Saya membuka aplikasi Line di HP saya. Oh, ternyata ada pemberitahuan bahwa ada yang menerima permintaan pertemanan saya. Ya, salah satunya adalah Mika, sosok yang akan berperan di cerita ini. Dengan hati yang biasa saja karena foto profilnya gambar karakter game yang tidak saya kenal, saya mulai mengetik "Holaa Mikaa. Makasih ya udah. Salam kenal". Sungguh sangat standar namun biasanya berhasil.
Beberapa jam berlalu, ternyata ada balasan dari Mika. Kami saling berbalas pesan di Line hingga akhirnya di posisi saya benar-benar menaruh hati kepada Mika dan sangat ingin mengenal Mika lebih jauh. Ya, walaupun saat itu Mika tidak dapat menyanggupi permintaan saya untuk bertemu dengannya. Tetapi seperti pintu yang terkunci dari dalam rumah, sang pemilik rumah sudah mulai berjalan ke arah pintu untuk membuka kunci dan pintunya. Proses sedang berlangsung.
Di malam pertama saya saling berbalas pesan dengan Mika, Mika seperti sangat terbuka menceritakan semua kisah hidupnya. Salah satu tipe perempuan yang malah sebenarnya sulit untuk di dekati. Oh, salah. Agak malas saya dekati karena saya merasa kurang greget. Tapi setelah saya lihat postingan beberapa fotonya di Line itu, wajahnya yang masih sangat muda dan menggemaskan dengan ukuran payudaranya yang istimewa, maka saya lanjutkan program pendekatannya. Di dalam hati saya "Dapet ya syukur, ga dapet yaudahlah".
Hingga akhirnya di malam ke dua kami masih saja terus berbalas chat, saya mendapatkan info penting dari Mika. Ya. Info yang sangat penting untuk fetish saya karena Mika akhirnya mengirimkan foto
ini.
Penasaran dengan Mika? Tenang. Saya bukan orang yang senang sensor. Seperti foto Arifah yang menjadi foto profil saya di akun forum ini, saya pun tidak akan sensor wajah Mika. Dan inilah
Mika.