Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG MissRossa Sex Adventure Series



Masa Pacaran
by : MissRossa

Setelah sekian lama, akhirnya aku punya pacar lagi. Pria yang sebenarnya sudah aku kenal lama, tapi sebatas teman sekolah. Kubuka hati ini karena insting kewanitaanku merasa, pria ini adalah pria bertanggung jawab dan bukanlah tipikal pria yang suka bermain-main.

Enjoy The Story 😘😘😘

Hai semuanya, aku Rossa. Atau kalian bisa panggil aku MissRossa. Kenapa harus pake Miss ? Karena menurutku lebih menarik aja, ketimbang kalian panggil aku mbak.


Pacarku, mas Harno Prabowo. Seorang wirausahawan yang sukses dimataku. Di usianya yang masih muda, begitu mudahnya dia menghasilkan uang yang besar bagi seumurannya. Usahanya di bidang properti, sebuah bidang yang kupikir dulunya hanya bisa dilakukan oleh orang yang duitnya gede.


Sebenarnya dia bukan orang asing di hidupku, karena dulu kami satu kelas di SD. Hanya saja belum ada ketertarikan satu sama lain. Awal kisah cinta kami bermula ketika aku bertemu dengannya lagi karena dia datang ke pabrik tempat kerjaku untuk order salah satu produk di kerjaanku. Pembeliannya cukup besar, makanya aku diminta boss untuk mengurusnya. Dan ga kusangka, ternyata klien itu adalah mas Harno, teman SD ku dulu.


Ya, dari setelah lulus SD, sampai dewasa, kami memang tidak pernah ketemu lagi. Selain karena memang tidak ada reuni, aku sendiri saat SMA sudah mulai bekerja sambilan di tempat kerjaku ini sebagai karyawati outlet. Sebulan hanya mendapatkan jatah libur 2 hari. Jadi praktis, ga ada waktu untuk hal-hal yang bisa dilakukan oleh seumuranku saat itu. Sementara mas Harno, sempat mengenyam bangku sekolah di luar kota juga. Jadi mungkin itulah kenapa baru sekarang kami bisa ketemu lagi.


Karena urusanku dengan mas Harno bakal makan waktu beberapa hari, akhirnya aku bertukar pin BB saat itu. Dan dari sanalah kami aktif berkirim pesan. Menanyakan progress pembelian produk dan pengiriman, dan pastinya hal-hal lain, terutama kenangan saat SD dan kabar-kabar lainnya.


Makin hari, makin intens lah kami saling berkirim pesan. Bahkan karena sudah sering berkirim pesan, aku sampai tidak sadar bahwa sebenarnya proses pembelian sudah selesai. Tapi saking aku begitu nyaman chatting dengannya, obrolan dunia Maya kami terus berlanjut.


Suatu ketika mas Harno nanya ke aku apakah aku bisa libur di hari Minggu.


"Ross, Minggu libur ga ? Muncak yuk." Tulis mas Harno di pesannya. Muncak adalah kata yang dia gunakan untuk mendefinisikan perjalanan ke daerah pegunungan. Bukan muncak dalam arti sebenarnya, yang harus mendaki gunung.


"Libur mas, sama siapa ?" Tanyaku.

"Ya kita berdua aja." Balasnya.


Pikiranku sempat berhenti sejenak. Mendalami ajakannya. Apakah ini ajakan kencan, atau sekedar pergi bersama teman. Jujur saja saat itu aku mengakui nyaman ngobrol dengannya di BBM. Tapi untuk jatuh cinta sih belum. Tapi dengan ngajak aku pergi berdua kaya gini, bukankah ini tanda kalo dia "berusaha" deketin aku, pikirku saat itu.


"Bisa mas. Mau berangkat jam berapa ?"

"Nanti aku jemput di rumah jam 8 ya." Balas mas Harno.


Kubaca lagi pesan itu. Ya, dia ngajak aku pergi berdua. Ga mungkin rasanya kalo hanya sekedar ngajak jalan dengan status "temen sekolah". Tapi ya sudahlah, daripada aku terlalu percaya diri kalo dia tertarik sama aku, mending kuanggap ini adalah jalan-jalan sama temen. Takutnya malah kecewa kalo pikiranku jadi macem-macem.


Hari yang dinanti pun tiba, pagi itu aku udah menunggu mas Harno di teras rumah ditemenin secangkir teh panas. Aku juga udah selesai mandi dan dandan. Intinya begitu mas Harno dateng, tinggal pamitan sama orang tua dan langsung berangkat ke tujuan. Sekitar 10 menit aku menunggu, mas Harno datang dengan motor gedenya. Ga usah berpikir itu motor HD ya, engga kok, cuman motor laki aja, bukan skutik maksudku.


Sesampainya di rumah, mas Harno langsung turun dan memintaku manggil ibuku. Ibuku keluar dengan keheranan karena gimana bisa aku ketemu lagi dan bakal main bareng sama temen SD ku hari ini. Akhirnya mas Harno ngomong ke ibuku kalo dia mau ngajak aku jalan-jalan. Ibuku pun ngasi ijin dan pesen kalo pulangnya jangan malem-malem.


Singkatnya, aku dan mas Harno berangkat dari rumahku menuju ke kawasan pegunungan yang jadi tujuan kami, sekitar jam 9.30 pagi. Jalanan terbilang ramai, karena emang hari Minggu ya. Waktunya orang libur dan ingin refreshing keluar rumah. Untungnya mas Harno adalah orang dengan wawasan yang luas. Dia ngambil jalan yang berbeda dari orang pada umumnya. Jalur yang mungkin hanya "orang lama" yang paham dengan jalur ini. Jadilah kami lancar dalam perjalanan karena mengambil jalur yang tidak banyak dilalui orang. Hanya penduduk sekitar yang wara wiri melalui jalan itu.


Kami sampai di tujuan kami sudah hampir jam 10. Namanya kawasan pegunungan, ya pastilah banyak warung-warung dan resto yang menunya hampir sama satu dengan yang lain. Sate, dan mie. Beberapa juga nawarin nasi goreng juga. Mas Harno membelokkan motornya ke salah satu warung yang ada di ujung. Best View banget sih menurutku, karena kita bisa liat dataran yang lebih rendah dari sini, dengan jangkauan pandang yang luas.


Aku dan mas Harno ngambil tempat di salah satu meja yang masih kosong. Aku liat beberapa pasangan muda lagi asik menikmati pemandangan sembari makan di warung itu. Mas Harno pesen nasi goreng pedes plus kopi hitam panas, dan aku pesen mie rebus dengan 2 telor.


Nunggu pesanan kami datang, mas Harno mengawali pembicaraan dengan pertanyaan yang sifatnya bercanda tapi serius. dan pertanyaan ini sebenernya bisa disederhanakan.


"Ga ada yang marah kan kalo kita jalan berdua gini ?" Tanyanya. Pertanyaan khas para cowo yang sebenernya pengen tahu, si cewek udah punya pacar belom. Padahal kan bisa disederhanakan. "Kamu udah punya pacar ?" Tapi kayaknya terlalu gengsi kalo cowo harus tanya secara frontal kaya gitu.


Aku tersenyum sebelum menjawab pertanyaan itu. "Ga ada kok, ga punya pacar juga." Kataku sambil memberikan jawaban yang lebih pasti. Agar dia tahu kalo aku belum ada pacar.


"Oh, aman deh kalo gitu. Hehehe.." katanya sambil nyengir.


Padahal aku yakin banget kalo dalam hati dia jingkrak-jingkrak kegirangan. Para cowo kan gitu kan ya ? Tapi kalo targetnya masi available, pasti senengnya bukan main. Selanjutnya bakal pepet terus sampe dapet.


"Udah lama jomblonya ?" Tanya dia.


Ini pertanyaan pria untuk ngorek keterangan tentang masa lalu. Mencari informasi kekurangan mantan terdahulu, untuk bahan peningkatan diri. Jadi si target bakal luluh karena dianggap bisa mengisi kekosongan.


"Udah setahun lebih lah" jawabku sekenanya. Meskipun kayanya sih lebih deh. Hihihi…


Sebelum dia melontarkan pertanyaan selanjutnya, obrolan kami disela sama mbak-mbak warung yang nganter pesenan kami.


"Ya udah makan dulu aja yuk." Ajaknya setelah semua pesanan kami terhidang.


Akhirnya kami pun makan apa yang sudah tersaji, meskipun diselingi sama obrolan ringan pertanyaan-pertanyaan tentang kesukaanku dan keseharianku.


Singkatnya, kami selesai makan di tempat itu, tidak langsung pulang. Tapi sedikit jalan-jalan dulu menikmati keindahan alam pegunungan.


Kami sampai di rumah sekitar jam 4 sore. Dia ga berkenan mampir dulu barang sebentar di rumah. langsung pamit ke orang tuaku. Sebelum berlalu, dia sempet tanya kapan bisa jalan lagi. Tapi kujawab sambil senyum, "ntar aku BBM aja ya."



************************


Kubuka jaket, atasan dan celana panjang ku, dan menyisakan dalaman aja. Kuambil kimono handukku trus masuk ke kamar mandi. Kubuka dan Kugantungkan kimono handukku ke kapstok kamar mandi.


Kuraih kaitan braku dan kulepaskan, saking tersiksanya dalam cengkraman braku, kedua susuku seperti meloncat keluar saat kaitan bra lepas. Seakan berusaha membebaskan diri secepat mungkin saat kuncian sudah lepas. Kugantungkan pula braku di kaitan kapstok kosong yang baru terisi kimono handukku saja.


Pas akan melepas celana dalem, tanganku sedikit menyenggol bagian luar memekku yang masih terbungkus celana dalem. Aku bisa ngerasain ada sesuatu yang basah disana. Coba kuraba pake telapak tangan kiriku, bener ternyata. Bagian depan celana dalem ku basah. Kulepas celana dalem itu, lantas kupegang bagian yang basah. Ini pastilah cairan cinta memekku.


Ya emang sih, selama perjalanan pulang aku bisa ngerasain denyutan memekku di bawah sana. Ga ngerti juga sih, soalnya ini pengalaman baru juga buat aku. Walaupun sebenernya aku pernah belajar kalo misalkan vagina terangsang, maka dia bakal ngeluarin cairan. Persis seperti sekarang ini.


Jadi keinget selama perjalanan tadi, emang sih belum jadian ataupun komitmen apapun, tapi kok ga tau kenapa, nempel ke dia tuh berasa nyaman banget. Ya awalnya sih risih pas mau pegangan ke dia, karena dia naik motornya kenceng banget. Mau ga mau harus pegangan lah akunya. Tanpa ijin dia, kulingkarkan tanganku ke pinggangnya pas dia melaju ngebut. Posisi itu ya akhirnya bikin kedua toket ku yang emang bawaan dari sono gede, jadi nemplok tuh ke punggung dia.


Jadilah rasa deg-degan yang sekaligus juga horny itu yang bikin memekku jadi basah. Ga nyadar, tanganku udah ngelus tuh bagian klitorisku. kugesek pelan dengan kombinasi jempol dan jari telunjuk.


Uuuuuhhhh, rasanya kaya disetrum. Bulu kuduk jadi meremang.


Daripada nanti keterusan, akhirnya aku berhenti membelai klitorisku. Segera aku memulai dan menyelesaikan mandiku sore itu.



************************


Dia jemput ke rumah sekitar jam 7 malam. Malem ini aku janjian lagi sama mas Harno untuk keluar. Dipilihlah tujuan kami ke alun-alun kota. Abis pamitan ke orang tuaku, kami segera meluncur ke tujuan.


Kami ambil tikar kosong di salah satu warung, trus minta buku menu. Kupesan 2 porsi nasi ayam bakar + 2 gelas es teh.


"Cantik banget malem ini" pujinya setelah aku pesen makanan.


"Halah, gombaaaaaall…" jawabku sambil sedikit mendorong badannya.


"Beneran kok." Katanya sedikit datar dan serius.


Nungguin makanannya dateng, mas Harno ngajak aku ngobrol masalah pembelian produk dari tempat kerjaku. Menurutnya kualitas produknya bagus banget, sayangnya kenapa dijual terlalu murah. Padahal masih bisa dijual lebih tinggi lagi. Kujawab pertanyaannya dengan detail. Aku bilang, karena bossku memang sengaja mematok harga yang murah agar marketnya lebih besar. Jadi bisa ngejangkau pasar yang lebih luas.


Ngobrol ngalor ngidul, akhirnya makanan pun datang. Kami pun langsung menyantap sajian malam itu dengan iringan para pengamen yang entah berapa kali lewat di meja kami. Ya maklum aja sih, namanya juga alun-alun kota, pastilah ramai sama pengamen. Kadang diselingi juga candaan mas Harno tentang lucunya orang-orang di sekitar kami.


Selesai makan, lanjut ngobrol lagi. Yah begitulah dinamika orang lagi PDKT, ngobrol tentang sudut pandang masing-masing, ngobrol tentang keseharian, ngobrol tentang masa lalu, dan pastinya ngobrol keseruan masa sekolah.


Sampai di suatu momen keheningan kami, mas Harno meraih tanganku. Mata kami saling beradu. "Kamu mau ga jadi pacarku ?"


Deg, inilah momen puncak dari pertanyaan di hatiku sebelumnya. Yang udah pernah terpikirkan saat pertama kali dia mengajakku jalan-jalan. Akhirnya dia utarakan. Dia nembak aku.


Sebenernya ga kepikiran juga kalo bakal langsung ditembak saat pertemuan baru dua kali. Tapi sebenernya ga ada masalah juga sih, toh sebelumnya kami udah saling kenal. Beda cerita kalo sebelumnya kami ga saling kenal dan dia nembak di pertemuan kedua.


Aku terdiam saat matanya menatapku serius. Kombinasi antara menunggu jawaban dan keseriusan dalam perkataannya. Aku menghela nafas panjang untuk mengakhiri momen hening diantara kami.


"iya, aku mau." Jawabku tegas. Plong sekali rasanya menjawab permintaannya. Hatiku yang udah hampir 2 tahun kosong akhirnya terisi sosok pria lagi. Pria yang kukagumi kepribadiannya, kegantengannya, dan kewibawaannya. Sebenarnya setelah aku resmi menjomblo, ada aja sih yang dateng silih berganti untuk pendekatan, tapi banyak diantara mereka belum membuat aku sreg. Aku merasa mereka bukanlah pria yang serius menjalani hubungan untuk berprogress ke jenjang yang resmi. tapi dengan mas Harno, aku yakin dia bukanlah orang yang sedang main-main.


Malam itu aku diantar pulang sampai di rumah jam 10 malam. Kulambaikan tanganku mengiringi berlalunya mas Harno dari rumahku. Sesampainya di kamar, aku langsung rebah di kasur, senyum-senyum sendiri. Seneng banget rasanya, ada pria lagi di hatiku.




**************************



"Cieeeeeeee… Yayaaaang…" sorak temen-temen kerjaku kompak kaya paduan suara pas ngeliat aku dijemput sama mas Harno.


Sore itu mas Harno udah sampe di tempat kerjaku sekitar jam 4 lebih dikit. Mungkin ga terlalu lama dia nunggu, kebetulan kalo Sabtu pasti kami bisa pulang on time. Setelah terima upah dari pemilik pabrik, karyawan bisa langsung prepare pulang. Ya, seperti hari ini.


Tadi jam 2 aku sudah ngasih pengumuman buat seluruh karyawan pabrik kalo upah mingguan mereka udah siap untuk diambil. Aku memang bekerja sebagai administrasi keuangan di pabrik ini, jadi semua pengeluaran dan pendapatan pabrik ini, aku yang mengatur semuanya. aku sendiri sudah lebih dari 5 tahun mengabdi di tempat kerjaku ini, meniti karir dari bawah, mulai penjaga outlet sampai naik ke bagian administrasi.


Aku adalah karyawan termuda yang punya posisi bagus di tempat kerjaku ini, mayoritas karyawan disini berusia diatas 35 tahun. Ada plus minus sih ketika sehari-hari aku harus bergaul dengan mereka yang lebih tua. Positifnya adalah cara berpikirku tentang kehidupan, terutama soal uang dan masalah rumah tangga, jauh lebih baik ketimbang seumuranku yang lebih banyak bergaul dengan sebaya. Minusnya adalah, tak sedikit dari mereka, para karyawan laki di tempat kerjaku ini, terutama yang statusnya duda, sering menggodaku. Awalnya sedikit risih sih, tapi lama kelamaan jadi terbiasa.


Tak jarang kata-kata yang nyerempet ke hal jorok jadi aku dengar. Wajar saja karena jokes jorok yang mereka lontarkan dianggap biasa bagi mereka mayoritas yang seumuran, tapi buatku masih jadi hal yang kurang etis. Hal-hal seputar masalah rumah tangga, khususnya tentang sex menjadi obrolan yang terbilang menjadi bahan perbincangan mereka di sela kesibukan. Bagaimana mereka melayani pasangannya, apa saja fantasi sex pasangan mereka, dan sejenisnya adalah bagian dari hal-hal yang sering kudengar.


Tapi meskipun begitu, aku tetap merasakan energi positif di tempat kerjaku ini. Tak jarang aku mendapatkan bantuan dari mereka mulai dari hal kecil sampai hal besar.


Salah satu saran terbaik dari mereka yang sangat berguna di malam pertama pernikahanku adalah agar aku melakukan apapun permintaan suamiku. Apapun, ya, apapun. Jangan sampai suami kecewa di malam pertama karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Saran dari mereka itulah yang aku pegang sebagai pedoman.


Kuraih helm yang disodorkan oleh mas Harno, dan lekas kupakai. Aku naik ke motornya, dan langsung melingkarkan tanganku ke pinggang dia. Aku melambaikan tanganku ke temen-temen kerjaku seperti miss universe saat motor mas Harno mulai melaju meninggalkan pabrik tempat kerjaku.


Malam ini, mas Harno bilang katanya mau ngajak aku ke sebuah resto steak yang aku inginkan beberapa hari lalu. Kami emang setidaknya punya jadwal ketemu 3 kali dalam seminggu. Dan beberapa hari lalu sebelum mas Harno pulang setelah mengantarku, aku bilang sama dia kalo aku ke pengen resto steak yang aku tahu dari Instagram. Dan hari ini, akhirnya dia menyanggupi permintaanku.


Boleh dibilang, pacaran dengan mas Harno ini tidak seperti pacaranku dengan mantan-mantan terdahulu, yang lebih sering mengajakku ke warung makan pinggir jalan. Mas Harno selalu mengajakku ke tempat-tempat yang lagi hot di media sosial. Sebenernya wajar sih, dulu aku pacaran sama sesama mahasiswa yang mungkin secara finansial tak sebagus mas Harno. Tapi dengan mas Harno ini, kemanapun aku minta, dia selalu mewujudkannya. Tapi sesekali, mas Harno juga menunjukkan gaya hidup aslinya yang sederhana. Makan di rumah makan Padang adalah salah satu favoritnya.


Sebelum berangkat malem mingguan, mas Harno lebih dulu mengantarku pulang ke rumah karena aku harus mandi dan dandan terlebih dulu pastinya. Ga mungkin kan pacaran cuman polos tanpa riasan. Hihihi…


Mungkin sekitar 1 jam aku mandi dan menyelesaikan dandanku. Kemudian aku keluar kamar, menemui mas Harno dan bilang kalo aku sudah siap. Aku dan mas Harno pun berpamitan terlebih dahulu pada orang tuaku. Dan layaknya orang tua pada umumnya, mereka pesen agar pulang tidak larut malam. Segera aku dan mas Harno berangkat dari rumahku, yang saat itu sudah jam 5 lebih, hampir masuk waktu Maghrib. Tapi sebelum menuju resto steak yang aku inginkan, sebelumnya kami mampir ke rumah mas Harno terlebih dahulu untuk sholat Maghrib.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd