Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Menagih Dendam (Closed)

Status
Please reply by conversation.
Post 13

Matahari semakin terik dan membuat suhu di bumi semakin panas. Tak terasa sudah hampir tengah hari. Sebuah mobil hatchback berwarna merah nampak masuk ke dalam halaman sebuah rumah. Sebenarnya itu bukanlah rumah pada umumnya, karena tempat itu adalah villa yang memang disewakan untuk siapa saja yang bisa membayarnya.

Setelah mobil merah itu parkir, muncullah seorang pemuda dari dalamnya. Dia lalu beranjak menuju pagar depan untuk menutupnya. Sebelum menutupnya, pemuda itu nampak memandangi sebuah rumah tepat di seberang tempat mereka memarkir mobil. Mata pemuda itu nampak serius sekali mengamati kondisi sekitarnya.

Menit berikutnya, dari dalam mobil keluar juga seorang perempuan cantik dan seorang pemuda lainnya. Perempuan itu nampak cantik dengan balutan tanktop putih dan celana pendek berbahan jeans. Rambutnya yang dikepang ekor kuda menambah kesan anggun pada wanita itu. Belum lagi sebuah kacamata hitam yang tersemat di wajahnnya membuat paras wanita itu jadi lebih elegan.

Tanpa banyak ucap, ketiga orang yang baru saja keluar dari dalam mobil itu langsung masuk ke dalam rumah. Sepertinya mereka berada di tempat itu bukan untuk berlibur, melihat dari barang bawaan mereka yang hanya sedikit bisa disimpulkan kalau mereka punya niat yang lain.

“Kalian santai aja yah... aku mau mandi dulu.. gerah banget nih” ucap perempuan itu lalu meninggalkan kedua pemuda yang datang bersamanya.

“Oke mbak.. lanjut aja..” balas seorang pemuda yang tak lain adalah Rezky.

“Mbak, nih Rezky mau ikut mandi..” celetuk pemuda lainnya, yang tentu saja itu adalah Aska.

“Ayo.. sini.. beneran mau ikut?” toleh Salma pada kedua pemuda di belakangnya.

“Enggakk.. ntar aja... aku mau istirahat sebentar..” balas Rezky melambaikan tanngannya.

Tanpa menunggu lagi, Salma yang kini berada satu rumah dengan pemuda ganteng itu langsung masuk ke dalam kamar mandi tanpa menutup pintunya.

“Bro..gua cocok gak yah sama mbak Salma itu?” tanya Rezky dengan muka polosnya.

“Apa? Elu serius bro?”

“Beneran bro.. gua naksir banget tuh sama istri bokapnya Fenny.. tolongin dong bro..”

“Haduh.. lu langsung tembak aja tuh pecun.. gampang kok.. pasti mau dianya.. yakin deh..” ujar Aska kemudian. Pemuda itu dengan santai mulai melepas celana jeans dan kaos putih yang dipakainya. Kini tubuhnya terlihat hanya tertutupi oleh sebuah celana dalam boxer saja.

“Hemmm.. iya sih... tapi kenapa gua jadi gugup yah? mungkin ini yang dinamakan cinta..”

“Hahahaaa.. makan tuh cinta..” ejek Aska sambil membaringkan badannya di atas kursi sofa.

“Eh.. lu kebiasaan yah.. maen bugil gitu.. ini bukan rumah elu bro..”

“Halaahh.. santai aja.. siapa juga yang bugil, nih masih pake celana dalem.. kalo udah gini bawaannya mager bro, hahahaa...” Aska santai sambil memegang Hpnya.

“Iya sih.. tante Astri aja kalo lagi dirumah malah seneng ga pake apa-apa juga kan? Eh... jangan-jangan si Fenny juga sama ya bro?” Rezky mulai penasaran.

“iya lahh.. emang kenapa? lu sange liatin adek sama mama gua bugil?”

“Hehe.. ga juga sih... gua masih takut sama elu soalnya” ungkap Rezky jujur.

“Hahaha.. broo.. lu nikmatin hidup lu bro.. ga usah mikirin pendapat orang.. lakuin aja selama itu membuat lu nyaman dan ga buat orang lain celaka.. itu saja”

“Iya deh.. emang hidup gua dari dulu susah bro..”

Rezky menghela nafas panjang. Dia hanya duduk bersandar pada kursi sofa di depan Aska. Tak lama kemudian pemuda itu mendapat sebuah panggilan di Hp miliknya. Tanpa pamit dia langsung pergi meninggalkan Aska yang tengah bersantai menikmati udara panas siang itu.

“Mana Rezky?” tiba-tiba muncul lagi Salma yang baru selesai mandi. Tubuhnya masih terlilit sebuah handuk putih yang menutupi sebatas dada dan pangkal pahanya.

“tau tuh mbak.. ada yang nelpon dia tadi..” balas Aska cuek.

“Ohh..”

Salma yang tubuhnya hanya tertutupi selembar handuk nampak santai berada di depan Aska. Dia sama sekali tak merasa canggung atau takut berada di rumah itu, meski setiap saat dia bisa saja diperkosa oleh dua orang pemuda di dekatnya. Wanita itu hanya cuek saja, karena sepertinya dia sudah terbiasa dengan penampilan seperti itu.

“Bro.. kondisi sesuai rencana..” ujar Rezky begitu dia kembali.

“Oke..oke.. tinggal tunggu waktu saja kalau begitu”

“Rezky, kamu mandi sono.. tuh keringat udah kayak biji jagung gitu” ucap Salma melihat ke arah Rezky yang masih berdiri.

“Iya sih mbak.. maunya tadi mandi bareng sama mbak Salma, hehe..” balas Rezky kocak.

“Hihihi.. tenang, masih banyak waktu..”

Mata Rezky tanpa sadar mulai fokus memperhatikan lekuk tubuh Salma. Meski dia statusnya adalah istri orang, tapi bentuk tubuhnya masih sangat proporsional. Masih bisa disejajarkan dengan tubuh cewe dua puluh tahunan. Apalagi di umurnya yang sekitar 30 tahunan itu semakin membuat Salma nampak matang. Payudara yang bulat membusung, bongkahan pantat yang tak terlalu besar tapi terlihat padat, serta kulit tubuh yang putih mulus semakin membuat Rezky betah untuk melihatnya.

“Mbak.. mbak Salma cantik” ujar Rezky yang kini duduk tepat di depan Salma.

“Hihihi.. udah dari dulu..”

“Ugh, jadi pengen nih mbak.. hehe..”

“Pengen apa? Pengen ditabok.. yaudah sini..” Salma balas memandang Rezky sambil tersenyum.

“Ehh.. ehh.. kalian geseran kemana gitu.. kalo mo ngentot jangan di depan gua yah.. gua mau santai bentar aja..” tukas Aska dengan wajah serius.

“Enak aja ngentot.. emang aku mau sama dia? Hihihi..” balas Salma.

“Ahh.. gagal bro.. hahaha.. mendingan gua mandi dulu aja, biar pikiran jadi adem”

Tanpa malu sedikitpun, Rezky mulai melepas kemeja kotak-kotak berserta celana jeans yang dipakainya. Tubuhnya yang tegap dengan otot-otot atletisnya itu sekarang jadi terumbar kemana-mana. Belum lagi tonjolan di balik celana dalamnya nampak begitu besar, hampir tidak muat celana dalam itu melindungi isinya.

“Lhoh.. itunya ga dilepas sekalian?” celetuk Salma mulai tertarik.

“Apa sih mbak? Ini yah? iya deh aku lepasin sekalian..”

Rezky tanpa ragu langsung melepas juga celana dalam merah yang dipakainya saat itu. Tangannya dengan cepat memelorotkan kain berbentuk segitiga itu dari kedua kakinya. Alhasil kini pemuda tampan itu berdiri telanjang di depan Salma dan Aska.

“Cihh... sa ae nih buaya buntung..” gumam Aska melihat kelakuan temannya. Baginya sudah biasa Rezky seperti itu, dia memang senang memamerkan bentuh tubuhnya pada wanita incarannya.

“Wahh.. gede banget tuh..” ucap Salma tanpa sadar. Mata perempuan itu sepertinya mulai fokus memperhatikan batang kemaluan Rezky.

“Hehe.. biasa aja mbak.. nih mbak pegang aja, daripada penasaran..” ujar Rezky sambil mendekatkan batang penisnya pada wajah Salma. Pemuda itu tahu kalau Salma mulai memakan pancingannya.

“Ehh.. enggakk.. itu.. emm..”

“Udah.. mbak pegang aja.. ga gigit kok..” rayu Rezky.

Rasa penasaran Salma mulai membuat tangannya bergerak sendiri. Batang kemaluan Rezky di depannya kini bersentuhan dengan tangan lembut milik Salma. Hangat dan besar, itulah sensasi yang dirasakan Salma saat batang penis Rezky berada di genggamannya.

“Ahhh.. gede..” hanya itu yang bisa diucapkan Salma. Rupanya dia mulai membayangakn penis itu menerobos liang memeknya, pasti terasa penuh tapi puas.

“Isep dong mbak..”

Seperti terhipnotis pada pemandangan di depannya, Salma tanpa pikir panjang langsung mulai menjilati batan penis Rezky. Mulanya hanya sebentar, tapi lama kelamaan lidah Salma mulai menari-nari di permukaan penis Rezky. Kini tanpa dipaksapun perempuan itu sudah meng-oral kejantanan pemuda yang tengah berdiri di depannya.

“Shitt..!! enak banget isepan mbak Salma.. pasti udah banyak batang yang masuk ke mulutnya mbak Salma yah?”

“Hihihi.. tau aja.. banyak lahh..”

“Ahh.. tapi sayang, pastinya batang yang masuk ke sini punya kuli bangunan yah?” ejek Rezky.

“Bukan cuma itu bro.. katanya mbak Salma ini seneng sama pengemis, pemulung.. pernah sekali sama anak jalanan juga.. lu siap bro saingan sama mereka? Hahahaha...” timpal Aska yang masih terbaring santai di atas sofa.

“Lhoh.. kok kamu tau? Kok bisa tau sih? itu.. itu..” balas Salma kelimpungan, dia tak bisa menyanggah ucapan dari Aska.

“Hehehe.. aduh mbakk... apasih yang kurang dari pak Amin? Tapi kalo emang udah watak sih ya mau gimana lagi..” lanjut Aska.

“HHh... kalian nih.. buka rahasia aja..”

“Hehehe.. mbak berurusan sama orang yang salah, makanya habis ini mbak ikut kita aja.. tinggalin aja tuh pak Amin, kalo sampai dia tau kelakuan mbak Salma.. bisa dibunuh sama dia..” ancam Rezky coba menakuti Salma.

“Hemmm.. iya deh, mau gimana lagi.. tapi emang enak loh maen sama mereka.. sensasinya itu beda, hihihi..” Salma mulai bisa menikmati suasananya.

“Hahaha.. emang perempuan binal... udah kelainan lu mbak..” ejek Rezky, sedangkan Salma hanya senyum saja mendengarnya.

Sambil mereka ngobrol seperti itu, tak terasa batang penis Rezky yang terus dipegang oleh Salma sudah tegak mengeras dengan gagah. Bahkan kejantanan milik pemuda itu kini sudah mengkilat dan basah oleh ludah Salma yang menyelimutinya.

“Ahh.. ga sabar gua.. sini mbak..”

Tangan Rezky dengan sedikit memaksa langsung menarik handuk yang dipakai Salma hingga terlepas. Wanita itu hanya bisa menjerit kecil saat pemuda di depannya itu menelanjanginya. Rezky kemudian mendorong tubuh Salma dan mengangkat kedua kaki perempuan itu sampai mengangkang.

“Aaihhh... aduhh.. ahhh.. pelan napa sih!?” rintih Salma. Kini dia mulai pasrah saat lidah Rezky menyapu permukaan vaginanya yang bersih tanpa bulu itu.

“Hemmm... wangi.. lembut lagi”

Rezky tanpa ampun langsung mengerjai celah kewanitaan Salma dengan jilatan lidah dan hisapan mulutnya. Pemuda itu sungguh sangat pintar dalam memuaskan wanita dengan tarian lidahnya. Tak ayal dalam waktu sebentar saja Salma sudah mendesah-desah merasakan kenikmatan.

Hembusan nafas Rezky begitu terasa di kulit vagina Salma yang sensitif, membuat wanita itu merasa geli-geli nikmat. Sepertinya itu belum seberapa, karena kemudian Rezky mulai menjilati klitoris Salma dengan lidahnya yang lembut, basah dan hangat. Jilatan Rezky di bibir vagina Salma yang tipis terasa begitu nikmat, lalu jilatan pemuda itu semakin naik, dari tepi lobang pantat, ke bagian tengah, hingga ke atas tepat di klitoris Salma. Dirangsang seperti itu, Salma semakin ingin bersuara mengekspresikan kenikmatannya.

“Aaahh.. iiyaaa... enak banget... aduhh.. hhhhmmmhhhh” erangan manja Salma membuat Rezky tambah semangat.

“Aahh.. Rezky...!”

Salma menjerit lirih sambil menggenggam tangan Rezky dengan keras. Tubuhnya menggelinjang dan tersentak-sentak. Kedutan di memeknya membuat hisapan mulut Rezky semakin kuat. Pemuda itu benar-benar tahu cara merangsang perempuan pada titik sensitifnya.

“Enak?” tanya Rezky penuh perhatian. Salma hanya melirik Rezky dengan matanya yang indah itu sambil tersenyum kecil dan mengangguk pelan.

“Sluuurrrpp... Phuaahh!” Rezky akhirnya melepas mulutnya dari celah vagina Salma, air liur menetes-netes dari sudut bibirnya, bercampur dengan cairan pelumas alami yang muncul dari dalam memek Salma.

Pemuda itu tak mau kehilangan momen berharga. Salma yang sudah terbakar birahinya kini siap untuk menerima penetrasi penis besar milik Rezky. Tangan pemuda itu dengan sigap mengangkat tubuh Salma lalu membaringkannya di atas lantai. Keduanya sudah siap untuk melakukan hubungan yang sebenarnya, persenggamaan yang akan membuat mereka mencapai puncak kenikmatan.

“Aaahhhhh...” lenguh Salma saat kepala penis Rezky menyentuh bibir memeknya.

“Tahan...”

“Hmmmmngghhh....” Salma mengerang sambil memejamkan mata ketika kejantanan Rezky mulai melesak masuk ke memeknya yang sudah becek itu.

“Bentar lagi..”

“Oooohhhh...Oohhhhhhhh...” Salma mendesah lega ketika penis Rezky telah amblas seluruhnya ke dalam liang peranakannya.

Rezky mulai mengocok memek Salma dengan cepat, perlakuannya membuat wanita itu melenguh dan menjerit-jerit nikmat. Matanya terpejam erat menikmati genjotan kejantanan Rezky di kemaluannya. Wanita cantik itu hanya bisa pasrah menerima tiap sodokan penis jumbo milik Rezky di liang senggamanya. Rasanya sudah mau pingsan saja, tapi sekuat tenaga Salma bertahan. Dia ingin terus merasakan genjotan nikmat yang mampu melemaskan seluruh otot di tubuhnya.

“Aaaaaahhhhkkkhhhhhh!” Salma mengerang keras ketika penis kokoh milik Rezky sengaja di cabut lalu kembali menghujam memeknya dengan kuat.

“Enaaakkkk gak mbak?” tanya Rezky iseng.

“Enak.. ahhh... b-bangeettt.. sshhhh.. gerakiiinnn.. yang kenceng.. aahhhh”

“Mbak Salma.. coba dibuka matanya dong” ujar Rezky kemudian.

Tahu-tahu di depan muka Salma sudah ada satu kelamin pria lagi yang mengacung tegak. Wanita itu memandang ke atas melihat tampang dingin Aska yang kini menyeringai lebar. Tanpa protes Salma pun langsung melahap penis Aska. Sekarang lengkap sudah, Salma ditusuk dari atas dan bawah. Rezky lalu menggenjot memek Salma dengan semakin brutal, setiap sodokan membuat wajah Salma semakin terbenam dalam selangkangan Aska.

“Ahhh.. enak banget nih broo.. isepannya kenceng banget, hehe..” ujar Aska.

“Iya bro... nih memek juga manteb banget... beceknya pas.. ahh..” balas Rezky sambil terus menggenjot.

“Eeemmmmmppppphhhh...” lenguhan Salma tertahan sumbatan penis dalam mulutnya.

Aska yang kini ikut bermain, mulai melakukan serangan tambahan. Jari tangannya mulai aktif memelintir, menggesek dan mengusap puting susu Salma yang terlihat meruncing itu. Salma yang mendapat serangan dadakan pada payudaranya yang berguncang hebat itu semakin tak tahan. Dia lepaskan saja gelombang orgasme pada tubuhnya.

“A-a-aeemphhhhh... eeemmmmppphhhhh!” jerit Salma tanpa suara sambil tubuhnya mengejang.

“Bangsat!! Aahhh.. memeknya ngempot bro.. auhhh... banjir lagi.. ahh” geram Rezky merasakan penisnya disiram cairan kewanitaan Salma yang membanjir seiring datangnya orgasme perempuan itu.

Tubuh Salma tersentak-sentak tanpa kendali, seluruh tubuhnya seperti dialiri listrik ribuan volt. Sensasi klimaksnya kali ini jauh lebih dahsyat. Hingga setelah beberapa lama akhirnya aliran listrik itu hilang dan tubuhnya kehilangan tenaga. Aska menarik kepalanya tepat waktu sebelum tubuh Salma lunglai melemas. Wanita cantik itu sudah tak mampu mengendalikan tubuhnya yang kembali digenjot Rezky tanpa ampun.

“Ahh.. broo.. gantian nih.. lu rasain empotan memeknya.. ajib beud nih bro..” ujar Rezky sambil mencabut penisnya.

“Nghh!” pekikan kecil terdengar dari mulut Salma ketika Rezky mencabut penisnya. Dari liang senggama Salma, terlihat mengalir cairan putih encer.

“Hahaha.. muka lu tuh yang ajib.. yaudah sini gua gantiin”

Kini giliran Aska yang mencicipi legitnya memek Salma. Pemuda itu langsung bergeser ke belakang dan memposisikan penisnya tepat di depan liang senggama Salma.

“Ahhhh... aaduhhh.. punya kalian gede semua.. aduhhh.. mati aku..” rengek Salma meraskan kepala penis Aska mulai menyeruak membelah kemaluannya.

Wanita itu masih tergeletak mengangkang di atas lantai, tubuhnya masih sesekali tersentak-sentak merasakan sisa-sisa klimaksnya tadi. Aska tak peduli, dia terus mencoba memasukkan penisnya ke dalam celah kewanitaan Salma. Dalam sekali hentakan saja batang kejantanannya sudah berhasil masuk sepenuhnya.

“Aaaahhhhhhkkkk....!” pekik Salma.

Jantung Salma berdebar kencang. Dia kembali merasakan sebuah sensasi yang lama dia rindukan dalam kehidupan seksnya. Semakin lama wanita itu semakin binal saja. Debar jantungnya saat ini mengingatkan masa lalunya. Masa-masa sebelum dia menikah dengan orang yang bernama Amin, lelaki yang umurnya beda 15 tahun darinya. Salma memang merindukan dirinya digilir oleh banyak pria tanpa ada paksaan. Itulah kenapa dia senang sekali mengunjungi rumah barunya, supanya dia bisa bermain dengan tukang dan kuli bangunan yang pasti bisa memuaskannya.

“Oouhhhhh... enaaakkk.....” Salma melenguh ketika Aska menggerakkan pinggulnya maju mundur hingga batang penisnya mulai memompa memek Salma.

“Iya bro.. ahhh.. ngejepitnya ga tanggung-tanggung nih memek..” komentar Aska. Sedangkan Rezky mulai mendekati wajah Salma lalu mereka berciuman dengan mesra.

“Ahhh... ahhh.. aaaahhhhhmmmmmmhhh..” Salma mendesah erotis sebelum bibirnya dikulum oleh Rezky. Putingnya yang ikut bergerak maju mundur bergesekan dengan tangan kasar Rezky, memberinya kenikmatan lebih.

Salma siang itu mati-matian menahan gempuran demi gempuran dua penis besar di memeknya. Wanita cantik istri pejabat kaya itu tak mampu menandingi keperkasaan dua pemuda yang memang jago dalam memuasi wanita. Tubuh Salma jadi bulan-bulanan perlakuan kasar dan semena-mena dua pemuda yang tadi datang bersamanya.

Rezky dan Aska terus menyerang tiap lobang milik Salma dengan kemampuan mereka. Keduanya terus bergantian merojok lobang kemaluan wanita itu dengan penis besar mereka. Tak terasa sudah hampir satu jam lamanya kedua pemuda itu bersetubuh dengan berbagai gaya. Salma berkali-kali harus mengalami orgasme, sedangkan Aska dan Rezky masih belum mencapai puncaknya.

Kini kembali giliran Rezky yang menyodok liang senggama Salma dengan batang penisnya. Pemuda itu seakan ingin menumpahkan birahinya pada wanita cantik yang mulai disukainya itu.

“Ahhhh... ga kuat nih gua...”

“Udah lu lepasin aja di dalam... ntar gua cari cara..” balas Aska mengerti.

Rezky yang mendengarnya langsung tancap gas. Gerakan pinggulnya semakian cepat namun tusukannya semakin dangkal. Kini Rezky mengocok memek Salma hanya sebatas kepala penisnya saja, itulah yang membuat pemuda itu semakin dekat dengan klimaksnya.

“Aahhhh.... nyaampeeeee!!!” jerit Salma. Entah itu orgasmenya yang keberapa.

“Aduhh.. aku ikut ya mbak.. ini... ini.. ini...aaaaaaahhhhhhhhh...”

Crot... crott.. crottt.. croottt..!

Sperma Rezky menyembur keluar di dalam liang senggama Salma. Semburannya bagitu kuat sampai Salma merasakan mulut rahimnya tesiram oleh cairan panas. Tubuh wanita itu kembali bergetar, meski tenaganya habis terkuras tapi getaran di tubuhnya masih memberi rasa nikmat yang tak terkira.

“Ahhhhh... ohhh....ohhh...ohhh...” dengus Rezky sambil menggoyang pinggulnya. Sepertinya dia ingin menuntaskan semprotan cairan pejuhnya sampai tetes terakhir.

“Hehehe.. heboh banget sih kalian.. kayaknya memang cocok deh..” ucap Aska. Dia lalu beranjak kembali di sofa yang tadi didudukinya.

“Ahhh... puas banget bro gua hari ini..”

“Haha.. iya, gua tau kok..” ucap Aska santai sambil menyalakan rokoknya.

Rezky kemudain perlahan mencabut penisnya dari dalam liang vagina Salma. Pemuda itu lalu duduk di sebelah Aska. Sedangkan Salma masih terkulai lemas tak berdaya di atas lantai. Matanya terpejam sambil nafasnya memburu, wanita itu benar-benar kehilangan banyak tenaga. Meski begitu, raut wajah puas sangat tergambar di wajahnya.

“Eh bro.. lu ga keluar yah?”

“Gampang itu broo.. tenang aja, semua ada waktunya.. dan gua tau, lu seneng banget sama tuh pecun.. makanya gua ga ikutan ngecrot di tubuhnya” balas Aska bijak.

“Aihh.. emang top dah temen gua ini..”

“Ehh.. ehh.. tuh pejuh bersihin.. ntar kena badan gua lagi.. najis lu tau gak” protes Aska.

“Hahahaa.. iya deh.. gua mandi duluan yah.. lu jagain tuh perempuan buat gua..”

“Aman broo...”

***

Sore hari sekitaran pukul 3, nampak Aska duduk di ruang tamu dekat dengan sebuah jendela kaca. Karena tertutup horden putih transparan sosok, Aska tak bisa dilihat secara jelas dari luar. Di posisi seperti itu, Aska dengan leluasa melihat ke seberang jalan. Lebih tepatnya ke arah rumah di depannya.

Sekitar satu jam yang lalu, ada sebuah mobil sedan warna hitam masuk ke halaman rumah itu, dengan diikuti keluarnya seorang laki-laki dan dua orang perempuan muda. Tak berselang lama, ada sebuah mobil lagi yang datang. Dari dalamnya keluar dua orang laki-laki dengan penampilan kasual. Aska lalu mengambil Hpnya dan mengetikkan sesuatu pada layar sentuhnya.

“Udah lengkap bro?” ucap Rezky yang mendekati Aska.

“Udah.. seperti rencana kita..” balas Aska dengan wajah dinginnya.

“Gimana, kita bergerak sekarang?”

“Bisa.. lu ikut belakangan aja, ajak Salma juga..”

Aska kemudian berdiri lalu memakai masker warna hitam yang menutupi separuh wajahnya. Pemuda itu dengan langkah pasti mulai keluar dari rumah villa itu lalu berjalan menyeberangi jalan.

Di waktu yang sama, di belakang rumah villa incaran Aska tadi nampak dua orang lelaki sedang asik bermain di kolam renang ditemani oleh dua perempucan cantik. Sedangkan lelaki satunya hanya duduk-duduk santai saja, kelihatannya dia berjaga bila mereka butuh sesuatu.

“Hahahaha... pokoknya kalau skenario kita deal, nanti kita akan lebih sering pesta kaya gini”

“Wahh.. siap pak Amin.. nanti kita jalankan rencananya secepatnya.. asal pak Amin bisa menjaga rahasia kita.. hahaha..”

“Pasti itu.. heh, kamu harus tahu kalau Amin ini gudangnya rahasia, hahaha..”

Kedua lelaki itu nampak tertawa gembira. Mereka hanya berendam saja di dalam kolam renang yang tak terlalu lebar itu. Di samping mereka nampak dua orang gadis ikut berendam, semuanya telanjang tanpa pakaian apapun. Sepertinya dua gadis itu memang disewa untuk menemani mereka.

“Selamat sore tuan-tuan..” tiba-tiba saja muncul seorang pemuda dari dalam rumah.

“Ehh.. kamu siapa? Kenapa bisa masuk kesini?” tanya Amin.

Lelaki yang sedari tadi hanya duduk saja itu langsung berdiri dan mendekati pemuda yang menyusup masuk tanpa ijin itu.

“Wow... wow.. tenang pak.. sabar.. saya hanya ada urusan sama pak Amin.. lainnya tidak.. jadi tolong jangan ganggu urusan kami” ujar pemuda itu pada lelaki yang mulai mendekatinya. Pemuda itu tahu kalau lelaki itu sedang memegang senjata di balik jaketnya.

“Urusan sama aku? Kamu siapa dulu? Hah!” tanya Amin masih berada di dalam kolam.

“Hehee.. perkenalkan nama saya Aska.. anak dari Astri Wulandari, tentunya pak Amin hafal dengan nama itu kan?”

“Astri?? Ka.. kamu anaknya? Ada urusan apa kamu kesini?” Amin mulai terlihat gugup, dia lalu keluar dari dalam kolam. Dia cuek saja meski sedang telanjang.

“Duhh.. pak Amin ini sukanya sama daun muda yah? padahal barangya aja kecil gitu, hehe...” ejek Aska tak kenal rasa takut.

“Itu bukan urusan kamu... sekarang jawab atau kamu aku bikin babak belur disini”

“Ohh.. iya, begini pak... saya kesini cuma mau menagih hutang.. hutang bapak pada mama saya..” ucap Aska tenang sambil menyalakan rokoknya.

“Hutang? Hutang apa maksud kamu? Bukannya selama ini mama kamu itu jadi pelacur? Mana bisa aku ada hutang sama dia..” balas Amin pongah.

“Hohoho.. dulu saat pak Amin masih meniti karier bersama pak Argo, bukannya pak Amin ini sering paksa mama untuk melayani nafsu bejat kamu!!” ucap Aska mulai keras.

“Hahaha.. sok jadi jagoan yah kamu ini... udah rangkap berapa nyawa kamu? Apa maksudmu.. jelakan atau terpaksa aku gunakan kekerasan..” ancam Amin tak kalah keras.

“Bapak ini bolak-balik ngentot sama perempuan bernama Astri... trus dia hamil dan lahir satu orang anak perempuan.. kamu tau tidak, hah!?”

“Hahaha... itu bukan urusanku, salah sendiri Astri mau hamil.. kalau dia pintar pasti sudah gugurkan kandungannya... malah dia lahirkan.. bukan urusanku lahh..” elak Amin dengan pembenaran versinya.

“Ohh.. jadi begitu.. baiklah.. kalian kesini sebentar..” ucap Aska sambil menoleh ke belakang.

Dari arah belakang Aska muncul dua orang laki dan perempuan. Ternyata dua orang itu adalah Rezky dan Salma. Mereka langsung berdiri tepat di belakang Aska.

“Mama??”

“Papah??” Salma balas tak percaya pada apa yang dilihatnya. Suaminya berdiri telanjang di tepi kolam yang masih ada dua perempuan cantik di dalamnya.

“Udah cukup kangen-kangenannya.. ntar aja kalian urus ini..” Aska memegang tangan Salma dengan lembut.

“Kamu berani benar berurusan dengan Amin.. nyawamu jadi taruhannya, bangsat!!” umpat Amin yang merasa dilecehkan oleh Aska.

“Hahaa.. ini belum seberapa pak.. masih ada yang lain.. masih ada bukti otentik kelakuan pak Amin pada semua proyek yang ada..”

“Heehh... kamu jangan bercanda... aku ada tamu ini, sudahlah kalian pergi saja dan tak usah mengurusi hidup orang lain” balas Amin meremehkan Aska.

“Hehe.. oke.. saya akan pergi dari sini.. tapi kalau sampai data tentang proyek Himbaran, bendungan Selakerta, trus... emm.. apalagi yah.. pokoknya kalau tersebar masalah itu jangan cari saya..” ancam Aska balik.

“Eh, itu... itu.. kamu tau darimana?” kini Amin mulai gugup. Rupanya pemuda itu tahu tentang proyek yang dikerjakannya.

“Udah deh pak... jangan bertele-tele.. kasian tuh titit, kedinginan jadi mengkerut kek gitu...” ejek Aska.

“Hihihihi... kamu bisa aja sayang” Salma ikut tertawa mendengar ejekan Aska.

“Saya tau semua detailnya, kalau pak Amin setuju maka akan segera saya laporkan ke pengawas keuangan secepatnya...” ancam Aska dengan wajah dinginnya.

“Oke..oke...apa maunya kamu?”

“Gampang saja pak... ujungnya cuma duit kok.. bapak kasih kompensasi pada Astri untuk merawat anak kandung pak Amin..”

“Hah!? Apa kamu bilang? Hahaha...” tawa Amin balik mengejek tuntutan Aska.

“Yaudah kalo begitu.. yuk broo.. kita ga deal nih” Aska kemudian membalikkan badan hendak keluar.

“Tunggu!!”

“Aduh, kenapa lagi sih pak? Kan udah ga deal kita..”

“Benar kamu punya bukti semuanya?”

“Yahh.. bapak niih ga percayaan sih... contohnya udah saya kirim ke nomor pak Amin tuh.. lihat aja..”

Amin lalu mengambil Hpnya. Matanya jadi terbelalalak seketika saat membaca file yang dikirimkan Aska. Lelaki itu tahu kalau file itu dikirimkan ke pengawas keuangan pasti dirinya akan terancam kasus pidana.

“Ini.. ini.. ahh.. bangsat kamu!!”

“Hehehe.. gimana pak? Masih ga percaya.. kalau bapak mau sih bisa kok saya kirim semuanya.. mau pak?” ancam Aska lagi dengan nada bercanda.

“Ahh.. oke.. aku ikuti apa maunya kamu.. tapi ingat, aku ingin semua file ini dihancurkan”

“Beres.. kalu begitu, emm.. bapak tanda tangan dulu disini..”

Aska mengambil lembaran kertas yang dibawa Rezky. Dia kemudian menyerahkannya pada Amin. Langsung saja mata lelaki bertubuh tambun itu terbelalak tak percaya.

“Lima Milyar... hahahahaa... segini saja? Oke... beres..” tanpa ragu lagi Amin langsung memberi tanda tangan pada lembaran kertas yang dipegangnya.

“Belum semuanya itu pak.. nih ada lagi...”

“Apa ini? Loh.. ini kan surat cerai...”

“Iya pah.. mama pengen kita cerai aja.. mama udah jijik sama kelakuan papa” ucap Salma yang kini ikut maju ke depan.

“Okee... baik.. aku turuti.. mulai sekarang kita cerai” kata Amin sambil menandatangai surat cerai yang diajukan istrinya.

“Hihihi... yesss, makasih ya pah.. eh pak Amin..”

“Perempuan sial kamu... ga jadi istriku bakal jadi kere kamu.. jangan menyesal yah” rutuk Amin memandangi wajah cantik Salma.

“Baiklah... semua file yang ada akan saya hancurkan begitu uangnya masuk ke rekening mama, giman pak Amin.. bapak paham kan?” kata Aska sambil menyimpan lembaran kertas di tangannya

“Udah dikirim itu.. aku sudah kirim pesan ke sekertarisku untuk mentransfer sekarang” ujar Amin melihat layar Hpnya.

“Oke siap pak Amin, semua file sudah saya kirim ke email bapak, jangan tanya saya tau darimana.. cukup.. tuan-tuan.. kami mohon maaf atas gangguannya.. sekali lagi kami mohon maaf” ucap Aska pada kedua lelaki yang sedari tadi hanya diam menyaksikan kejadian itu.

“Pergi kalian!! Bangsat...!!” umpat Amin mengikuti kepergian ketiga orang tamu tak diundang itu.

Selepas Aska, Rezky dan Salma pergi, suasana kembali tenang. Amin kembali masuk ke dalam kolam renang seakan tak terjadi apa-apa. Kedua gadis yang menemaninya juga langsung mendekati Amin seolah semuanya biasa saja.

“Al... ambilkan minuman buat kita” ucap lelaki di dekat Amin yang masih berada di dalam kolam.

“Siap bos...”

Dengan cekatan lelaki berjaket hitam tadi langsung masuk ke dalam. Beberapa saat kemudian dia sudah kembali dengan dua gelas minuman di tangannya.

“Oleh-oleh dari saya ini pak Amin.. ayo diminum..”

“Hahaha.. iya terimakasih..”

Amin langsung menenggak habis minuman yang ada di gelas yang dipegangnya. Lelaki itu memang merasakan nikmat setelah minum alkohol, apalagi dia baru saja mendapat masalah baru dengan Aska. Sayangnya, Amin tak mengetahui kalau dalam minuman itu ternyata sudah ada sesuatu yang mengancam nyawanya.

“Aahhkkkkkkhhh... apa ini?” rintih Amin merasakan perutnya panas.

“Kenapa pak? Bapak kurang sehat yah?” tanya gadis di samping Amin.

“Aaaaahhhkkkkhh... kalian.... kalian... hueeekkkkkkkk...hueekkk...”

“Hahaha.. sayang sekali bisnis kita ga bisa lanjut pak Amin, ternyata kamu banyak masalah.. itu bisa membahayakan bagi kami” ucap lelaki yang tadinya berendam bersama Amin. Dia pun lalu keluar kolam dan memakai kembali pakaiannya.

“Girls... makasih udah nemenin kita yah...” sambung lelaki itu.

“Siap bos... hihihi..”

Orang-orang yang tadinya menemani Amin sudah beranjak pergi. Kini kondisi kolam renang itu semakin sunyi dan sepi. Hanya ada Amin saja yang terus merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

“Aahhhh.. bangsat kalian... kalian sem...semuaa... bangssaaatttt...!!”

Amin berteriak kencang, tapi tak ada seorangpun yang mendengarnya. Tubuhnya masih terendam air. Tiba-tiba saja dadanya merasa sangat sakit. Dipeganginya dada itu dengan sekuat tenaga, tapi rasa sakit itu tak kunjung reda. Kini seluruh tubuh Amin seperti tak bisa digerakkan, akibatnya pelan-pelan dia mulai masuk ke dalam air hingga tenggelam sepenuhnya.

Hari itu habislah nasib orang bernama Amin. Dia ditemukan tewas bukan karena racun atau penyakit apa-apa, namun karena tenggelam di kolam renang.

***

Bersambung lagi ya Gaes ^_^
:top::victory::tepuktangan: ciamik skenarionya
Tapi sekarang Rezky-Aska-Salma bisa disebut komplotan kah?
 
Post 13

Matahari semakin terik dan membuat suhu di bumi semakin panas. Tak terasa sudah hampir tengah hari. Sebuah mobil hatchback berwarna merah nampak masuk ke dalam halaman sebuah rumah. Sebenarnya itu bukanlah rumah pada umumnya, karena tempat itu adalah villa yang memang disewakan untuk siapa saja yang bisa membayarnya.

Setelah mobil merah itu parkir, muncullah seorang pemuda dari dalamnya. Dia lalu beranjak menuju pagar depan untuk menutupnya. Sebelum menutupnya, pemuda itu nampak memandangi sebuah rumah tepat di seberang tempat mereka memarkir mobil. Mata pemuda itu nampak serius sekali mengamati kondisi sekitarnya.

Menit berikutnya, dari dalam mobil keluar juga seorang perempuan cantik dan seorang pemuda lainnya. Perempuan itu nampak cantik dengan balutan tanktop putih dan celana pendek berbahan jeans. Rambutnya yang dikepang ekor kuda menambah kesan anggun pada wanita itu. Belum lagi sebuah kacamata hitam yang tersemat di wajahnnya membuat paras wanita itu jadi lebih elegan.

Tanpa banyak ucap, ketiga orang yang baru saja keluar dari dalam mobil itu langsung masuk ke dalam rumah. Sepertinya mereka berada di tempat itu bukan untuk berlibur, melihat dari barang bawaan mereka yang hanya sedikit bisa disimpulkan kalau mereka punya niat yang lain.

“Kalian santai aja yah... aku mau mandi dulu.. gerah banget nih” ucap perempuan itu lalu meninggalkan kedua pemuda yang datang bersamanya.

“Oke mbak.. lanjut aja..” balas seorang pemuda yang tak lain adalah Rezky.

“Mbak, nih Rezky mau ikut mandi..” celetuk pemuda lainnya, yang tentu saja itu adalah Aska.

“Ayo.. sini.. beneran mau ikut?” toleh Salma pada kedua pemuda di belakangnya.

“Enggakk.. ntar aja... aku mau istirahat sebentar..” balas Rezky melambaikan tanngannya.

Tanpa menunggu lagi, Salma yang kini berada satu rumah dengan pemuda ganteng itu langsung masuk ke dalam kamar mandi tanpa menutup pintunya.

“Bro..gua cocok gak yah sama mbak Salma itu?” tanya Rezky dengan muka polosnya.

“Apa? Elu serius bro?”

“Beneran bro.. gua naksir banget tuh sama istri bokapnya Fenny.. tolongin dong bro..”

“Haduh.. lu langsung tembak aja tuh pecun.. gampang kok.. pasti mau dianya.. yakin deh..” ujar Aska kemudian. Pemuda itu dengan santai mulai melepas celana jeans dan kaos putih yang dipakainya. Kini tubuhnya terlihat hanya tertutupi oleh sebuah celana dalam boxer saja.

“Hemmm.. iya sih... tapi kenapa gua jadi gugup yah? mungkin ini yang dinamakan cinta..”

“Hahahaaa.. makan tuh cinta..” ejek Aska sambil membaringkan badannya di atas kursi sofa.

“Eh.. lu kebiasaan yah.. maen bugil gitu.. ini bukan rumah elu bro..”

“Halaahh.. santai aja.. siapa juga yang bugil, nih masih pake celana dalem.. kalo udah gini bawaannya mager bro, hahahaa...” Aska santai sambil memegang Hpnya.

“Iya sih.. tante Astri aja kalo lagi dirumah malah seneng ga pake apa-apa juga kan? Eh... jangan-jangan si Fenny juga sama ya bro?” Rezky mulai penasaran.

“iya lahh.. emang kenapa? lu sange liatin adek sama mama gua bugil?”

“Hehe.. ga juga sih... gua masih takut sama elu soalnya” ungkap Rezky jujur.

“Hahaha.. broo.. lu nikmatin hidup lu bro.. ga usah mikirin pendapat orang.. lakuin aja selama itu membuat lu nyaman dan ga buat orang lain celaka.. itu saja”

“Iya deh.. emang hidup gua dari dulu susah bro..”

Rezky menghela nafas panjang. Dia hanya duduk bersandar pada kursi sofa di depan Aska. Tak lama kemudian pemuda itu mendapat sebuah panggilan di Hp miliknya. Tanpa pamit dia langsung pergi meninggalkan Aska yang tengah bersantai menikmati udara panas siang itu.

“Mana Rezky?” tiba-tiba muncul lagi Salma yang baru selesai mandi. Tubuhnya masih terlilit sebuah handuk putih yang menutupi sebatas dada dan pangkal pahanya.

“tau tuh mbak.. ada yang nelpon dia tadi..” balas Aska cuek.

“Ohh..”

Salma yang tubuhnya hanya tertutupi selembar handuk nampak santai berada di depan Aska. Dia sama sekali tak merasa canggung atau takut berada di rumah itu, meski setiap saat dia bisa saja diperkosa oleh dua orang pemuda di dekatnya. Wanita itu hanya cuek saja, karena sepertinya dia sudah terbiasa dengan penampilan seperti itu.

“Bro.. kondisi sesuai rencana..” ujar Rezky begitu dia kembali.

“Oke..oke.. tinggal tunggu waktu saja kalau begitu”

“Rezky, kamu mandi sono.. tuh keringat udah kayak biji jagung gitu” ucap Salma melihat ke arah Rezky yang masih berdiri.

“Iya sih mbak.. maunya tadi mandi bareng sama mbak Salma, hehe..” balas Rezky kocak.

“Hihihi.. tenang, masih banyak waktu..”

Mata Rezky tanpa sadar mulai fokus memperhatikan lekuk tubuh Salma. Meski dia statusnya adalah istri orang, tapi bentuk tubuhnya masih sangat proporsional. Masih bisa disejajarkan dengan tubuh cewe dua puluh tahunan. Apalagi di umurnya yang sekitar 30 tahunan itu semakin membuat Salma nampak matang. Payudara yang bulat membusung, bongkahan pantat yang tak terlalu besar tapi terlihat padat, serta kulit tubuh yang putih mulus semakin membuat Rezky betah untuk melihatnya.

“Mbak.. mbak Salma cantik” ujar Rezky yang kini duduk tepat di depan Salma.

“Hihihi.. udah dari dulu..”

“Ugh, jadi pengen nih mbak.. hehe..”

“Pengen apa? Pengen ditabok.. yaudah sini..” Salma balas memandang Rezky sambil tersenyum.

“Ehh.. ehh.. kalian geseran kemana gitu.. kalo mo ngentot jangan di depan gua yah.. gua mau santai bentar aja..” tukas Aska dengan wajah serius.

“Enak aja ngentot.. emang aku mau sama dia? Hihihi..” balas Salma.

“Ahh.. gagal bro.. hahaha.. mendingan gua mandi dulu aja, biar pikiran jadi adem”

Tanpa malu sedikitpun, Rezky mulai melepas kemeja kotak-kotak berserta celana jeans yang dipakainya. Tubuhnya yang tegap dengan otot-otot atletisnya itu sekarang jadi terumbar kemana-mana. Belum lagi tonjolan di balik celana dalamnya nampak begitu besar, hampir tidak muat celana dalam itu melindungi isinya.

“Lhoh.. itunya ga dilepas sekalian?” celetuk Salma mulai tertarik.

“Apa sih mbak? Ini yah? iya deh aku lepasin sekalian..”

Rezky tanpa ragu langsung melepas juga celana dalam merah yang dipakainya saat itu. Tangannya dengan cepat memelorotkan kain berbentuk segitiga itu dari kedua kakinya. Alhasil kini pemuda tampan itu berdiri telanjang di depan Salma dan Aska.

“Cihh... sa ae nih buaya buntung..” gumam Aska melihat kelakuan temannya. Baginya sudah biasa Rezky seperti itu, dia memang senang memamerkan bentuh tubuhnya pada wanita incarannya.

“Wahh.. gede banget tuh..” ucap Salma tanpa sadar. Mata perempuan itu sepertinya mulai fokus memperhatikan batang kemaluan Rezky.

“Hehe.. biasa aja mbak.. nih mbak pegang aja, daripada penasaran..” ujar Rezky sambil mendekatkan batang penisnya pada wajah Salma. Pemuda itu tahu kalau Salma mulai memakan pancingannya.

“Ehh.. enggakk.. itu.. emm..”

“Udah.. mbak pegang aja.. ga gigit kok..” rayu Rezky.

Rasa penasaran Salma mulai membuat tangannya bergerak sendiri. Batang kemaluan Rezky di depannya kini bersentuhan dengan tangan lembut milik Salma. Hangat dan besar, itulah sensasi yang dirasakan Salma saat batang penis Rezky berada di genggamannya.

“Ahhh.. gede..” hanya itu yang bisa diucapkan Salma. Rupanya dia mulai membayangakn penis itu menerobos liang memeknya, pasti terasa penuh tapi puas.

“Isep dong mbak..”

Seperti terhipnotis pada pemandangan di depannya, Salma tanpa pikir panjang langsung mulai menjilati batan penis Rezky. Mulanya hanya sebentar, tapi lama kelamaan lidah Salma mulai menari-nari di permukaan penis Rezky. Kini tanpa dipaksapun perempuan itu sudah meng-oral kejantanan pemuda yang tengah berdiri di depannya.

“Shitt..!! enak banget isepan mbak Salma.. pasti udah banyak batang yang masuk ke mulutnya mbak Salma yah?”

“Hihihi.. tau aja.. banyak lahh..”

“Ahh.. tapi sayang, pastinya batang yang masuk ke sini punya kuli bangunan yah?” ejek Rezky.

“Bukan cuma itu bro.. katanya mbak Salma ini seneng sama pengemis, pemulung.. pernah sekali sama anak jalanan juga.. lu siap bro saingan sama mereka? Hahahaha...” timpal Aska yang masih terbaring santai di atas sofa.

“Lhoh.. kok kamu tau? Kok bisa tau sih? itu.. itu..” balas Salma kelimpungan, dia tak bisa menyanggah ucapan dari Aska.

“Hehehe.. aduh mbakk... apasih yang kurang dari pak Amin? Tapi kalo emang udah watak sih ya mau gimana lagi..” lanjut Aska.

“HHh... kalian nih.. buka rahasia aja..”

“Hehehe.. mbak berurusan sama orang yang salah, makanya habis ini mbak ikut kita aja.. tinggalin aja tuh pak Amin, kalo sampai dia tau kelakuan mbak Salma.. bisa dibunuh sama dia..” ancam Rezky coba menakuti Salma.

“Hemmm.. iya deh, mau gimana lagi.. tapi emang enak loh maen sama mereka.. sensasinya itu beda, hihihi..” Salma mulai bisa menikmati suasananya.

“Hahaha.. emang perempuan binal... udah kelainan lu mbak..” ejek Rezky, sedangkan Salma hanya senyum saja mendengarnya.

Sambil mereka ngobrol seperti itu, tak terasa batang penis Rezky yang terus dipegang oleh Salma sudah tegak mengeras dengan gagah. Bahkan kejantanan milik pemuda itu kini sudah mengkilat dan basah oleh ludah Salma yang menyelimutinya.

“Ahh.. ga sabar gua.. sini mbak..”

Tangan Rezky dengan sedikit memaksa langsung menarik handuk yang dipakai Salma hingga terlepas. Wanita itu hanya bisa menjerit kecil saat pemuda di depannya itu menelanjanginya. Rezky kemudian mendorong tubuh Salma dan mengangkat kedua kaki perempuan itu sampai mengangkang.

“Aaihhh... aduhh.. ahhh.. pelan napa sih!?” rintih Salma. Kini dia mulai pasrah saat lidah Rezky menyapu permukaan vaginanya yang bersih tanpa bulu itu.

“Hemmm... wangi.. lembut lagi”

Rezky tanpa ampun langsung mengerjai celah kewanitaan Salma dengan jilatan lidah dan hisapan mulutnya. Pemuda itu sungguh sangat pintar dalam memuaskan wanita dengan tarian lidahnya. Tak ayal dalam waktu sebentar saja Salma sudah mendesah-desah merasakan kenikmatan.

Hembusan nafas Rezky begitu terasa di kulit vagina Salma yang sensitif, membuat wanita itu merasa geli-geli nikmat. Sepertinya itu belum seberapa, karena kemudian Rezky mulai menjilati klitoris Salma dengan lidahnya yang lembut, basah dan hangat. Jilatan Rezky di bibir vagina Salma yang tipis terasa begitu nikmat, lalu jilatan pemuda itu semakin naik, dari tepi lobang pantat, ke bagian tengah, hingga ke atas tepat di klitoris Salma. Dirangsang seperti itu, Salma semakin ingin bersuara mengekspresikan kenikmatannya.

“Aaahh.. iiyaaa... enak banget... aduhh.. hhhhmmmhhhh” erangan manja Salma membuat Rezky tambah semangat.

“Aahh.. Rezky...!”

Salma menjerit lirih sambil menggenggam tangan Rezky dengan keras. Tubuhnya menggelinjang dan tersentak-sentak. Kedutan di memeknya membuat hisapan mulut Rezky semakin kuat. Pemuda itu benar-benar tahu cara merangsang perempuan pada titik sensitifnya.

“Enak?” tanya Rezky penuh perhatian. Salma hanya melirik Rezky dengan matanya yang indah itu sambil tersenyum kecil dan mengangguk pelan.

“Sluuurrrpp... Phuaahh!” Rezky akhirnya melepas mulutnya dari celah vagina Salma, air liur menetes-netes dari sudut bibirnya, bercampur dengan cairan pelumas alami yang muncul dari dalam memek Salma.

Pemuda itu tak mau kehilangan momen berharga. Salma yang sudah terbakar birahinya kini siap untuk menerima penetrasi penis besar milik Rezky. Tangan pemuda itu dengan sigap mengangkat tubuh Salma lalu membaringkannya di atas lantai. Keduanya sudah siap untuk melakukan hubungan yang sebenarnya, persenggamaan yang akan membuat mereka mencapai puncak kenikmatan.

“Aaahhhhh...” lenguh Salma saat kepala penis Rezky menyentuh bibir memeknya.

“Tahan...”

“Hmmmmngghhh....” Salma mengerang sambil memejamkan mata ketika kejantanan Rezky mulai melesak masuk ke memeknya yang sudah becek itu.

“Bentar lagi..”

“Oooohhhh...Oohhhhhhhh...” Salma mendesah lega ketika penis Rezky telah amblas seluruhnya ke dalam liang peranakannya.

Rezky mulai mengocok memek Salma dengan cepat, perlakuannya membuat wanita itu melenguh dan menjerit-jerit nikmat. Matanya terpejam erat menikmati genjotan kejantanan Rezky di kemaluannya. Wanita cantik itu hanya bisa pasrah menerima tiap sodokan penis jumbo milik Rezky di liang senggamanya. Rasanya sudah mau pingsan saja, tapi sekuat tenaga Salma bertahan. Dia ingin terus merasakan genjotan nikmat yang mampu melemaskan seluruh otot di tubuhnya.

“Aaaaaahhhhkkkhhhhhh!” Salma mengerang keras ketika penis kokoh milik Rezky sengaja di cabut lalu kembali menghujam memeknya dengan kuat.

“Enaaakkkk gak mbak?” tanya Rezky iseng.

“Enak.. ahhh... b-bangeettt.. sshhhh.. gerakiiinnn.. yang kenceng.. aahhhh”

“Mbak Salma.. coba dibuka matanya dong” ujar Rezky kemudian.

Tahu-tahu di depan muka Salma sudah ada satu kelamin pria lagi yang mengacung tegak. Wanita itu memandang ke atas melihat tampang dingin Aska yang kini menyeringai lebar. Tanpa protes Salma pun langsung melahap penis Aska. Sekarang lengkap sudah, Salma ditusuk dari atas dan bawah. Rezky lalu menggenjot memek Salma dengan semakin brutal, setiap sodokan membuat wajah Salma semakin terbenam dalam selangkangan Aska.

“Ahhh.. enak banget nih broo.. isepannya kenceng banget, hehe..” ujar Aska.

“Iya bro... nih memek juga manteb banget... beceknya pas.. ahh..” balas Rezky sambil terus menggenjot.

“Eeemmmmmppppphhhh...” lenguhan Salma tertahan sumbatan penis dalam mulutnya.

Aska yang kini ikut bermain, mulai melakukan serangan tambahan. Jari tangannya mulai aktif memelintir, menggesek dan mengusap puting susu Salma yang terlihat meruncing itu. Salma yang mendapat serangan dadakan pada payudaranya yang berguncang hebat itu semakin tak tahan. Dia lepaskan saja gelombang orgasme pada tubuhnya.

“A-a-aeemphhhhh... eeemmmmppphhhhh!” jerit Salma tanpa suara sambil tubuhnya mengejang.

“Bangsat!! Aahhh.. memeknya ngempot bro.. auhhh... banjir lagi.. ahh” geram Rezky merasakan penisnya disiram cairan kewanitaan Salma yang membanjir seiring datangnya orgasme perempuan itu.

Tubuh Salma tersentak-sentak tanpa kendali, seluruh tubuhnya seperti dialiri listrik ribuan volt. Sensasi klimaksnya kali ini jauh lebih dahsyat. Hingga setelah beberapa lama akhirnya aliran listrik itu hilang dan tubuhnya kehilangan tenaga. Aska menarik kepalanya tepat waktu sebelum tubuh Salma lunglai melemas. Wanita cantik itu sudah tak mampu mengendalikan tubuhnya yang kembali digenjot Rezky tanpa ampun.

“Ahh.. broo.. gantian nih.. lu rasain empotan memeknya.. ajib beud nih bro..” ujar Rezky sambil mencabut penisnya.

“Nghh!” pekikan kecil terdengar dari mulut Salma ketika Rezky mencabut penisnya. Dari liang senggama Salma, terlihat mengalir cairan putih encer.

“Hahaha.. muka lu tuh yang ajib.. yaudah sini gua gantiin”

Kini giliran Aska yang mencicipi legitnya memek Salma. Pemuda itu langsung bergeser ke belakang dan memposisikan penisnya tepat di depan liang senggama Salma.

“Ahhhh... aaduhhh.. punya kalian gede semua.. aduhhh.. mati aku..” rengek Salma meraskan kepala penis Aska mulai menyeruak membelah kemaluannya.

Wanita itu masih tergeletak mengangkang di atas lantai, tubuhnya masih sesekali tersentak-sentak merasakan sisa-sisa klimaksnya tadi. Aska tak peduli, dia terus mencoba memasukkan penisnya ke dalam celah kewanitaan Salma. Dalam sekali hentakan saja batang kejantanannya sudah berhasil masuk sepenuhnya.

“Aaaahhhhhhkkkk....!” pekik Salma.

Jantung Salma berdebar kencang. Dia kembali merasakan sebuah sensasi yang lama dia rindukan dalam kehidupan seksnya. Semakin lama wanita itu semakin binal saja. Debar jantungnya saat ini mengingatkan masa lalunya. Masa-masa sebelum dia menikah dengan orang yang bernama Amin, lelaki yang umurnya beda 15 tahun darinya. Salma memang merindukan dirinya digilir oleh banyak pria tanpa ada paksaan. Itulah kenapa dia senang sekali mengunjungi rumah barunya, supanya dia bisa bermain dengan tukang dan kuli bangunan yang pasti bisa memuaskannya.

“Oouhhhhh... enaaakkk.....” Salma melenguh ketika Aska menggerakkan pinggulnya maju mundur hingga batang penisnya mulai memompa memek Salma.

“Iya bro.. ahhh.. ngejepitnya ga tanggung-tanggung nih memek..” komentar Aska. Sedangkan Rezky mulai mendekati wajah Salma lalu mereka berciuman dengan mesra.

“Ahhh... ahhh.. aaaahhhhhmmmmmmhhh..” Salma mendesah erotis sebelum bibirnya dikulum oleh Rezky. Putingnya yang ikut bergerak maju mundur bergesekan dengan tangan kasar Rezky, memberinya kenikmatan lebih.

Salma siang itu mati-matian menahan gempuran demi gempuran dua penis besar di memeknya. Wanita cantik istri pejabat kaya itu tak mampu menandingi keperkasaan dua pemuda yang memang jago dalam memuasi wanita. Tubuh Salma jadi bulan-bulanan perlakuan kasar dan semena-mena dua pemuda yang tadi datang bersamanya.

Rezky dan Aska terus menyerang tiap lobang milik Salma dengan kemampuan mereka. Keduanya terus bergantian merojok lobang kemaluan wanita itu dengan penis besar mereka. Tak terasa sudah hampir satu jam lamanya kedua pemuda itu bersetubuh dengan berbagai gaya. Salma berkali-kali harus mengalami orgasme, sedangkan Aska dan Rezky masih belum mencapai puncaknya.

Kini kembali giliran Rezky yang menyodok liang senggama Salma dengan batang penisnya. Pemuda itu seakan ingin menumpahkan birahinya pada wanita cantik yang mulai disukainya itu.

“Ahhhh... ga kuat nih gua...”

“Udah lu lepasin aja di dalam... ntar gua cari cara..” balas Aska mengerti.

Rezky yang mendengarnya langsung tancap gas. Gerakan pinggulnya semakian cepat namun tusukannya semakin dangkal. Kini Rezky mengocok memek Salma hanya sebatas kepala penisnya saja, itulah yang membuat pemuda itu semakin dekat dengan klimaksnya.

“Aahhhh.... nyaampeeeee!!!” jerit Salma. Entah itu orgasmenya yang keberapa.

“Aduhh.. aku ikut ya mbak.. ini... ini.. ini...aaaaaaahhhhhhhhh...”

Crot... crott.. crottt.. croottt..!

Sperma Rezky menyembur keluar di dalam liang senggama Salma. Semburannya bagitu kuat sampai Salma merasakan mulut rahimnya tesiram oleh cairan panas. Tubuh wanita itu kembali bergetar, meski tenaganya habis terkuras tapi getaran di tubuhnya masih memberi rasa nikmat yang tak terkira.

“Ahhhhh... ohhh....ohhh...ohhh...” dengus Rezky sambil menggoyang pinggulnya. Sepertinya dia ingin menuntaskan semprotan cairan pejuhnya sampai tetes terakhir.

“Hehehe.. heboh banget sih kalian.. kayaknya memang cocok deh..” ucap Aska. Dia lalu beranjak kembali di sofa yang tadi didudukinya.

“Ahhh... puas banget bro gua hari ini..”

“Haha.. iya, gua tau kok..” ucap Aska santai sambil menyalakan rokoknya.

Rezky kemudain perlahan mencabut penisnya dari dalam liang vagina Salma. Pemuda itu lalu duduk di sebelah Aska. Sedangkan Salma masih terkulai lemas tak berdaya di atas lantai. Matanya terpejam sambil nafasnya memburu, wanita itu benar-benar kehilangan banyak tenaga. Meski begitu, raut wajah puas sangat tergambar di wajahnya.

“Eh bro.. lu ga keluar yah?”

“Gampang itu broo.. tenang aja, semua ada waktunya.. dan gua tau, lu seneng banget sama tuh pecun.. makanya gua ga ikutan ngecrot di tubuhnya” balas Aska bijak.

“Aihh.. emang top dah temen gua ini..”

“Ehh.. ehh.. tuh pejuh bersihin.. ntar kena badan gua lagi.. najis lu tau gak” protes Aska.

“Hahahaa.. iya deh.. gua mandi duluan yah.. lu jagain tuh perempuan buat gua..”

“Aman broo...”

***

Sore hari sekitaran pukul 3, nampak Aska duduk di ruang tamu dekat dengan sebuah jendela kaca. Karena tertutup horden putih transparan sosok, Aska tak bisa dilihat secara jelas dari luar. Di posisi seperti itu, Aska dengan leluasa melihat ke seberang jalan. Lebih tepatnya ke arah rumah di depannya.

Sekitar satu jam yang lalu, ada sebuah mobil sedan warna hitam masuk ke halaman rumah itu, dengan diikuti keluarnya seorang laki-laki dan dua orang perempuan muda. Tak berselang lama, ada sebuah mobil lagi yang datang. Dari dalamnya keluar dua orang laki-laki dengan penampilan kasual. Aska lalu mengambil Hpnya dan mengetikkan sesuatu pada layar sentuhnya.

“Udah lengkap bro?” ucap Rezky yang mendekati Aska.

“Udah.. seperti rencana kita..” balas Aska dengan wajah dinginnya.

“Gimana, kita bergerak sekarang?”

“Bisa.. lu ikut belakangan aja, ajak Salma juga..”

Aska kemudian berdiri lalu memakai masker warna hitam yang menutupi separuh wajahnya. Pemuda itu dengan langkah pasti mulai keluar dari rumah villa itu lalu berjalan menyeberangi jalan.

Di waktu yang sama, di belakang rumah villa incaran Aska tadi nampak dua orang lelaki sedang asik bermain di kolam renang ditemani oleh dua perempucan cantik. Sedangkan lelaki satunya hanya duduk-duduk santai saja, kelihatannya dia berjaga bila mereka butuh sesuatu.

“Hahahaha... pokoknya kalau skenario kita deal, nanti kita akan lebih sering pesta kaya gini”

“Wahh.. siap pak Amin.. nanti kita jalankan rencananya secepatnya.. asal pak Amin bisa menjaga rahasia kita.. hahaha..”

“Pasti itu.. heh, kamu harus tahu kalau Amin ini gudangnya rahasia, hahaha..”

Kedua lelaki itu nampak tertawa gembira. Mereka hanya berendam saja di dalam kolam renang yang tak terlalu lebar itu. Di samping mereka nampak dua orang gadis ikut berendam, semuanya telanjang tanpa pakaian apapun. Sepertinya dua gadis itu memang disewa untuk menemani mereka.

“Selamat sore tuan-tuan..” tiba-tiba saja muncul seorang pemuda dari dalam rumah.

“Ehh.. kamu siapa? Kenapa bisa masuk kesini?” tanya Amin.

Lelaki yang sedari tadi hanya duduk saja itu langsung berdiri dan mendekati pemuda yang menyusup masuk tanpa ijin itu.

“Wow... wow.. tenang pak.. sabar.. saya hanya ada urusan sama pak Amin.. lainnya tidak.. jadi tolong jangan ganggu urusan kami” ujar pemuda itu pada lelaki yang mulai mendekatinya. Pemuda itu tahu kalau lelaki itu sedang memegang senjata di balik jaketnya.

“Urusan sama aku? Kamu siapa dulu? Hah!” tanya Amin masih berada di dalam kolam.

“Hehee.. perkenalkan nama saya Aska.. anak dari Astri Wulandari, tentunya pak Amin hafal dengan nama itu kan?”

“Astri?? Ka.. kamu anaknya? Ada urusan apa kamu kesini?” Amin mulai terlihat gugup, dia lalu keluar dari dalam kolam. Dia cuek saja meski sedang telanjang.

“Duhh.. pak Amin ini sukanya sama daun muda yah? padahal barangya aja kecil gitu, hehe...” ejek Aska tak kenal rasa takut.

“Itu bukan urusan kamu... sekarang jawab atau kamu aku bikin babak belur disini”

“Ohh.. iya, begini pak... saya kesini cuma mau menagih hutang.. hutang bapak pada mama saya..” ucap Aska tenang sambil menyalakan rokoknya.

“Hutang? Hutang apa maksud kamu? Bukannya selama ini mama kamu itu jadi pelacur? Mana bisa aku ada hutang sama dia..” balas Amin pongah.

“Hohoho.. dulu saat pak Amin masih meniti karier bersama pak Argo, bukannya pak Amin ini sering paksa mama untuk melayani nafsu bejat kamu!!” ucap Aska mulai keras.

“Hahaha.. sok jadi jagoan yah kamu ini... udah rangkap berapa nyawa kamu? Apa maksudmu.. jelakan atau terpaksa aku gunakan kekerasan..” ancam Amin tak kalah keras.

“Bapak ini bolak-balik ngentot sama perempuan bernama Astri... trus dia hamil dan lahir satu orang anak perempuan.. kamu tau tidak, hah!?”

“Hahaha... itu bukan urusanku, salah sendiri Astri mau hamil.. kalau dia pintar pasti sudah gugurkan kandungannya... malah dia lahirkan.. bukan urusanku lahh..” elak Amin dengan pembenaran versinya.

“Ohh.. jadi begitu.. baiklah.. kalian kesini sebentar..” ucap Aska sambil menoleh ke belakang.

Dari arah belakang Aska muncul dua orang laki dan perempuan. Ternyata dua orang itu adalah Rezky dan Salma. Mereka langsung berdiri tepat di belakang Aska.

“Mama??”

“Papah??” Salma balas tak percaya pada apa yang dilihatnya. Suaminya berdiri telanjang di tepi kolam yang masih ada dua perempuan cantik di dalamnya.

“Udah cukup kangen-kangenannya.. ntar aja kalian urus ini..” Aska memegang tangan Salma dengan lembut.

“Kamu berani benar berurusan dengan Amin.. nyawamu jadi taruhannya, bangsat!!” umpat Amin yang merasa dilecehkan oleh Aska.

“Hahaa.. ini belum seberapa pak.. masih ada yang lain.. masih ada bukti otentik kelakuan pak Amin pada semua proyek yang ada..”

“Heehh... kamu jangan bercanda... aku ada tamu ini, sudahlah kalian pergi saja dan tak usah mengurusi hidup orang lain” balas Amin meremehkan Aska.

“Hehe.. oke.. saya akan pergi dari sini.. tapi kalau sampai data tentang proyek Himbaran, bendungan Selakerta, trus... emm.. apalagi yah.. pokoknya kalau tersebar masalah itu jangan cari saya..” ancam Aska balik.

“Eh, itu... itu.. kamu tau darimana?” kini Amin mulai gugup. Rupanya pemuda itu tahu tentang proyek yang dikerjakannya.

“Udah deh pak... jangan bertele-tele.. kasian tuh titit, kedinginan jadi mengkerut kek gitu...” ejek Aska.

“Hihihihi... kamu bisa aja sayang” Salma ikut tertawa mendengar ejekan Aska.

“Saya tau semua detailnya, kalau pak Amin setuju maka akan segera saya laporkan ke pengawas keuangan secepatnya...” ancam Aska dengan wajah dinginnya.

“Oke..oke...apa maunya kamu?”

“Gampang saja pak... ujungnya cuma duit kok.. bapak kasih kompensasi pada Astri untuk merawat anak kandung pak Amin..”

“Hah!? Apa kamu bilang? Hahaha...” tawa Amin balik mengejek tuntutan Aska.

“Yaudah kalo begitu.. yuk broo.. kita ga deal nih” Aska kemudian membalikkan badan hendak keluar.

“Tunggu!!”

“Aduh, kenapa lagi sih pak? Kan udah ga deal kita..”

“Benar kamu punya bukti semuanya?”

“Yahh.. bapak niih ga percayaan sih... contohnya udah saya kirim ke nomor pak Amin tuh.. lihat aja..”

Amin lalu mengambil Hpnya. Matanya jadi terbelalalak seketika saat membaca file yang dikirimkan Aska. Lelaki itu tahu kalau file itu dikirimkan ke pengawas keuangan pasti dirinya akan terancam kasus pidana.

“Ini.. ini.. ahh.. bangsat kamu!!”

“Hehehe.. gimana pak? Masih ga percaya.. kalau bapak mau sih bisa kok saya kirim semuanya.. mau pak?” ancam Aska lagi dengan nada bercanda.

“Ahh.. oke.. aku ikuti apa maunya kamu.. tapi ingat, aku ingin semua file ini dihancurkan”

“Beres.. kalu begitu, emm.. bapak tanda tangan dulu disini..”

Aska mengambil lembaran kertas yang dibawa Rezky. Dia kemudian menyerahkannya pada Amin. Langsung saja mata lelaki bertubuh tambun itu terbelalak tak percaya.

“Lima Milyar... hahahahaa... segini saja? Oke... beres..” tanpa ragu lagi Amin langsung memberi tanda tangan pada lembaran kertas yang dipegangnya.

“Belum semuanya itu pak.. nih ada lagi...”

“Apa ini? Loh.. ini kan surat cerai...”

“Iya pah.. mama pengen kita cerai aja.. mama udah jijik sama kelakuan papa” ucap Salma yang kini ikut maju ke depan.

“Okee... baik.. aku turuti.. mulai sekarang kita cerai” kata Amin sambil menandatangai surat cerai yang diajukan istrinya.

“Hihihi... yesss, makasih ya pah.. eh pak Amin..”

“Perempuan sial kamu... ga jadi istriku bakal jadi kere kamu.. jangan menyesal yah” rutuk Amin memandangi wajah cantik Salma.

“Baiklah... semua file yang ada akan saya hancurkan begitu uangnya masuk ke rekening mama, giman pak Amin.. bapak paham kan?” kata Aska sambil menyimpan lembaran kertas di tangannya

“Udah dikirim itu.. aku sudah kirim pesan ke sekertarisku untuk mentransfer sekarang” ujar Amin melihat layar Hpnya.

“Oke siap pak Amin, semua file sudah saya kirim ke email bapak, jangan tanya saya tau darimana.. cukup.. tuan-tuan.. kami mohon maaf atas gangguannya.. sekali lagi kami mohon maaf” ucap Aska pada kedua lelaki yang sedari tadi hanya diam menyaksikan kejadian itu.

“Pergi kalian!! Bangsat...!!” umpat Amin mengikuti kepergian ketiga orang tamu tak diundang itu.

Selepas Aska, Rezky dan Salma pergi, suasana kembali tenang. Amin kembali masuk ke dalam kolam renang seakan tak terjadi apa-apa. Kedua gadis yang menemaninya juga langsung mendekati Amin seolah semuanya biasa saja.

“Al... ambilkan minuman buat kita” ucap lelaki di dekat Amin yang masih berada di dalam kolam.

“Siap bos...”

Dengan cekatan lelaki berjaket hitam tadi langsung masuk ke dalam. Beberapa saat kemudian dia sudah kembali dengan dua gelas minuman di tangannya.

“Oleh-oleh dari saya ini pak Amin.. ayo diminum..”

“Hahaha.. iya terimakasih..”

Amin langsung menenggak habis minuman yang ada di gelas yang dipegangnya. Lelaki itu memang merasakan nikmat setelah minum alkohol, apalagi dia baru saja mendapat masalah baru dengan Aska. Sayangnya, Amin tak mengetahui kalau dalam minuman itu ternyata sudah ada sesuatu yang mengancam nyawanya.

“Aahhkkkkkkhhh... apa ini?” rintih Amin merasakan perutnya panas.

“Kenapa pak? Bapak kurang sehat yah?” tanya gadis di samping Amin.

“Aaaaahhhkkkkhh... kalian.... kalian... hueeekkkkkkkk...hueekkk...”

“Hahaha.. sayang sekali bisnis kita ga bisa lanjut pak Amin, ternyata kamu banyak masalah.. itu bisa membahayakan bagi kami” ucap lelaki yang tadinya berendam bersama Amin. Dia pun lalu keluar kolam dan memakai kembali pakaiannya.

“Girls... makasih udah nemenin kita yah...” sambung lelaki itu.

“Siap bos... hihihi..”

Orang-orang yang tadinya menemani Amin sudah beranjak pergi. Kini kondisi kolam renang itu semakin sunyi dan sepi. Hanya ada Amin saja yang terus merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

“Aahhhh.. bangsat kalian... kalian sem...semuaa... bangssaaatttt...!!”

Amin berteriak kencang, tapi tak ada seorangpun yang mendengarnya. Tubuhnya masih terendam air. Tiba-tiba saja dadanya merasa sangat sakit. Dipeganginya dada itu dengan sekuat tenaga, tapi rasa sakit itu tak kunjung reda. Kini seluruh tubuh Amin seperti tak bisa digerakkan, akibatnya pelan-pelan dia mulai masuk ke dalam air hingga tenggelam sepenuhnya.

Hari itu habislah nasib orang bernama Amin. Dia ditemukan tewas bukan karena racun atau penyakit apa-apa, namun karena tenggelam di kolam renang.

***

Bersambung lagi ya Gaes ^_^
:top::victory::tepuktangan: ciamik skenarionya
Tapi sekarang Rezky-Aska-Salma bisa disebut komplotan kah?
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd