Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Miracle Love And Magic

Status
Please reply by conversation.
-Part 8. Royal Elite Academy-




Pov Yuta.


Biarpun sempat terjebak peperangan di area “dark forest”, akhirnya aku dan seluruh temanku kembali melanjutkan perjalanan. Namun, kini ada yang berbeda mewarnai perjalanan kami. Di samping kanan dan kiri mobil kami, terlihat ada dua bayangan putih yang melesat mengikuti laju mobil kami. Elena dan Rachel, merekalah dua bayangan itu dan mereka juga yang menjadi warna baru di perjalanan kami.

Setelah berjam-jam kami semua menempuh perjalanan dan melalui beberapa hambatan, akhirnya kami sampai di Ibu Kota Kerajaan. Sebuah kota paling maju dan paling indah yang pernah aku lihat seumur hidupku.

Beberapa saat yang lalu ketika mobil yang aku naiki sampai ke Ibukota, aku sempat tidak melihat keberadaan Elena dan Rachel. Tapi setelah kami bertujuh sampai di sebuah penginapan, barulah aku bertemu kembali dengan Elena dan Rachel yang kini sudah berganti baju.

Di bawah sinar matahari pagi, untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki di Ibu Kota. Mataku benar-benar di manjakan dengan apa yang aku lihat di Ibu Kota.

Meski masih pagi, jalanan di tempat ini sudah begitu ramai dengan kendaraan yang berlalu lalang. Bangunan di sinipun terlihat lebih padat dari pada di kota tempat aku di besarkan.

“Kita di tempat ini cuma singgah. Kalian berempat bersiaplah, segera mandi dan ganti baju kalian!....” perintah Kleo padaku dan pada tiga temanku.

Dengan bergantian memakai kamar mandi yang di sediakan penginapan, kami membersihkan diri dan mengganti baju kami. Setelah Hana, Keyko dan Luna selesai mandi dan berganti pakaian, sekarang giliranku untuk mandi dan mengganti pakaianku.

Selesai mandi dan mengganti pakaian dengan seragam sekolah asalku, aku segera bergabung dengan yang lainnya yang sudah menunggu di depan penginapan.

Sampai di depan panginapan, aku memperhatikan satu persatu penampilan baru temanku setelah mandi dan berganti pakaian. Luna, Keyko dan Hana, menggunakan pakaian seragam sekolah sama sepertiku. Shia dan Mia, mereka kompak dengan seragam yang sama, namun aku tidak mengetahui jenis seragam mereka. Kleo, Elena dan Rachel, mereka juga mengganti pakaian yang mereka kenakan. Kleo dengan pakaian berwarna putih yang membuatnya terlihat begitu anggun, Elena dengan pakaian berwarna hitam yang memancarkan aura kecantikannya. Sedangkan Rachel, dia menggunakan seragam sekolahnya, seragam Royal Elite Academy, sekolah yang menjadi tujuanku datang ke Ibu Kota.

“Tuan, aku pergi dulu!.... Aku akan menunggu kedatangan tuan di Royal Elite Academy” ungkap Rachel.

“Jangan memanggilku tuan, kamu cukup memanggilku Yuta!....” pintaku ke Rachel. “Ini berlaku juga untuk kamu, Elena” imbuhku.

Baik Rachel maupun Elena mereka hanya tersenyum, namun aku yakin mereka sudah sangat faham dengan permintaanku barusan.

Setelah pamit dan mendengar permintaanku, Rachel begitu saja pergi. Seperti angin, dengan begitu cepat sosok Rachel sudah menghilang dari pandanganku.

“Kalian berlima, silahkan berangkat ke Royal Elite Academy. Kami bertiga masih ada urusan yang lain!....” kata Kleo.

“Nona Elena, aku bisa kan menitipkan mereka berempat di tangan Nona?....” tanya Kleo.

“Tanpa Nona Kleo minta, aku pasti akan menjaga mereka berempat, terutama Tuan Yu...., eh maksutku Yuta” jawab Elena sedikit terbata setelah aku melirik ke arahnya karena dia hampir salah berkata.

“Nona Keyko, kamu tentu tahu letak Royal Elite Academy, karena itu aku berharap Nona Keyko bisa membawa mereka ke sana!....” tutur Kleo.

“Dengan senang hati aku akan melakukannya” jawab Keyko.

“Luna, terus awasi sekelilingmu, dan Hana, waspada!....” pesan Kleo sebelum dia, Shia, dan Mia meninggalkanku dan ke empat wanita lainnya.

Kami yang kini hanya berlima, mulai perjalanan menuju Royal Elite Academy. Selain kelompok ku, di sepanjang jalan aku banyak bertemu dengan sekumpulan orang seumuran denganku yang aku yakin mereka punya tujuan yang sama dengan kelompok ku, mendaftar di Royal Elite Academy.

Keyko yang berada paling depan, dia menjadi penunjuk jalan kami. Elena yang di samping Keyko, dia terlihat fokus mengamati sekeliling kami. Luna dan Hana yang berada di tengah, mereka terlihat begitu waspada dengan apa yang ada di sekeliling kami. Sedangkan aku yang berada di posisi paling belakang, aku justru cuek dan terus saja jalan mengikuti empat wanita di depanku.

“Selamat datang di Royal Elite Academy” kata penjaga yang menjaga pintu gerbang Royal Elite Academy, begitu kami sampai di depan bangunan megah Royal Elite Academy.

Aku dan ke empat temanku segera masuk, dan seketika aku di buat takjub dengan bangunan Royal Elite Academy yang terlihat sangat besar, kokoh, dan megah.

Sepertinya bukan hanya aku yang di buat takjub. Hana, dan Luna, sepertinya mereka juga merasakan apa yang sama denganku, karena ini mungkin pengalaman bagi kita melihat bangunan seperti ini.

Sedangkan dua temanku yang lain, mereka terlihat biasa saja dengan apa yang mereka lihat. Wajarsih jika Keyko terlihat biasa saja, karena dia lahir dan besar di kota ini, tentu dia sudah sering melihat bangunan Royal Elite Academy. Namun Elena, dia tinggal di dalam hutan, tapi dia terlihat begitu biasa melihat bangunan yang begitu membuatku takjub.

“Elena!....” panggilku yang seketika membuat Elena menoleh dan berjalan mendekat ke arahku.

“Ada apa Tua,....n Yuta?....” tanya Elena yang seketika membuatku melotot ke arahnya yang di sambut dengan tawa lirihnya.

“Apa bangunan ini terlalu biasa bagimu, sampai kamu begitu biasa melihat bangunan yang membuatku begitu takjub?....” tanyaku.

“Seandainya Tu,.... Ehmm kamu lebih lebih dulu pergi ke kotaku, bangunan seperti ini tidak akan lagi membuat kamu takjub” jawab Elena.

Aku tidak lanjut bertanya, karena aku sudah mempunyai jawaban. Kota vampir tempat tinggal Elena, pasti juga kota yang besar dan banyak bangunan megah di sana. Jadi wajar saja jika Elena begitu biasa saat melihat bangunan Royal Elite Academy.

“Maaf, apa anda tau tempat pendaftaran murid baru Royal Elite Academy?....” tanya Keyko ke salah satu petugas keamanan.

“Silahkan pergi ke Aula Royal Elite Academy, kalian akan di data di sana” jawab petugas keamanan.

“Terimakasih” kata Keyko, dan segera dia mengajak kami menuju Aula tempat pendaftaran.

Meski Royal Elite Academy adalah sekolahan terbesar dan ternama di kerajaan ini, tapi aku merasa pendaftaran murid baru di sekolah ini tidak terlalu ramai. Hanya ada puluhan orang yang terlihat berjalan menuju arah yang sama dengan yang aku tuju.

“Ini terlalu sepi!....” kata Keyko yang terdengar di telingaku.

“Mungkin yang lain sudah mendaftar lebih dulu” pendapat Hana.

“Itu bisa juga, tapi setauku biasanya sampai hari terakhir masih ada ratusan bahkan ribuan calon murid yang masih antre mendaftar” ungkap Keyko.

“Sudahlah, lebih baik kita segera mendaftar dan masuk ke Aula. Mungkin di Aula kita akan mendapat jawaban kenapa tahun ini hanya sedikit yang mendaftar di Royal Elite Academy” kata Elena.

Mendengar perkataan Elena, Keyko segera mengajak kami ke tempat pendaftaran.

Meski belum siang hari, kami berlima menjadi pendaftar terakhir di hari terakhir ini, karena begitu kami mendaftar, ternyata kami mendaftar tepat di ujung waktu pendaftaran.

“Silahkan masuk dan segera duduk di tempat yang masih kosong” kata seorang wanita yang baru saja menerima formulir pendaftaran yang telah selesai aku isi.

Akupun segera masuk, dan melihat bangku kosong tepat di samping Hana. Tanpa berlama-lama aku duduk di kursi paling pojok bersebelahan dengan Hana dan tiga temanku yang lainnya.

Belum begitu lama aku duduk, pintu masuk Aula kini sudah di tutup, dan beberapa orang mulai muncul di panggung yang ada di posisi depan dalam Aula ini.

Dari lima orang yang muncul, aku mengenal salah satu dari mereka. Rachel, dia muncul bersama empat rekannya yang ternyata mereka adalah anggota OSIS di sekolah ini. Aku tau semua itu, karena pimimpin mereka barusan memperkenalkan dirinya beserta anggotanya.

“Perkenalkan, namaku Velicia, dan kalian tentu sudah tau kalau aku adalah ketua OSIS di Royal Elite Academy” setelah mengenalkan jabatannya, Velicia baru mengenalkan namanya.

“Aku di sini ingin menyapa sekaligus mengucapkan selamat atas kalian yang sudah terdaftar di Royal Elite Academy” lanjut Velicia.

“Belum juga di terima, ini baru juga daftar, eh sudah di kasih selamat” kataku membatin.

“Tentu kalian bingun, kenapa aku sudah memberikan selamat ke kalian!....” sejenak Velicia berhenti berkata dan melihat kearah ratusan orang yang ada di hadapannya.

“Sebenarnya, sejak kalian mengisi formulir pendaftaran Royal Elite Academy, kalian sudah di terima sebagai murid baru Royal Elite Academy. Apa kalian semakin bingung?....” tanya Velicia, dan tentunya hanya dari melihat ekspresi wajah dari orang-orang yang ada di hadapannya, tentu dia sudah mendapat jawaban pertanyaannya.

“Percaya atau tidak, kalian yang ada di sini adalah murid yang datang mendaftar di Royal Elite Academy sejak pendaftaran di hari pertama. Karena sedikitnya pendaftar, akhirnya pihat Royal Elite Academy memutuskan kalian semua di terima tanpa melalui tes ataupun ujian. Tapi untuk menentukan kelas dan peringkat, kalian tetap akan melakukan ujian jenis elemen sihir, dan kekuatan elemen sihir yang kalian miliku” tutur Velerin.

“Kalau kalian ingin tahu kenapa jumlah pendaftar tahun ini sangat sedikit, aku cuma punya dua jawaban!....” kata Velicia yang seolah tau apa yang ada di pikiran semua orang di tempat ini.

“Jawaban pertama, banyak yang membatalkan niatan mereka untuk pergi ke Ibu Kota mendaftar di Royal Elite Academy, karena mereka takut menempuh perjalanan. Jawaban kedua, tidak sedikit calon pendaftar yang menghilang dalam perjalanan, dan saat di temukan mereka sudah dalam keadaan tak bernyawa. Karena alasan itu juga, pendaftaran di persingkat untuk mengurangi jumlah nyawa yang hilang sia-sia” sebuah informasi yang membuatku mengerti kenapa begitu sedikit murid yang mendaftar, dan informasi itu juga membuatku merinding sendiri.

“Apa dan siapa yang menghadang perjalanan mereka, satupun penyelidik belum ada yang tau. Yang aku tau setelah makan siang nanti, kalian akan mengikuti ujian sekaligus menentukan kelas dan level kalian. Untuk asrama tempat kalian tinggal, itu tergantung kelas dan level kalian” kalimat terakhir Velicia sebelum dia dan ke empat rekannya menghilang dari panggung yang berada di Aula.

“Yuta, pergilah ke kantin, ajak juga yang lainnya. Aku dan dua budak kamu sudah menunggu di kantin. Ada hal penting yang harus aku katakan ke kalian, terutama ke kamu!....” kata Kleo melalui telepati padaku.

“Kita ke kantin dulu!....” seru Keyko sebelum aku mengajaknya.

Tanpa susah payah mengajak, mereka dengan suka rela pergi ke kantin.

“Elen, apa kamu juga makan?....” tanyaku ke Elena karena setauku vampir hanya makan darah.

“Di kantin Royal Elite Academy, menyediakan menu darah hewan yang di kukus. Banyak bangsa vampir yang pernah sekolah di sini cerita padaku, kalau mereka bisa memakan menu itu” jawab Elena yang membuatku lega, karena setidaknya ada yang bisa dia makan di kantin nanti.

Dari kejauhan aku sudah bisa merasakan energi sihir Kleo, dan kini aku justru sudah melihatnya yang sedang duduk di antara Shia dan Mia.

“Kalian kemari!....” panggil Kleo yang membuat kami berlima berjalan ke arahnya.

“Duduk, dan makanlah!.... Aku sudah memesan semua ini untuk kalian, dan ini rebusan darah khusus untuk Nona Elena” ungkap Kleo seraya menyerahkan makanan berwarna merah darah ke Elena.

Karena belum sarapan, kami berlima segera memakan semua makanan yang sudah tersaji di atas meja.

“Sambil makan, kalian bisa dengar apa yang aku katakan, terutama kamu, Yuta!....” kata Kleo, dan sambil makan kami mencoba mendengar apa yang akan Kleo katakan.

“Nona Keyko, Hana, dan Luna, aku berharap kalian mengeluarkan semua kekuatan yang kalian miliki untuk mendapat kelas dan level terbaik. Untuk Nona Elena, aku berharap Nona bisa menjaga kerahasiaan bangsa vampir, dan rahasia Yuta. Terakhir untuk kamu, Yuta, di ujian nanti kamu cukup gunakan elemem sihir cahaya kamu, jangan menggunakan elemen sihir yang lainnya. Dengan begitu, kamu tidak akan terlihat mencolok” kata Kleo.

Sepertinya satupun dari kami tidak ada yang ingin menolak apa yang sudah di katakan Kleo.

“Oh iya, Yuta terima ini!....” Kleo menyerahkan sebuah pedang berwarna hitam padaku.

“Pedang apa ini?....” tanyaku seraya memegang pedang pemberian Kleo.

“Itu batu yang waktu itu menghambat kita, dan karena begitu majunya peralatan di kota ini, dalam sekejap batu itu bisa berubah menjadi sebuah pedang” jawab Kleo.

“Pedang itu cocok untukmu” tutur Hana.

“Di Royal Elite Academy, semua murid wajib memiliki senjata perantara sihir ataupun senjata untuk melindungi diri, dan aku pikir senjata itu juga cocok untukmu” ungkap Keyko.

“Yuta keren” kata lirih Luna.

Akupun merasa kalau pedang ini juga cocok denganku. Warna hitam yang merupakan warna kesukaanku, membuatku begitu senang menerima pedang ini.

“Segeralah menuju tempat ujian, karena sebentar lagi ujian akan di mulai” kata Kleo begitu melihat kami selesai makan.

Setelah mengucapkan terimakasih ke Kleo atas makan siang yang telah dia siapkan, kami berlima bergegas menuju lokasi ujian. Sebuah bangunan menjadi lokasi ujian kami, dan kami cukup telat sampai ke tempat ini.

Satu persatu murid baru mulai mengikuti ujian penentuan kelas dan level.

Di Royal Elite Academy ada beberapa kelas, mulai kelas sihir dan kelas non sihir. Untuk kelas sihir sendiri di bagi menjadi empat jenis kelas.

Kelas pertama, kelas sihir penyerang jarak jauh, yang beranggotakan pengguna elemen sihir yang bisa melakukan serangan jarak jauh.

Kelas kedua, kelas sihir penyerang jarak dekat yang merupakan kebalikan penyerang jarak jauh. Artinya di kelas ini cuma beranggotakan murid yang bertarung menggunakan elemen sihir dengan serangan jarak pendek.

Kelas ketiga, kelas pertahanan yang tentu di isi murid yang mampu menggunakan elemem sihirnya untuk membuat sebuah pelindung, sekaligus mereka bisa bertempur baik jarak dekat maupun jarak jauh, dan kelas ini menjadi tujuanku.

Kelas ke empat dan kelas terakhir dari kelas sihir, adalah kelas medis yang berisi murid dengan elemen sihir yang bisa menyembuhkan luka.

Untuk kelas non sihir, juga di bagi menjadi empat kelas.

Pertama klas fiaik, yaitu kelas yang memfokuskan pada penguatan kekuatan fisik.

Kedua, kelas kecepatan. Di kelas ini kecepatan menjadi titik yang di tingkatkan.

Ketiga, kelas senjata. Dari namanya, tentu kelas ini akan melatik penggunaan berbagai macam senjata.

Yang terakhir kelas militer, kelas tertinggi diantara semua kelas non sihir. Di kelas ini di ajarkan semua pelajaran seluruh pelaran yang di ajarkan di tiga kelas lainnya.

Sedangkan untuk level atau rank, di Royal Elite Academy masih menggunakan level atau rank yang sama dengan sekolah asalku.

SS+, level yang hanya di miliki seorang pemimpin Ksatria elit dan hanya ada satu yang memiliki level ini di seluruh wilayah kerajaan.

SS, level para ksatria elit kerajaam yang biasanya bertugas menjadi jendral perang saat teejadi peperangan.

S+, level ksatria kerajaan yang melindungi Ibu Kota.

S, level tertinggi seorang murid Royal Elite Academy, yang kekuatannya setara dengan prajurit khusus kerajaan.

A+, level murid Royal Elite Academy, yang sudah bisa menguasai sihir lanjutan.

A, level murid Royal Elite Academy yang sudah bisa menguasai dengan sempurna elemen sihir mereka.

B, level murid Royal Elite Academy, yang masih dalam fase berkembang untuk menguasai penuh elemen sihir mereka.

C, level murid Royal Elite Academy yang belum bisa menguasai elem sihir mereka

D/X, level murid Royal Elite Academy, yang belum membangkitkan elemen sihir mereka, dan biasanya mereka akan di buang ke kelas non sihir atau di keluarkan dari Royal Elite Academy.

Ujian kali ini, aku melihat betapa hebat dan kuatnya murid baru yang terdaftar sebagai murid di Royal Elite Academy. Sebagian besar dari mereka sudah menguasai secara penuh elemen sihir yang di miliki, bahkan ada sebagian murid yang sudah menguasai elemen sihir lanjutan.

“Kalian berlima sebagai kelompok terakhir bersiaplah!....” kata pengawas ujian, dan kamipun bersiap.

Hana mendapat giliran pertama maju. Karena menjadi kelompok terakhir yang mengikuti ujian, kelompok kami menjadi tontonan semua murid yang sudah menyelesaikan ujian.

Di tengah bangunan ini yang beralas tanah, Hana mulai berkonsentrasi dan mengerahkan seluruh kekuatannya.

“Pengguna elemen api!....” teriak pengawas ujian, dan seketika muncul beberapa patung yang akan di jadikan target serangan Hana.

Begitu target muncul, aku melihat Hana tersenyum, dan dalam hitungan detik semua target hancur berkeping-keping setelah bola api Hana mengenainya. Baik target yang berada jauh dari jangkauan, ataupun yang dekat jangkauannya, semua berhasil Hana hancurkan.

“Selanjutnya!....” teriak si pengawas.

Elena maju, dan dengan langkahnya yang begitu ringan seperti hembusan angin, tentu semua sadar jika Elena pemilik elemen angin.

Seperti halnya Hana tadi, kini muncul sasaran yang sama persis dengan yang tadi Hana hancurkan. Namun berbeda dengan Hana yang melontarkan api, Elena hanya meluncur dengan kecepatan yang sulit di lihat dan dalam sekejap semua sasaran telah hancur.

Setelah Elena, kini giliran Luna memamerkan kekuatannya. Wanita pendiam yang gila, itulah penilaianku setelah Luna menyelesaikan ujiannya. Bagaimana tidak gila, dengan elemen sihirnya Luna mampu menghilang dan muncul di dekat sasarannya lalu dia hancurkan. Semua itu terus Luna lakukan berulang kali sampai semua sasarannya hancur.

Kini di tempat ujian Keyko sudah berdiri. Pengawas ujian yang sepertinya mengenali Keyko, tadi sempat ingin memberikan hormat. Namun dengan buru-buru Keyko melarangnya.

Kini di hadapan Keyko muncul puluhan sasaran tembak anak panah yang letaknya cukup jauh. Namun itu bukanlah hal yang merepotkan bagi Keyko, karena dalam beberapa detik saja semua sasaran sudah hancur oleh anak panahnya.

Setelah empat wanita barusaja membuat kagum semua orang, kini giliranku menunjukkan kekuatanku.

Seperti perintah Kleo, aku hanya menggunakan elemen cahaya yang tentu fungsinya hanya untuk bertahan dan serangan jarak dekat.

Begitu mengetahui elemen sihirku, pengawas ujian segera mengeluarkan alat yang bisa melesatkan puluhan anak panah.

Dalam hitungan detik, puluhan anak panah melesat ke arahku, namun satupun tidak ada yang mengenaiku. Adasih dua anak panah yang menembus perisaiku, namun dengan mudah aku menghancurkan anak panah itu dengan pedang hitamku.

Ujianpun selesai, dan kini saat pengumuman pembagian kelas dan level yang di dapat masing-masing murid.

Dari 400 murid, ada 200 murid yang masuk ke kelas non sihir karena mereka tidak memiliki elemen sihir. Untuk yang masuk kelas non sihir, mereka segera keluar dari ruangan ini, karena untuk kelas non sihir mereka akan mendapat level setelah setahun mereka sekolah di Royal Elite Academy.

Kini di ruangan ini tersisa aku dan 199 orang yang lain. Kami semua sama-sama sedang menunggu pengumuman pembagian kelas, tingkat level elemen sihir kami, serta pembagian asrama untuk tempat tinggal selama kami bersekolah di Royal Elite Academy.

Pengumuman tidak di lakukan terang-terangan, melainkan kami akan mendapat secarik kertas hasil ujian. Di kertas itu juga akan tertulis pengumuman yang sedang kami tunggu.

“Hasil ujian, memuaskan. Kelas, sihir penyerang jarak dekat. Level, B. Menempati asrama laki-laki gedung B, lantai 3” kataku dengan suara lirih saat membaca hasil ujianku beserta pengumuman di dalamnya.

“Kenapa kelas sihir penyerang, dengan elemen sihir cahaya kenapa aku tidak masuk kelas pertahanan?....” gumamku lirih karena aku merasa aneh dengan hasil ujianku.

“Yuta, bagaimana hasil ujian kamu?....” tanya Hana.

Aku tidak menjawab, aku cuma menyerahkan kertas hasil penilaian ujianku ke Hana.

Setelah menerima kertas hasil penilaian ujianku, kini Hana di kerumuni Keyko, Luna, dan Elena yang sepertinya juga penasaran dengan hasil ujianku.

“Kita satu kelas” seru Elena sambil menunjukkan kertas hasil ujiannya.

“Aku juga” ungkap Luna dan dia juga menunjukkan kertas hasil ujiannya.

“Seperti perkiraanku, aku dan Hana pasti masuk kelas sihir penyerang jarak jauh. Untuk Elena dan Luna, aku juga punya keyakinan kalian masuk kelas sihir penyerang jarak dekat. Tapi aku sedikit aneh dengan Yuta, kenapa dia tidak masuk ke kelas sihir pertahanan?....” tutur Keyko dengan kebingungan yang sama dengan yang aku rasakan.

“Aku juga bingung dengan itu” ungkapku.

“Sudahlah, kalian tidak usah bingung!.... Lebih baik sekarang kita lihat asrama kita masing-masing, aku sudah penasaran seperti apa asrama yang akan kita tinggali” kata Hana, dan akhirnya aku berpisah dengan mereka berempat karena aku menuju asrama laki-laki.

Meski asrama laki-laki dan perempuan bersebelahan, tetapi tetap saja kita melalui jalan berbeda saat masuk ke asrama.

“Gedung B, lantai tiga” gumamku sambil terus mencari gedung tujuanku.

“BRUGHH!....” bunyi tubuhku yang baru menabrak seseorang.

“Maaf, aku tidak melihat jalan!....” tanpa melihat siapa yang baru aku tabrak, aku segera meminta maaf dengan membungkukkan badan.

“Tuan, kenapa kamu membungkuk, ini aku Rachel” kata Rachel, sosok yang baru aku tabrak.

“Maaf, tadi aku benar-benar tidak melihat ke arah depanku” kataku, dan aku sudah tidak lagi membungkukkan badanku.

“Tuan pasti lagi mencari asrama yang akan tua,.....”

“Yuta!....” kataku memotong perkataan Rachel.

“Ups, hihihihi.... Mari aku antar ke asrama yang akan kamu tinggali” kata Rachel.

“Emang kamu tau aku akan tinggal di asrama yang mana?....” tanyaku.

“Asrama gedung B lantai 3, aku tau semua itu, karena akulah yang bertugas membagi asrama” jawab Rachel.

Akhirnya Rachel mengantarkan aku sampai di depan kamar asrama yang akan aku tempati. Di bagian pintu tertulis namaku, karena itu aku tau kamar ini adalah milikku sampai lulus nanti.

“Aku permisi dulu, kalau ada apa-apa silahkan menghubungi pengawas asrama yang ada di lantai satu” pesan Rachel sebelum dia pergi.

Aku segera masuk ke kamarku, luas, bersih dan lumayan mewah. Itulah hal pertama yang aku lihat dari kondisi kamarku. Karena begitu lelah, aku tidak terlalu peduli dengan apa yang ada di kamarku. Aku hanya ingin segera rebahan, dan menikmati kasur empuk di kamarku.

“Apapun yang terjadi besok, aku akan melakukannya dengan bersungguh-sungguh” kataku lirih sambil memejamkan mata, dan tidak butuh waktu terlalu lama, akhirnya aku terlelap dalam tidur.

•>

•>

Pov 3rd.



Beberapa jam sebelum ujian di Royal Elite Academy di mulai....


Di salah satu jalan Ibu Kota, terlihat Kleo sedang berjalan dengan terburu-buru. Tepat di belakangnya, ada Shia dan Mia yang mencoba terus mengikutinya. Beberapa saat yang lalu, mereka bertiga pergi meninggalkan rekan mereka yang lain, dan sekarang masih saja mereka terus berjalan.

“Nona, sebenarnya kita mau kemana?....” tanya Shia yang akhirnya mengeluarkan suara.

“Kita akan menemui Nona Jeni” jawab Kleo sambil terus berjalan.

“Untuk apa kita menemui Nona Jeni?....” kini Mia lah yang bertanya.

“Sebenarnya cuma aku yang akan menemui Nona Jeni, tapi aku punya tugas khusus untuk kalian” jawab Kleo.

Shia dan Mia tidak melanjutkan bertanya. Kini mereka hanya saling menatap dalam diam, dan terus mengikuti kemana Kleo pergi.

Setelah beberapa waktu mereka berjalan, akhirnya mereka sampai di sebuah penginapan. Bukannya segera masuk ke dalam penginapan dan menemui orang yang ingin di temui, Kleo kini justru berbalik badan dan melihat ke arah Shia dan Mia.

Kleo terlihat mengaktifkan sihir penyimpanannya dan mengambil sesuatu dari tempat penyimpanan. Sebuah batu hitam yang kemarin dia simpan, kini dia keluarkan.

“Bawa batu ini ke pandai besi, dan suruh mereka membuat sebuah pedang terbaik dari batu ini!....” suruh Kleo, dan dia menyodorkan batu di tangannya ke arah Shia dan Mia.

“Tapi, bukannya batu itu berbahaya!....” ungkap Mia.

“Kalian tenang saja, energi batu ini sudah setabil setelah aku simpan beberapa jam di ruang penyimpananku. Jadi, kalian tidak akan terluka karena batu ini” tutur Kleo.

Merasa yakin dengan perkataan Kleo, Shia pun menerima batu dari Kleo, dan benar saja batu itu sudah tidak berbahaya lagi.

Begitu menerima batu di tangannya, Shia pamit ke Kleo, dan dia segera mengajak Mia untuk mencari pandai besi terbaik di kota ini.

Setelah kepergian Shia dan Mia, Kleo segera masuk ke penginapan dan dia sudah di sambut Jeni.

Setelah sampai di kota ini beberapa waktu yang lalu. Kleo mengirim burung sihir ke tempat Jeni dengan tujuan memberi tahunya kalau dia ingin menemuinya. Lewat burung sihir itu pula, Kleo tau dimana Jeni menginap.

“Nona Kleo, mari kita ke kamarku!....” sambutan Jeni, dan dia mengajak Kleo menuju kamar tempatnya menginap yang berada di lantai dua.

Begitu sampai di kamarnya, Jeni mempersilahkan Kleo duduk di salah satu kursi yang ada di kamarnya, dan diapun segera duduk di kursi yang lain.

Dua gelas minuman segar sengaja Jeni siapkan untuk menyambut kedatangan Kleo, dan dengan begitu sopan Jeni mempersilahkan Kleo untuk meminum lebih dahulu minumannya.

“Setelah perjalanan jauh, Nona Kleo bukannya istirahat tapi justru memilih menemuiku. Pastinya ada hal penting yang ingin Nona bahas denganku!....” kata Jeni yang membuka obrolan di antara mereka berdua.

“Kamu memang cerdas, dalam sekejap bisa tau maksut kedatanganku” sejenak Kleo diam dan meminum kembali satu tegukan minumannya. “Aku ingin membahas soal Yuta” lanjut Kleo dengan mata melirik ke arah Jeni.

“Apa yang ingin Nona bahas tentang Yuta?....” tanya Jeni, dan diapun meminum minumannya meski hanya satu tegukan.

“Ada beberapa pertanyaanku untukmu soal Yuta, tapi aku akan memulainya dari surat pemberitahuan yang kamu kirim ke Perdana Menteri. Apa surat itu sudah di terima Perdana Menteri?....” tanya Kleo.

“Meski telat, surat itu sudah di terima Perdana Menteri” jawab Jeni.

“Apa yang membuatmu telat sampai di Ibu Kota?....”

“Sebuah batu yang tidak bisa aku hancurkan, menghambat perjalananku sehingga aku harus jalan memutar!....” jawab Jeni dengan ekspresi kekesalannya.

“Hahahahaha.... Ternyata batu itu juga menghambatmu, tapi sekarang kamu bisa lega, batu itu sudah Yuta runtuhkan dan tidak akan menghambatmu lagi” tutur Kleo yang membuat Jeni melotot ke arahnya.

“Seperti dugaanku, laki-laki itu memang sangat kuat” kata Jeni, dan tanpa dia sadari, kini rona wajahnya memerah saat dia memikirkan Yuta.

“Kamu menyukai Yuta?....”

“Uhuk, ehemm....” seketika Jeni terbatuk begitu mendengar pertanyaan Kleo.

“Itu sudah cukup menjawab pertanyaanku” kata Kleo yang semakin membuat merah wajah Jeni, dan perlahan Jeni menundukkan kepalanya.

Sebenarnya masih ada beberapa hal yang ingin Kleo tanyakan ke Jeni. Tapi karena dia sudah begitu sulit menahan tawa karena melihat tingkah Jeni, akhirnya dia urungkan niatnya. Setelah pamit ke Jeni, Kleo segera pergi dari penginapan Jeni dan dia bergegas mencari Shia dan Mia.

•>

Di tempat lain, terlihat Shia dan Mia yang sedang menunggu seorang pandai besi menyelesaikan pedang pesanannya.

Sebelum menemukan pandai besi tempat mereka sekarang menunggu. Shia dan Mia sempat berkeliling kota dan bertanya kesana kemari tentang tempat pandai besi terbaik, dan akhirnya mereka menemukan pandai besi yang mereka cari.

Pandai besi milik lelaki paruh baya bernama Dominic, menjadi tempat mereka melaksanakan tugas Kleo, yaitu menempa batu untuk di jadikan sebuah pedang.

Shia dan Mia pun baru tau, jika di kota ini membuat sebuah pedang hanya butuh waktu beberapa menit. Padahal di tempat asal mereka, untuk membuat sebuah pedang di butuhkan waktu beberapa jam bahkan sampai ada yang berhari-hari. Mungkin karena perbedaan kecanggihan alat, sehingga ada begitu besar perbedaan waktunya.

Belum sampai satu jam, Shia dan Mia sudah menerima sebuah pedang jadi yang terbuat dari batu yang tadi mereka bawa.

Pedang itu berwarna hitam, tajam dan begitu ringan meski ukurannya cukup besar. Dominic yang sudah puluhan tahun membuat segala jenis pedang dari bermacam bahan baku, baru kali ini dia sangat kagum dengan pedang buatannya sendiri.

Bahan baku yang sangat luar biasa, bahkan di hatinya Dominic sempat bertanya-tanya. Apa nama bahan baku itu, dan dari mana dua wanita itu mendapatkannya?....

Setelah membayar satu keping emas, Shia dan Mia segera pergi meninggalkan pandai besi milik Dominic. Memang cukup mahal, namun harga cukup sebanding dengan hasil.

Sekarang, Shia dan Mia ingin segera mencari Kleo. Namun belum juga mencari, justru Kleo lah yang lebih dulu menemukan mereka.

Shia dan Mia menunjukkan ke Kleo pedang di tangan mereka. Melihat Kleo yang puas dengan tugas yang di berikan ke mereka, membuat Shia dan Mia senang, dan rasa senang Shia dan Mia semakin bertambah begitu mereka tau pedang itu ternyata untuk tuan baru mereka, Yuta.

•>

•>


Pov Yuta.


“Tok..tok..tok.. Waktunya makan malam!....”

Suara merdu seseorang aku dengar berasal dari balik pintu setelah dia tadi beberapa kali mengetuknya.

Aku yang baru mandi dan berganti pakaian, segera membukakan pintu. Begitu pintu terbuka, aku melihat seorang lelaki yang tidak aku kenal.

“Kenalin, namaku Evans, dan aku tinggal di samping kamar kamu” kata lelaki berambut pirang dengan telinga agak panjang dan bola mata berwarna biru.

“Kamu dari bangsa peri hutan?....” tanyaku.

“Iya, itu bangsaku, dan kamu belum memperkenalkan diri kamu wahai pengendali roh!....” kata Evans.

“Aku Yuta, dan tunggu dulu!.... Apa maksut kamu dengan pengendali roh?....” tanyaku.

“Dari cahaya warna warni yang ada di sekelilingmu, aku tau kamu adalah seorang pengendali roh” jawab Evans.

“Cahaya apa?.... Aku tidak melihat cahaya di sekelilingku” ungkapku.

“Hanya seorang peri hutan garis keturanan raja yang bisa melihat seorang pengendali roh, dan kebetulan aku masih keturunan seorang raja” terang Evans.

“Ah, aku semakin bingung. Pengendali roh, keturunan raja, peri hutan. Lebih baik aku makan dan kembali tidur” kataku membatin.

“Kita bahas lagi masalah roh dan sebagainya di lain waktu. Sekarang lebih baik kita makan, aku sudah lapar!....”

“Begitupun denganku, perutku sudah keroncongan”.

Dengan menyudahi pembahasan soal roh, akhirnya aku dan Evans pergi ke tempat makan asrama yang ada di lantai satu asrama.

Di tempat makan aku serasa begitu di manjakan. Aku bebas memilih makanan yang mau aku makan, dan aku juga bebas memakan semua makanan sampai perutku kenyang.

Dengan cepat aku mengambil semua makanan yang ingin aku makan, tentunya dalam porsi besar. Aku acuhkan semua orang yang melihatku dengan tatapan aneh. Mungkin mereka bingung melihatku, tubuh tidak besar tapi porsi makan sangat banyak. Ya seginilah porsi makanku, menggunung dan satu loyang penuh. Tapi tidak butuh waktu yang lama, aku sudah menghabiskan seluruh makananku.

“Aku heran dengan porsi makanmu!.... Tubuh kamu kecil, tapi porsi kamu makan sebegitu banyak” ungkap Evans saat aku dan dia berjalan kembali ke kamar setelah menyelesaikan makan malam.

“Itulah aku, jika ada banyak makanan, aku tidak akan membuang kesempatan makan sepuasku. Tapi aku juga bisa menahan lapar dan haus selama satu minggu” kataku.

“Satu minggu tanpa makan dan minum!....” tutur Evans dengan ekspresi terkejutnya.

“Ya begitulah, itu cara latihan yang pernah di berikan orang paling menyebalkan padaku”.

“Sepertinya, ujian di hari esok sangat cocok denganmu” ungkap Evans.

“Ujian, bukannya hari ini kita sudah melakukannya” kataku.

“Hari ini cuma ujian sambutan, sedangkan besok adalah ujian yang sesungguhnya. Besok kita akan pergi ke labirin, dan tugas kita adalah mencari jalan keluar. Tapi jangan berharap kita cuma mencari sebuah jalan keluar, melainkan kita juga harus bisa mengalahkan monster-monster untuk sampai di jalan keluar”.

“Kalau kita tidak bisa mengalahkan monster, dan kita gagal menyelesaikan labirin, apa yang akan terjadi pada kita?....” tanyaku.

“Kalau gagal, kita pasti akan mengalami penurunan level. Tapi bisa juga kita langsung di tendang keluar dari Royal Elite Academy, jika level kita sebelumnya sudah terlalu rendah” jawab Evans.

“Seburuk itu ternyata!.... Baiklah, semoga besok keberuntungan menyertai kita” kataku.

“Semoga!....” kata Evans, dan bersamaan kami masuk ke kamar masing-masing.

Ujian labirin, aku sudah tidak sabar ingin menaklukkannya. Semoga aku bisa, dan harus bisa....

•>

•>

Bersambung....



Catatan :

• Selamat tahun baru untuk semuanya.

• Untuk cerita yang satunya akan up besok.

• Kritik dan saran selalu saya tunggu.
Met tahun baru juga peace love
 
Yuta.
Pengendali roh...!
Wow kejutan yg luar biasa, kleo saja tidak tau.
 
Selamat tahun baru 2020 semoga suhu sehat selalu dan dan banyak rejeki.....

Di tunggu suhu lanjutannya...😁😁
 
Semakin menarik dan menghanyutkan. Seolah kita berada dalam cerita tsb. Luar biasa memang suhu @ryan9933

Selamat tahun baru semoga bahagia dan sejahtera
 
Sumpah, ini sih keren bgt ceritanya....***k sabar nunggu kanjutannya
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd