Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Menyingkap Kehidupan Poligami

Bimabet
Lanjutannya gan....

Aku menawarkan makan terlebih dahulu baru ngobrol. Liani terlihat tidak tenang makan cuma sedikit. Setelah makanan di clear up. Aku membuka pembicaraan dan akhirnya Liani menyampaikan sesuatu yang katanya perlu aku pertimbangkan sebelum melamar dirinya. Ternyata dia mengatakan bahwa dirinya sudah tidak perawan lagi. Pacarnya ketika masih study di luar negeri yang merengutnya. Setelah itu dia mengaku masih berpacaran lagi dengan seorang Jerman.
Liani menceritakan keadaan dirinya sambil berlinangan air mata. “Masa laluku tidak bersih Pak, saya ikhlas menerima apa pun putusan bapak. Saya sudah bertobat dan minta ampun kepada Tuhan setelah saya masuk Islam,” kata Liani.
Aku sempat terkejut juga mendengar pengakuan Liani. Aku pikir wajar saja seorang wanita yang jauh dari pengawasan orang tua, apalagi hidup di lingkungan yang membiarkan terjadi sex bebas.
“Bagi saya itu tidak ada masalah, karena saya bisa mengerti dan itu tidak menghalangi niat saya melamar Liani. Bagi saya yang paling penting adalah taubat itu, karena kita manusia bisa melakukan kesalahan tanpa disadari, atau pengaruh lingkungan sehingga kita berbuat kesalahan,” kataku tenang.
“Namun semua yang diungkapkan ini tolong tetap dijaga kerahasiaannya, sehingga hanya kita berdua saja yang tau, saya tidak akan ungkapkan kepada istri-istri saya. Ini adalah masalah martabat,” kataku.
Ditariknya tanganku lalu dia cium sambil terisak-isak. Saya menduga dia menangis karena bahagia perasaannya sudah plong. “Hati bapak yang begini inilah yang membuat saya akhirnya mau menjadi istri, meski pun itu istri kelima, saya terus terang iri melihat ketentraman semua istri-istri Bapak, saya tahu Bapak tidak memanjakan mereka secara materi, karena mereka semua sudah mempunyai usaha yang besar. Bapak memang benar-benar bisa mengayomi istri-istrinya,” kata Liani.
Pada pertemuan itu sekaligus kami bicarakan soal bagaimana aku melamarnya dan bersilaturahmi dengan keluarga besarnya. Mereka memiliki tata cara sendiri untuk menerima lamaran. Keluarga Liani bukan menerima lamaran di kediaman mereka tetapi pertemuan di suatu restoran. Aku agak janggal juga melamar dan bersilaturahmi di restoran di mana banyak orang lain di sekitar kita yang tidak ada kaitannya dengan urusan kami.
Pada lamaran itu baru kukenal kedua orang tuanya, saudara sekandungnya dan keluarga besarnya. Meskipun mereka bertemu dengan keluarga besarku, tetapi aku menangkap pandangan sinis dari keluarga mereka, mungkin soal aku punya istri banyak. Diputuskan acara akad nikah dan resepsinya tergantung kesepakatan antara aku dan Liani.
Aku dan semua istriku melakukan rembukan bersama juga Liani. Kami membicarakan tempat pernikahan. Liani sudah menyatakan keluarga mereka tidak mau acara itu diselenggarakan di kediamannya. Jika diselenggarakan di rumah ku juga janggal rasanya. Istriku yang paling muda, Atika mengusulkan dirayakan di panti asuhan sekaligus memberi makan anak yatim. Ini suatu ide yang luar biasa dan sama sekali tidak terpikirkan oleh kami semua.
Semua setuju, masalahnya harus dicari panti asuhan yang kelihatannya kurang mendapat santunan. Aku setuju dan menugaskan anak buahku mencari panti asuhan kampung yang kondisinya memprihatinkan karena jauh dari kota besar.
Beberapa panti diusulkan dan akhirnya kami memilih panti yang berada di satu kampung di Banten sana. Keadaannya memang memprihatinkan, mungkin karena letaknya di pelosok. Untuk memantapkan rencana, aku berkunjung dahulu ke panti tersebut bertemu dengan pengurusnya. Pengurusnya terperanjat ketika kami utarakan maksud kami menyelenggarakan acara pernikahan sekaligus resepsi. Pak Drajat pengurus panti itu mengatakan, tempatnya tidak memiliki aula, listriknya juga kapasitas kecil.
Aku jelaskan masalah itu bukan halangan, yang penting kami mendapat izin. Dengan senang hati Pak Drajat mendukung. Aku lihat disamping panti itu ada tanah kosong cukup luas, yang mungkin bisa untuk mendirikan tenda.
Aku dan Liani sepakat mengeluarkan biaya cukup besar untuk acara itu, kami mensetarakan biaya itu dengan jika kami adakan di Balai Kartini Jakarta dengan undangan 2.000 orang. Kami bukan mau acara di panti asuhan itu sangat mewah, tetapi biaya pernikahan kami sebagian besar kami sedekahkan untuk beberapa panti di sekitar itu.
Semua didatangkan dari Jakarta, mulai tenda ukuran besar, genset, AC, dekorasi. Soal catering Sabrina yang mengambil peran. Dia sudah merancang 5 kelompok makanan sesuai dengan asal suku istri-istriku. Dengan demikian ada menu makanan khas Jawa Timur, Padang, Sunda, Sulawesi dan Chinese Muslim. Menu makanan itu dikelompokkan di pondok dengan masing-masing 7 macam menu.
Selain masalah catering yang unik, aku didudukkan dipelaminan, tetapi yang mendampingi di kiri dan kanan adalah istri-istriku. Di sisi kiri duduk Chandra dan Sarinah di sisi kanan duduk Sabrina dan Atika. Undangan dari Jakarta tidak terlalu banyak hanya sekitar 6 bus besar. Sebagian besar tamu adalah penduduk di sekitar, anak-anak panti dan panti-panti dalam radius 20 km.
Pesta perkawinanku dengan Liani lebih banyak dibanjiri oleh tamu anak-anak yatim piatu. Mereka mondar mandir mencicipi berbagai makanan. Sampai acara selesai, makanan yang tersisa masih cukup banyak. Sabrina terlalu berlebihan menyiapkan makanan. Panitia sudah menyiapkan packing untuk wadah makanan itu yang kelak akan dibawa ke panti-panti asuhan.
Yang kami habisnya biaya untuk pesta semeriah itu, tidak sampai separuh dari dana yang dialokasikan. Kelebihan dana itu kami bagikan untuk perbaikan sarana beberapa panti yang terpilih sehingga kelihatan lebih layak.
Keluarga besar Liani hanya terheran-heran saja melihat set pesta kami. Mereka menyalamiku dan Liani dan mengatakan gagasan yang luar biasa dan sangat terpuji. Aku memang banyak mendapat pujian seperti itu, Semua keluarga mertuaku aku undang termasuk yang dari Gorontalo. Salah satu tamu yang datang adalah teman akrabku ketika masih kuliah dulu. Dia memang paling konyol. Ternyata kekonyolannya masih belum hilang. Ketika menyalamiku, dia setengah berbisik, “Go kamu mesti punya istri 34 orang, sesuai dengan jumlah provinsi, kalau ada pengembangan provinsi kamu tambah lagi, “ katanya bercanda konyol.
Malam pertama dengan Liani kami sepakati tidak di Jakarta, atau di Bali. Liani menyarankan liburan selama seminggu ke Maladewa. Mendengar Maladewa, istri-istri yang lain tidak mau ditinggal. Mereka mau ikut juga, karena semuanya belum pernah ke sana dan mengetahui penginapan di atas lautnya indah sekali.
Kami mendapat bungalow diatas laut dan kebetulan satu kelompok 3 bungalow. Aku menempati bungalow bersama Liani di tengah sedang di kiri tinggal Sabrina dan Sarinah di kanan Chandra dengan Atika. Bungalownya cukup besar karena didalamnya terdapat ruang tamu, ruang tidur dan pantry. Kami merencanakan tinggal di situ untuk 3 malam.
Tidak ada kegiatan lain selain tinggal menikmati keindahan pemandangan laut. Alam Maladewa di sisi lain kurang menarik, karena negara ini miskin sehingga banyak daerah kumuh.
Malam pertama aku habiskan dengan mereguk kenikmatan dengan Liani. Dia melakukan cumbuan dan service habis-habisan. Aku dimintanya diam tidur telentang, Liani mulai mengolah mulai mencium bibirku, lalu menjilati kedua puting dadaku dan akhirnya mengoral kemaluanku. Setelah itu dia naik keatas tubuhku lalu melakukan permainan WOT, sampai dia mencapai kepuasan. Liani heran kenapa aku bisa tidak ejakulasi, padahal permainan itu tadi berlangsung cukup lama. Dia kayaknya menyalahkan dirinya, “Pak vaginaku sudah longgar ya maka Bapak tidak merasa nikmat,” katanya merendah.
Aku katakan bahwa vaginanya masih kencang dan terasa menjepit, tetapi aku memang menahan diri untuk tidak terlalu banyak ejakulasi. Aku sudah mendapatkan orgasme tanpa ejakulasi, kataku. Dia agak kurang mengerti, tetapi pada situasi seperti itu tentu tidak tepat memberi kuliah. Posisi dibalik menjadi MOT dan aku berusaha memacu Liani sampai Liani terengah-engah dan mencapai orgasme yang katanya nikmatnya luar biasa.
“Pak saya ingin jujur, saya belum pernah mendapat orgasme seperti barusan dengan Bapak. Tadinya sayang menyangka permainan Bapak biasa-biasa saja. Saya heran ketika Bapak mengambil kendali, kenapa bisa saya cepat orgasme, bahkan lebih cepat dari ketika saya yang kendali,” kata Liani.
Aku jelaskan kepada dia bahwa hubungan suami istri itu tidak perlu terlalu lama, yang penting berkualitas dan sebisa mungkin waktunya sesingkat-singkatnya. Kulit kelamin wanita dan pria adalah sangat tipis dan sensitif, jika terlalu lama digesek-gesekkan bisa menimbulkan luka dan menimbulkanlecet serta rasa sakit.
“Jika sebentar tapi hasilnya berkualitas, buat apa berlama-lama,” kataku.
“Aku merasa pengetahuan sexku diatas Bapak, tetapi ini membuktikan bahwa Bapak lebih luas pengetahuannya,” kata Liani.
Aku masih memacu satu kali lagi sampai Liani mendapatkan 3 kali orgasme dan akhirnya dia menyerah karena badannya lelah dan mengantuk. Sementara itu aku masih tetap fit karena menahan ejakulasi sperma.
Liani tidur telentang dalam keadaan bugil. Tubuhnya putih, kemaluannya ditumbuhi rambut yang cukup lebat berwarna hitam sehingga kontras dengan kulit putihnya, Payudaranya tidak terlalu besar, sehingga tegak menantang dengan ujung nya dihiasi puting berwarna merah muda. Malam itu sampai pagi kami istirahat, pagi-pagi sekali Liani sudah membangunkanku dengan oralnya sampai akhirnya dia mendapat dua kali orgasme lagi. Setelah itu dia tidak habis-habisnya mengagumiku yang masih mampu bertahan dengan penis yang keras sempurna tetapi tidak ejakulasi.
Di hari kedua kami hanya bermain-main di laut sambil memancing. Setelah makan siang, kami istirahat. Aku ditarik Sarinah ke bungalownya. Dari sorot matanya aku tau bahwa siang ini dia menginginkanku. Melihat aku ditarik masuk ke kamar, Sabrina buru-buru mau keluar. Sarinah menahannya malah dia minta pintunya ditutup.
Sarinah ingin bermain 3 some lagi kali ini bersama Sabrina. Mulanya Sabrina malu dan agak kikuk, namun setelah diajak Sarinah akhirnya kami bugil bertiga dan keduanya mendapat jatah yang sama masing-masing 2 kali orgasem, sementara aku masih terus bertahan tidak muncrat. Mereka berdua tepar kelelahan. Aku membersihkan diri ke kamar mandi lalu menutup kedua tubuh bugil itu dengan selimut dan aku keluar. Di bungalowku kosong , Aku lalu menuju bungalow tempat Sabrina, ternyata Liani ada disana mereka sedang menggosip di tempat tidur bertiga.
Dari sorot mata Chandra aku menangkap ada keinginan untuk dipuaskan. Dia melihatku lalu aku mengangguk. Chandra sudah kenal betul dengan kemampuanku bertempur. Chandra menutup pintu sehingga di dalam kamar kami berempat, aku dan ketiga istriku. Chandra lalu buka suara dia mengatakan bahwa aku adalah milik mereka bertiga sebagai istrinya. Semua punya hak yang sama, oleh karena itu Chandra mengajak Liani dan Atika bersama-sama melayaniku. Atika bertanya agak ragu, apakah bertiga istri Bapak sama sama melayani, lantas apa Bapak mampu.
Aku biarkan mereka berdiskusi dan aku minta diri dulu keluar merokok sambil duduk di teras menghadap laut. Aku sebenarnya tidak merekok, tetapi melakukan meditasi dan melakukan olah nafas, karena akan mendapat lawan berat dan langsung 3 orang. Sekitar 15 menit, aku merasa badanku lebih fit. Aku lalu masuk ke kamar mereka.
Ketiga mereka sudah tidur satu tempat tidur sambil berselimut hanya tinggal leher ke atas yang terlihat. Aku menduga di balik selimut itu ketiga istri tidak mengenakan apa-apa lagi. Aku memulai mencium istriku yang paling muda dalam hal usia, yaitu Atika Aku mengenakan sarung dan hanya berkaus oblong hitam. Setelah Atika agak naik birahinya aku pindah ke sebelahnya yang kebetulan berbaring adalah Chandra. Aku naik ke tubuhnya dan masih di luar selimut. Chandra membalas ciumanku dengan ganas. Setelah Chandra giliran berikutnya adalah Liani. Dia sudah siap menerima cumbuanku sehingga ketika aku cium tangannya langsung memeluk tubuhku dan berusaha melepaskan sarungku. Aku tinggal mengenakan celana dalam dan kaus. Chandra bangkit melepas celana dalamku dan Atika mendapat bagian melepas celana dalamku.
Senjataku telah tegak siap tempur dan pemanasan kurasa sudah memadai meski belum maksimal. Aku memulai menindih Chandra yang berada di tengah lalu tangan Chandra menggenggam penisku diarahkan memasuki vaginanya. Aku merasa lama-lama penisku tenggelam dilahap penisnya. Aku memainkan gerakan naik turun dan mencari posisi yang dirasanya nikmat. Awalnya Chandra tidak bersuara, tetapi beberapa saat kemudian mulai mengerang dan akhirnya mencapai orgasmenya. Aku cium bibirnya sambil menunggu orgasmenya tuntas. Setelah itu aku berpindah ke istriku yang masih ranum, Atika.
Dia sudah membuka kedua belah pahanya dan langsung menangkap penisku dan dituntunnya memasuki vaginanya. Setelah penisku masuk lalu aku bergerak lagi naik turun menunjam ke vagina Atika dia langsung merintih nikmat khas rintihan orang sedang melakukan hubungan badan. Atika pun tidak bertahan lama dia langsung menjerit lirih. Aku merasa denyutan di vaginanya dan bibirnya langsung aku sedot sampai tuntaslah orgasmenya.
Giliran Liani, aku minta dia mengambil peran diatas. Dia paham lalu jongkok diatas tubuhku dan memasukkan penisku kedalam vaginanya. Dia bergerak naik turun sambil mendengus-dengus. Rupanya posisi itu banyak menguras tenaga, sehingga mengganti gerakan maju mundur membuat penisku terasa dibetot-betot. Gerakan itu memberi sentuhan maksimal baik di clitorisnya maupun di gspotnya. Tidak lama Liani pun ambruk.
Kali ini aku ingin menuntaskan nafsuku dengan berencana memancarkan air mani, Aku memilih Atika untuk aku setubuhi lagi . Dia tampaknya sudah standby sehingga aku dengan mudah dipeluknya. Aku bermain dengan dia penuh kosentrasi , maka dengan mudah kucapai kepuasan dan ejakulasi. Mungkin Atika juga merasakan nikmat juga liang vaginanya aku siram sperma hangat.
Aku tergeletak lelah. Ketiga mereka dengan tetap bugil membersihkan bekas cairan di sekitar kemaluanku dengan handuk basah dan dengan handuk lainnya menyeka badanku sehingga bekas keringat dihapuskan.
Tidak terasa bahwa aku tertidur di kamar Chandra dan Atika. Ketika aku terbangun, dari jendela terlihat sudah mulai gelap. Mereka bertiga masih tidur berhimpit-himpitan denganku satu tempat tidur berempat. Setelah semua terbangun, aku mengajak mereka semua mandi bersama-sama. Ideku disetujui lalu kami beriringan sambil tetap telanjang masuk ke kamar mandi.
Aku dimandikan bagaikan bayi. Bukan hanya badanku dibersihkan tetapi penisku sesekali disedot oleh Liani bergantian dengan Chandra. Nikmat juga tetapi tidak sempat sampai tegak berdiri kami mengakhiri mandi bersama.
Malam itu aku masih sempat bermain sekali lagi dengan Liani dikamar kami. Istri terbaruku ini terheran-heran atas kemampuanku menghadapi 5 istri dalam satu siang saja. Dia duga aku memiliki semacam ilmu gaib. Tentu saja aku sangkal dan kuterangkan bahwa kemampuanku itu ditopang oleh pengendalian diri dari pengolahan nafas.
Keesokannya sepanjang hari tidak ada yang dilakukan selain makan. Maka waktu-waktu senggang kemudian diisi dengan persetubuhan. Jika kemarin aku berhadapan langsung dengan 3 istriku, kali ini kelima istriku bersama-sama mengeroyokku. Kesempatan itu aku unjuk kekuatan dengan pengendalian diri dan olah nafas, semuanya bisa kutaklukkan tanpa aku berejakulasi.
Kelihatannya agak berlebihan, tetapi pembaca yang paham soal pengolahan nafas dan bermeditasi, hal yang aku capai itu dapat dipahami.

Berlanjut di bawah gan....
Om boleh belajar mediasi juga????
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Lebih banyak menangkap inspirasinya ketimbang soal coli. tolong gan PM kelanjutannya baca di mana.
sampek marathon bacanya. bener-bener menginspirasi nih
 
tulisannya berasa real gw sih ngak terlalu mikirin ini nyata atau fiksi soalnya udh ketutup saking bagusnya sama tulisan suhu
 
Mentok nih, gak sampe kelar
 
Ane mohon maaf gan, episode terakhir, yaitu istri yg ke 9, ane tidak bsa posting, karena bsa melanggar aturan forum ini, jadi ane tidak bisa posting disini, mohon maaf banget agan2 sekalian

Dimodifikasi aja Suhu ane tau kok ceritanya
saran ane di perkenalkan dan dititipi oleh pak kiayi pada umur itu tapi dinikahi pas umur 18 atawa 20 jadi gak akan melanggar aturan forum hu selama gak ada SS dengan istri ke 9 gak akan di cekal toh kan saat itu kan beliau ingin menitipkan anak tersebut gak ada cerita buat pak argo.

itu saja saran saya suhu.
 
meraih kenikmatan sesuai dengan syariat agama! kerenlah!
 
Bimabet
Di alam nyata... Apa yg terjadi...perih, suhu...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd