilat-jilati. Hidungnya yang mancung
sedang memohon pada mulutku untuk dikulum.
Kukulum hidungnya sehingga diapun gelagapan
seperti orang yang kehabisan nafas. Kemudian,
kukecup bibirnya dan diapun membalas
kecupanku dengan hot. Kami saling berciuman,
saling berbagi ludah, dan lidah kami saling
berpagutan. Kami cukup lama melakukan ini
hingga sampailah kami pada permainan inti.
Dengan sanga perkasanya, kontolku kembali
ngaceng. Kupertontonkan tubuhku di hadapan
wak li. Dia masih dalam keadaan terangsang
dengan memainkan lidah serta putting susunya
yang menggoda. Di hadapan dia, kukocok kembali
kontolku dengan kocokan yang lebih cepat dan
dengan gaya menantang ala pria perkasa. Setelah
puas dengan aksiku, aku kembali menindihinya
dan kumasukkan lubang kontolku ini ke dalam
memeknya. Memek yang merekah itu kubobol.
Blessss..memek wak li terasa empuk saat
kutusukkan senjata pamungkasku. Dia merintih
keenakan, dan pasrah dengan bagaimana nanti
kelakuanku. Kugoyang-goyangkan maju mundur
pantatku dan otomatis memek itu kusodok
dengan stick keras kepunyaanku. Wak li semakin
menggila, ia memukul-mukul punggungku
dengan gemas karena tidak tahan. Suara
mendesah dan merintihnya pun semakin keras.
Ohmas, mas, kamu edan mas! Edan
Eenak kan wak? Ayooo ngaku, kontolku enak
enggakkkkk? Akhhh.
Ohh,ohenak sekali mas, ohkontolnya gede
banget mas. Marem banget. Wak seneng banget.
Oh
Iya wakoh.oh.tterus mmendesahnya wak.
Oh,wak li, memekmu sangat menggairahkan.
Aku mau kalau tiap hari kayak gini wak.
Ahhhah.ohterus mas, terus dorong dorong
bokongnya. Oh.edan kamu mas! Kamu edan!
Nikmat wak.rrrasanya eenak ssekalii. Ohhh
oh.memekmu wakmemekmu, ohhhhh.
Kontolmu maskontolmu,,,edan kamu mas!
Kontolmuuu.
Desahannya semakin mengerang, aku pun
khawatir akan ada tetangga yang memergoki
kami bercinta di kamar yang kasurnya
berselubung kelambu biru ini. Untuk
mengantisipasi hal ini, kembali kukulum
hidungnya dan kucum bibirnya bergantian agar ia
tidak memberontak dengan suara erangannya.
Tangannya yang lincah sering berpindah-pindah
menahan rasa geli bercampur nikmat akibat
sodokan kontolku. Sesekali menggebuk-gebukkan
bahuku, sesekali menjambak rambutku,
menjambak sprei kasurnya, ataupun menjangkau
barang-barang apapun yang bisa ia genggam
menahan sodokan kontolku. Tidak jarang pula
kedua kakinya yang terlentang ia angkat atau ia
lipat meliliti bokongku bergantian. Lima menit
kemudian, ia berhasil mengalami orgasme
keduanya. Membuat sodokanku lebih kencang
dalam melakukannya, ditambah ada air segar
yang melicinkan jalan senggama kami.
Ahhhahah..embhhhakhhhh,
mas,,,,,begitu desahnya karena tidak tahan.
 
Bimabet
................
Sedangkan kontol ini masih buas-buasnya
menjelajahi alam bawah perutnya itu. Tetap
kudorong-dorong pantatku dan kusodok-sodok
memeknya. Kami bercinta dengan gaya
tradisional, misionaris. Kenyal dan nikmat terasa
betul saat kulakukan adegan ini dengan penuh
gairah. Sekitar dua puluh menit kami saling
mendesah, saling menunjukkan ekspresi yang
membuatnya masing-masing bergairah, dan
saling berperang alat kelamin, tiba juga aku di
puncak asmaraku yang kedua.
Crottttcrot..srrrr.,spermaku muncrat lagi di
dalam liang senggamanya. Kuyakin ia bisa
merasakan dengan betul hangatnya semprotan
spermaku ini. Aku masih menunjukkan ekpresi
orang yang sedang mencapai puncak, terus
mendesah-desah nikmat di hadapannya. Dan
bokongku tidak henti-hentinya maju mundur
sampai spermaku habis menyemprotnya.
Aku kembali tergolek lemas dan jatuh
tertelengkup di atas tubuh wak li. Nafasku
terengah-engah merasakan sisa kenikmatan yang
masih kurasa saat kontolku masih gagah
berdenyut-denyut. Wak li pun demikian. Ia
membelai rambutku sebagai pertanda rasa
sayang karena memuji kejantananku. Hari ini, aku
berhasil menggagahinya.
Ohwak li, memekmu ini bener-bener kenyal,
empot-empot rasanya. Aku pengin tiap hari kita
kayak gini, Wak.
Iya mas, mas G juga gagah, ganteng, perkasa
lagi. Mas G bisa bikin wak keluar dua kali. Edan
kamu ini, mas.
Kami saling memuji kelebihan kami masing-
masing dalam membagi keromantisan yang
terjadi hari ini. Setelah itu, kukecup lagi bibir wak
li dengan sangat gemasnya.
Aku mencabut kontolku yang kian melemas.
Kontol ini sudah basah karena berperang di dalam
medan petempuran milik wak li yang sangat
menyenangkan. Lalu, aku berbaring di samping
wak li yang sama-sama lemas. Kami pun kembali
berciuman karena rasa sayang. Tanpa kami
sadari, kami terlalu larut dalam kenikmatan yang
membuat kami kelelahan. Kami pun tertidur pulas
dalam keadaan sama-sama telanjang.
Jam 4 sore aku terbangun dan dia masih tertidur
damai di sampingku. Senang sekali aku
melihatnya. Dia tertidur dengan gayanya yang
manja. Lalu kucium lagi pipi dan hidungnya
bergantian sebagai tanda sayang. Dan lagi-lagi,
kontol ini kembali berontak. Kontol ini kembali
gagah perkasa ingin melakukan aktivitas seksual
yang beberapa jam lalu kami lakukan. Tanpa
permisi, kunaiki tubuh wak li dan kusodok lagi
memek wak li. Dia terbangun dan mewajari
kelakuan nakalku yang memang edan ini.
Wak, aku ngaceng lagi. Kayaknya aku pengin lagi
nih,ucapku penuh birahi.
Dia diam saja melihat ulahku. Pasrah. Akupun
kembali melakukannya dengan gaya bercinta
yang sama. Sekitar lima dua puluh lima menit aku
melakukan peperangan di dalam memek wak li.
Bedanya dengan yang sebelumnya, kali ini
spermaku kusemprotkan di luar. Saat aku hampir
mencapai klimask, kutarik kontolku dan
kujulurkan benda kebanggaanku di depan
mukanya. Kukocok-kocok dengan tanganku dan
kontol ini kembali memuntahkan spermanya.
Sperma itu tumpah ruah di muka wak li.
Setelah itu, tanpa ba-bi-bu lagi, kusudahi
permainan di ranjang kenikmatan ini meski kami
tidak ingin mengakhirinya. Tapi hari sudah sore
dan orang-orang akan mencurigai ada apa di
dalam rumah wak li yang sejak tadi siang
pintunya tertutup. Kukenakan lagi pakaianku
yang tercecer di bawah. Sebelum pulang, kucium
lagi bibirnya dan ia pun membalas ciuman
bibirku.
Dan semenjak kejadian itu, hubungan kami
berdua semakin harmonis. Esoknya saat matahari
menjelang pergi, kuajak dia ke rumahku dan kami
kembali melakukan pertarungan dahsyat di
kamarku. Kuperbolehkan dia mengerang keras
sekeras-kerasnya saat kusodok, karena kamarku
memang didesain sebagai ruangan kedap suara.
Sore itu hingga malam kami melakukannya
sebanyak empat kali di tempat yang bergantian.
Di kamarku, di ruang tengah sambil nonton TV, di
mobil, dan di kamar mandi sambil saling
memandikan. Kami pun bermalas-malasan dan
selama jam-jam itu kami sama-sama telanjang
bulat meski kami tidak sedang melakukannya.
Dan ketika pagi datang, aku kembali
melakukannya di kamarku yang hangat. Orang-
orang di luar sudah mulai bertanya-tanya dimana
wak li. Dan saat aku keluar rumah, mereka
sempat menanyaiku, namun kujawab aku tidak
tahu dimana. Padahal, dia ada di dalam rumahku
dan sedang menjadi simpananku yang setia
melayani nafsu birahiku.
Sampai disitu, aku dikejutkan dengan berita
bahwa istriku akan pulang dengan anakku. Cepat-
cepat kusudahi permainan ini, sehingga dia
kukembalikan ke habitat semulanya di tempat
yang sangat kurindukan sebagai penyedia obat
pemuasku saat pertama kali aku
menyetubuhinya. Beberapa jam kemudian istriku
datang dan aku kembali menjalani hari-hariku
dengan keluargaku. Namun meski begitu, aku dan
wak li tetap melakukan hubungan seks layaknya
suami isteri. Kadang aku berbohong kalau akan
ikut ronda malam bergabung bersama Bapak-
bapak kompleks lain, namun sebenarnya aku
tengah menginap di rumah wak li dan melakukan
kebiasaan menyenangkan ini. Kadang pula Wak li
bermain di rumahku dan mengobrol dengan
isteriku. Dan saat itu, kubujuk istriku untuk pergi
ke warung di kompleks sebelah sekadar membeli
makanan ringan untuk wak li, padahal agar aku
bisa memanfaatkan waktu yang sangat
berkualitas ini. Meski singkat, aku tetap
menikmatinya dengan cukup beronani di
hadapannya dalam keadaan telanjang bulat. Dan
kadang pula, saat isteriku kerja dan aku sedang
dalam masa cuti, kupergunakan waktuku ini
dengan membagi kasih sayang denga wak li
sehingga kami tetap melakukan hubungan seks
seperti suami isteri pada umumnya.
Begitulah ceritaku dengan wak li, janda tua yang
sangat menggairahkan. Bayangannya selalu
muncul saat aku menyetubuhi istriku. Dan sampai
sekarang, hubungan kami masih berlanjut.
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd