Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Mbak Anty, Binor Tetangga Kontrakanku

Jadi inget mirip cerita gue sendiri hu, sama-sama ditinggalin cewek. Doi lebih milih nikah sama orang lain.
 
Sampean luar biasa mas.....critone apik
Sampe tak kebut mocone
Mugo2 ndang entuk seng luwih ayu luwih semok trus seiman
 
Baru sempet baca. Endingnya sedih tapi ceritanya menarik banget. Semangat gan buat bikin cerita baru. Penulisan ente enak loh.
 
Quo Vadis


Mataku nampak sudah mencapai puncak kantuk karena tidak kuat lagi akhirnya aku menepi di rest area daerah Tegal karena seingatku rest area berikut masih sangat jauh. Setelah memejamkan mata dan istirahat beberapa jam hingga sekitar jam delapan pagi, membasuh wajah sebentar dan bersiap jalan kembali. Pikirku nanti saja aku mandi di rest area Ungaran seperti biasanya. Dari Tegal menuju Ungaran aku tempuh dengan waktu dua jam saja, sekitar pukul 10.47 aku sudah sampai. Karena akan menjemput mbak Anty di pabrik aku sempatkan mandi dan makan siang dahulu disini, dan jarak tempuh dari Ungaran menuju Salatiga juga cuma satu jam perjalanan saja paling santai itu juga jadi aku siap – siap berangkat jam 12.00.

Singkat cerita akupun tiba di pabrik mbak Anty sekitar jam 12.56, tak apa aku menunggu satu jam di luar pabrik tersebut. Persis di sebelah ATM aku parkir menghadap pintu kelua jadi aku bisa pantau, sembari aku mengirimkan pesan kepada mbak Anty.

Randy : “mbak Anty sayang, aku tunggu di depan ya di sebelah ATM” isi pesanku kepada mbak Anty.​

Kok tidak terkirim ya? Ah mungkin di dalam pabrik tidak bisa memegang telepon gengam dengan bebas kali ya? Pikirku positif saja. Hingga pada saat jam bubaran pabrik yang luar biasa banyak sekali para pegawainya aku sempat tolah – toleh kewalahan melihat satu persatu barang kali aku bisa jumpa mbak Anty saat itu juga. Berulang kali aku telepon mbak Anty namun tidak kunjung aktif telepon gengamnya. Ada apa gerangan?

Aku mulai beranikan diri untuk bertanya – tanya kepada beberapa pegawai yang melintas di depanku. Beberapa dari mereka aku tanya tidak mengenali mbak Anty dengan ciri – ciri yang aku sebutkan, ada sekitar sepuluh orang sudah aku tanya sembari terus menghubungi dan mengecek telepon genggamku berulang kali. Sampai pada suatu pegawai pria aku tanya apakah beliau mengenali mbak Anty dan hasil jerih payahku membuahkan hasil berdasarkan informasi yang aku dapat dari pegawai pria tersebut mbak Anty rupanya hari ini ijin tidak masuk karena kurang enak badan.

Mendapat informasi seperti aku langsung panik, setelah berterima kasih atas informasi yang diberikan tanpa berlama – lama aku langsung menuju rumah mbak Anty saat itu juga. Sekitar 45 menit kemudian aku sudah tiba di rumah mbak Anty.

Randy : “permisi”​
Ibunya mbak Anty : “eh mas Randy, kapan sampai?”​
Randy : “eh Ibuk, baru saja” sambil cium tangan beliau.​
Ibunya mbak Anty : “masuk ke dalam mas?” sambil mempersilakanku masuk.​
Randy : “njeh Buk, matur suwun. Eh ini bu ada sedikit oleh - oleh” (baik Buk, terima kasih) seraya aku masuk.​
Ibunya mbak Anty : “mau minum apa mas? Atau mau rebahan dulu di kamar, pasti capek kan sudah jalan jauh?”​
Randy : “nanti aja Buk tak ambil sendiri. Disini aja Buk, ndak enak nanti aku ganggu Anty istirahat”​
Ibunya mbak Anty : “loh Anty dereng wangsul eh mas” (loh Anty belum kembali eh mas) jawabnya keheranan.​
Randy : “dereng wangsul?” (belum kembali)​
Ibunya mbak Anty : “njeh mas, kan Anty nyambut gawe” (iya mas, kan Anty bekerja)​
Randy : “oh meniku (begitu) Buk, soalnya tadi ada yang bilang Anty ndak masuk kerja. Mungkin salah orang, hehehe” tawaku dengan penuh tanda tanya.​
Ibunya mbak Anty : “yowes mas, Ibuk tinggal ke belakang kalau mau rebahan di kamar ndak apa – apa. Ibuk mau masak sek (dulu)” pamitnya.​
Randy : “njeh Buk, matur suwun” (baik Buk, terima kasih)​

Aku semakin merasa gelisah, apa benar pria tadi memberiku informasi yang salah? Padahal aku sudah menunjukan kepada pria tersebut foto dari mbak Anty? ya masa Ibuknya mbak Anty juga memberiku informasi bohongan? Semua pertanyaan semakin berputar – putar dengan banyak pemikiran negatif, pantas terakhir telepon dengan mbak Anty ada sesuatu yang sangat janggal bagiku. Semoga semua hanya firasatku saja, aku masih belum bisa membayangkan semua hal buruk kalau sampai terjadi.

Sore hampir menuju malam, tak sadar aku tertidur di ruang tamu dan kudapati mbak Anty belum juga kembali. Sehabis dari dapur untuk mengambil minum ku dengar ada suara motor di depan rumah, dan kulihat kearah luar ternyata mbak Anty diantar oleh seorang pria dan dengan spontan dari posisi duduk berboncengan yang tadinya mbak Anty memeluk pria tersebut sontak kaget begitu melihat ada mobilku dan melepaskan pelukan tersebut dengan suara lirih mbak Anty meminta pria tersebut untuk segera meninggalkan rumahnya. Rasanya api cemburu mulai menjalar ketubuhku ini, langsung aku cecar dengan segudang pertanyaan kepada mbak Anty.

Randy : “siapa itu mbak?” ketusku langsung menuju.​
Mbak Anty : “eh bukan siapa – siapa mas?” jawabnya sembari hendak meraih tanganku untuk di ciumnya.​
Randy : “udah gak usah, siapa itu mbak?” sambil menepis tangannya.​
Mbak Anty : “konco tok mas?” (teman saja mas)​
Randy : “ora mungkin ambek konco peluk – peluk ngono” (tidak mungkin sama teman peluk – peluk begitu)​
Mbak Anty : “tenan mas konco kerja tok” (benar mas teman kerja saja)​
Randy : “gak usah bohong mbak, kamu kan hari ini gak kerja kan?” jawabku dengan nada tinggi.​
Mbak Anty : “bohong darimana mas, kata siapa aku gak kerja?” sanggahnya.​
Randy : “aku tadi ke pabrikmu, aku tanyai teman – temanmu katanya kamu gak masuk”​
Mbak Anty : “…………..” diam lirih tak bisa menjawabnya mbak Anty atas pernyataanku barusan badannya bersujud dikakiku dan menangis.​
Ibunya mbak Anty : “ono opo toh mas, Ty kok mbengok – mbengok?” (ada apa toh mas, Ty kok teriak – teriak?) sembari jalan dari dapur menuju ruang tengah.​
Randy : “………………” aku hanya diam sembari memegang kepalaku dengan kedua tanganku dengan gerakan mengacak – acak rambut lalu turun menutup wajahku.​
Ibunya mbak Anty : “Ty, ono opo toh?” (Ty, ada apa toh?) sembari menggoyang – goyangkan badannya mbak Anty.​

Hikss.Hikss.Hikss

Mbak Anty : “masss, pangaapuroo mass” lirihnya sambil memegang kaki meminta maaf dengan posisi terduduk dibawah.​
Randy : “……………” tak kujawab sepatah kata entah aku mau berujar apa semua serasa sesak perkataan yang hendak terlontar.​
Mbak Anty : “masss, ampun mass” tangisnya semakin pecah.​

Aku sudah tidak menghiraukan lagi mbak Anty aku langsung menuju mobilku dan meninggalkan mbak Anty dan Ibuknya. Entah semua gelap terasa ku lajukan mobilku menuju jalan tol arak Semarang. Terdengar kembali sebuah penggalan lagu dari penyanyi ini yang menemani pilunya hatiku, sembilu membekas dalam.

~
Little did I know love is easy
But why was it so hard?
It was like never enough
I gave you all still you want more
Can't you see? can't you see?
That you want someone that I'm not
Yes, I love but I can't
So, I am letting you go now

And baby one day
When you finally found what you want
And you're ready to open your heart to anyone
Don't push people away again
Easier, I know but it’s also very lonely


Yeah, oh, oh
I love you but I’m letting go
I love you but I'm letting go
I love you and I’m letting go
It is the only way, you know? oh

And from now on
I will hold my own hand
Until one day you'll hold my lonely hand
Ooooh
~​

Oh God, kenapa lagu ini ada di daftar playlistku? Tak henti – hentinya aku mengutuk diriku sendiri. Segala tatapan tegarku sedari tadi tumpah ruah menjadi tangis sepanjang jalan menuju Tuntang, apa ada yang salah dariku? Apa ada yang kurang dariku? Tiga jam kuhabiskan waktuku di pelataran parkir sebuah tempat berdoa di daerah Tuntang dengan isak tangis yang tidak jelas. Ku langkahkan kaki keluar dari mobil menuju tempat doa tersebut, memang bukan keyakinan yang menjadi penghalang besar hubunganku dengan mbak Anty. Yang menjadi lubang hitam hubungan kami adalah pengendalian ego dan hawa nafsu.

Belakangan aku tahu pria tersebut adalah teman SMA yang memberikan kerjaan kepada mbak Anty dan pria tersebut pula yang sering bareng berangkat dan pulang kerja. Pria tersebut memang sudah duda dan mbak Anty juga baru saja menyandang status janda. Dari penuturan mbak Anty kepadaku hubungan mereka baru berjalan satu hingga dua bulan dan mbak Anty terus terang baru dua kali berhubungan dengan pria tersebut yang kedua adalah yang aku pergoki ketika mbak Anty tidak masuk kerja. Entah apa ini karmaku, dari perselingkuhan sebelum mbak Anty resmi bercerai. Karena sejatinya aku tidak percaya bahwasanya karma itu adanya.

Segala suatu tentang mbak Anty sudah perlahan mulai kuhapus dari semua ingatanku, cutiku hanya berakhir sia – sia yang hanya kuhabiskan merenung di kamarku. Sekembali aku ke Bogor berulang kali mbak Anty menelponku dan mengirim pesan namun tidak aku gubris sekalipun, ratusan kali kata maafnya kepadaku tak ku tanggapi. Ketirnya kurasakan hingga kini mungkin aku harus segera memperbaiki hidupku kini, pergi menjauh jawabanku sementara.





Terima kasih banyak atas semua apresiasi suhu – suhu hingga saat ini.

Mohon maaf bila endingnya sangat jauh dari kata baik dan sebagainya. Sumpah nubih jadi gemeteran dalam mengetik sub judul akhir ini.
Mohon maaf bila dua sub judul tidak ada adegan senonohnya, dan seakan nubih jadi menye.


~ BERAKHIR ~​
Sabar ya Hu,padahal sudah sayang dan cinta benera ,bahkan sampek sudah lakuin banyak hal. Jangan2 Mb Anty nya hyper kah Hu?
Nunggu jatah 1 bulan sekali aja gak kuat...
 
Sekarang masih di LN apa sudah balik ke Indo nih Hu?
Sayang bgt Anty nya ditinggali,kalaupun diajak TTM an pastilah dy juga masih mau Hu,wong Sampeyan ngasihnya juga macem2 Hu,barang branded
Yg penting sama2 tahu posisi.

Ngomong2 sp**ma yg Suhu keluari pas Anty gak KB jadi jabang bayi apa kagak Hu?
 
Rumput tetangga kontrakan memang lebih rimbun



Di dalam bioskop sebenernya aku ingin cek lahan dulu sedikit, tapi apes beribu apes udah niat setting tempat duduk paling atas pojok kanan eh malah sebaris ama keluarga besar dan para krucilnya. Gagal maning iki, yasudah nonton dengan focus saja itung – itung latihan pengendalian diri.

Jam 24.00 WIT akhirnya kami sampai kontrakanku, kusuruh mbak Anty masuk terlebih dahulu cepat – cepat agar tidak ada tetangga yang melihat repot nanti kalau ada yang lihat. Kemudian aku menyusul masuk sembari memasukan motorku. Waktu aku masukan motor kulihat mbak Anty sudah bersender di sofaku dengan posisi menyilang. Wah kode ini pikirku tanpa babibu aku buka celana panjangku dan kemeja ku sehingga aku hanya mengenakan kaos dan celana boxer saja.

Randy : “mbak gak gerah apa?” tanyaku.​
Mbak Anty : “gerah sih, emang kalau gerah kenapa mas? Buka baju gitu? Itu mah maunya mas Randy kan?”​
Randy : “enak aja, maksudku kalau gerah sana mandi”​
Mbak Anty : “wegah ah kalau pakpung dewekan” (gak mau ah kalau mandi sendirian)​
Randy : “lah terus? Arep tak kancani karo rewangi po?” (lah terus? Mau aku temani dan bantuin apa?)​
Mbak Anty : “hooh mas” jawabnya sambil menggigit bibir bawah dan mengerlingkan mata.​
Randy : “josss” langsung aku tarik mbak Anty dari sofa dan kulucuti hijab, cardigan, kaos dan celananya, ketika hendak dibuka BH dan celana dalamnya mbak Anty menahannya.​
Mbak Anty : “pakai dalaman aja dulu ya mas?”​
Randy : “karepmu mbak, sing penting adus karo kelon bareng. Hehehe” (terserah mbak, yang penting mandi dan tidur bareng. Hehehe)​
Mbak Anty : “ih nakal” jawabnya sambil menggenggam burungku dari luar boxer.​
Randy : “aawww, enak mbak” lansung aku lepaskan kaosku yang tersisa tinggal boxerku saja.​

Lalu kami mandi berdua dengan saling mengguyur badan kami satu sama lainnya dengan gayung, sambil mengguyur aku remas – remas selalu payudaranya mbak Anty. Kemudian sudah sampai tahap sabun menyabuni (akhirnya gak main sabun sendirian aku) aku tanggalkan BH mbak Anty karena menghalangi dan membuat rishi saat hendak menyabuni payudaranya dan tanpa perlawanan serta penolakan.

Randy : “aku buka ya mbak?”​
Mbak Anty : “hooh mas”​

Kurang lebih prosesi sabun menyabuni berlangsung dalam kurun waktu 5 menit, kemudian tahapan bilas tanpa berlama – lama aku tanggalkan boxerku kelantai dan kubimbing tangan mbak Anty kearah penisku yang sudah sedari kemarin tidak sabar. Kuakui mbak Anty cendrung pasif entah kenapa? Atau karena dia sebagai istri orang atau apalah.

Randy : “mbak Antyyyy” lenguhku saat mbak Anty mengusap – usap penisku.​
Mbak Anty : “iya mas, kenapa mas?”​
Randy : “aku lepasin ya celana dalammu?”​
Mbak Anty : “iya mas boleh”​

Tanpa babibu aku lepaskan, dan aku usap – usap bibir vaginanya mbak Anty sesekali aku telusupkan jariku kedalam vaginannya. Tak ada penolakan hanya lenguh dan nafas memburu. 10 menitan kami saling usah dan berciuman, karena mulai dingin aku bombing mbak Anty ke sofa atau kasurku saja.

Randy : “mbak pindah tempat yuk? Dingin” ajakku.​
Mbak Anty : “iya mas”​

Lansgung saja mbak Anty aku rebahkan di sofaku, aku takut kalau ku bombing ke ranjang akan berisik dan ambruk mengingat ranjangku di atas. Ku rebakan mbak Anty di sudut menempel tembok dengan posisi sandaran kepala di kiriku dan kepala mbak Anty aku ganjal dengan bantal. Kukecup bibirnya dengan perlahan belum ada balasan dari mbak Anty, dia masih diam tapa reaksi. Dari kecupanku berubah menjadi kuluman yang akhirnya dibalas oleh mbak Anty dengan sedotan, lama kami berpagutan tanpa berkata – kata. Tanganku tak tinggal diam tangan kiriku berusaha meraih lubang vaginanya dan tangan kananku meremas payudaranya secara bergantian awalnya mbak Anty diam pasif sekarang sudah mulai berani memegang penisku menggunakan tangan kirinya, di elus – elus dan perlahan mbak Anty mulai mengocok – kocok penisku dengan lembut.

Kuakui mbak Anty ini kurang begitu lihai dalam urusan begini, tak apalah berarti mbak Anty masih polos bisa aku ajari kedepannya. Hehehe. Pelan aku mulai turunkan badanku sehingga mukaku menghadap persis di depan vaginanya, aroma khas vagina membuatku mabuk kepayang tanpa menunggu persetujuan langsung aku luncurkan lidahku menyapu bibir vaginanya. Jilatan demi jilatan membuat mbak Anty blingsatan tidak karuan, dari jilatan sesekali aku sedot klitorisnya dan lubang vaginanya sambil aku colok sedikit dengan jariku. Terus berulang membuat vaginanya makin basah dan becek tanpa ampun aku sedot dan mainkan klitorisnya.

Mbak Anty : “massss Randy, masss ampun mass, awww. Assshhhh, sshhhhh massss” rancaunya berulang kali.​

Tanpa menjawab dan meperdulikan rancauan mbak Anty, aku masih asik dengan kegiatan seputar vaginanya hingga akhirnya ada kedutan dari vagina mbak Anty yang disusul cairan panas keluar yang membuatku bukannya berhenti malah makin agresif melancarkan serangan terhadap vaginanya.

Mbak Anty : “masss, mass Randy sudah mass sudah aku gak tahan. Tempikku (vaginaku) kamu apaain masss, sodok aku mass aku wes ra tahan arep kentu mass (aku sudah tidak tahan mau bersenggama mas)​
Randy : “aku ndak ada kondom loh mbak, gak apa – apa”​
Mbak Anty : “wes ndak apa – apa, aku wes kb kok. Ra popo meteng iki aku duwe bojo iki” (sudah tidak apa – apa, aku sudah KB kok. Gak apa – apa hamil juga aku sudah ada suami ini)​
Randy : “tenan?” (beneran?)​
Mbak Anty : “wess mas gek ndang wes ra kuat aku. Tempikku wes ngarep - ngarep kontolmu mlebu iki mas” (sudah mas cepetan sudah tidak kuat aku. Vaginaku sudah menantikan penismu masuk ini mas) pintanya mulai ngacau.​

Langsung aku kangkangkan kedua kakinya aku arahkan penisku ke vaginanya, sebelum aku sodok aku sengaja mainkan penisku dengan menggesek – gesek bibir vaginanya dan sesekali memasuk keluarkan ujung penisku dari vaginanya.

Mbak Anty : “eeemmmmppp, masssss. Mas Randy aahhh, mass buruan mass udah gak tahan” gerutunya manja.​
Randy : “gak tahan apa mbak?”​
Mbak Anty : “gak tahan kentu mas?”​
Randy : “apa mbak?” sengaja aku permainkan mbak Anty.​
Mbak Anty : “gak tahan di kentu sama kamu mas, di entotin di ewe sama kamu mas, buruan mass”​

Wah kacau juga nih udah gak sabar banget rupanya mbak Anty, aku tafsir mbak Anty sudah lama gak di garap ini sama bang Romli dan entah kenapa aku suka dengan bicara kasar dan tak bermoral seperti itu dalam moment per-ewean yang membuatku menambah gairah dan dorongan nafsuku makin naik.

Randy : “lah emang mbak gak dapet jatah dari bang Romli?” selidikku sambil terus memainkan penisku terhadap vaginanya.​
Mbak Anty : “udah masss buruan aku butuhnya kontolmu sekarang mass buruan mas entotin aku” rengeknya.​

Karena iba aku langsung bless tancapkan penisku ke dalam vaginanya sedalam – dalamnya hingga penisku amblas di dalam lubang kenikmatan itu. Lama kudiamkan, dengan sedikit tempo aku mulai maju mundurkan dan terkadang di iringi sentakan dalam berulang kali sehingga menimbulkan suara gesekan yang shaydu.

Plek.Plok.Plek.Plok.Plek.Plok

Bosan dengan gaya seperti itu lalu aku coba balikan badannya mbak Anty sehingga menungging dan posisiku berdiri di pinggir sofa sungguh dari belakang body nya mbak Anty bikin aku linu dan cenat – cenut. Tanpa berlama – lama aku sodok vaginanya dari belakang.

Plek.Plok.Plek.Plok.Plek.Plok

Randy : “mbakk, mbak tempikmu mbak penakne pooll” (mbak, mbak vaginamu mbak enak banget)​
Mbak Anty : “aaassshhhh, aaaashhhhh. Masssss enak masss, terus massss”​
Randy : “aahhhhh, mbaakkk”​
Mbak Anty : “massss, akuu keeluuuaarrr”​
Randy : “mbakk, mbakk kontolku ahhh dijepit ahhhh, mbakk akuu metuu” dengan memuntahkan cairan ku kedalam vaginanya mbak Anty.​

Akhirnya aku mencapai klimak setelah pertempuran singkat kurang lebih 25menit kami beradu syahwat dan aku tumbang menindihi mbak Anty dengan posisi penisku masih tertancap di dalam liang vaginanya mbak Anty dan perlahan mulai keluar dengan sendirinya karena mulai mengecil sehabis ereksi kami bersama. Dan dalam posisi tiduran saling bertindihan aku peluk erat mbak Anty, sambil meredakan situasi aku ajak mbak Anty mengobrol santai.

Randy : “mbak makasih ya mbak”​
Mbak Anty : “iya mas” dengan sedikit membuang muka dari tatapanku.​
Randy : “kenapa mbak? Mbak ndak puas ya? Apa mbak marah ya sama aku?”​
Mbak Anty : “enggak mas bukan itu, aku merasa bersalah sama bang Romli karena aku telah selingkuh mas. Terlebih selingkuh dengan tetanggaku sendiri, aku bingung dan malu mas”​
Randy : “mbak maafkan aku membuat mbak Anty dalam posisi seperti ini” aku makin erat pelukku sambil melemparkan kecupan di punggungnya.​
Mbak Anty : “mas ndak salah kok, aku senang dan puas mas. Tapi aku merasa aneh mas”​
Randy : “mbak aku sayang kamu” aku cium kembali punggungnya sambil ku eratkan pelukku seolah tak ingin mbak Anty lepas.​
Mbak Anty : “aku juga perlahan sayang kamu mas, entah kenapa beda rasaku ke kamu dengan ke bang Romli” perlahan berbalik badan dan memelukku dengan posisi memeluk erat aku kembali.​
Randy : “makasih mbak, ssrrrttt muuaaahhhh” aku cium dan sedot bibirnya.​
Mbak Anty : “sama – sama masss,, ssssrtttt muuuaahhh clleeepp”​
Randy : “tidur yuk mbak? Besok kan kamu kerja? Naik ke atas yuk mbak?”​
Mbak Anty : “iya mas” sambil perlahan naik ke atas.​
Randy : “duh ini pantat gemesin minta tampol pake kontol dah”​

Ccepllaakkkk. Aku tampar pantatnya mbak Anty dengan telapak tanganku pada waktu naik ke atas ranjang dengan posisi membawahi kepalaku.

Mbak Anty : “ihhh masss Randy, kan sakit”​
Randy : “sakit apa enak mbak?” sudah dalam posisi tiduran kami bercakap.​
Mbak Anty : “ihh mau tau aja”​
Randy : “mau dong mbak?”​
Mbak Anty : “masss, masss”​
Randy : “apa sayangg?”​
Mbak Anty : “jembutmu kelebatan mas di cukur gih”​
Randy : “cukurin dong mbak?”​
Mbak Anty : “besok ya mas, gantian tapi mas juga cukurin punyaku?”​
Randy : “kan besok bukannya ada suamimu? iya gantian nanti”​
Mbak Anty : “gampang itu mah mass”​
Randy : “nakal ya?”​
Mbak Anty : “ah kamu di nakalin juga mau kan? Udah ah tidur aku kan besok kerja, anterin ya?”​
Randy : “maulah di nakalin kamu mah mbak, siapp boss”​
Mbak Anty : “sini – sini cium dulu” sambil mencium pipiku, keningku dan bibirku tentunya.​
Randy : “aku juga mau cium tetemu dulu mbak” sambil mencium payudaranya mbak Anty.​
Mbak Anty : “dah udah nanti gak tidur – tidur akunya mas”​
Randy : “iya – iya bawel” sambil remas – remas payudara mbak Anty karena gemas.​

Kami dalam posisi tidur saling berpelukan tanpa busana hanya tertupi bed cover hingga pagi hari.



BERSAMBUNG >>
Mantaaap ini terbaiiik
Lembut tenan ngikutin alur ceritanya josss lah pokoknya
Siap maraton iki
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd