Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mbak Anty, Binor Tetangga Kontrakanku

Mohon maaf subes semua ada sela - sela kehidupan nyata yang harus aku jalanin, mohon maaf juga bukan bermaksud kentang dan dari tadi belum menyentuh point konak yang hakiki di karenakan cerita ini masih bersambung dan bila sempat aku akan buat sikuelnya dari beberapa kejadian yang saling terkaitkan.



BH BH itu mengalihkan pandanganku.

Kok malah jadi fokus ngecek BH dan celana dalam mbak Anty di kamar mandi sih aku ini? tapi terus terang tak bisa dibohongi aku menjadi terangsang dan termotivasi setelah melihat BH dan celana dalam mbak Anty tersebut, hebat juga seleranya dan tidak ada BH atau celana dalam yang berwarna putih juga pas sekali dengan seleraku yang lebih suka BH dan celana dalam bermotif atau warna terang. Fokus Dy ke masak air, ayo fokus. Begitulah kataku dalam hati supaya cepat menyelesaikan kegundahan ini. Singkat cerita sesudah air matang dan aku seduh kopiku dan membuatkan kopi juga buat mbak Anty aku pamit pulang saja daripada otakku berkecamuk sendiri. Tiba - tiba selang tidak lama aku kembali ke kontrakanku pintuku ada yang ngetok.

Tok.tok.tok

Mbak Anty : "mas Randy"​
Wah seperti suara mbak Anty ini, dengan sigap aku bukakan pintu kontrakanku.

Randy : "eh ada apa mbak?"​
Mbak Anty : "gak enak nih masa minum kopi sendirian, boleh aku masuk?"​
Randy : "wah boleh banget mbak, pintu kontrakanku 7x24 jam terbuka buat mbak Anty mah" rayuku kepada mbak Anty.​
Mbak Anty : "ih gombal, awas aku laporin suamiku loh kami godain aku" jawab mbak Anty sambil menjulurkan lidahnya.​
Randy : "waduh jangan mbak, laporin pak RT aja mbak biar di grebek"​
Hahahaha, pecahlah tawa kami bersama.
Mbak Anty : "eh Dy, kamu itu kerja apa kuliah sih?"​
Randy : "hah kuliah, masa aku masih terlihat seperti mahasiswa sih mbak? lagian mana ada kampus dekat sini meski masih ikut wilayah Depok"​
Mbak Anty : "habis aku mana tahu usiamu berapa Dy?"​
Randy : "iya juga ya mbak, aku sudah tua mbak sudah menginjak kepala 3. Aku kerja serabutan jadi kuproy" (kuproy = kuli proyek)​
Mbak Anty : "ah masa sudah 30th? gak percaya aku. Tuh kan bohong mana ada kuproy badannya kecil begini terus putih kulitnya?"​
Randy : "serius mbak udah 30th, kalau mbak Anty berapa? mbak kuproy mah badannya kecil - kecil mbak tapi tenaganya mbak gede, kalau kuproy badannya gede - gede mah jadi binaraga mbak bukan kuproy. Kalau kulit kan emang bawaannya putih mbak, lagipula aku kuproy di mall - mall jadinya adem kena ac" candaku.​

Mbak Anty : "aku masih 26th jalan 27th Dy, duh aku jadi gak enak ini manggilnya Dy Dy aja dari tadi. Aku panggil Mas Randy aja gimana? eh iya juga ya? kalau kuproy gede - gede mah bukan kuproy ya mas. Lah emangnya mas Randy orang mana aslinya?"​
Randy : "wah masih muda dong mbak Anty, boleh lah di panggil begitu. Aku aslinya Jawa Tengah mbak, dari Purworejo. Lah kalau mbak Anty dari Jakarta kan?"​
Mbak Anty : "sotoy nih" sambil memomyongkan mulutnya.​
Randy : "lantas dari mana mbak?"​
Mbak Anty : "aku juga orang Jawa Tengah juga kok mas, aku dari Boyolali mas"​
Randy : "Boyolalinya mana mbak?"​
Mbak Anty : "arah Gemolong mas"​
Randy : "arah Gunung Kemukus mbak?"​
Mbak Anty : "ealah si mas Randy tahu - tahunya Kemukus, pernah kesana ya?" tanya sambil tertawa sembari menelunjukkan jari telunjuknya kepadaku.​
Randy : "hahahahaha, belum pernah mbak, cuma lewat aja sih pas naik bus umum. Pengen sih kesana, apa mbak Anty mau nemenin"​
Mbak Anty : "wekss pengennya tuh, hahahaha" tawa renyahnya membuatku terpaku.​
Randy : "mbak Anty kok kemarin gak ada di kontrakan mbak? apa mbak Anty kerja" tanyaku heran.​

Mbak Anty : "iya mas aku kerja kemarin, kalau hari kamis aku jatahnya libur mas"​
Randy : "kerja dimana mbak?"​
Mbak Anty : "aku kerja dekat - dekat sini mas, masih daerah Sawangan"​
Randy : "di bagian atau perusahaan apa mbak?"​
Mbak Anty : "ah mas Randy, saya kerja cuma jaga toko susu mas. Itung - itung bantu perekonomian RT"​
Randy : "hebat ya mbak kerja iya, ngurus RT juga. Mohon maaf mbak aku mau tanya, anak mbak Anty kok ndak ada di kontrakan?" tanyaku heran.​
Mbak Anty : "ah si mas Randy mah bisa aja, jadi malu saya. Oh anak saya di kampungku mas di rawat sama Ibukku, kalau ikut disini nanti aku bingung siapa yang merawat sementara waktu aku kerja" jelasnya.​
Randy : "oh begitu, habis aku tadi lihat di kontrakan mbak Anty ada foto anak kecil, tapi kok ya aku ndak lihat anak mbak Anty. Loh jauh juga di kampung mbak, nanti kalau kangen kan repot, kenapa ndak di orang tua bang Romli aja mbak? ngomong - ngomong sudah berapa tahun mbak anakmu?"​
Mbak Anty : "ya kalau kangen aku cuti mas, duh di tempat orang tua bang Romli ribet mas banyak anggota keluarganya disana lagipula aku kurang nyaman dengan mereka. Anakku jalan 2th mas"​
Randy : "tapikan deket mbak daripada jauh begitu kasian mana masih kecil kan masih butuh ASI mbak, emang rumah ortu bang Romli dimana mbak? Pas lah yah mbak Anty nikah umur 25th sekarang mau 27th"​
Mbak Anty : "aku gak akrab mas dengan keluarga bang Romli, di Cinere mas. Sebenernya aku nikah di umur 25th jalan 26th mas, aku nikah karena gitu mas"​
Randy : "gitu gimana mbak? gak paham aku. Di jodohkan? dipaksa? Ta'aruf?​

Mbak Anty : "ah jadi malu mas, aku nikah karena udah hamil duluan"​
Randy : "hah?? hamil sama siapa mbak?"​
Mbak Anty : "sama kebo, ya sama bang Romli lah masa sama kamu. Pakai nanya lagi" jawabnya kesal - kesal gemesin.​
Randy : "hahahahahaha" ketawa girang aku.​
Mbak Anty : "kamar kamu enak juga ya mas, rapi dan lucu designnya. Kasurnya di atas dibawahnya buat sofa dan bisa buat tempat tidur juga"​
Randy : "yoi mbak, kan kuproy jadi bisa colong - colong design orang"​
Kira - kira begitulah obrolan kami sore itu, dan setelah mengorek informasi banyak dari obrolan tersebut bahwa bisa aku tarik beberapa kesimpulan sebagai berikut mbak Anty kerja untuk menopang RTnya. Padahal bang Romli kerja tapi entah karena kecil gajinya atau uangnya gak jelas kemana sehingga memaksa mbak Anty ikut bekerja kembali. Sebelum menikah memang mbak Anty bekerja disalah satu supermarket di daerah sini, namun karena hamil dan sedikit malu mbak Anty akhirnya resign. Bang Romli umurnya dibawah mbak Anty dua tahun sekitar 24th jalan 25th, bang Romli bekerja sebagai field collection di perusahaan fintech swasta di Depok ini dan mbak Anty sepertinya kurang akrab dengan keluarga bang Romli lantaran pas mbak Anty hamil dan meminta pertanggung jawaban untuk di nikahkan dari pihak keluarga bang Romli kurang merespon dengan baik dan ala kadarnya menerima mbak Anty sebagai menantunya. Dan hal ini pula yang membuat kecewa dan kurang harmonisnya pihak keluarga mbak Anty kepada keluarga bang Romli.


BERSAMBUNG >>
 
Terakhir diubah:
Nge-PS di malam minggu


Dua bulan setelah pindah kesini, intensitas ketemuku dengan mbak Anty bisa di hitung jarilah dalam seminggu paling bertegur sapa jarang sekali sampai ngobrol lama seperti awal. Hal ini disebabkan oleh mobilitas pekerjaanku yang sangat tinggi harus pindah ke apartement satu ke satunya dalam hitungan hari. Perihal kerjaanku ini memang lebih khusus ke design interior apartement - apartement di sekitaran Tangerang Selatan, Jakarta Selatan dan Depok. Dan entah kenapa atasanku mengambilnya apartement - apartement yang terkenal stigma negatif dan esek - esek (mungkin subes - subes disini paham yang aku maksud) hehehehe.

Selain mobilitas kerjaanku yang padat faktor lainnya adalah perbedaan hari libur antara aku dan mbak Anty, sampai suatu malam minggu saat aku penat dan lelah oleh kerjaan, tiba - tiba ada pesan masuk dari bang Romli.

Romli : "Dy dimana lu?"​
Randy : "kontrakan bang, baru aja balik. Kenapa bang?"​
Romli : "nge-PS yuk? mau gak? eh gue lagi beli AM nih mau gak lu?"​
Randy : "hayuk nge-PS, siap kalah kan lu bang? wkwkwkwk, boleh lah bang beli 3-4 dah lagi pegel nih badan gue nanti gue ganti uangnya sama nitip gorengan dah bang, tempe ama tahu di banyakin"​

Sering kali bang Romli sembari main di kontrakanku bang Romli bawa minuman dan sambil merokok, asli ini orang mengerokoknya ngebul banget. Boroslah pokoknya, padahal kan masih ada kebutuhan yang lebih penting lagi daripada untuk minum. Tapi karena aku pegal jadi aku ikutlah minum sedikit, sembari menunggu bang Romli ke kontrakanku aku mandi dulu.

Brum, brum

Terdengar suara motor bang Romli.

Tok.tok.tok

Romli : "Dy ini titipan lu, bentar gue masukin motor dulu ke dalem"​
Randy : "sip bang" sekilas aku lihat ada mbak Anty, lalu aku lemparkan senyum kepadanya.​
Mbak Anty : "hayo nitip apaan tuh? pake plastik item - item gitu?" tanyanya ngeledek.​
Randy : "ah paling mbak juga tahu apa ini, pulang bareng bang Romli mbak?"​
Mbak Anty : "hooh tadi di jemput bang Romli sekalian beliin titipanmu katanya"​
Randy : "wah tahu gitu aku aja tadi yang beli"​

Hahahahaha, pecahlah tawa kami berdua. Dan sekita diam setelah bang Romli kembali.

Romli : "wah ramai bener"​
Mbak Anty : "dah aku masuk dulu ya Dy, titip suamiku awas di ajari yang enggak - enggak"​
Romli : "iya nih gue di ajarin nakal Ty ama Randy, jahat bener tuh anak" canda bang Romli.​
Randy : "siap boss, paling oleng dikit. hahahaha" jawabku.​

Kasian memang mbak Anty harus ikut membantu mati - matian tapi pihak suami kurang sumbangsihnya dan terkadang yang aku tangkap setelah jalan beberapa bulan tinggal disini adalah bang Romli masih kekanak - kanakan seperti masih saja suka nongkrong sama temannya, suka minum - minum, kecanduan game online, masih suka chat nakal ke beberapa wanita di berbagai aplikasi chat. Hal tersebut aku ketahui setelah dia sering main ke kontrakanku karena di kamarku ada PS3 jadinya bang Romli sering mengajakku bermain PS dikala senggang terutama di malam minggu. Kesel juga main PS bentar - bentar terjeda karena ada yang balas pesan dan kalau kalah banyak alasannya, kurang fokuslah pemainnya turunlah dan sejuta alasan lainya. Namanya juga orang kalah pasti selalu ada alasannya wkwkwkwk, hayo yang biasa main PS fahamlah ini.

Randy : "sibuk bener bang?" ketusku.​
Romli : "wkwkwk, iya nih Dy maaf lagi balesin pesan"​
Randy : "lah emang mbak Anty belum tidur bang?"​
Romli : "shutss, bukan Anty ini mah Dy"​
Randy : "Terus siapa bang?"​
Romli : "hahaha, paham dah lu"​
Randy : "gebetan?"​
Romli : "yoi"​
Randy : "bujuk dah bang, emang satu masih kurang" sambil menuang AM dan aku sodorkan kepada bang Romli, muncul niat jahatku (muncul tanduk kebo)​
Romli : "gue ceritain ya, tapi jangan aduin ke Anty ya?"​
Randy : "suwer"​
Romli : "eh kencengin volumenya Dy, biar CPU vs CPU aja nah kita main tarohan aja gimana yang menang timnya dapet goceng per match. Sembari ngabisin AM nya ini, gak apa - apa kan sampe pagi?"​
Randy : "bentar bang gue kencengin biar samar - samar ya suara kita? wkwkwkwk, bangsat emang lu bang. Oke jubol nih kita? deal? gak apa - apa gue libur ini besok mah, lu yang gimana? gak nganterin mbak Anty? sambil terus menyodorkan segelas AM ke bang Romli.​
Romli : "deal, kagak ah Anty bisa berangkat dewek biasanya juga dewek. Jadi begini ceritanya ini gue lagi SSI nih ama SPG konter hape, bodynya dan montok banget, toketnya gede perutnya ramping masih perawan tingting dah masih muda lagi"​
Randy : "pantes gak konsen lu mainnya bang, tahu darimana lu perawan doski? emang ama yang ini lu gak dapet perawan bang? emang berapa tahun umurnya?" selidikku penasaran sembari menyodorkan gelas AM kembali.​
Romli : "tahu lah, masih bocah sekitar 19th ini Dy. Yang ini siapa Dy? Anty? Perawanlah kan gue yang hajar meki perawannya sampe bunting, hahaha" jawabnya mulai ngawur, pantas saja sudah 3 bungkus menuju 4 yang sudah ku buka.​
Randy : "mana coba lihat kayak gimana yang SPG itu? sampe bunting gimana maksudnya bang?" pura - pura tidak tahu aku.​
Romli : "nih barusan gue di kirimin foto pakek BH ama kancut doang nih, ya masa lu gak tahu sih Dy kan gue ama Anty kawin karena Anty bunting duluan. Kagak enak banget dah Dy pacaran cuma dua bulan tahu - tahu kudu nikah" mulai ngaco berat udah mulai mabuk bang Romli.​
Randy : "buset mantul bener, gede, tobrut banget dah, sini bang gue yang takis dah nih SPG. Buset lu ama mbak Anty dua bulan doang pacaran? lu entot terus kali bang saban hari" bodo dah mulai berani ngomong ngawur, toh udah mabuk juga bang Romli.​
Romli : "yoi Dy tobrut, enak ini di grepe di kenyot ama di cupang di toketnya mantep dah buat bantal. Kagak tiap hari juga gue entotin cuma 3-4 kali doang padahal tapi gue selalu crot di dalem sih kagak pakek kondom" makin ngawur.​
Randy : "lah emang punya mbak Anty gak enak di grepe di kenyot bang toketnya? buset pantes aja bunting bang, kalau sekarang kagak lu entotin bang? kan udah resmi enak bebas bang" bodo amatlah udah kepalang tanggung gue buru pertanyaan asal aja.​
Romli : "kuuurrrrang Dyyyy, ini mah 36B punya Anty mah cuma 34B, udah ngondoy ama belipet lagi perutnya kurang sedeppppp di eweeeeeee Dy" jawab bang Romli parau terkantuk - kantuk.​
Randy : "Oh gitu bang, kalau gua mah demennya yang tipe begitu lagi bang. Bang...!! Bang...!!! taik molor lagi udah tepar ini orang, bangun bang"​

Ternyata bang Romli sudah terlelap dalam mabukan AM, kena dia dicekokin olehku. Lumayan dapat banyak info dari bang Romli tentang RTnya dan bisa aku tarik kesimpulan mbak Anty jarang di tusuk benda tumpulnya bang Romli. Pantas saja ketika aku goda - goda beliau tidak menolak malah menjadi panas, maklum semak belukarnya minta di babat alas, hehehehe. Duh merepotkan juga ada orang mabuk di tempatku, takut kalau pas tersadar jackpot di sofaku kan berabe mending di anterin balik aja dah tapi sudah jam 02.37 gak enak membangunkan mbak Anty dari tidurnya. Ah bodo amatlah siapa tahu malah dapat bonus yekan?

Tok.tok.tok

Randy : "Mbak Anty, mbak Anty, mbak" sembari mengetok pintu.​
Mbak Anty : "iya mas, sebentar"​

Kriekkk, pintu terbuka.
Aku takjub akan pemandangan di depanku ini sesosok mbak Anty yang dini hari itu mengenakan daster tidur tipis berwarna putih dengan bukaan rendah dan lengan terbuka sehingga dari samping tercetak jelas buah dadanya yang sudah turun dan di bahunya cuma ada dua tali tipis daster dengan simpul yang artinya mbak Anty sedang tidak memakai BH. Nyeplak jelas celana dalamnya mbak Anty samar - samar dari balik cahaya penerangan kamar dengan motif belang - belang.

Randy : "ini mbak bisa bantu aku bopong bang Romli?"​
Mbak Anty : "sini mas aku bantu bopong?"​

Kami berdua membopong bang Romli dengan posisi bang Romli ditengah, aku di kanan dan mbak Anty di kiri. Ketika mau memasuki ruang kamar yang sempit kaki kananku menabrak motor yang di parkir di dalam kontrak. Brengsek sakit sekali kakiku beradu dengan footsteep motor.
Randy : "Anjrit"​
Mbak Anty : "mas gak apa - apa"​
Randy : "gak apa - apa mbak, rebahin bang Romli dulu aja yuk?"​
Mbak Anty : "iya mas"​

Saat momen hendak merebahkan bang Romli tanpa sengaja tangan bang Romli yang di bopong oleh mbak Anty menarik daster mbak Anty sehingga copotlah simpul daster di pundak kanannya mbak Anty dan menyebabkan tumpah ruah keluar buah dada mbak Anty yang bagian kanan. Sontak kaget dan berusaha menutupi dengan tangannya dan berlari mbak Anty ke kamar mandi membenarkan simpul tersebut dan aku yang melihat kejadian itu hanya bisa diam seribu lima belas bahasa. Pikiranku kacau aku pamit dan menghampiri ke kamar mandi karena mbak Anty tidak keluar dari kamar mandi entah karena malu atau sedih.

Randy : "mbak, mbak, mbak Anty. Aku pamit ya?"​
Mbak Anty : "eh iya mas, sebentar aku keluar. Maaf ya mas?" sambil membuka pintu kamar mandi.​
Randy : "iya mbak gak apa - apa, harusnya aku yang minta maaf gak sopan udah melihat aset mbak Anty"​
Mbak Anty : "sama - sama mas, eh iya kaki mas Randy gimana?"​
Randy : "engak kok gak apa - apa, aku pamit ya mbak?"​

Sumpah kenapa sekita kakiku tidak merasakan sakit lagi, dan sakitnya berpindah ke ujung si otong, karena tidak tahan akhirnya aku coli juga dengan membayangkan mbak Anty dan merancau nama mbak Anty dengan agak kencang biarlah mbak Anty terdengar dan berharap ada secerca harapanku kepada mbak Anty.


BERSAMBUNG >>
 
Terakhir diubah:
Duh gemolong pula...boyolali kalioso..tengaran solotigo iki..hahaha...
 
Seperti nya real story
Tapi dapat cipika cipikinya kpn nich....
Wk.. Wk... Wk....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd