Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Menagih Dendam (Closed)

Status
Please reply by conversation.
Post 8

Aska sore itu terlihat sedang membonceng Rezky dengan motor maticnya. Mereka berjalan menyusuri jalanan kota setelah terpuaskan bermain bersama Selly tadi. Mereka mengarah ke sebuah perkampungan yang berada di pinggiran kota. Semakin lama pemandangan pinggir jalan semakin kosong dan penuh dengan rumput liar. Sampailah mereka pada sebuah rumah yang sangat sederhana dengan pagar warna hijau yang catnya sudah mulai mengelupas.

“Masuk dulu bro.. ada yang mau ketemu sama elu tuh..” ujar Rezky setelah turun dari motor.

“Siapa sih bro?” balas Aska penasaran.

“Udah deh.. lu masuk aja, lu cari info masalah orang yang bernama Karsa kan?” mendadak Aska melihat Rezky dengan pandangan tak percaya. Apakah secepat itu dia akan mendapat kabar tentang orang yang dicarinya.

Aska dengan langkah tenang mulai masuk ke pekarangan rumah yang ditempati Rezky. Dia berjalan masuk ke dalam rumah dengan mengikuti arah Rezky yang lebih dulu bearada di depannya. Setelah dipersilahkan masuk, dia lalu duduk di sebuah kursi yang terlihat kumal dan tua. Mata Aska melihat sekeliling dengan pandangan penuh tanda tanya. Dia baru sadar kalau selama ini Rezky adalah anak orang yang hidup di garis kemiskinan.

“tunggu sebentar..” ujar Rezky lalu masuk ke dalam.

Aska berusaha tenang dengan lingkungan sekitarnya. Dalam pikirannya dia mulai paham dengan jalan hidup yang ditempuh Rezky. Tentu saja temannya itu berusaha mencari uang dengan jalannya sendiri mengingat kehidupan orang tuanya serba kekurangan.

“Aska.. kenalin ini ayahku..” Rezky kembali muncul dari dalam rumah, dibelakangnya berdiri seorang lelaki tua dengan badan yang sudah mulai bungkuk.

“Nak Aska.. saya bapaknya Rezky...” ujar orang tua itu sambil duduk di depan Aska.

“Eh, iya pak.. saya Aska..maaf mengganggu pak..”

“Ga papa kok nak.. saya memang menunggu nak Aska datang..” ujar bapak itu sambil menarik sebatang rokok kretek dari bungkusnya.

“Menunggu saya? Ada apa ya pak?” balas Aska penuh tanda tanya.

“Begini.. saya dengar dari Rezky kalau nak Aska ini mencari orang yang bernama Karsa, betul begitu?”

“I.. iiya pak.. apa bapak mengenalnya?” kini Aska semakin tertarik mendengar perkataan orang tua itu.

“Iya.. bukan cuma kenal, saya bisa ceritakan semua hal tentang Karsa”

“Maaf pak.. kalau boleh tau nama bapak siapa yah?”

“Nama saya Jono... dulu saya mantan sopirnya pak Karsa” ujar lelaki tua itu tenang menghisap rokoknya.

“Ohh begitu... lalu kenapa bapak hidupnya begini? Harusnya kan bapak punya penghasilan yang lumayan?” tanya Aska heran.

“Masalah itu nak Aska jangan tau dulu.. sebentar, nak Aska ini ada hubungan apa sama pak Karsa?”

“Emm.. terus terang saya pernah diberi tahu sama papa saya pak.. namanya Argo, mungkin bapak kenal?” ujar Aska.

“Ohh.. iya saya ingat.. bukannya Argo itu suaminya neng Astri yah?”

“Betul.. itu mama saya pak”

“Hahaha.. ternyata ini anaknya Astri.. hemm.. menarik ternyata takdir kita” pak Jono mulai tertawa, raut wajah yang semula menyeramkan itu mendadak jadi berbinar.

“Bapak kenal juga ya sama mama saya?”

“Ohh.. tentu kenal.. neng Astri itu perempuan kesayangan pak Karsa.. saya sudah berulang kali menjemputnya, kemanapun mereka pergi saya yang antar..”

“Hemmm.. begitu ya pak...”

“Iya.. tapi neng Astri dulu memang cantik dan seksi.. pantas dia begitu disukai pak Karsa dan beberapa teman kerja papa kamu..”

“hehe.. sampe sekarang masih cantik dan seksi kok pak..” ujar Aska tersenyum bangga.

“Saya yakin itu.. setahu saya neng Astri itu bukan hanya ada hubungan sama pak Karsa, tapi juga sama Amin.. itu teman papa kamu.. intinya mereka bersedia membantu karier pak Argo dengan imbalan tubuh Astri.. itu yang saya tahu” tutur pak Jono dengan muka seirus.

“jadi benar kalau mama itu memang menjual dirinya demi karier papa?”

“Kalau dikata begitu ya memang benar, tapi kamu harus melihat dari sisi yang lain. Bayangkan seorang perempuan harus rela menyerahkan tubuhnya dengan imbalan jabatan suaminya... dia rela menjatuhkan martabatnya demi suami yang dicintainya.. siapa yang salah dan siapa yang benar menurut nak Aska sekarang?” pak Jono kemudian mendekatkan wajahnya pada Aska yang mulai berpikir keras.

“Iya pak.. saya paham..” ucap Aska lirih.

“Pelacur.. bisa saja dikatakan begitu, tapi lihat pengorbanan neng Astri dulu.. jangan terburu menjatuhkan status kalau dia bersalah..” sambung pak Jono.

“Iya pak..”

“Kalau boleh saya katakan.. harusnya nak Aska jangan menaruh dendam sama neng Astri.. betul dia juga bersalah, tapi yang paling bersalah besar adalah orang-orang yang memanfaatkan ketidakberdayaan Astri itu, paham?”

“Paham pak..” ucap Aska semakin lirih. Mata pemuda itu mendadak kosong dan menerawang jauh.

“Nah.. sekarang saya akan ceritakan semuanya tentang pak Karsa.. kamu juga jangan takut kalau saya bohong.. semuanya saya punya buktinya”

Akhirnya pak Jono menceritakan semua hal yang pernah dia alami bersama pak Karsa. Bahkan mantan sopir pribadi pejabat itu pernah masuk penjara karena jadi kambing hitam kasus pecucian uang yang dilakukan komplotan pak Karsa. Termasuk orang yang bernama Amin itu.

Aska semakin paham duduk perkara sebenarnya. Pikirannya mendadak mulai terbuka lebar dengan sejuta rencana yang dia susun untuk membalas semua perbuatan orang yang telah memanfaatkan mamanya.

***

Beberapa hari setelah mendapat pencerahan dari pak Jono, pemuda gagah bernama Aska itu terlihat semakin ceria. Wajah murung dan jutek yang biasa dia perlihatkan kini telah berganti dengan tatapan mata yang siap menyambut masa depan. Malam itu Aska tengah bersiap untuk pergi keluar. Dia kemudian menenteng sebuah tas kecil dan gadget miliknya.

“Mah.. aku mau keluar, ada perlu sama teman kuliah nih..” pamit Aska pada mamanya. Kebetulan Astri juga bersiap mau keluar rumah.

“Iya sayang.. mama juga mau ada acara sama tante Selly, jangan lupa bawa kunci rumah yah”

“Iya mah.. udah kok.. daahh mama..”

Aska pun lalu pergi dari rumah dengan motor matic kesayangannya. Malam itu tempat Aska menuju bukan rumah temannya yang seperti diceritakan pada mamanya. Rupanya pemuda itu masuk ke dalam sebuah hotel sederhana. Dia sengaja memilih tempat itu karena ada orang dalam yang dikenalnya, hingga dia bisa mengatur semua rencana sesuai keinginannya.

“Bro.. udah siap semua?” tanya Aska pada penjaga hotel, yang tak lain adalah teman sekolahnya dulu.

“Udah kok.. lantai dua.. pas yang di pojokan..” balas pemuda resepsionis hotel itu.

“Makasih yah..”

“Eh.. lu tumben ke sini? Pasti bawa cewe yah?”

“Hehe.. udah lu diem aja napa sih.. nar kalo ada yang tanya kamar gua langsung aja lu suruh naik yah...”

“Beres bro..”

“Oya.. nih buat lu..” Aska melempar sebungkus rokok dengan selembar uang ratusan ribu terikat dikotaknya.

Aska yang sudah memegang kunci langsung berjalan naik dengan cepat. Sepertinya dia sedang terburu-buru.

Tak berselang lama, seorang wanita cantik pun tiba di depan meja resepsionis hotel. Wanita itu tampak cantik dengan balutan dress warna ungu terang menutup tubuhnya. Dandanannya pun terlihat dipoles sedemikian rupa hingga wajahnya nampak lebih muda dari umurnya yang sebenarnya.

“Mas.. mau ketemu sama tamu di kamar 207” ujar wanita itu pada pemuda resepsionis.

“Ohh.. iya silahkan.. naik lalu ke kanan, kamarnya ada di pojok, apa perlu saya antar?” tawar pemuda itu sambil melihat wajah cantik di depannya, dia merasa tak asing dengan wanita itu.

“Gak usah deh mas.. saya tau kok”

Wanita cantik itu pun berjalan sesuai arahan dari si resepsionis. Hanya saja yang wanita itu tidak tahu adalah kalau saat itu seseorang tengah menyiapkan jebakan untuknya.

Tok.. tok..!! si wanita mengetuk pintu kamar hotel.

“Masuk saja..” terdengar suara dari dalam, suara itu begitu jantan dan berwibawa.

Tanpa ragu wanita itu langsung masuk ke dalam kamar. Dia nampak santai meletakkan tas kecil yang dibawanya di atas meja lalu duduk di tepian tempat tidur.

“Emm... bos, uangnya udah masuk.. makasih banget yah” ujar wanita itu.

“Oke.. cukup kan uangnya?” tanya suara lelaki dari dalam kamar mandi.

“Cukup kok.. memang segitu perjanjiannya..”

“Bagus.. sekarang kamu lepas semua pakaian kamu.. aku mau cuci muka dulu” perintah suara lelaki itu masih dari dalam kamar mandi dengan pintu tertutup setengah.

Wanita cantik itu tanpa menunggu lama langsung saja melepas semua pakaian yang ada di tubuhnya. Dengan bayaran yang sudah masuk ke dalam rekeningnya dia merasa harus menunaikan kewajibannya untuk melayani pelanggannya. Beberapa menit kemudian wanita itu telah duduk dengan tubuh telanjang bulat.

“Hai mama.. udah siap yah?” tiba-tiba suara lelaki dari dalam kamar mandi tadi berubah jadi suara pemuda yang dikenal baik oleh wanita itu.

“A-aa..Aska... ke..ke..kenapa kamu disini?”

“Hahaha.. aku memang nungguin mama daritadi.. aku memang sengaja booking mama kok..” ujar Aska yang kini berdiri dengan tubuh hanya terlilit selembar handuk putih saja.

“Apa ini sayang? Kenapa kamu lakuin ini?” tanya Astri kebingungan. Dia tak bisa berbuat banyak karena merasa telah dijebak oleh anaknya sendiri.

“Tante Selly udah bilang kan ke mama? yahh.. jadi malam ini aku adalah klien mama.. aku udah bayar juga kan!?” ucap Aska dengan mantab.

“tapi.. tapi.. ga bisa gitu dong sayang.. kamu itu anak mama..”

“Loh.. salah sendiri mama mau nerima uangnya.. sekarang mama harus melayani orang yang sudah membayar mama dong..”

“Apa-apan kamu ini? Ga bisa.. ga bisa..” tolak Astri terus menerus. Dia kemudian mulai memegang pakaiannya untuk dipakai kembali.

“Wahh.. ga bisa gitu donk.. mama udah datang kesini dan aku udah bayar.. ga bisa nolak” Aska langsung merampas semua pakaian Astri lalu dilemparnya jauh.

“Kamu udah gila yah Aska?? Masak mama suruh ngelayanin kamu?”

“Terserah.. di sini udah ga ada lagi yang namanya Aska, yang ada adalah seorang klien pengen segera dilayani sama perempuan yang dibayarnya.. itu tugas kamu!!” ucap Aska dengan nada mulai meninggi.

“Iya tapi...ahh.. tapi..”

“Udah diem lu.. nih kontol buat lu..”

Aska dengan kasar menjambak rambut Astri lalu mengarahkan mulut wanita itu tepat ke arah pangkal pahanya. Handuk yang tadi melilit tubuh Aska seketika jatuh dan memperlihatkan batang penis menjuntai dengan ukuran besar.

“Aaaahhhkkk.. emmmphh...emmphh.... aaahhhemmmphh”

“Kalo ga mau diginiin makanya jangan jadi pelacur!!” bentak Aska yang seakan tiba-tiba menjelma menjadi orang lain. Bukan cuma cara bicaranya yang kasar, tapi perlakuannya juga sama.

“Aaahhhmmphh... ahhh.. sudah sayang.. mama ga bisa... mama.. ahhhkkkhhh...”

Kalimat penolakan dari Astri bukannya membuat Aska iba, tapi malah membuat pemuda itu semain beringas. Pemuda itu seperti sedang kesetanan, luapan emosinya yang tertahan selama ini dia tumpahkan begitu mendapat kesempatan.

“Ahhh… mulut ni pecun enak banget… lembut… hangat..” ujar Aska terang-terangan menikmati mulut Astri yang sedang mengerjai batang penisnya.

“Ahhhkkhhhh... Aska... aku ini mama kamu sayang... ahhhhkhhh..”

“Bukan.. disini kamu bukan lagi mamaku, aku sudah bayar dan kamu harus melayaniku..” tegas Aska tak peduli lagi.

Cukup lama juga Astri dengan paksa menyepong penis Aska. Penis besar itu serasa makin liar dan tak terkendali merojok mulut Astri. Area selangkangan Aska betul-betul basah karena air liur Astri. Rambut kemaluannya juga basah karena cipratan air liur Astri yang keluar tak terbendung lagi. Entah kenapa semakin lama Astri jadi mulai menikmati banget mengoral penis Aska. Wanita itu sudah mulai ketagihan. Mungkin karena dia juga horny. Tanpa sadar sambil menjilati penis Aska, wanita itu mulai membelai-belai vaginanya sendiri dengan tangan.

“Gatal ya memeknya? Mau dijilatin? Atau mau dientotin aja? Hahaha.. dasar lonte..” ucap Aska merendahkan, seakan dia tak melihat yang sedang berada di depannya itu adalah mama kandungnya sendiri.

Astri menggelengkan kepala, dia masih terus berusaha menolak keinginan Aska untuk bersetubuh dengannya. Mungkin ini adalah karma yang harus diterimanya secara instan karena sudah menjual dirinya. Ternyata hukuman baginya diterima dari darah dagingnya sendiri.

“Ayo dong.. kamu layani pelangganmu ini dengan baik..” ucap Aska tanpa sopan santun lagi.

Beberapa saat kemudian Aska memegangi kepala Astri dengan kuat. Dia lalu menggenjot mulut wanita itu dengan cepat. Astri tak bisa berbuat banyak, dia hanya bisa pasrah dan berusaha menikmati saja saat mulutnya digenjot kasar oleh anaknya sendiri. Tangannya yang tadi berusaha keras mendorong tubuh Aska, kini mulai diam dan memegangi pahanya sendiri.

Setelah cukup lama, Astri hanya bisa diam menerima perlakuan Aska. Saat Astri punya kesempatan untuk menghindar, Aska langsung menarik rambut panjangnya untuk mendekat ke selangkangannya lagi, lalu mulai menggenjot kencang mulut Astri tanpa bisa dilarang. Saat menggenjot mulut wanita cantik itu, Aska juga sering memainkan rambut mamanya sambil menarik-nariknya. Perlakuan Aska memang kasar. Tidak pantas seorang anak memperlakukan mamanya sekasar itu. Tapi meskipun perlakuannya kasar, dalam hati Astri justru mulai menyukainya. Astri dari dulu saat bercinta ternyata memang suka dikasarin seperti itu. Perlakuan kasar pasangannya malah membuat memeknya semakin basah.

“Kamu suka ya digenjot mulutnya? Sampai becek gitu memeknya, hahaha..” ujar Aska yang membuat Astri malu untuk mengakuinya.

Astri memang tipe wanita yang gampang sekali naik birahinya. Tentu saja sifat binal itu sudah terlihat sejak dia berada di SMA. Parahnya kebinalannya itu sampai sekarang masih terbawa dan diturunkannya pada kedua anaknya. Astri hanya diam mendengar ejekan dari Aska, dia memang merasakan memeknya kini sudah banjir cairan kewanitaannya. Cairan itu bahkan sampai merembes keluar melewati pangkal pahanya.

“Jawab dong mah… suka gak mulutnya digenjot?” tanya Aska lagi.

Astri masih bersimpuh, menunduk lemas karena birahinya sudah meninggi mencapai ubun-ubunnya. Kedua tangannya berada di depan menopang tubuhnya. Payudaranya yang bulat membusung itu kini terlihat bergelantungan dengan indahnya. Dia juga berusaha mengatur nafasnya kembali setelah dari tadi susah payah bernafas sewaktu mulutnya digenjot.

“Iya… suka banget” jawab Astri lirih.

“Gitu dong… gak perlu malu mengakuinya, hehe..” ujar Aska membelai rambut Astri yang terurai tak beraturan.

“Aska.. jangan dong sayang.. udah stop..” pinta Astri lirih. Dia bingung harus berbuat apalagi untuk menghentikan kegilaan anaknya itu, meskipun apa yang dilakukannya membuat birahi Astri ikut membara juga.

“Hehehe… mama makin cantik aja kalau lagi sange berat gini” ujar Aska melihat kondisi Astri.

Tubuh telanjang Astri memang sudah basah oleh keringat. Wajah cantik Astri juga memerah dan keringatan. Rambutnya terlihat lepek juga karena keringatan. Mata wanita itu hanya menatap sayu karena libidonya yang naik tak terbendung lagi. Sprei di sekelilingnya terlihat basah karena cucuran cairan kewanitaannya sendiri. Sebuah pemandangan yang tentunya sangat seksi dan erotis di depan lelaki manapun yang melihatnya.

“Aku udah gak tahan nih… gak tahan pengen nusuk memeknya kamu.. kita ngentot aja yuk…” ujar Aska semakin kurang aja. Dia benar-benar sudah tak lagi melihat perempuan di depannya sebagai ibunya.

“Jangaaan… pokoknya gak boleh ngentot… Titik!” larang Astri dengan suara bergetar.

“Lhoh.. aku udah bayar lunas.. mahal lho ternyata tarif kamu.. kalo ga ngentot ngapain kamu susah-susah aku booking?” balas Aska tegas. Jawaban pemuda itu membuat Astri semakin sadar posisinya saat itu.

“Kobel aja memek mama sepuas kamu… gesek-gesek memek mama… mainin susu mama.. asal kita ga ngentot” ujar Astri kemudian dengan senyuman genitnya.

“Okeee...”

Aska jadi semakin semangat memainkan kedua area sensitif mamanya itu. Posisi Astri kini berbaring dengan kepala bersandar pada sebuah bantal, wajahnya berada tepat di sebelah penis anaknya. Aska tengah sibuk memainkan buah dada dan mengobok mulut Astri dengan jarinya, sesekali mereka berciuman mesra. Sedangkan di bawah sana kaki Astri sudah dibuka lebar-lebar sehingga jari-jari Aska semakin leluasa memainkan vagina mamanya. Sepertinya keputusan Astri membiarkan Aska menggerepe tubuhnya adalah keputusan yang salah. Ternyata Aska sudah pintar merangsang tubuh perempuan, sudah barang tentu Astri semakin meninggi birahinya.

“Gimana sayang.. enak kan?” tanya Astri sambil mulai mengocok penis Aska dengan tangan lembutnya.

“Enak sih.. tapi kurang puas..” balas Aska bersungut.

“Hmmm…. yaudah, biar lebih puas… kamu gesekin memek mama pake kontol kamu aja… tapi jangan sampai masuk ya…” ujar Astri kemudian.

“Iya deh.. enak juga tuh... mana tau masuk beneran”

“Awas jangan sampai masuk, apalagi sengaja masukin” balas Astri dengan suara bergetar.

“Hehehe.. yaudah.. mama nungging aja ya” suruh Aska kemudian. Astri pun langsung menurutinya . Dia lalu menungging, pantat dan vaginanya kini terpampang jelas di depan anak laki-lakinya.

Sesaat kemudian batang penis Aska mulai menggesek permukaan vagina Astri. Penisnya kemudian menyelip di antara kedua paha Astri, tepat di bawah vagina perempuan cantik itu. Astri membantunya dengan menjepit penisnya dengan pahanya supaya Aska makin keenakan. Tentu saja Aska lalu lanjut menggenjot pangkal paha Astri dengan tusukan cepatnya.

“Aaahhh.. enak banget sayang.. ahh... iyaaa.. kamu pinter” pancing Astri dengan desahannya, dia tersenyum melihat kelakuan anaknya yang mudah sekali luluh dengan kompromi yang tak merugikannya.

Sebenarnya gesekan penis Aska dan permukaan vagina Astri mulai membuat wanita itu tak tahan. Dia ingin sekali batang penis besar itu segera menerobos liang peranakannya. Dia ingin dipuasi sepeti biasanya. Namun kalau dituruti, itu berarti dia akan melakukan hubungan sedarah dengan anaknya sendiri.

Astri semakin terangsang. Tentunya tidak hanya Astri saja yang terangsang, Aska juga semakin terpancing untuk memuaskan nafsu syahwatnya. Pemuda itu terus menggesek memek Astri dengan kencang. Tubuh wanita cantik itu jadi terdorong-dorong meladeni gesekan Aska yang ganas.

Beberapa saat kemudian, tangan Aska mulai memposisikan ujung kelaminnya tepat pada belahan memek Astri. Wanita itu tahu apa yang akan terjadi, dia langsung buru-buru memajukan tubuhnya ke depan supaya penis itu tak lagi menyentuh vaginanya.

“Askaa.... mau ngapain kamu? Ga boleh sayang..” larang Astri lagi.

“Ga da cerita... aku udah ga tahan... pokoknya malam ini aku harus ngentot sama kamu” balas Aska tanpa sopan-santun lagi.

“Ahhhhhkkkk.. iyaa... aduhhhh..”

Supaya Astri tak menghindar lagi, tangan Aska yang kiri langsung menjambak rambut panjang Astri dengan kuat lalu menariknya ke belakang. Di sisi yang lain, ujung kemaluan pemuda itu sudah mulai menerobos celah vagina Astri yang terasa sangat becek. Dalam satu kali hentakan, amblaslah separuh permukaan batang penis Aska ke dalam liang peranakan milik Astri.

“Ssshhhh.... aahhh... aduhhh.... kok dientot beneran sih!?” protes Astri yang tak digubris sama-sekali oleh Aska.

“Bangsat…!! enak banget nih memek… sempit… gila… ahh… sedap… argghhh” erang Aska keenakan.

“Asshhh...aduhhh... lepasin sayang.. ga boleh.. ga bolehh..” ucap Astri terus berusaha menghentikan perbuatan Aska.

Aska terus menggenjot memek Astri dengan kencang dalam posisi menungging. Astri hanya bisa mendesah menahan birahinya. Yah, Astri tak bisa memungkiri kalau dia juga sedang horny berat. Karena sudah terlanjur, satu-satunya jalan bagi Astri adalah ikut menikmatinya. Dia juga dari awal tak yakin kalau vaginanya akan bebas dari tusukan penis Aska.

“Ahhh…. Ahhhh… ahh…” Astri sudah tak menahan lagi desahannya.

Plok.. plok... plokk...

“Ahhh… shhh… Askaa... yang kenceng sayang..”

Plok.. plokk... plokk.... Vagina Astri terus dihajar tanpa ampun.

“Hai mama.. waahh.. lagi asik nih ya kak?” ujar seseorang yang tidak asing lagi bagi mereka. Fenny.

Gadis cantik itu tiba-tiba membuka pintu kamar hotel yang memang tak terkunci, apalagi kuncinya masih memakai yang konvensional dan bisa dibuka dari luar maupun dalam. Astri tampak sangat kaget dengan kehadiran Fenny, tapi sebaliknya Aska malah santai saja saat Fenny melihat dirinya tengah menyetubuhi mama mereka.

“Ahhhh... Fennyy !??” ucap Astri melongo tak percaya.

“Lanjut dulu mah.. nikmatin tuh punya kakak.. gede banget loh, hihihi...” balas Fenny yang tak ambil pusing dengan mamanya yang tengah digenjot batang penis kakaknya.

“Uhh... lu darimana sih? ditungguin dari tadi...” tanya Aska saat melihat Fenny mulai melepas jilbab biru yang menutupi kepalanya.

“Ada acara perpisahan sama genk sekolah.. cape banget.. bentar ya kak.. aku mau mandi dulu.. gerah banget nih..”

“Aahhh...Fenny.. ngapain kamu kesini sih?” Astri masih merasa malu dengan kehadiran anak perempuannya itu.

“Hihi.. mama lanjut aja.. kayaknya kerepotan banget nih sama batang kak Aska ya mah? Semangat dehh...”

Gadis cantik bernama Fenny itu langsung mengambil handuk yang tadi dipakai Aska. Setelah itu dengan santaianya dia melepaskan seluruh pakaiannya tanpa mempedulikan sekitarnya lagi. Meski Aska tengah ngentot dengan mamanya sendiri, tapi bagi gadis itu seakan tak ada yang aneh. Dia hanya cuek saja meninggalkan mereka berdua lalu pergi masuk ke dalam kamar mandi.

“Aahh.. Askaa.. kamu benar-benar mangerjai mama.. ahhh..” ujar Astri yang masih terus menerima genjotan pada liang senggamanya.

“Hahaha.. biar Fenny juga tahu kalau mamanya jadi lonte.. gapapa kan mah?” balas Aska tak tahu diri.

“Kurang ajar kamu.. ahh.. iya dehh.. mama ngaku salah... ahhh... lanjutin.. bentar lagi.. aahh...”

“Ayo kak genjot yang dalam, nikmati tubuh mama!” teriak Fenny dari dalam kamar mandi.

Plok... plokk... plok...!!

“Aaahhhhhhhsssssss.... nyampeeeeeee!!!” jerit Astri kemudian.

Crrrr... crrrrr....crrr.....

Astri akhirnya mencapai orgasmenya dengan tusukan demi tusukan batang penis Aska masih mengocok liang memeknya. Wanita itu semakin dibuat malu karena bisa orgasme dengan perlakuan anak kandungnya sendir. Tapi dia tak bisa berbohong, ukuran penis Aska yang besar itu mampu memberinya sensasi puas yang selama ini tak didapatnya. Belum lagi dengan kenyataan kalau yang tengah menyetubuhinya adalah darah dagingnya sendiri membuat Astri merasa menyesal, namun sekaligus merasa bergairah.

“Yahhh... ngecrit lagi.. basah tuh tempat tidurnya mah..” ujar Aska mengolok mamanya sendiri.

“Aahh.. aduh sayang.. udah dong.. berenti.. udah yahh..” pinta Astri memelas. Tubuhnya yang kini melemas membuatnya menyerah kalah dengan permainan kasar Aska.

“Oke.. aku bakal berenti... tapi kalo aku main sama Fenny.. mama jangan protes yah!?” balas Aska menebar ancaman.

“Apa kamu bilang? Kamu beneran Aska?” Astri semakin dibuat tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

“Iya mama tak salah dengar.. kalo mama udah nyerah.. berarti mama sudah siap melihat aku ngentotin Fenny.. hahaha...” balas Aska tanpa merasa bersalah sedikitpun.

“Gak bisa... gak bisa begitu dong sayang.. dia itu adikmu sendiri...”

“Terserah mama mau bilang apa.. buat tambahan hukuman buat mama.. aku akan bikin hamil Fenny.. hahaha...” ucap Aska terus mengancam.

“Waahh.. asik tuh kak.. mau dong dihamilin, hihihi..” balas Fenny masih dari dalam kamar mandi.

“kalian.. kalian ini anak bejat semua... kelakuan kalian bikin mama jijik” umpat Astri.

“Hahaha.. yang punya kelakuan bejat tuh siapa mah? Bukanya mama juga selama ini menjual memek mama buat mulusin jabatan papa? Pak Karsa.. pak Amin.. sipa lagi mah? Pasti ada yang lain juga kan!?” Aska terus membantah mamanya, ucapannya tak bisa dilawan oleh Astri karena itu memang kenyataannya.

“Uhhh..Aska.. tapi bukan.. bukan seperti ini sayang... aahhhhhh..”

Aska dengan kasar langsung mendorong tubuh mamanya ke atas tempat tidur yang sudah becek dengan cairan squirt mamanya. Batang penisnya yang tercabut langsung terlihat tegak menantang dengan kerasnya.

“Udah deh maahh.. mama jangan banyak alasan... lihat tuh, suami mama yang mama perjuangkan sampe sekarang apa balasannya? Malah ninggalin kita kan!?”

“Trus sekarang buat cukupin kebutuhan kita mama malah jadi wanita panggilan.. kita makan uang haram dari mama kan jadinya..” sambung Aska tanpa bisa dibantah.

“Iya sayang.. tapi mama bisa apa? Mama harus melakukan semua yang mama bisa demi masa depan kalian...” bela Astri.

“Bull Shit!! Bohong.. mama malah ngerusakin masa depan kita.. aku jadi malu mah kalau sampai ada yang tahu mama jadi pelacur kek gini... apalagi Fenny tuh.. jadi binal kayak mamanya..” ucap Aska menengok ke arah kamar mandi.

“Ehh.. lu jangan salahin mama terus gitu dong.. kasian mama.. kalo binal sih iya.. tapi kalo jual diri sih belum, hihihihi..” tiba-tiba Fenny keluar dari dalam kamar mandi dengan tubuh masih telanjang bulat. Kini ketiganya berada dalam kamar hotel itu sama-sama bugil semua.

“yahh... dasar mulut lonte.. sini lu.. gua entotin memek lu.. mama udah nyerah” ujar Aska tak peduli lagi pada keadaan Astri.

“Siaaaappp....”

“Mama sini.. ngangkang aja.. lu sini dek.. nungging” perintah Aska kemudian. Astri yang masih merasa bersalah itu hanya menuruti saja perintah aneh dari anaknya. Begitu juga Fenny yang malah dengan sukarela menungging di depan kakaknya.

“Mama liat kan!? perempuan di rumah kita memang perek semua.. hahaha..” ucap Aska pongah, kata-kata kasarnya begitu menohok perasaan Astri.

“Udah lu diem napa.. jadi gak nih?” timpal Fenny yang sudah dalam posisi menungging memamerkan celah vagina dan bongkahan pantat mulusnya.

Plakk !!

“Bawel lu.. sini memek lu gua entot..” ucap Aska sambil menampar pantat Fenny.

“Aaahhhhhhhhhhhh... yeessss..... ooohhhh...” desah Fenny begitu batang penis Aska menerobos masuk liang vaginanya.

Aska dengan sadar mulai menyetubuhi adik kandungnya sendiri di hadapan mama mereka. Sedangkan Astri hanya diam tak mampu melarang perbuatan mereka karena dia juga merasa bersalah, secara tak langsung sebenarnya dia yang membuat mereka jadi begitu. Malah Astri sekarang merasa keenakan, karena sambil dientot lidah Fenny menyapu vaginanya dengan jilatan yang intens. Itulah mengapa tadi Aska menyuruhnya untuk duduk mengangkang.

Plakk.. Plakkk!! Plok... plok.. plokk.. plokk..

Sambil terus menggenjot memek Fenny, tangan Aska juga sesekali menampar bongkahan pantat Fenny. Kulit pantat yang semula putih mulus itu kini jadi kemerahan dengan bekas tangan di permukaannya.

“Ahhhhh….. kak” desah Fenny menyambut sodokan penis Aska.

Tanpa mereka sadari, Astri tiba-tiba kembali mengejang. Tubuhnya bergetar dan dari celah kewanitaannya keluar cairan bening banyak sekali.

“Aaahhhhhhhh... nyampee!!” desah Astri lirih. Kini seprei di bawah pantatnya benar-benar becek.

“Yaahhh.. mama udah ngecrit duluan” protes Fenny yang sementara masih menggosok permukaan vagina Astri dengan tangannya.

“Ahahaha.. lu liat kan? Sok ngelarang kita ngentot.. padahal digituin aja ngecrot juga.. sekali perek tetap perek..” ucap Aska merendahkan.

“Ahh.. birin kak.. kita lanjut dulu.. ahh.. gua udah mau keluar nih... ahh..”

“Tunggu bentar Fen.. gua juga udah kerasa nih.. memek lu nih emang sedep banget”

“Kontol kakak juga… ahhhhhh… enaaakkk… memek Fenny buat kakak… silahkan digenjot sepuasnya… ahhhh” goda Fenny dengan suara manja.

Aska dan Fenny saling bersahut-sahutan memendesah penuh rasa nikmat. Merekapun semakin nafsu mengejar puncak kenikmatan satu sama lain. Tubuh Fenny sampai terdorong-dorong karena saking kencangnya Aska menggenjotnya. Fenny yang terus bertahan, hanya bisa membenamkan mulutnya pada pangkal paha Astri yang masih mengangkang di depannya.

“Asshhhh... emmmhhhh....” terdengar juga desah Astri.

“Dek, kakak mau muncrat…. muncrat di dalam aja ya…” ujar Aska pada Fenny sambil terus menggenjot.

“Jangan kak! Aku lagi subur..” jawab Fenny cepat.

“Ayo dong dek… lebih enak crot di dalam memek soalnya…” paksa Aska kemudian.

“Nggmmmhhh….” Fenny hanya melenguh. Sebenarnya dia juga suka sensasi ketika vaginanya disiram sperma laki-laki.

“Yaaahhh… mau ya sayang?” paksa Aska sambil mencium pipi Fenny.

“Ih… iya deh boleh… kalo aku hamil kan mama udah tau, hihihi..” jawab Fenny akhirnya.

“Kalian.. ahhh.. kalian.. jangan Aska.. itu adikmu.. ahh” Astri sebisa mungkin melarang kelakuan anaknya itu, tapi kata-katanya tak ada yang mengindahkan.

Croooot… crooooottt….!!

“Arrgghhhhhh….” erang Aska yang berhasil melepaskan spermanya di dalam vagina adik kandungnya.

“Aaahhhhhh... keluaaaaaarrr... !!” semburan sperma Aska membuat Fenny mencapai titik orgasmenya. Tubuhnya mengejaang dan bergetar hebat, sampai tak sadar dia melengkung ke atas seperti melepaskan sesuatu dari dalam tubuhnya.

“Enak gak dek?” tanya Aska setelah Fenny ambruk di atas tempat tidur. Kini dia telungkup sambil mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.

“Haahhhhhh... enak banget kak... mantab” balas Fenny.

“Moga jadi ya dek.. hehe..” ucap Aska nyengir.

“Hihihi.. doain ya mah.. biar mama cepet dapat cucu” ujar Fenny seakan tanpa dosa.

“Masa bodo.. terserah kalian..”

***

Bersambung lagi ya Gaes ^_^
Waah.. Karsa kasusnya gedhe
Pencucian uang
Astri & Argo, suami istri jadi korban nafsu sexual Karsa
Jono, jadi korban karena dijadikan kambing hitam pencucian uang
Kalo diusut, Argo kena gak nih?
Duuuh.. masih adakah korban Karsa yang lain?

Jadi panjang gini kasusnya

Ah, astri akhirnya kena jebakan selly 2x. Dulu waktu pake jilbab, kena sodokan Reza
Yg ini dia digarap 2 anak kandungnya


Kayak lingkaran setan :semangat: :semangat:
 
Damn ....
Semua rahasia sudah terbuka....
It's time to plot the revenge....
Argo should be put on the list too...
Thanks for the wonderful update, bro Deriko...
 
Wiihh gokil, alurnya mulai seruu fenny dan astri bisa jadi budak kakaknya, saran adegan main kasarnya diperbanyak lagi hu biar astri makin nurut sama aska, tinggal aska yg balas dendam ke karsa
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd