Lanjutan ..
Di rumah Fani
Tidak ada kegiatan apa2 hari itu, hanya beberapa kerabat yg datang ke rumah untuk menyampaikan ungkapan belasungkawa. Fani pun lebih banyak menghabiskan waktu dengan mengurung diri di kamarnya, begitu juga dengan Randi dan kedua adiknya, mereka hanya berdiam di kamar masing masing.
Fani memeriksa pesan masuk di Hp nya, ungkapan belasungkawa juga disampaikan oleh rekan dan kerabat melalui pesan singkat. Fani belum berniat untuk membalas pesan2 tersebut. Ketika itu ia juga melihat pesan masuk dari Andes, pemuda yang sangat menginginkan dirinya. Ungkapan belasungkawa juga fani terima dari Andes. Namun hanya dibaca saja.
Fani merasa tubuhnya sangat lelah, kondisi hatinya masih sangat kacau, setelah ditinggal pergi suaminya. "Ya , meskipun agak janggal mungkin bagi kita, meskipun sudah tidur dengan pria lain, fani tetap mencintai suaminya".
Sekilas terlintas memori di ingatannya, tentang bagaimana dia merajut kisah cinta dengan almarhum suaminya nando. Bagaimana mereka dekat, hingga tumbuh benih2 cinta dan kemudian berlanjut membangun rumah tangga. sekelebat senyum tersungging di bibirnya. Lelah dan fani pin tertidur.
≈======
Beberapa hari setelahnya mereka lewati, suasana di rumah mereka mulai kembali seperti semula. Saat ini Fani dan anak2nya ditemani oleh ibu mertuanya di rumah, yg bermaksud untuk menemani para cucunya. Johan semenjak sehari setelah pemakaman nando , telah kembali ke rumahnya untuk menyelesaikan berbagai urusannya.
Randi semakin hari semakin sering memperhatikan ibunya itu, tubuh montok milik ibunya memang menjadi idaman pria normal. Tak dapat dihindari bahwa nafsunya pun juga terpancing melihat ibunya, apalagi jika mengingat apa yang dia lihat malam itu. Walaupun rasa marah juga tetap ada.
Randi memang baru memasuki dunia perkuliahan, untuk urusan seks, dia sudah pernah beberapa kali melakukannya dengan pacarnya dulu. Tentu saja pengalamannya masih kalah jauh dibanding Andes dan Johan.
Randi kadang malu sendiri dengan pikirannya yg sering membayangkan dirinya sendiri yang bersenggama dengan Ibu kandungnya.
Hari itu sekitar tengah malam, Randi terbangun karena ingin ke kamar mandi. Saat keluar dari kamarnya, ia berpapasan dengan ibunya yang sehabis mengambil minum di dapur. Tampak jelas lekuk tubuh Ibunya itu meskipun saat itu ia menggunakan daster yang sedikit longgar.
Di kamar mandi, jakun Randi naik turun membayangkan kembali apa yang beberapa waktu lalu ia lihat.
Persetan, kata Randi dalam hati, "aku akan menerima risikonya apapun yang terjadi nanti"
Bersambung.